Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

TELOGEN EFFLUVIUM

Penyusun :

Nindya Agustin Rahmawati

NPM :

21710152

Pembimbing:

dr. Wind Faidati, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN


KELAMIN

RSUD IBNU SINA GRESIK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

2023
BAB I

PENDAHULUAN

Kerontokan rambut sering menjadi keluhan estetik dan psikologik, bahkan


kadang-kadang menimbulkan gejala dari kelainan sistemik. Pertumbuhan rambut
merupakan proses siklis terdiri fase pertumbuhan rambut yang berlangsung lama
(anagen), fase transisi (katagen), dan fase istirahat (telogen) yang berlangsung
singkat. Pada akhir fase istirahat rambut akan terlepas (eksogen), dan fase
pertumbuhan (siklus) baru dari rambut di dalam folikel akan dimulai lagi. Pada
keadaan normal, sekitar 100 helai rambut di kulit kepala berambut berada pada
akhir fase istirahat, dan setiap hari akan dilepaskan. Telogen effluvium terjadi
pelepasan, dalam fase ini meningkat secara signifikan lebih dari 100 helai rambut
setiap hari. Effluvium anagen terjadi fase pertumbuhan rambut secara terputus
secara tiba-tiba, dan menyebabkan kerontokan abnormal rambut.1

Berbagai faktor berperan dalam peningkatan kerontokan rambut,


bergantung pada jenis kereontokan rambutnya, apakah difus atau lokalisata,
bagian siklus pertumbuhan rambut mana yang terganggu, atau folikel rambut
intak atau rusak dan digantikan oleh jaringan parut.1

Kerontokan rambut sehari-hari yang normal dipengaruhi faktor usia, jenis


kelamin, ras dan faktor genetik. Kerontokan rambut normal biasanya berkisar 120
helai rambut. dan pada telogen efluvium antara 120 sampai lebih dari 400 helai2.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Telogen efluvium (TE) adalah pelepasan rambut telogen dalam jumlah


berlebihan, yang disebabkan oleh kelainan siklus rambut, tanpa disertai
peradangan.1,2 Telogen Effluvium (TE) dapat didefinisikan sebagai kerontokan
rambut kepala difus non-sikatrik pada Fase Telogen yang terjadi kurang lebih 3
bulan setelah terjadinya pemicu dan biasanya bersifat self-limiting(suasirna)
dalam jangka waktu kurang lebih 6 bulan.Rambut yang rontok biasanya
berjumlah kurang dari 50% rambut kepala. 1 Telogen efluvium berpotensi terjadi
pada semua umur, namun kebanyakan terjadi pada wanita setelah melahirkan.

Telogen efluvium adalah penyebab paling umum kedua untuk alopecia


setelah androgenetik alopesia3

2.2 Epidemiologi

Sebagian besar kasus telogen effluvium bersifat subklinis; oleh karena itu,
kejadian sebenarnya tidak diketahui dengan jelas 5. Tidak ada predileksi rasial dari
penyakit ini yang diketahui dan mempengaruhi pria dan wanita, dengan tingkat
insiden yang lebih tinggi pada wanita. Namun, harus diingat bahwa wanita
menangani masalah kerontokan rambut lebih serius daripada pria dan cenderung
lebih sering mencari perawatan medis 1. Hubungan telogen effluvium dengan usia
tidak jelas; namun, wanita lanjut usia diketahui lebih rentan terhadap telogen
effluvium akut setelah demam, trauma, perdarahan, atau stres psikologis 1. Studi
telah melaporkan kejadian telogen effluvium pada anak-anak sekitar 2,7% 6.

2.3 Etiologi

Penyakit telogen efluvium disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara


lain:

a. Kekurangan Nutrisi

3
Kekurangan gizi dapat menjadi penyebab melemahnya batang rambut dan
dapat meningkatkan kerontokan serta kerusakan rambut. Masalah rambut yang
disebabkan oleh kekurangan gizi dapat diperbaiki dengan diet yang tepat. Tiga
unsur yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan kesehatan rambut di
antaranya tembaga, besi dan zinc4.

Tembaga adalah mineral yang sangat penting untuk pembentukan


hemoglobin dan diperlukan untuk membawa oksigen melalui sel darah merah.
Hemoglobin diperlukan untuk pemeliharaan suplai nutrisi yang cukup dari darah
ke batang rambut. Total kebutuhan harian akan tembaga adalah sekitar 2,0
miligram untuk orang dewasa. Defisiensi tembaga dapat melemahkan batang
rambut dan menyebabkan peningkatan kerontokan rambut4.

