Anda di halaman 1dari 30

PENYALAHGUNAAN

BENZODIAZEPIN

DOSEN POZK
Kompetensi yang dicapai :

Mahasiswa mampu menjelaskan proses ketergantungan


pada Benzodiazepin
Pengertian dan Sejarah

 Benzodiazepin dikembangkan pertama kali pada akhir


tahun 1940-an dengan derivat pertama kali yang
dipasarkan adalah klordiazepoksid (semula dinamakan
methaminodiazepokside) pada tahun 1960
 Dilakukan biotransformasi menjadi diazepam (1963),
nitrazepam (1965), oksazepam (1966), medazepam
(1971), lorazepam (1972), klorazepat (1973),
flurazepam (1974), temazepam (1977), triazolam dan
clobazam (1979), ketazolam (1980), lormetazepam
(1981), flunirazepam, bromazepam, prazepam (1982),
dan alprazolam (1983).
Definisi
 Benzodiazepin adalah sekelompok obat
golongan psikotropika yang mempunyai
efek antiansietas (anti cemas) atau dikenal
sebagai minor tranquilizer, dan psikoleptika.
 Benzodiazepin memiliki lima
efek farmakologi sekaligus, yaitu anxiolisis,
sedasi, anti konvulsi, relaksasi otot melalui
medula spinalis, dan amnesia retrograde.
Anxiety/kecemasan
Setiap orang dapat merasa cemas ketika hendak
menghadapi atau sedang berada dalam situasi yang
dianggap dapat menimbulkan stres adalah hal yang normal.
Orang yang cemas biasanya akan merasakan gejala-gejala
berikut ini:
• Gugup, gelisah, dan tegang
• Detak jantung cepat
• Napas cepat
• Gemetaran
• Sulit atau bahkan tidak bisa tidur
• Banyak berkeringat
• Tubuh terasa lemas
• Sulit konsentrasi
• Adanya perasaan seperti akan ditimpa bahaya
 Cemas atau anxiety tidak selalu buruk. Dengan pikiran positif, rasa cemas yang muncul
dapat dijadikan motivasi atau dorongan untuk dapat mengatasi tantangan atau situasi
tertentu.

 Hal yang perlu diwaspadai adalah ketika rasa cemas tetap muncul meski faktor
pemicunya sudah hilang atau perasaan cemas muncul tanpa alasan jelas dan
mengganggu aktivitas. Dalam hal ini, Anda patut mencurigai adanya gangguan
kecemasan.

 Masing-masing penderita dapat merasakan gejala yang berbeda, tergantung jenis


gangguan kecemasan yang dideritanya. Untuk menentukan apakah anxiety yang
muncul terbilang normal atau disebabkan oleh gangguan mental, perlu dilakukan
pemeriksaan oleh psikolog atau psikiater.
Gangguan kecemasan
• Gangguan kecemasan umum
(generalized anxiety disorder)
• Fobia
• Gangguan kecemasan sosial
• PTSD (post-traumatic stres disorder)
• Gangguan panik
• Gangguan obsesif kompulsif (OCD)
Penggunaan Benzodiazepin
• Ansietas
• Insomnia
• Prapembedahan
• Epilepsi
• Kejang
• Putus alkohol
• Gangguan kecemasan umum
• Depresi
 Golongan Benzodiazepin menggantikan
penggunaan golongan Barbiturat yang mulai
ditinggalkan
 Keunggulan benzodiazepine dari barbiturate:
• rendahnya tingkat toleransi obat
• potensi penyalahgunaan yang rendah
• margin dosis aman yang lebar
• tidak menginduksi enzim mikrosom di hati.
 Benzodiazepin telah banyak digunakan sebagai
pengganti barbiturat sebagai premedikasi dan
menimbulkan sedasi pada pasien dalam monitoring
anestesi.
Rumus kimia Benzodiazepin
 Benzodiazepin adalah obat hipnotik-sedatif
terpenting.
 Nama IUPAC 1H-1,2-benzodiazepin atau 1H-
benzo[c][1,2]diazepin.
 Struktur yang ada pada benzodiazepine
menunjukkan kebanyakan mengandung
gugusan karboksamid dalam struktur cincin
heterosiklik beranggota 7.
 Substituen pada posisi 7 ini sangat penting
dalam aktivitas hipnotik-sedatif.
PENGGOLONGAN BENZODIAZEPIN
Berdasarkan kecepatan metabolismenya dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu short acting, long acting,
ultra short acting.

