ALOPESIA ANDROGENIK
Oleh :
Nurvita Rosidi, S.Ked
K1B1 20 006
PEMBIMBING:
dr. Siti Andayani, M.Kes, Sp.KK
A. PENDAHULUAN
kecuali telapak tangan, telapak kaki, bibir kuku dan sebagian genetalia.
suatu siklus pertumbuhan rambut yang terdiri dari fase anagen, katagen dan
penyebab tersering kebotakan baik pada pria dan wanita. Ditandai dengan
miniaturisasi progresif dari folikel rambut dengan fase anagen yang pendek
dan umumnya memiliki pola distribusi yang spesifik. Penyebab AGA yaitu
Tatalaksana pada AGA yang telah disetujui oleh Food and Drug
3
spironolacton memberikan hasil yang baik sebagai terapi pada alopesia
androgenik.2,5
B. DEFINISI
bentuk alopesia dengan pola spesifik, ditandai dengan hilangnya rambut yang
tebal dan berpigmen secara progresif diganti dengan rambut velus yang halus
rambut akibat gangguan siklus folikel rambut. Pada AGA, durasi fase anagen
memendek dan fase telogen memanjang sehingga rambut baru lebih pendek,
merujuk pada bentuk kerontokan rambut baik pada pria maupun wanita
C. EPIDEMIOLOGI
rambut. Paling sering terjadi pada pria, namun wanita juga dapat terkena.
AGA memiliki prevalensi sekitar 30% pada pria kulit putih usia 30% dan 50%
pada usia 50 tahun. AGA dapat terjadi pada semua ras, namun lebih jarang
4
Pada wanita, prevalensi AGA meningkat seiring peningkatan usia. 3-
13% terjadi pada dekade ke-3 sampai ke ke-4, menjadi 14%-28% pada wanita
D. FISIOLOGI
seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku dan bibir. Jenis
rambut pada manusia secara garis besar digolongkan menjadi 3 jenis yaitu: 10
1. Rambut lanugo
Folike; membentuk rambut lanugo yang pendek, halus, dan akan rontok
rambut velus.
2. Rambut velus
Rambut velus adalah rambut yang pendek dan halus. Rambut tipe
3. Rambut terminal
mengandung medulla. Terdapat pada rambut kepala, bulu mata dan alis.
Saat pubertas, folikel rambut velus pada daerah aksila dan genitalia
Pada laki-laki akan tumbuh rambut terminal pada daerah dagu dan dada
5
a. Analogi rambut
terhadap kekeringan dan pengaruh lain. Dari luar, lapisan ini bersusun
seperti genting
3. Medulla terdiri atas 3-4 lapis sel kubus yang berisi keratohialin , badan
tangan, kaki, glans penis dan labia minora. Jumlahnya 5 juta pada badan
dan 100.000 pada kulit kepala. Kepadatan folikel rambut di kulit kepala
adalah 500-700 per cm2 waktu lahir, menurun menjadi 250-350 per cm2.
6
Rambut ikal memiliki penampang rambut berbentuk elips sedangkan
dengan warna kulit yang aktivitas melanosit dipengaruhi oleh sinar ultra
rambut.
dan regio tempat rambut tersebut tumbuh dan juga dipengaruhi oleh faktor
mendorong sel-sel yang lebih tua ke atas. Aktivitas ini lamanya antara
7
bagian bawahnya melebar, dan mengalami pertandukkan sehingga
dan berbentuk tunas kecil yang membuat rambut baru sehingga rambut
berkisar 10-15%.
telogen sekitar 100 hari. Oleh karena itu, perbadingan antara rabut anagen
dan telogen berkisar antara 9:1. Jumlah folikel rambut pada kepala
manusia sekitar 100.000. rambut pirang dan merah jumlahnya lebih sedikit
dari rambut hitam. Jumlah rambut yang rontok per hari 100 helai. Densitas
folikel rambut pada bayi 1135/cm2 dan berkurang menjadi 615/cm2 pada
usai 30an karena meluasnya permukaan kulit. Pada usia 50an ada
E. ETIOLOGI
Faktor genetik autosomal dominan jika kedua orang tuanya penderita alopesia
8
merupakan hasil konversi dari hormon testosteron dengan bantuan enzim 5
antara lain:7
kusam.
dikonsumsi.
