PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
NAPZA merupakan akronim dari Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya yang merupakan jenis obat-obatan yang dapat mempengaruhi
gangguan kesehatan dan kejiwaan.
NAPZA secara umum adalah zat-zat kimiawi yang apabila dimasukkan
kedalam tubuh baik secara oral (diminum, dihisap, dihirup dan disedot)
maupun disuntik, dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati, perasaan
dan perilaku seseorang. Hal ini dapat menimbulkan gangguan keadaan
sosial yang ditandai dengan indikasi negatif, waktu pemakaian yang
panjang
dan
pemakaian
yang
berlebihan
(Lumbantobing,
2007).
Narkotika adalah suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman
maupun bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang
menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran, mengurangi
dan
menghilangkan
rasa
nyeri
serta
dapat
menimbulkan
Zat Adiktif yaitu bahan lain yang bukan Narkotika atau Psikotropika
yang merupakan inhalasi yang penggunaannya dapat menimbulkan
ketergantungan, misalnya lem, aceton, eter, premix, thiner dan lainlain.
berkala
penyalahgunaan
sekurang-kurangnya
ini
cenderung
selama
terjadi
satu
toleransi
bulan.
Pada
tubuh
yaitu
BAB II
ISI
A. Pengertian dan Sejarah Benzodiazepin
Benzodiazepin adalah sekelompok obat golongan psikotropika yang
mempunyai efek antiansietas atau dikenal sebagai minor tranquilizer, dan
psikoleptika. Benzodiazepin memiliki lima efek farmakologi sekaligus,
yaitu anxiolisis, sedasi, anti konvulsi, relaksasi otot melalui medula
spinalis, dan amnesia retrograde.
Benzodiazepin dikembangkan pertama kali pada akhir tahun 1940-an
dengan derivat pertama kali yang dipasarkan adalah klordiazepoksid
(semula dinamakan methaminodiazepokside) pada tahun 1960, kemudian
dilakukan biotransformasi menjadi diazepam (1963), nitrazepam (1965),
oksazepam (1966), medazepam (1971), lorazepam (1972), klorazepat
(1973), flurazepam (1974), temazepam (1977), triazolam dan clobazam
(1979),
ketazolam
(1980),
lormetazepam
(1981),
flunirazepam,
Benzodiazepin
menggantikan
penggunaan
golongan
yaitu
rendahnya
tingkat
toleransi
obat,
potensi
penyalahgunaan yang rendah, margin dosis aman yang lebar, dan tidak
menginduksi enzim mikrosom di hati. Benzodiazepin telah banyak
ada
pada
benzodiazepine
menunjukkan
1,4-benzodiazepin.
tidak
mengaktifkan
reseptor
GABA A melainkan
dapat
saluran
yang
mengarah
ke
penghambatan potensial
peningkatan
aksi. Hal
ini
benzodiazepine
tertentu
secara
iv),
dan
blokade
fisikokimia
dan
farmakokinetik
benzodiazepine
sangat
sempurna,
dan
dan
berat
gejala
anterograde)
kebingungan
kelemahan otot atau hipotoni
depresi
nistagmus, vertigo
disarthria, bicara cadel/tidak jelas
pandangan kabur, mulut kering
sakit kepala
2. anoreksia, mual
3. kelelahan
4. tinnitus
5. hiperakusis, fotofobia, gangguan persepsi
6. depersonalisasi, derealisasi
7. pandangan kabur
H. Jenis
Benzodiazepin
beserta
dosis
dan
dosis
ketergantungannya.
Nama
Diazepam
Klordiazepoksid
Alprazolam
Flunitrazepam
Pentobarbital
Amobarbital
Meprobamat
Dosis ketergantungan
40-100 mg x 42 120 hari
75-600 mg x 42-120 hari
8-16 mg x 42 hari
8-10 mg x 42 hari
800-2200 mg x 35 37 hari
800-2200 mg x 35 37 hari
1,6 3,2 g x 270 hari
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa benzodiazepin adalah sekelompok obat
golongan psikotropika
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Benzodiazepin - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
(Diakses 07 September 2015 pukul 06:07pm)
2. Hawari, D. 2000. Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Aditif.
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia: Jakarta.
3. Tentang Benzodiazepine - ALPRAZOLAM, DUMOLID, RIKLONA,
MST, STESOLID, DLL.(Diakses 07 September 2015 pukul
06:07pm)
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 tentang
Narkotika.
5. Waspadai Penggunaan Obat Penenang Tak Rasional Kompas.com Health. (Diakses 07 September 2015 pukul 06:15pm)
11