1) long acting.
Obat-obat ini dirombak dengan jalan demetilasi dan hidroksilasi menjadi metabolit aktif (sehingga
memperpanjang waktu kerja) yang kemudian dirombak kembali menjadi oksazepam yang dikonjugasi menjadi
glukoronida tak aktif.
2) Short acting
Obat-obat ini dimetabolisme tanpa menghasilkan zat aktif. Sehingga waktu kerjanya tidak diperpanjang. Obat-
obat ini jarang menghasilkan efek sisa karena tidak terakumulasi pada penggunaan berulang.
3) Ultra short acting
Lama kerjanya sangat kurang dari short acting. Hanya kurang dari 5,5 jam. Efek abstinensia lebih besar terjadi
pada obat-obatan jenis ini. Selain sisa metabolit aktif menentukan untuk perpanjangan waktu kerja, afinitas
terhadap reseptor juga sangant menentukan lamanya efek yang terjadi saat penggunaan
Obat Golongan
Benzodiazepin
• Klordiazepoksid
• klorazepam
• diazepam
• flurazepam
• lorazepam
• oksazepam
• triazolam
• midazolam
• alprazolam
Bentuk sediaan
Tablet Injeksi
Suppositoria
Mekanisme kerja benzodiazepin berkaitan dengan GABA
 GABA atau asam gamma-aminobutirat adalah asam amino yang bertindak sebagai
neurotransmitter inhibisi (penghambat) karena bekerja dengan menghambat sinyal otak tertentu
dan mengurangi aktivitas di sistem saraf. GABA banyak tersebar di dalam neuron korteks.
Neurotransmitter ini juga dapat menempel pada protein yang disebut reseptor GABA-ɑ.
 Aktivitas penempelan GABA tersebut akan memberikan efek menenangkan sehingga membantu
meredakan kondisi-kondisi berikut ini:
• Rasa cemas
• Stres
• Rasa takut
• Mencegah kejang
 Benzodiazepine tidak menggantikan GABA yang mengikat pada reseptor GABA-ɑ, melainkan
meningkatkan kepekaan reseptor GABA-ɑ terhadap neurotransmitter sehingga kanal klorida
terbuka dan terjadi hiperpolarisasi sinaptik membran sel dan penghambatan potensial aksi.
 Hal ini menghasilkan efek anxiolisis, sedasi, amnesia retrograde, potensiasi alkohol, antikonvulsi
dan relaksasi otot skeletal.
1. GABA lepas dari ujung saraf –> berikatan
dengan reseptor GABA –> membuka kanal Cl –
> Cl masuk –> hiperpolarisasi –>
penghambatan transmisi saraf –> depresi CNS
2. Benzodiazepine berikatan pada
benzodiazepine site -> meningkatkan afinitas
reseptor terhadap GABA –> ikatan GABA
dengan reseptor semakin kuat dan lama –>
pembukaan kanal Cl lebih lama –> Cl masuk
lebih massive –> depresi CNS yang terjadi juga
lebih lama dan besar (antikonvulsi)
Farmakodinamik
 Hampir semua efek benzodiazepine bekerja pada SSP dengan efek
utama : sedasi, hypnosis, pengurangan terhadap rangsangan
emosi/ansietas, relaksasi otot, dan anti konvulsi.
 Hanya dua efek saja yang bekerja pada jaringan perifer :
• vasodilatasi koroner (setelah pemberian dosis terapi golongan
benzodiazepine tertentu secara iv),
• dan blokade neuromuskular (yang hanya terjadi pada pemberian dosis
tinggi).
Farmakokinetik
 Sifat fisikokimia dan farmakokinetik benzodiazepine sangat mempengaruhi
penggunaannya dalam klinik karena menentukan lama kerjanya.
 Semua benzodiazepine dalam bentuk nonionic memiliki koefesien distribusi lemak:air
yang tinggi; namun sifat lipofiliknya dapat bervariasi lebih dari 50 kali, bergantung kepada
polaritas dan elektronegativitas berbagai senyawa benzodiazepine.
 Semua benzodiazepin pada dasarnya diabsorpsi sempurna, kecuali klorazepat; obat ini
cepat mengalami dekarboksilasi dalam cairan lambung menjadi N-desmetil-diazepam
(nordazepam), yang kemudian diabsorpsi sempurna.
 Setelah pemberian per oral, kadar puncak benzodiazepin plasma dapat dicapai dalam
waktu 0,5-8 jam. Kecuali lorazepam, absorbsi benzodiazepin melalui suntikan IM tidak
teratur.
 Secara umum penggunaan terapi benzodiazepine bergantung kepada waktu
paruhnya, dan tidak selalu sesuai dengan indikasi yang dipasarkan.
 Benzodiazepin yang bermanfaat sebagai antikonvulsi harus memiliki waktu
paruh yang panjang, dan dibutuhkan cepat masuk ke dalam otak agar dapat
mengatasi status epilepsi secara cepat.
 Benzodiazepin dengan waktu paruh yang pendek diperlukan sebagai hipnotik,
walaupun memiliki kelemahan yaitu peningkatan penyalahgunaan dan dan
berat gejala putus obat setelah penggunaannya secara kronik.
 Sebagai anti ansietas, benzodiazepine harus memiliki waktu paruh yang
panjang, meskipun disertai risiko neuropsikologik disebabkan akumulasi obat.
Dosis penggunaan & ketergantungan

