Anda di halaman 1dari 11

ANATOMI DAN FISIOLOGI RAMBUT DAN KULIT

1.1 Rambut
1.1.1 Anatomi Rambut
Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh
tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan bibir. Jenis rambut pada
manusia dapat digolongkan menjadi 2 jenis:
1. Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen,
terdapat di kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna. Rambut
terminal diproduksi oleh folikel-folikel rambut besar yang ada di
lapisan subkutis, dengan diameter rambut >0,03mm.
2. Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat
hampir di seluruh tubuh. Rambut velus di produksi oleh folikel-folikel
rambut kecil yang ada di lapisan dermis, dengan diameter rambut < 3mm
(Soepardiman, 2008). Rambut dapat dibedakan menjadi bagian-bagian
sebagai berikut:

a. Folikel Rambut, yaitu suatu tonjolan epidermis ke dalam berupa tabung


yang meliputi:

1) Akar rambut (folliculus pili), yaitu bagian rambut yang tertanam secara
miring dalam kulit.
2) Umbi rambut (bulbus pili), yaitu bagian terbawah akar rambut yang
mengalami pelebaran. Bagian terbawah umbi rambut adalah matriks
rambut, yaitu daerah yang terdiri dari sel-sel yang membelah dengan cepat
dan berperan dalam pembentukan batang rambut. Dasar umbi rambut yang
melekuk ini mencakup gumpalan jaringan ikat, pembuluh darah dan
saraf yang berguna untuk 16drene makanan kepada matriks rambut
(Kusumadewi; Brown dan Burns).

b. Batang Rambut, yaitu bagian rambut yang berada diatas permukaan kulit.
Batang rambut terdiri atas 3 bagian, yaitu kutikula (selaput rambut), yang terdiri
atas lapisan keratin yang berguna untuk perlindungan terhadap kekeringan
dan pengaruh lain dari luar; korteks (kulit rambut), terdiri atas serabut polipeptida
yang memanjang dan saling berdekatan; dan medulla (sumsum rambut), terdiri
atas 3-4 lapis sel kubus yang berisi keratohialin, badan lemak, dan rongga udara.
Rambut velus tidak memiliki medula (Soepardiman, 2008).

c. Otot Penegak Rambut (muskulus arector pili), merupakan otot polos yang
berasal dari batas dermo-epidermis dan melekat di bagian bawah kandung rambut.
Otot-otot ini dipersarafi oleh saraf-saraf 17drenergic dan berperan untuk
menegakkan rambut bila kedinginan serta sewaktu mengalami tekanan emosional
(Kusumadewi; Brown dan Burns).

Gambar Anatomi Kulit

Tabel 1.1 Struktur Rambut


1.1.2 Fisiologi
1. Pengaturan Suhu Badan

Rambut pada manusia memiliki fungsi yang beraneka ragam, salah satunya
ialah sebagai pengaturan suhu tubuh. Rambut yang menutupi kulit dapat
mengurangi kehilangan panas dari tubuh. Dalam kondisi yang dingin, pori-
pori rambut akan mengecil. Apabila dalam kondisi panas, maka kondisi
tersebut berlaku sebaliknya (M. Ridwan).

2. Fungsi Sebagai Alat Perasa

Rambut memperbesar efek rangsang sentuhan terhadap kulit. Sentuhan


terhadap bulu mata menimbulkan reflex menutup kelopak mata. Kepekaan
kulit terhadap sentuhan berbanding sejajar dengan kelebatan pertumbuhan
rambut. Maka kulit kepala dengan kelebatan pertumbuhan rambut 312/cm2
sangat peka terhadap sentuhan (Kusumadewi, dkk). Rambut meningkatkan
kepekaan kulit terhadap rangsangan sentuhan. Pada beberapa spesies yang lebih
rendah, fungsi ini mungkin lebih disempurnakan. Sebagai contoh, sungut kucing
sangat peka dalam hal ini. Peran rambut yang lebih penting pada hewan-
hewan rendah adalah konservasi panas, tetapi fungsi ini tidak begitu
bermakna bagi manusia yang relative tidak berbulu (Sherwood, 2001).