Zat besi bertugas untuk membawa oksigen dalam hemoglobin sel darah
merah. Total kebutuhan harian untuk besi adalah sekitar 18 miligram. Kekurangan
zat besi dapat menyebabkan anemia dan dapat menyebabkan kemungkinan rambut
rontok. Anemia defisiensi besi telah dilaporkan sebanyak 72% dari wanita yang
mengalami rambut rontok4.

Zinc adalah mineral yang mendukung pertumbuhan dan perbaikan


jaringan. Zinc berfungsi dalam pemeliharaan sekresi kelenjar minyak yang
melekat pada folikel rambut. Total kebutuhan harian zinc adalah sekitar 15-30
miligram untuk orang dewasa. Kekurangan zinc dapat menyebabkan rambut
rontok4.

b. Stress

Hormon stres, kortisol, diketahui memengaruhi fungsi dan regulasi siklus


folikel rambut. Ketika kortisol hadir pada tingkat tinggi telah terbukti mengurangi
sintesis dan mempercepat degradasi elemen kulit yang penting, yaitu hyaluronan
dan proteoglikan sekitar 40%.5

c. Obat

4
Obat-obatan dapat berpengaruh dalam peningkatan jumlah kerontokan
rambut. Tingkat keparahan tergantung pada obat dan predisposisi individual.
beberapa obat dapat menyebabkan kelainan pada rambut tapi pada beberapa orang
lain dapat menyebabkan kerontokan rambut yang parah, bahkan dengan dosis
yang tepat. Obat-obat seperti antikoagulan, retinol, interferon, obat anti
hiperlipidemia hanya beberapa contoh obat yang dapat menginduksi telogen
efluvium. Rambut rontok dari kulit kepala, alis, dan daerah kemaluan
diidentifikasi sebagai efek samping yang mungkin dari kebanyakan obat
psikotropika. Proses ini biasanya dapat kembali setelah penghentian pengobatan5.

d. Endokrin6

- persalinan, keguguran, aborsi

- Hypo dan hyperthyroidism

- Penghentian konsumsi obat yang mengandung estrogen

e. Intoksikasi6

- Thallium

- Merkuri

- Arsenik

f. Peradangan kulit kepala6

- Dermatitis seboroik

- Eritroderma

g. Kemoterapi

Pada alopesia areata difus hair pull test positif bermakna (< 10 helai tiap
traksi) dan secara mikroskopik dapat ditemukan rambut anagen distrofik maupun
rambut telogen. Pada alopesia androgenetika rambut rontok rambut rontok
berlebihan dan menipis terutama di bagian crown, vertex atau frontal dan pada
pemeriksaan histologis terdapat pengecilan folikel pangkal rambut menjadi folikel

5
yang menyerupai velus. Sementara pada AE ditandai dengan pelepasan atau
patahnya rambut anagen yang berlebihan, biasanya disebabkan terapi radiasi di
kepala dan kemoterapi sistemik.3,6

2.4 Patogenesis

Rambut kepala tumbuh berdasarkan siklus pertumbuhan rambut. Setiap


folikel mempunyai siklus pertumbuhan rambut 10-30 kali selama hidupnya . Siklus
pertumbuhan rambut dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase anagen (fase
pertumbuhan), fase katagen (fase involusi), dan fase telogen (fase istirahat) 4. Kulit
kepala normalnya 80-90% rambut dalam fase anagen, 5% fase katagen, dan 10-
15% pada fase telogen, sekitar 50-100 rambut gugur dan mengalami

pergantian setiap hari.3

Secara normal, setiap folikel rambut mengalami siklus independen,


sehingga ketika beberapa rambut sedang dalam fase telogen akhir dan siap untuk
rontok, rambut lain dalam fase pertumbuhan. Karena itu densitas kulit kepala dan
jumlah rambut kepala selalu stabil7.