Nama Dosis sedatif (mg) Dosis ketergantungan dan waktu untuk


(penenang) menimbulkan ketergantungan
Diazepam 5 – 10 40 – 100 mg x 42 – 120 hari
Klordiazepoksid 10 – 25 75 – 600 mg x 42 – 120 hari
Alprazolam 0,25 – 8 8 – 16 mg x 42 hari
Flunitrazepam 1–2 8 – 10 mg x 42 hari
Interaksi Obat
Benzodiazepin memiliki efek aditif dengan obat lain, seperti:
 Beberapa antidepresan misalnya amitriptyline (elavil), doksepin (Adapin, Sinequan),
 penenang besar atau neuroleptik misalnya proklorperazin (compazine), trifluoperazine
(stelazine),
 antikonvulsan misalnya fenobarbital, fenitoin (dilantin), carbamazepine (atretol,
tegretol),
 antihistamin sedatif misalnya diphenhydramine (benadryl), promethazine (phenergan),
 opiat (heroin, morfin, meperidine),
 alkohol.
pasien yang memakai benzodiazepin harus memperhatikan interaksi obat ini, jika obat
penenang yang digunakan dalam dosis tinggi benzodiazepin dapat menambah resiko
kematian.
Mekanisme toleransi
 Dalam suatu teori dikatakan bahwa toleransi penggunaan jangka panjang benzodiazepin
menyebabkan penurunan efektivitas dalam reseptor GABA, yang menyebabkan sistem saraf
menjadi peka terhadap GABA.
 Teori lain mengatakan bahwa golongan benzodiazepin menyebabkan sensitisasi reseptor glutamat.
Sensitisasi ini dapat menyebabkan sistem saraf menjadi peka terhadap NMDA(N-Methyl-D-
aspartate) dan reseptor lainnya. Perubahan reseptor yang disebabkan oleh benzodiazepin
membutuhkan jangka waktu lama untuk kembali ke normal. Ketergantungan benzodiazepin juga
mungkin karena sensitivitas tidak tetap dari reseptor GABAɑ ke berbagai neurotransmitter.
 Dalam penelitian pada hewan, ditemukan bahwa penggunaan benzodiazepin kronis menghasilkan
pergeseran karakteristik titik toleransi dan mengambarkan gejala kecanduan klasik seperti
kecemasan dan kejang ketika pengobatan dihentikan. Perubahan sensitivitas mungkin karena
substitusi dari satu subunit protein yang lain.
 Karena efektivitas mereda, dosis umumnya meningkat dari waktu ke waktu untuk mempertahankan
efek anti-kecemasan. Hal tersebut meningkatkan toleransi dan ketergantungan untuk
benzodiazepin
Efek samping benzodiazepin
• Mengantuk
• Pusing dan sakit kepala
• Tubuh yang gemetar
• Linglung atau kebingungan
• Penurunan kemampuan koordinasi tubuh
• Masalah penglihatan
• Nafsu makan yang bertambah atau menurun
• Mual dan muntah
• Sembelit
• Mulut kering
• Penurunan libido
EFEK YANG TIDAK DIINGINKAN