1.1.3 Siklus Aktivitas Folikel Rambut


Setelah pembentukan folikel rambut dan rambut, perkembangan folikel
rambut selanjutnya akan berhenti pada bulan ke-5 kehamilan. Folikel mengalami
involusi memasuki fase katagen, dimana papilla dermis akan mengalami
regresi dan akhirnya folikel memasuki fase istirahat. Sampai saat ini belum
diketahui mengapa papila dermis yang telah terbentuk harus mengalami
regresi terlebih dahulu dan kemudian mengalami aktivasi kembali (Erdina H.D,
2002). Siklus pertumbuhan folikel rambut adalah demikian. Sejak pertama
kali terbentuk folikel rambut mengalami siklus pertumbuhan yang berulang.
Fase pertumbuhan dan fase istirahat bervariasi berdasarkan umur dan regio
tempat rambut tersebut tumbuh dan juga dipengaruhi faktor fisiologis maupun
patologis. Siklus pertumbuhan yang normal adalah masa anagen, masa
katagen, dan masa telogen (Soepardiman, 2008).
1. Masa anagen: sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru
mendorong sel-sel tanduk yang lebih tua ke atas. Aktivitas ini
lamanya 2-6 tahun (Soepardiman, 2008).
2. Masa katagen: masa peralihan yang didahului oleh penebalan
jaringan ikat di sekitar folikel rambut, disusul oleh penebalan dan
mengeriputnya selaput hialin. Bagian tengah akar rambut menyempit
dan bagian dibawahnya melebar dan mengalami pertandukan sehingga
terbentuk gada (club). Masa peralihan ini berlangsung 2-3 minggu
(Soepardiman, 2008).
3. Masa telogen atau masa istirahat dimulai dengan memendeknya sel epitel
dan berbentuk tunas kecil yang membuat rambut baru sehingga
rambut gada akan terdorong keluar (Soepardiman, 2008).

Lama masa anagen adalah berkisar 1000 hari, sedang masa telogen sekitar 100
hari sehingga perbandingan rambut anagen dan telogen berkisar antara 9:1.
Jumlah folikel rambut pada kepala manusia sekitar 100.000, rambut pirang
dan merah jumlahnya lebih sedikit dari rambut hitam. Jumlah rambut yang rontok
per hari 100 helai. Densitas folikel rambut pada bayi 1135/cm2 dan berkurang
menjadi 615/cm2 pada umur tiga puluhan, karena meluasnya permukaan kulit.
Pada umur 50 tahunan ada pengurangan beberapa folikel sehingga jumlah
menjadi 485/cm2. Untuk mengetahui jumlah rambut anagen dan telogen
diperiksa rasio rambut anagen terhadap telogen yang disebut trikogram,
sedikitnya 50 helai rambut halus dicabut dan diperiksa untuk menghindari
deviasi standar yang tinggi. Jumlah rambut anagen pada wanita + 85% dan
laki-laki 83% dan jumlah rambut telogen pada wanita 11% dan laki-laki 15%
(Soepardiman, 2008).

Tabel 1.2 Siklus Rambut


1.1.4 Pengaturan dan Siklus Pertumbuhan Rambut
Pertumbuhan dan perkembangan folikel rambut dipengaruhi oleh
beberapa sitokin dan growh factor(GF) yang diproduksi oleh sel papilla dermis.
Substansi ini memulai dan mengontrol epitel intrafolikular dan interaksi
mesenkimal. Juga mempengaruhi proliferasi dan diferensiasi sel matriks
folikel rambut dengan mengeluarkan sinyal spesifik yang menginduksi
berbagai stadium siklus rambut. Molekul bioaktif tersebut antara lain
interleukin-1 alfa, FGF, EGF, KGF, substansi P, IGF-1, hormone tiroid,
paratiroid, dan androgen. Aktivitas sel papilla dermis sendiri dikontrol oleh
substansi yang diproduksi oleh lapisan spinosum sarung akar luar dan hormon.
Beberapa peptida yang dihasilkan lapisan spinosum dan mempengaruhi
papilla dermis antara lain basic fibroblast growth factor (bFGF), platelet
derived growth factor(PDGF), dan transforming growth factor beta(TGFbeta)
(Erdina H.D, 2002). Berbagai macam molekul sinyal yang mengontrol siklus
rambut tersebut digolongkan ke dalam 3 kelompok:
1. Memulai fase anagen, IGF 1, bFGF, EGF, VEGF, TGF-alfa yang
merupakan faktor mitogenik kuat untuk keratinosit dan sel endotel.
2. Mempertahankan folikel anagen matang, IGF 1, VEGF, yang
menstimulasi proliferasi vaskularisasi dan proses diferensiasi.
3. Menginduksi fase katagen dan degradasi folikel rambut, IL 1, IL 4, TNF-
alfa, TNF-beta, merupakan sitokin pro-apoptotic dan penghambat
pertumbuhan (Erdina H.D, 2002).