Pada telogen efluvium rambut mengalami kerontokan lebih dari normal


setiap harinya. Adanya stimulus menyebabkan percepatan dari dari fase anagen ke
fase telogen. Telogen efluvium akan mulai terjadi 3-4 bulan setelah adanya faktor
pencetus, tetapi jika faktor pencetus dihilangkan kerontokan rambut telogen akan
kembali normal pada beberapa bulan kemudian. dan kepadatan rambut akan
kembali dalam 6-12 bulan.3

Kerontokan rambut luas disebabkan karena terganggunya salah satu fase


dalam siklus pertumbuhan rambut. Tipe kerontokan rambut terbanyak adalah
kerontokan rambut telogen (telogen efluvium), dimana rambut yang berada pada
fase anagen berubah secara prematur menjadi fase telogen sehingga terjadi
peningkatan jumlah rambut telogen yang rontok sekitar dua sampai tiga bulan
kemudian7.

6
Headington membuat pembagian tipe fungsional telogen effluvium
berdasarkan fase yang berbeda dari siklus folikuler yaitu1 :

a. Immediate anagen release, onset effluvium singkat, terjadi


stimulasi folikel untuk meninggalkan fase anagen dan masuk fase telogen
secara premature disertai terjadinya peningkatan rambut yang lepas pada
akhir fase, berlangsung sekitar 2-3 bulan kemudian. Terjadi setelah stress
fisiologis

b. Delayed anagen release, folikel rambut bertahan lama pada fase


anagen, ketika masuk fase telogen rambut dilepaskan dalam jumlah besar,
keadaan ini terjadi pasca melahirkan.

c. Short anagen syndrome, terdapat perangsangan ringan, tetap


terjadi effluvium telogen,disertai berkurangnya panjang rambut. Keadaan
ini terjadi pada alopesia androgenetik dan female pattern loss hair.

d. Immediate telogen release, program folikel rambut normal, untuk


selanjutnya akan melepaskan club hair 100 hari setelah akhir fase anagen,
terjadi karena folikel terlalu cepat masuk ke dalam fase anagen.

e. Delayed telogen release, folikel rambut tetap berada pada fase


telogen, tetapi bersamaan dengan resiklus anagen. Terjadi peningkatan
lepasnya club hair, ditemukan pada manusia.

Berdasarkan perlangsungannya telogen terbagi atas:8

a. Telogen efluvium akut adalah proses kehilangan rambut akut


yang terjadi kurang dari 6 bulan. Beberapa kondisi yang dapat
menyebabkan telogen efluvium seperti penyakit sistemik, obat-obatan,
demam, stres, penurunan berat badan, kekurangan zat besi dan vitamin D,
inflamasi dari kulit kepala, dan gangguan kontrasepsi oral8

b. Telogen efluvium kronik biasanya terjadi pada wanita paruh baya


dengan pengurangan volume rambut yang disebabkan oleh kerontokan

7
rambut dalam jumlah besar dan telah berlangsung selama lebih dari 6
bulan6.

Telogen efluvium kronik adalah suatu penyakit ideopatik dengan


karakteristik yang lama dan berfluktuasi dalam peningkatan jumlah kerontokan
rambut. Wanita biasanya mengeluhkan kerontokan rambut yang meningkat
selama lebih dari 6 bulan tapi tidak terlihat adanya pengurangan dalam kepadatan
rambut8.

Menurut penyebabnya, telogen efluvium dibagi menjadi beberapa bentuk,


diantaranya2 :

a. Telogen efluvium pasca febris akut

Biasanya setelah penyakit yang disertai panas yang tinggi diatas 39°
celcius, misalnya pneumonia atau tifus. Kerontokan rambut pascademam akan
terjadi dalam 2-5 bulan setelah sakit. Demam melalui pirogen endogen
(interleukin 1 α dan β, faktor tumor nekrosis atau interferon α) secara langsung
mempengaruhi proliferasi sel matriks folikel.

b. Penyakit sistemik

Penyakit sistemik yang kronik seperti karsinoma, colitis ulserativa,


leukemia dan tuberculosis dapat menaikkan hitung telogen menjadi 25. Sifilis
stadium 2 dapat menyebabkan kerontokan telogen, merupakan komponen dari
reaksi

Jarish Herxheimer

c. Telogen effluvium pasca partus

Pascapartus sering menyebabkan kerontokan rambut. Rambut anagen pada


kehamilan trimester pertama 81%, pada trimester kedua 90%, dan trimester ketiga
94%. Setelah partus, terjadi penurunan rambut anagen sehingga rambut telogen 6
minggu setelah partus meningkat menjadi 24% dan 2 bulan pascapartus menjadi

8
65%. Kerontokan rambut ini bermula dari 1 sampai 4 bulan dan dapat mencapai 1
tahun. Selanjutnya, pertumbuhan rambut akan normal kembali.

d. Telogen efluvium pascanatal

Biasanya, terjadi pada bayi sejak lahir sampai berumur 4 bulan dan akan
tumbuh kembali pada umur 6 bulan. Alopesia yang terbentuk mengikuti distribusi
male pattern alopecia. Hitung telogen berkisar 64-87%.

e. Telogen effluvium psikik

Kerontokan rambut secara tiba-tiba dapat terjadi setelah syok psikis atau
stress mental serta menetap lama dan sering berulang.

2.5 Manifestasi Klinis

Gejala klinis dari telogen efluvium yaitu3:

a. Gejala Kulit

Pasien datang dengan keluhan adanya peningkatan kerusakan rambut yang


dapat disertai adanya penurunan derajat ketebalan rambut. Kebanyakan pasien
merasakan cemas dan takut mengalami kebotakan.

Pasien merasakan keluhan kerontokan rambut dalam 3-4 bulan.

b. Lesi Kulit

Tidak ditemukan kelainan pada kulit kepala.

c. Rambut.

Adanya kerontokan yang luas pada kulit kepala, tarikan yang halus saja
pada rambut akan menyebabkan rambut terlepas.

9
Wanita 52 tahun dengan keluhan peningkatan rambut rontok dan menipis selama
3 bulan. Menunjukkan kulit kepala rambut menipis.

kerontokan pada telogen effluvium

d. Distribusi

Kehilangan rambut yang luas pada kulit kepala, termasuk bagian tepi dan
belakang kepala, apabila terjadi kehilangan rambut secara signifikan yang
menyebabkan penipisan rambut, alopesia atau kebotakan dapat terjadi.

10
Dapat pula ditemukan adanya pertumbuhan rambut yang pendek, rambut tersebut
lebih tipis dari rambut yang sebelumnya dan memiliki ujung lancip.

e. Kuku

Stimulus yang memicu terjadinya telogen efluvium dapat pula terlihat


gangguan pertumbuhan kuku berupa garis beau, gambarannya adanya garis datar
atau alur pada kuku tangan dan kuku kaki.

2.6 Diagnosis

Diagnosis telogen efluvium memerlukan beberapa pemeriksaan


diantaranya tes tarikan rambut, pemeriksaan darah rutin, kimia darah,
pemeriksaan TSH, histopatologi, serologi dan status nutrisi( serum zink dan
besi)9. Pemeriksaan penunjang dimaksudkan untuk dapat mendiagnosis secara
tepat telogen efluvium antara lain:3

a. Tes Tarikan rambut.

Tes tarikan rambut dilakukan dengan cara sekitar 25 sampai 50 rambut


dalam satu genggaman ditarik dengan tarikan yang lembut maka dalam kondisi
rontok, 10 sampai 15 rambut akan ikut tercabut sedangkan rambut yang dalam
kondisi normal hanya 1 sampai 2 helai rambut yang tercabut1.

b. Cabut rambut (hair pluck)

Untuk mengetahui rasio anagen atau telogen, harus dilakukan uji cabut
rambut. Pada pemeriksaan ini, rambut kira-kira 50 helai dijepit dengan penjepit
jarum (needle holder atau hemostat) pada dasar rambut kemudian dicabut secara
cepat. Pemeriksaan ini memberikan rasa tidak nyaman. Rambut yang tercabut
diletakkan pada gelas objek dan di hitung jumlah rambut anagen dan telogen.
Kadang-kadang dijumpai rambut katagen yang mempunyai bentuk gada, seperti
telogen, tetapi bentuk akar menyerupai bawang disertai selubung akar rambut.2

c. Pemeriksaan mikroskopik

11
Ujung proksimal rambut yang tercabut harus dievaluasi secara
mikroskopik. Ujung proksimal diletakkan di gelas objek dengan setetes lem
sianoakrilat. Secara kasat mata, rambut telogen terlihat kering, ujung membulat
warna putih. Secara mikroskopik terlihat seperti gada tanpa pigmen dan zona
keratogenus. Sebaliknya, rambut anagen terlihat basah dan berpigmen. Pada
rambut anagen terlihat basah, berpigmen, bulbus berbentuk pyramid disertai
selubung dalam dan luar rambut. Rambut anagen hanya tercabut pada hair pluck.
Jika ada rambut anagen tercabut pada hair pull, menunjukkan diagnosis anagen
effluvium, alopesia areata, atau loose anagen syndrome.