F. PATOFISIOLOGI
rambut dan biasanya terjadi pada fase anagen. Pemendekan fase anagen
9
Papilla dermis yang berasal dari mesenkim memegang peranan
penting pada folikel rambut dan menentukan tipe rambut yang diproduksi.
dan akan berikatan kuat pada reseptor androgen yang banyak terdapat pada
folikel rambut terutama daerah frontal dan vertex. Setelah androen berikatan
ini menyebabkan fase anagen menjadi lebih singkat dan fase telogen lebih
kimia produk rambut dan sinar ultraviolet yang melepas radikal bebas dan
10
inflamasi pada folikel rambut. Faktor-faktor tersebut mengubah folikel rambut
terminal yang seharusnya panjang, tebal berpigmen menjadi kecil, tipis dan
kurang berpigmen.1,7
G. KLASIFIKASI
Tipe IIa: garis batas rambut 2 cm anterior dari garis korona diantara kedua
daun telinga
yang semakin jelas terlihat, simetris, dan dibatasi oleh rambut daerah
frontal
Tipe IIIa: garis batas rambut tepat di pertemuan garis korona dan diantara
Tipe III vertex: kebotakan dominan terjadi pada area vertex dengan
dibandingkan tipe III dan sangat sedikit rambut atau bahkan tidak ada lagi
rambut di daerah vertex. Kedua area ini dipisahkan oleh jembatan rambut
yang telah menipis dan kedua ujungnya menyatu dengan rambut dibagian
temporal
11
Tipe IVa: garis batas rambut melewati garis korona diantara kedua daun
Tipe VII: tipe kebotakan paling berat, rambut yang tersisa di tepi sisi
kanan dan kiri dan oksipital dengan pola menyerupai tapal kuda. Rambut
Tipe I: mulai terjadi pengurangan rambut pada area frontal dan vertex
12
Tipe II: mulai tampak pengurangan rambut yang signifikan, rambut
Tipe III: kebotakan rambut terlihat jelas, tetapi rambut dibagian frontal
masih ada.
H. DIAGNOSIS
progresif, tampak penipisan rambut atau kebotakan yang bertahap dari area
frontal ataupun vertex. Gejala awal terjadi kemunduran garis rambut frontal
sehingga dahi terlihat bertambah lebar membentuk huruf “M” dan menipisnya
daerah frontal dan vertex. Dapat disertai rasa gatal atau terbakar. Terdapat
13
riwayat penyakit sistemik dan penggunaan obat-obatan dalam 1 tahun terakhir
serta riwayat keluarga dengan penipisan rambut atau kebotakan. Gaya hidup
seperti menyisir rambut atau mengikat rambut terlalu ketat, merokok, paparan
frontal dan vertex, tampak lebih jelas dengan bantuan kaca pembesar. Selain
itu dapat dilakukan evaluasi batang rambut dengan menilai panjang, diameter
dan kerusakannya. Pada kulit kepala dapat dinilai apakah ada peradangan atau
eritema1,7
1. Wash test
hari. Setelah 5 hari, rambut dicuci dengan shampoo dan rambut yang
dipisahkan antara yang panjangnya kurang dari 3 cm dan lebih dari 5 cm.
Pada AGA, lebih dari 10% rambut yang rontok adalah rambut vellus (yang
panjangnya kurang dari 3 cm) dan jumlah rambut yang rontok kurang dari
sampai keempat rambut tidak dicuci dan rambut disisir hanya sekali sehari.
14
plastik atau amplop setiap hari. Jika rata-rata rambut yang rontok >100
efluvium.9
3. Pull test
lembut dengan kekuatan cukup dari dasar sampai akhir rambut terminal.
Tes negatif apabila ≤ 6 helai rambut atau <10% helao rambut rontok.
Positif apabila > 6 helai rambut atau 10% rambut rontok. Umumnya pada
4. Mikroskopis
beberapa helai rambut (akar dan batang rambut) menggunakan kaca objek.