1.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rambut


Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rambut adalah sebagai
berikut:
1.1.5.1 Keadaan Fisiologik
1. Hormon
Hormon yang berperan adalah androgen, estrogen, tiroksin, dan
kortikosteroid. Masa pertumbuhan rambut 0,35 mm/hari, lebih cepat pada
wanita daripada pria. Hormon androgen dapat merangsang dan mempercepat
pertumbuhan dan menebalkan rambut di daerah janggut, kumis, ketiak,
kemaluan, dada, tungkai lakilaki, serta rambut-rambut kasar lainnya. Namun,
pada kulit kepala penderita alopesia androgenetik hormon androgen bahkan
memperkecil diameter batang rambut serta memperkecil waktu pertumbuhan
rambut anagen. Pada wanita aktivitas hormon androgen akan menyebabkan
hirsutisme, sebaliknya hormon estrogen dapat memperlambat pertumbuhan
rambut, tetapi memperpanjang anagen (Soepardiman, 2008).
2. Nutrisi
Malnutrisi berpengaruh pada pertumbuhan rambut terutama malnutrisi
protein dan kalori. Pada keadaan ini rambut menjadi kering dan suram. Adanya
kehilangan pigmen setempat sehingga rambut tampak berbagai warna.
Kekurangan vitamin B12, asam folat, asam animo, karbohidrat, lemak,
vitamin, mineral dan zat besi juga dapat menyebabkan kerontokan rambut
(Soepardiman, 2008).
3. Kehamilan
Pada kehamilan muda, yaitu tiga bulan pertama, jumlah rambut telogen
masih dalam batas normal, tetapi pada kehamilan tua menurun sampai 10%
(Kusumadewi, dkk).
4. Masa baligh
Pada masa ini terjadi peningkatan kadar hormon seks. Ini berakibat
pertumbuhan rambut ketiak dan rambut kemaluan, tetapi rambut kepala justru
akan rontok (Kusumadewi, dkk).
5. Kelahiran
Dalam masa 3 bulan setelah melahirkan folikel-folikel rambut kepala sang
ibu dengan cepat beralih ke fase telogen, sehingga selama masa ini dijumpai
nilai telogen 35% (Kusumadewi, dkk).
6. Masa baru lahir
Jika rambut janin dalam rahim seluruhnya berada dalam fase anagen,
maka beberapa minggu setelah bayi lahir akan tampak kerontokan rambut, yang
disusul dengan pertumbuhan rambut baru selama tahun pertama dan kedua
kehidupannya (Kusumadewi, dkk).
7. Masa menjadi tua
Wanita dan pria sama-sama menderita kerontokan rambut karena usia
lanjut. Kerontokan dimulai di ubun-ubun, dahi, dan pelipis, lalu bergeser ke
belakang. Di bagian-bagian ini fase anagen rambut menjadi singkat, rambut lebih
cepat rontok dan rambut halus tumbuh sebagai gantinya (Kusumadewi, dkk),
folikel rambut mengalami atrofi, fase pertumbuhan bertambah singkat, rambut
lepas lebih cepat dan densitas rambut juga berkurang (Erdina H.D, 2002).
8. Vaskularisasi
Vaskularisasi dapat mempengaruhi pertumbuhan rambut, namun
bukan merupakan penyebab primer dari gangguan pertumbuhan rambut, karena
destruksi bagian 2/3 bawah folikel sudah berlangsung sebelum susunan
pembuluh darah mengalami perubahan (Pieter).