 Oversedasi
 Penekanan sistem saraf pusat, yakni turunnya fungsi saraf
 Gangguan Memori
 Efek Stimulan Paradox
 Emosional Anestesi
 Gangguan keseimbangan serta kendali gerakan
 Bicara yang tidak jelas
 Ketergantungan
Gejala penyalahgunaan benzodiazepin
penyalahgunaan benzodiazepin kronis dapat mengarah pada gejala-gejala berikut:
• Kecemasan, iritabilitas, gelisah, agitasi
• Insomnia
• Hiperaktivitas otonomik
• Banyak berkeringat
• Kejang
• Serangan panik
• Depresi dan mood swing
• Gejala psikoagitatif seperti tremor
• Gangguan konsentrasi
• Gangguan tidur dan mimpi buruk pada saat penggunaan benzodiazepine
dihentikan
Diagnosa
Penegakan diagnosis benzodiazepine use disorder didasarkan pada kriteria
diagnosis yang dibuat oleh Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
5 (DSM-5) atau International Classification of Disease X (ICD-X).
1. Anamnesis
2. Diagnosis banding
→alcohol use disorder, opioid use disorder, atau cocaine and amphetamine use
disorder, gangguan cemas, gangguan mood, atau schizophrenia, dll.
3. Pemeriksaan penunjang
→mendeteksi zat dalam darah atau urine pasien untuk menegakkan diagnosis,
mencakup opioid, amphetamine, cocaine, ganja, dan benzodiazepine. Hal ini
karena sering kali pasien menyalahgunakan lebih dari satu macam zat.
4. Kriteria Diagnostik PPDGJ-III
5. Kriteria Diagnosis DSM-5
Terapi
 Ringkasan terapi intoksikasi/over dosis untuk mengeliminasi obat dari tubuh,
menjaga fungsi vital tubuh
Kelas obat Terapi obat Terapi non-obat Komentar

Benzodiazepin Flumazenil 0,2 mg/min iv, Support fungsi Kontraindikasi jika ada
ulangi sampai max 3 mg vital penggunaan TCA resiko
kejang

 Ringkasan terapi untuk mengatasi withdrawal syndrome/putus obat (DiPiro, 2008)


Obat Terapi obat Komentar
Benzodiazepin (short Klordiazepoksid 50 mg 3 x sehari atau
acting) lorazepam 2 mg 3 x sehari, jaga dosis utk 5
hari, kmd tappering
Long acting BZD Sama, tapi tambah 5-7 hari utk tappering Alprazolam paling sulit dan
butuh wkt lebih lama
Cara mengatasi anxiety
 Mencukupi waktu tidur dan istirahat
 Membatasi konsumsi kafein dan menghindari
minuman beralkohol
 Mengurangi stres dengan mencoba teknik
relaksasi, seperti meditasi, yoga, dan
mengkhusyukan waktu sholat untuk umat
muslim
 Melakukan aktivitas fisik atau berolahraga secara
teratur
 Mencoba bertukar pikiran atau curhat dengan
teman yang dipercaya
 Menjaga pola makan
 Menjaga pola hidup
 Mengurangi over thinking
 Kurangi penggunaan gadget
 Meningkatkan keimanan
SELAMAT
BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai