Anda di halaman 1dari 6

M.

Panji Bintang Gumantara, Halomoan Simon Tambunan | Manajemen Neurogenic Pulmonary Edema pada Laki-laki Usia 60 Tahun
dengan Stroke Infark Luas di RSUD Jendral A. Yani Kota Metro

Manajemen Neurogenic Pulmonary Edema pada Laki-laki Usia 60 Tahun


dengan Stroke Infark Luas di RSUD Jendral A. Yani Kota Metro
1 21
M. Panji Bintang Gumantara , Halomoan Simon Tambunan Mahasiswa, Fakultas
2
Kedokteran, Universitas Lampung Bagian Ilmu Penyakit Saraf, Fakultas Kedokteran,
3
Universitas Lampung Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher,
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Neurogenic Pulmonary Edema (NPE) merupakan suatu kondisi pulmonary compromise akibat kerusakan berat sistem saraf
pusat yang menimbulkan gejala menyerupai ARDS disertai edema paru. NPE sering terjadi pada kasus traumatic brain injury
(TBI), perdarahan otak, kejang berulang, dan epilepsi. Stroke merupakan kondisi defisit neurologis fokal atau general yang
bersifat akut lebih dari 24 jam yang disebabkan oleh faktor cerebrovaskular. Pada pasien stroke infark luas yang mengenai
otak dapat menimbulkan supresi pusat pernapasan di otak sehingga pasien stroke dapat mendapatkan penyulit pada sistem
pernapasan yang memperberat kondisi pasien. Laporan kasus ini menjelaskan tentang seorang laki-laki usia 60 tahun
dengan penurunan kesadaran dan kelemahan anggota tubuh sebelah kiri sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit disertai
dengan sesak napas, batuk berdahak bewarna kemerahan, demam, napas cepatdan dangkal. Penatalaksanaan yang
diberikan pada pasien berupa terapi kolaborasi farmakologis dan non-farmakologis. Direncanakan perawatan intensif di
ruang Intensive Care Unit (ICU) untuk diberikan alat bantu pernapasan. Prognosis pasien pada laporan ini adalah ad malam.
Tujuan laporan kasus ini adalah untuk mengetahui uraian masalah klinis, mengidentifikasi faktor risiko yang menjadi
penyebab dan memberikan penatalaksanaan terbaik untuk pasien.

Kata kunci: ARDS, neurogenic pulmonary edema, stroke infark

Management Neurogenic Pulmonary Edema in Male 60 Years Old with


Massive Ischemic Stroke in RSUD Jendral A. Yani Kota Metro
Abstract
Neurogenic Pulmonary Edema (NPE) is a pulmonary compromise condition due to severe damage of the central nervous
system that causes symptoms similar to ARDS accompanied by pulmonary edema. NPE often occurs in traumatic brain
injury (TBI), hemorrhage, recurrent seizures, and epilepsy. Stroke is a focal or general acute neurological deficit condition
during more than 24 hours caused by cerebrovascular factors. In patient with extensive stroke infarction of the brain can
cause suppression of the respiratory center in the brain so that stroke patients can get complications in the respiratory
system that aggravate the patient's condition. This case report described a 60-year-old man with decreased consciousness
and weakness of the left limbs since 6 hours before entering hospital with shortness of breath, reddish coughing phlegm,
fever, rapid and shallow breathing. Management was given to the patient in pharmacological and non-pharmacological
collaborative therapies. Intensive care was planned in the Intensive Care Unit (ICU) formechanical ventilator. The patient's
prognosis in this case report wasad malam. The purpose of this case report is to find out the description of clinical
problems, identify the risk factors as the cause and provide the best management for patients.

Keyword: ARDS, Neurogenic Pulmonary Edema, Stroke Infarct

Korespondensi : Muhammad Panji Bintang Gumantara, Alamat Jl. Nunyai Blok C No.30 B, HP 085768656681, e-
mail:muhammadpanji396@gmail.com

Pendahuluan dengan gejala-gejala yang berlangsung selama


Stroke merupakan suatu penyakit defisit 24 jam atau lebih, yang dapat menyebabkan
neurologis akut yang disebabkan oleh kematian tanpa adanya penyebab lain selain
gangguan pembuluh darah otak yang terjadi vaskular.1 memiliki angka kecacatan dan
secara mendadak dan dapat menimbulkan kematian yang tinggi dan merupakan penyebab
cacat atau kematian. Menurut World Health utama kecacatan fisik pada usia produktif dan
Organization (WHO) stroke dikenali dengan lanjut. Menurut WHO bahwa sekitar 1 diantara
tanda-tanda klinis yang berkembang cepat 6 orang di dunia akan mengalami stroke di
akibat gangguan fungsi otak fokal atau global sepanjang hidupnya, sedangkan dataAmerican

Medula | Volume 9| Nomor 4 | Januari 2020| 699


M. Panji Bintang Gumantara, Halomoan Simon Tambunan, & Mukhlis Imanto | Manajemen Neurogenic Pulmonary Edema
pada Laki-laki Usia 60 Tahun dengan Stroke Infark Luas di RSUD Jendral A. Yani Kota Metro

Health Association (AHA) menyebutkan bahwa Neurogenic Pulmonary Edema dapat


setiap 40 detik terdapat 1 kasus stroke baru dikenali dengan tanda dan gejala Acute
atau berulang terjadi setiap tahunnya dan kira- Respiratory Distress Syndrome (ARDS) berupa
kira setiap 4 menit terdapat 1 pasien stroke dispnea, nyeri dada, batuk berdahak bewarna
meninggal dunia.2 kemerahan, takipnea, takikardia, ronki pada
Data di Indonesia menunjukan auskultasi dengan tidak disertai peningkatan
kecenderungan peningkatan kasus stroke baik Jugular Venous Pressure (JVP), hipoksia yang
dalam hal kematian, kejadian, maupun ditandai dengan PaO2 rendah dan rasio
kecacatan. Angka kematian berdasarkan umur PaO2/FiO2 <200, serta gambaran foto thoraks
adalah sebesar 15,9% (umur 45-55 tahun) dan berupa gambaran edema pulmonal disertai
26,8% (umur 55-64 tahun) dan 23,5% (umur 65 diffuse alveolar infiltrat bilateral, sudut
tahun). Kejadian stroke sebesar 51,6/100.000 costophrenicus menumpul, perivascular
dengan 1,6% angka kecacatan menunjukkan blurring or hazinessdan hilangnya gambaran
tidak ada perubahan dan 4,3% lainnya tidak hilus yang terjadi dalam 48 jam setelah
semakin memberat.3 Berdasarkan jenisnya awitan.7-10
sekitar 80% dari semua jenis stroke adalah Laporan kasus ini menjelaskan tentang
stroke infark, 10% stroke perdarahan, 5% manajemen stroke infark pada laki-laki dengan
stroke emboli dan 5% perdarahan penyulit NPE di RSUD Jend. A. Yani Kota Metro.
subarakhnoid. Stroke infark disebabkan oleh Tujuan laporan kasus ini adalah untuk
sumbatan mendadak pembuluh darah yang mengetahui uraian masalah klinis,
mensuplai otak. Sumbatan terjadi karena suatu mengidentifikasi faktor resiko yang menjadi
trombosis atau emboli yang terbentuk penyebab dan memberikan penatalaksanaan
langsung di pembuluh darah yang mengalami terbaik untuk kondisi pasien.
kerusakan akibat faktor risiko.1
Stroke menyebabkan kerusakan otak Kasus
apabila mengenai jaringan otak yang luas. Jika Seorang laki-laki (Tn.J) usia 60 tahun,
kerusakan yang terjadi belum luas maka datang ke IGD RSUD Jendral Ahmad Yani Kota
mengakibatkan pertahan kehidupan sel yang Metro pada tanggal 27 Juli 2019 dengan
lebih lama dan sebaliknya.1 Salah satu akibat keluhan penurunan kesadaran disertai
kerusakan permanen otak pada pasien stroke kelemahan kedua sisi anggota gerak sejak tadi
adalah pembengkakan paru akibat pagi. Keluhan diperberat dengan pasien yang
tersupresinya pusat kontrol pernapasan yang mengalami kesulitan menelan dan wajah merot
terletak di otak, yang dikenal dengan ke kanan. Pasien sebelumnya pernah
Neurogenic Pulmonary Edema (NPE).NPE mengalami stroke pada tahun 2014. Pada saat
adalah suatu kondisi abnormalitas non- itu pasien mengalami kelemahan pada tubuh
kardiogenik akibat akumulasi cairan pada paru sebelah kirinya. Riwayat penyakit dahulu
akibat kerusakan akut sistem saraf pusat. hipertensi (+) sejak 15 tahun yang lalu dan
Walaupun kejang, epilepsi, cedera kepala tidak terkontrol,riwayat diabetes mellitus (-),
traumatik dan perdarahan otak merupakan riwayat alergi (-), riwayat trauma (-), riwayat
kontributor utama, namun kejadian NPE pada merokok (+) sejak usia 12 tahun, riwayat
kasus stroke infark tergolong jarang.4 kolesterol tinggi (-).
Neurogenic Pulmonary Edema pada Pada perawatan hari ke-1 pasien
kasus kerusakan berat sistem saraf pusat (SSP) mengalami peningkatan kesadaran tetapi
menyebabkan 7% kematian.NPE didefinisikan pasien tidak bisa berbicara seperti sebelumnya
sebagai distres pernapasan akut yang ditandai dan cenderung tidak mengerti yang dibicarakan
dengan onset yang akut, akumulasi kepadanya. Tubuh bagian kanan perlahan bisa
ekstravaskular cairan interstitial paru.2Acute digerakan pasien. Pada perawatan hari ke-4
onset terlihat dalam (<4 jam biasanya dalam pasien kembali mengalami penurunan
30-60 menit) sedangkan delayed onset (12-72 kesadaran disertai suara napas kasar, cepat
jam setelah kejadian sistem saraf pusat). 6 dan dangkal yang dapat didengar langsung saat
pemeriksaan. Kondisi ini

Medula | Volume 9| Nomor 4 | Januari 2020 | 700


M. Panji Bintang Gumantara, Halomoan Simon Tambunan, & Mukhlis Imanto | Manajemen Neurogenic Pulmonary Edema
pada Laki-laki Usia 60 Tahun dengan Stroke Infark Luas di RSUD Jendral A. Yani Kota Metro

diperberat dengan demam dan pasien batuk Pada pemeriksaan CT scan kepala di
berdahak bewarna kemerahan. Sejak saat itu dapatkan hasil atrofi cerebri dan infark luas
kondisi pasien semakin menurun. parietalis sinistra dan old infarct corona radiata
Pada pemeriksaan fisik di IGD didapatkan dextra dan pada pemeriksaan foto thorax PA di
keadaan umum awalburuk, kesadaran stupor, dapatkan gambaran interstitial pulmonal
GCS E2M3V2, TD 170/100 mmHg, HR 96 edema dan kardiomegali., serta gambaran
x/menit, RR 28 x/menit dan suhu 36,7 °C. Pada edema pulmonal. Dari nilai rasio PaO2/FiO2
pemeriksaan fisik hari ke-4 di dapatkan dan nilai PaO2 serta gambaran ro thoraks,
keadaan umum buruk, kesadaran stupor, GCS diagnosis NPE pada pasien dapat ditegakan.
E1M3V2, TD 180/100 mmHg, HR 100 x/menit,
RR 28 x/menit dan suhu 37,8 C. Status generalis
kepala ditemukan wajah merot ke kanan,
thoraks terdapat ronki basah kasar pada
seluruh lapang paru, abdomen dalam batas
normal dan ekstremitas di dapatkan tes tungkai
jatuh dominan kiri lebih cepat di bandingkan
kanan. Pada pemeriksaan neurologis di
dapatkan parese nervus VII sentral sinistra,
parese nervus IX, dan parese nervus XII sentral
sinistra. Pada pemeriksaan laboratorium darah
rutin di dapatkan Hb 13,7 g/dl, Leukosit
11.700 /ul, pemeriksaan kimia darah dalam
batas normal, serta hasil analisis gas darah di
dapatkan pH 7,46, pO2 77mmol/Hg, pCO2 30,8
mmol/Hg, bikarbonat 22 mmol/L, Pada hasil
analisa gas darah dilakukan perhitungan rasio
PaO2/FiO2 sebesar 80 (<200), dan PaO2 77
mmol/Hg dibawah normal serta saturasi O2 Gambar 2. Foto Polos Thorax Posisi AP
96%.
Pada pasien diberikan penatalaksanaan
farmakologis dan rawat bersama dengan
dokter spesialis paru. Tatalaksana farmakologis
yang diberikan pada bidang neurologis adalah
infus asering disertai vitamin neurotropik,
citikolin 500 mg/12 jam, ranitidin 40 mg/12
jam, ondansentron 4 mg/12 jam, amlodipin 10
mg/8 jam, cilostazol /8 jam. Terapi yang
diberikan di bidang pulmonologi berupa N-
asetilsistein /12 jam,seftriaxon 2 gram/ 12 jam,
metilprednisolon 125 mg/12 jam, serta
direncanakan perawatan di ICU bila kondisi
memburuk untuk diberikan alat bantu
pernapasan. Prognosis pada pasien ini adalah
ad malam.