2.1 Kulit
2.1.1 Anatomi Kulit
Kulit merupakan pembungkus yang elastisk yang melindungi tubuh
dari pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan
terluas ukurannya, yaitu 15% dari berat tubuh dan luasnya 1,50 – 1,75 m2. Rata-
rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak tangan dan kaki
dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis. Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok,
yaitu epidermis, dermis
atau korium, dan
jaringan subkutan atau
subkutis.
2.1.2 Epidermis
Epidermis terbagi atas empat lapisan yaitu :
1. Lapisan Basal atau Stratum Germinativum
2. Lapisan Malpighi atau Stratum Spinosum
3. Lapisan Granular atau Sratum Granulosum
4. Lapisan Tanduk atau Stratum Korneum

Pada telapak tangan dan kaki terdapat lapisan tambahan di atas lapisan
granular yaitu Stratum Lusidium atau lapisan-lapisan jernih. Stratum Lusidium,
selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum ialah sel-selnya sudah banyak
yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus
sinar. Dalam lapisan terlihat seperti suatu pita yang bening, batas- batas sel sudah
tidak begitu terlihat, disebut stratum lusidium. Lapisan basal atau germinativum,
disebut stratum basal karena sel-selnya terletak di bagian basal. Stratum
germinativum menggantikan sel-sel yang di atasnya dan merupakan sel-sel induk.
Bentuknya silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Di dalamnya terdapat
butir-butir yang halus disebut butir melanin warna. Sel tersebut disusun seperti
pagar (palisade) di bagian bawah sel tersebut terdapat suatu membran yang
disebut membran basalis. Sel-sel basalis dengan membran basalis merupakan
batas terbawah dari epidermis dengan dermis. Ternyata batas ini tidak datar tetapi
bergelombang. Pada waktu kerium menonjol pada epidermis tonjolan ini disebut
papila kori (papila kulit), dan epidermis menonjol ke arah korium. Tonjolan ini
disebut Rete Ridges atau Rete Pegg (prosessus interpapilaris).

Lapisan Malpighi atau lapisan spinosum/akantosum, lapisan ini


merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8
lapisan. Sel–selnya disebut spinosum karena jika kita lihat di bawah mikroskop
sel–selnya terdiri dari sel yang bentuknya poligonal (banyak sudut) dan
mempunyai tanduk (spina). Disebut akantosum karena sel–selnya berduri.
Ternyata spina atau tanduk tersebut adalah hubungan antara sel yang lain disebut
Interceluler Bridges atau jembatan interseluler.

Lapisan granular atau stratum granulosum, stratum ini terdiri dari sel–sel
pipih seperti kumparan. Sel–sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar
dengan permukaan kulit. Dalam sitoplasma terdapat butir–butir yang disebut
keratohiolin yang merupakan fase dalam pembentukan keratin oleh karena
banyaknya butir–butir stratum granulosum. Stratum korneum, selnya sudah mati,
tidak mempunyai inti sel (inti selnya sudah mati) dan mengandung zat
keratin.Epidermis juga mengandung kelenjar ekrin, kelenjar apokrin, kelenjar
sebaseus, rambut dan kuku. Kelenjar keringat ada dua jenis, ekrin dan apokrin.
Fungsinya mengatur suhu tubuh, menyebabkan panas dilepaskan dengan cara
penguapan. Kelenjar ekrin terdapat di semua daerah di kulit, tetapi tidak terdapat
pada selaput lendir. Seluruhnya berjumlah antara 2 sampai 5 juta, yang terbanyak
di telapak tangan. Sekretnya cairan jernih, kira–kira 99% mengandung klorida,
asam laktat, nitrogen, dan zat lain. Kelenjar apokrin adalah kelenjar keringat besar
yang bermuara ke folikel rambut. Tardapat di ketiak, daerah anogenital, puting
susu, dan areola. Kelenjar sebaseus terdapat di seluruh tubuh, kecuali di tapak
tangan, tapak kaki, dan punggung kaki. Terdapat banyak kulit kepala, muka,
kening, dan dagu. Sekretnya berupa sebum dan mengandung asam lemak,
kolesterol, dan zat lain. Rambut terdapat diseluruh tubuh, rambut tumbuh dari
folikel rambut didalamnya epidermis. Folikel rambut dibatasi oleh epidermis
sebelah atas, dasrnya terdapat papil tempat rambut tumbuh. Akar berada di dalam
folikel pada ujung paling dalam dan bagian sebelah luar disebut batang rambut.
Pada folikel rambut terdapat otot polos kecil sebagai penegak rambut. Rambut
terdiri dari rambut panjang di kepala, pubis dan jenggot, rambut pendek dilubang
hidung, liang telinga dan alis, rambut bulu lanugo diseluruh tubuh, dan rambut
seksual di pubis dan aksila (ketiak).