pendek dan berbentuk gada, tanpa selubung akar serta tidak berpigmen
15
5. Dermoskopi
diameter 1 mm, bintik kuning dan area kebotakan tanpa folikel rambut
6. Fotografi serial
jelas9
7. Histopatologi
pada ujung duktus sebasea akan tampak diameter batang rambut yang
terminal dan vellus umumnya kurang dari 4:1. Pada biopsi vertikal
8. Pemeriksaan laboratorium
16
Beberapa sudi menyarankan pemeriksaan laboratorium seperti
I. DIAGNOSIS BANDING
1. Efluvium telogen
kronik yang dihubungkan dengan faktor hormonal, nutrisi, obat dan bahan
kimia serta penyakit kulit dan sistemik. Etiologinya berupa demam >390
tuberkulosis, pasca partus, pasca natal, psikis dan kronis (riwayat keluarga
dan hormonal). 10
selubung dalam dan luar rambut serta rambut anagen hanya tercabut
dengan hair pluck. Jika rambut anagen tercabut dengan hair pull,
17
menunjukkan diagnosis anagen efluvium, alopesia areata atau loose
anagen syndrome.10
2. Alopesia areata
mengenai rambut dan kuku. Dapat mengenai semua umur, namun 50%
dibandingkan laki-laki.
organ, jumlah sel T perifer yang abnormal serta autoantibodi pada folikel
rambut.10
yaitu rmabut gada yang menyempit di bawah dan mudah lepas. Folikel
anagen pada area ini menunjukkan inflamasi peribulbar. Pada fase awal
awal. Pada keadaan lanjut, terdapat infiltrat limfosit di papil dermal dan
dengan kelainan organ lain seperti kuku dan mata (glaukoma) atau
18
penyakit-penyakit seperti rinitis alergi, asma, dermatitis atopk, kelainan
J. PENATALAKSANAAN
1. Topikal
a. Minoxidil
b. Kortikosteroid
19
foam, gel, krim atau ointment dioleskan pada kulit kepala dengan dosis
mh/0,1 ml) per 1 cm2 area dalam jarak 1-2 bulan. Pengobatan
c. Antralin
1% dalam bentuk salep atau krim dioleskan 1-2 kali sehari selama 3-9
bulan.1,2
d. Ketokonazole
meningkatkan densitas, ukuran dan proporsi fase anagen pada pria 21-
20
2% juga diduga berpotensi mencegah produksi DHT dan menghambar
e. Terapi sinar
Tepai sinar menggunakan low level laser (light) therapy (LLLT) dapat
rambut.7,9
2. Sistemik
a. Spironolakton
21
produksi testosteron di kelenjar adrenal, secara kompetitif memblok
b. Finasterid
maupun ketebalan rambut pada anita pre dan post menopause dengan
22
bulan. Kerontokan rambut dapat terjadi kemmbali sesudah pengobatan
dan depresi.7,9
c. Dutasterid
I dan II, memiliki potensi 3 kali lebih kuat menghambat enzim 5-alfa
reduktase tipe II, serta 100 kali lebih kuat menghambat enzim 5-alfa
kadar DHT serum sampai 90% dan kadar DHT dik kulit kepala sampai
41%. Dengan dosis 0,5 mg/hari selama 6-12 bulan dutasterid efektif
Defisiensi beberpa jenis vitamin dan mineral seperti vitamin B6, B12,
23
IU/hari. Kombinasi kalsium pantotenat 60 mg dengan tiamin nitrat 60
e. Transplantasi rambut
rasa kebas pada kulit kepaala yang bersifat sementara dan skar. 7
K. KOMPLIKASI
L. PROGNOSIS
24
hanya terjadi penipisan dan jarang meluas menyebabkan kehilangan rambut
secara total.12
data yang menunjukkan risiko kanker prostat dua kali lipat dan insiden
kematian akibat kanker prostat yang lebih tinggi pada pasien dengan alopesia
androgenik.12
25
DAFTAR PUSTAKA
Available from:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad
=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiV16HG9Zb2AhWkSmwGHcmEDmsQFnoEC
AUQAQ&url=https%3A%2F%2Fojs.unud.ac.id%2Findex.php%2Feum%2Far
ticle%2Fdownload%2F4937%2F3727&usg=AOvVaw2xSiDMG9KKamwqf-
Is6vJy
androgenetic alopecia. Berkala ilmu kesehatan kulit dan kelamin. April 2021;
33(1): 63-9.
6. Paus R, Olsen EA, Messenger AG. Hair growth disorders. In: Wolf K,
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editors.
26
Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 8th ed. New York: McGraw
Hill; 2012.p.753-77
11. Robert PF. Androgenetic alopecia. Medscape. Jan 2022 [internet]. Available
from: https://emedicine.medscape.com/article/1070167-overview#showall
12. Chin HH, Tanuj S, Patrick MZ. Androgenetic alopecia. Statpearls. Nov 2021.
27