Pembahasan
Neurogenic Pulmonary Edema suatu
kondisi komplikasi berat akibat kerusakaan
Gambar 1. CT scan kepala tanpa kontras sistem saraf pusat yang mengancam nyawa. 6
NPE merupakan suatu kondisi pulmonary
compromise yang terjadi akibat kerusakan

Medula | Volume 9| Nomor 4 | Januari 2020 | 701


M. Panji Bintang Gumantara, Halomoan Simon Tambunan, & Mukhlis Imanto | Manajemen Neurogenic Pulmonary Edema
pada Laki-laki Usia 60 Tahun dengan Stroke Infark Luas di RSUD Jendral A. Yani Kota Metro

sistem saraf pusat.11 Kondisi pulmonary mengalami iskemik sehingga menimbulkan


compromise yang terjadi pada pasien serta gejala defisit neurologis.1,4
tidak ditemukan penyebab kardiovaskular dan Pada pemeriksaan fisik hari perawatan
pulmonal diistilahkan sebagai NPE. 7 NPE ke-4 kondisi pasien mengalami penurunan
ditemukan sebagai akibat komplikasi dari kembali, kondisi ini diperberat dengan
subdural haemorrhage (SDH), subarachnoid munculnya demam dengan suhu 37,8 C,
haemorrhage (SAH) atau Intracerebral pernapasan cepat dan dangkal, dengan laju
haemorrhage (ICH) dan kondisi lainnya seperti pernapasan sebesar 28 x/menit disertai ronki
kejang berulang atau epilepsi, trauma otak dan basah pada seluruh lapang paru, pasien juga
medula spinalis yang melibatkan kerusakan mengalami batuk berdahak bewarna
saraf berat.6,11 kemerahan. Gejala ini muncul akibat
Pada anamnesis awal di IGD RSUD Jend. menurunnya mucous clearence dan supresi
A. Yani Kota Metro, di dapatkan penurunan pusat pernapasan pada pasien stroke.Kondisi
kesadaran dan hemiparese dextra et sinistra ini diperparah dengan kerentanan mengalami
sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit. infeksi saluran pernapasan.1,4 Hal ini dapat
Keluhan diperberat dengan wajah merot ke terjadi akibat dua mekanisme utama, pertama
kanan, kesulitan menelan dalam beberapa hari terjadi peningkatan tekanan intravaskular dan
terakhir dan tampak acuh terhadap interstitial paru diikuti dengan peningkatan
pembicaraan. Akibat kesulitan menelan permeabilitas kapiler paru sehingga
tersebut, pasien jarang makan dan kondisinya menimbulkan edema paru, sedangkan yang
menurun mendadak. Pasien memiliki riwayat kedua berupa, cedera sistem saraf pusat
stroke pada tahun 2014 dan riwayat darah menyebabkan terhentinya sistem simpatis dan
tinggi sebelumnya. Pasien memiliki riwayat menekan sistem kontrol otonom pernapasan
merokok sejak usia muda dan kebiasaan yang terdapat di otak.5-7,11
tersebut tidak berkurang walaupun pasien Pasien direncenakan untuk dilakukan
sudah mengalami stroke pada tahun 2014. pengecekan dahak untuk mengevaluasi apakah
Gejala ini merupakan gejala khas pada pasien terjadi infeksi pada pernapasan atau tidak,
dengan stroke, berupa defisit neurologis fokal tetapi kondisi ini sulit untuk dilakukan karena
yang dialami pasien dan faktor serebrovaskular keadaan umum pasien yang tampak delirium
merupakan faktor utama dari kelainan sehingga kondisi komorbid yang diakibatkan
ini.1Pada perawatan hari ke-4 kondisi pasien infeksi belum dapat disingkirkan secara pasti.
semakin menurun, kondisi ini diperberat Kemudian pasien dilakukan pengecekan analisa
dengan pasien batuk berdahak bewarna gas darah dan foto rontgen thorax untuk
kemerahan, demam, dan napas cepat dan mengevaluasi paru. Di dapatkan hasil analisis
dangkal. Pada pemeriksaan auskultasi paru di gas darah di dapatkan pH 7,46, pO2
dapatkan bunyi ronki pada seluruh lapang 77mmol/Hg, pCO2 30,8 mmol/Hg, bikarbonat
paru. Hal ini merupakan gejala dari neurogenic 22 mmol/L, serta saturasi O2 96% dan nilai
pulmonary edema yang menyerupai ARDS.7-10 PaO2/FiO2 sebesar 80,2 dan hasil foto thorax
Pada pemeriksaan fisik pasien hari berupa gambaran interstitial edema pulmonal
pertama, di dapatkan keadaan umum sakit dan kardiomegali dengan CTR 56%.
berat, kesadaran stupor, GCS E2M3V2, TD Berdasarkan gambaran analisa gas darah di
170/100 mmHg, Nadi 84 x/menit, pernapasan dapatkan kadar PaO2 rendah yang kurang dari
20 x/menit, T 37 C. Pada pemeriksaan status batas normal, serta rasio PaO2/FiO2 < 200,
neurologis di dapatkan hemiparese sinistra, yang mana memenuhi kriteria diagnosis NPE
parese nervus VII sentral sinistra, parese Hal ini di dukung dengan dengan gambaran
nervus IX, serta parese nervus XII sentral radiologis thorax.7-11
dextra, tes tungkai jatuh di dapatkan Penatalaksanaan yang diberikan pada
lateralisasi dominan ke kiri. Pemeriksaan fisik pasien berupa terapi rawat bersama berupa
lain dalam batas normal. Gambaran ini dapat kolaborasi neurologis dan pulmonologis. Terapi
terjadi akibat hemisfer otak yang terkena yang diberikan neurologis berupa infus asering
disertai vitamin neurotropik, citikolin 500