Kuku merupakan lempeng yang terbuat dari sel tanduk yang menutuoi
permukan dorsal ujung jari tangan dan kaki. Lempeng kuku terdiri dari 3 bagian
yaitu pinggir bebas, badan, dan akar yang melekat pada kulit dan dikelilingi oleh
lipatan kulit lateral dan proksimal. Fungsi kuku menjadi penting waktu mengutip
benda–benda kecil.

2.1.3 Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis
dilapisi oleh membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis
tetapi batas ini tidak jelas hanya kita ambil sebagai patokan ialah mulainya
terdapat sel lemak. Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu bagian atas, pars papilaris
(stratum papilar) dan bagian bawah, retikularis (stratum retikularis). Batas antara
pars papilaris dan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai ke subkutis .
baik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari jaringan ikat longgar yang
tersusun dari serabut–serabut yaitu serabut kolagen, serabut elastis dan serabut
retikulus. Serabut ini saling beranyaman dan masing–masing mempunyai tugas
yang berbeda. Serabut kolagen, untuk memberikan kekuatan kepada kulit, dan
retikulus, terdapat terutama di sekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan
kekuatn pada alai tersebut.

2.1.4 Subkuits
Subkutis terdiri dari kumpulan–kumpulan sel–sel lemak dan di antara
gerombolan ini berjalan serabut–serabut jaringan ikat dermis. Sel–sel lemak ini
bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti
cincin. Lapisan lemak ini disebut penikulus adiposus yang tebalnya tidak sama
pada tiap–tiap tempat dan juga pembagian antar laki–laki dan perempuan tidak
sama (berlainan). Guna penikulus adiposus adalah sebagai shock braker atau
pegas bila tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit, isolator panas atau
untuk mempertahankan suhu, penimbunan kalori, dan tambahan untuk kecantikan
tubuh. Di bawah subkurtis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot.
2.2 Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ paling luas permukaannya yang membungkus
seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya
bahan kimia, cahaya matahari mengandung sinar ultraviolet dan melindungi
terhadap mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh terhadap
lingkungan. Kulit merupakan indikator bagi seseorang untuk memperoleh kesan
umum dengan melihat perubahan yang terjadi pada kulit. Misalnya menjadi pucat,
kekuning–kuningan, kemerah–merahan atau suhu kulit meningkat,
memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh gangguan kulit karena
penyakit tertentu.
Gangguan psikis juga dapat menyebabkan kelainan atau perubahan pada
kulit. Misalnya karena stress, ketakutan atau dalam keadaaan marah, akan terjadi
perubahan pada kulit wajah. Perubahan struktur kulit dapat menentukan apakah
seseorang telah lanjut usia atau masih muda. Wanita atau pria juga dapat
membedakan penampilan kulit. Warna kulit juga dapat menentukan ras atau suku
bangsa misalnya kulit hitam suku bangsa negro, kulit kuning bangsa mongol, kulit
putih dari eropa dan lain-lain.
Perasaan pada kulit adalah perasaan reseptornya yang berada pada kulit.
Pada organ sensorik kulit terdapat 4 perasaan yaitu rasa raba/tekan, dingin, panas,
dan sakit. Kulit mengandung berbagai jenis ujung sensorik termasuk ujung saraf
telanjang atau tidak bermielin. Pelebaran ujung saraf sensorik terminal dan ujung
yang berselubung ditemukan pada jaringan ikat fibrosa dalam. Saraf sensorik
berakhir sekitar folikel rambut, tetapi tidak ada ujung yang melebar atau
berselubung untuk persarafan kulit.
Penyebaran kulit pada berbagai bagian tubuh berbeda-beda dan dapat
dilihat dari keempat jenis perasaan yang dapat ditimbulkan dari daerah-daerah
tersebut. Pada pemeriksaan histologi, kulit hanya mengandung saraf telanjang
yang berfungsi sebagai mekanoreseptor yang memberikan respon terhadap
rangsangan raba. Ujung saraf sekitar folikel rambut menerima rasa raba dan
gerakan rambut menimbulkan perasaan (raba taktil). Walaupun reseptor sensorik
kulit kurang menunjukkan ciri khas, tetapi secara fisiologis fungsinya spesifik.
Satu jenis rangsangan dilayani oleh ujung saraf tertentu dan hanya satu jenis
perasaan kulit yang disadari.

Anda mungkin juga menyukai