Medula | Volume 9| Nomor 4 | Januari 2020 | 702


M. Panji Bintang Gumantara, Halomoan Simon Tambunan, & Mukhlis Imanto | Manajemen Neurogenic Pulmonary Edema
pada Laki-laki Usia 60 Tahun dengan Stroke Infark Luas di RSUD Jendral A. Yani Kota Metro

mg/12 jam, ranitidin 40 mg/12 jam, risk factors, and prevention. Jurnal Ilmiah
ondansentron 4mg.12 jam, amlodipin 10 mg/8 Kedokteran 2019. Medika Tadulako.
jam, cilostazol /8 jam. Terapi yang diberikan di 2019;6(1):1-14.
bidang pulmonologi berupa N-Asetilsistein /12 3. PERDOSSI.Guideline stroke 2011.
jam, seftriaxon 2 gram/ 12 jam, Indonesia: Persatuan Dokter Spesialis
metilprednisolon 125 mg/12 jam, serta Saraf Indonesia; 2011.Hlm. 1-131.
direncanakan perawatan di ICU bila kondisi 4. Park SM, Kim JM, Youn YC, Kwon OS, Bae J.
memburuk untuk diberikan alat bantu Neurogenic pulmonary edema following
pernapasan. Terapi yang diberikan neurologi acute cerebral infarction. Jurnal of
sudah sangat sesuai dengan guideline yang Neocritical Care. 2016; 9(2):171-3.
digunakan pada penatalaksanaan stroke infark 5. Sedy J, Kunes J, Zicha J. Pathogenetic
sesuai AHA/ASA guideline 2018 dan Persatuan mechanism of neurogenic pulmonary
Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) edema. 2015; 1(1):1-45.
2011. 4,12 Terapi yang diberikan pulmonologis 6. Finsterer J. Neurological perspective of
sudah sesuai berupa pemberian terapi suportif neurogenic pulmonary edema. European
berupa pemberian loop diuretic,osmotik, Neurology. 2019 ; 81:94-101.
opioid, steroid, oksigenasi yang cukup, 7. Balofsky A, Goerge J, Papadakos P.
evakuasi hematoma dan ventilasi mekanik Handbook of clinical neurology. 3rd series.
6,13-15
suportif dengan tekanan positif. Wijdicks EFM Kramer AH. USA:
Prognosis pada pasien ini adalah ad Elsevier;2017. hlm. 33-48.
malam. NPE yang terjadi pasien memperburuk 8. Saracen A, Kotwica Z,Wozniak-kozek A,
kondisi pasien karena NPE akan menyebabkan Kasprzak P. Neurologic pulmonary edema
kematian pada 7% pasien yang mengalami in aneurysmal subarachnoid hemorrhage.
kerusakan sistem saraf pusat yang berat.5Pada Springer International Publishing. 2016;
penderita ini dianjurkan untuk diberikan alat 1(1):1-4.
bantu suportif pernapasan untuk membantu 9. Hedge A, Prasad GL, Kini P. Neurogenic
memenuhi kebutuhan oksigen dan pulmonary oedema complicating
mengevaluasi penanganan lebih lanjut di ruang traumatic posterior fossa extradural
intensif. haematoma: case report and
review.Taylor and Francis Group. 2016;
Simpulan 1(1):1-4
Neurogenic Pulmonary Edema suatu 10. Yasui H, Arima H, Hozumi H, Suda T.
kondisi komplikasi berat akibat kerusakaan Neurogenic pulmonary edema without
sistem saraf pusat yang mengancam nyawa norephinephrine elevation. The Japanese
yang terjadi sebagai suatu kondisi pulmonary Society of Internal Medicine.2018
compromise yang terjadi akibat kerusakan 28;57:2097-8.
sistem saraf pusat. Kasus NPE jarang terjadi 11. Busl KM, Bleck TP. Neurogenic Pulmonary
pada pasien dengan stroke infark, namun Edema. Critical Care Medicine. 2015;
stroke infark luas yang mengenai hemisfer otak 43(8):1710-15.
berpotensi menimbulkan NPE. Prognosis pada 12. AHA/ASA.2018 Guidelines for the early
kasus ini adalah ad malam. Umumnya angka management of patientswith acute
kematian pada NPE masih cenderung tinggi dan ischemic stroke.USA: American Heart
kesalahan diagnosis oleh klinisi menyebabkan Association/ American Stroke Association;
prognosis pada kasus ini menjadi buruk. 2018. hlm. 1-54
13. Zao H, Lin G, Shi M, Gao J, Wang Y, Wang
DaftarPustaka H, dkk. The mechanism of neurogenic
1. Rianawati SB, Munir B. Buku ajar pulmonary edema in epilepsy. The
neurologi.. Malang: Sagung Seto; Physiological Society of Japan and
2017.hlm.3-27 Springer. 2014; 64:65-72.
2. Mutiasari D. Ischemic stroke: symtomps, 14. Chen W, Huang C, Chen J, Tai HC, Chang S,
Wang Y. ECG abnormalities predict

Medula | Volume 9| Nomor 4 | Januari 2020 | 703


M. Panji Bintang Gumantara, Halomoan Simon Tambunan, & Mukhlis Imanto | Manajemen Neurogenic Pulmonary Edema
pada Laki-laki Usia 60 Tahun dengan Stroke Infark Luas di RSUD Jendral A. Yani Kota Metro

neurogenic pulmonary edema in patients thermodilution-based management of


with subarachnoid hemorrhage. American neurogenic pulmonary edema after
Journal of Emergency Medicine. subarachnoid hemorrhage. The American
2015;34(2016):79-82. Journal of Medical Science. 2015;
15. Mutoh T, Kazumata K, Ueyama-mutoh T, 350(5):415-9.
Taki Y, Ishikawa T. Transpulmonary

Medula | Volume 9| Nomor 4 | Januari 2020 | 704

Anda mungkin juga menyukai