Pada sindroma loose anagen, rambut tersebut tanpa selubung rambut.


Rambut anagen tanpa selubung rambut terdapat pada alopesia areata yang akut.
Biasanya, ujung berbentuk anak panah yang disebut rambut tanda seru

(exclamation hair).2

d. Darah Rutin

Dapat ditemukan anemia defisiensi besi.9

e. Kimia darah

Ditemukan adanya serum besi.9

f. TSH

Menunjukkan bahwa karakteristik utama kerontokan terkait hipotiroidisme


bersifat difus mencakup daerah oksipital dan menyebabkan diameter hair shaft
berkurang.9

g. Serologi

Pada telogen effluvium post febrile ditemukan IgM (1/128) dan IgG (1/256),
dengan reaksi Weil-Felix positif. 9

h. Histopatologi

12
Tidak ditemukan kelainan yang berarti, selain adanya peningkatan proporsi folikel
telogen.

2.7 Penatalaksanaan

Aspek yang paling penting dalam manajemen telogen efluvium adalah


memberi pemahaman kepada pasien tentang kondisinya. Siklus rambut normal
harus dijelaskan, serta hubungan antara faktor pemicu dan munculnya kerontokan
rambut. Misalnya, dalam telogen efluvium, biasanya kerontokan rambut muncul 2
sampai 3 bulan setelah adanya pemicu, meskipun pada kasus yang langka dimulai
segera 2 minggu setelah adanya pemicu7.

Tidak ada pengobatan medis tertentu untuk telogen efluvium, tetapi


pemberian secara topikal minoxidil (Rogaine) 2% dan 5% pada kulit kepala
selama sekali sehari dapat berguna untuk telogen efluvium kronis7.

Salah satu obat yang juga dapat digunakan untuk menangani telogen
efluvium adalah Pantogar. Pantogar dapat digunakan untuk mengatasi berbagai
jenis penyebab rambut rontok (misalnya karena gangguan metabolik, gangguan
endokrin, kekurangan vitamin, intoksikasi, iradiasi, kelelahan, gangguan
psikologi.) pantogar dapat digunakan dengan dosis dewasa 1 kapsul tiga kali
sehari, Anak-anak dari usia 12 tahun satu sampai dua kali sehari, tergantung pada
usia10.

Telogen efluvium dapat pulih dengan sendirinya dan biasanya sembuh


dalam 3 - 6 bulan jika faktor pemicu telah hilang. Pemulihan total biasanya
membutuhkan waktu satu tahun11. Beberapa faktor pemicu dapat diatasi dengan
hal hal berikut ini5 :

A. Suplementasi Besi

Pasien wanita tanpa adanya inflamasi sistemik atau gangguan lain yang
mendasarinya, kadar feritin serum di bawah atau sama dengan 30ng/mL sangat
terkait dengan telogen rambut rontok. Suplementasi besi sulfat oral dianjurkan
sampai tingkat serum ferritin mencapai 70 mg / ml.

13
B. Suplementasi Biotin

Biotin yang juga dikenal sebagai vitamin H atau koenzim R telah


menunjukkan perbaikan gejala klinis dan berbagai masalah pada pasien dengan
sindrom kelemahan rambut. Sebuah studi menunjukkan efektivitas pengobatan
biotin dalam meningkatkan kekuatan akar rambut sehingga membuat kerontokan
berkurang dan dalam mempercepat laju pertumbuhan, maka rambut menjadi lebih
lentur dan kuat. suplementasi yang disarankan adalah 5 mg per hari.

C. Suplementasi Sistein

Tidak ada kejelasan apakah suplemen sistein dapat meningkatkan kualitas


rambut dan siklus pertumbuhan. Data klinis yang ada tidak membuktikan atau
menyangkal teori ini. Dosis yang direkomendasikan adalah 500 mg per hari.

14
BAB III

PENUTUP

Telogen Effluvium (TE) adalah gangguan siklus rambut normal yang


terjadi akibat terminasi dini folikel rambut dari anagen ke fase telogen sehingga
rambut telogen rontok secara berlebihan. Kerontokan rambut menyebar berkisar
100-1000 helai setiap hari dengan penurunan kepadatan rambut.

Prevalensi dan kejadian TE tidak diketahui secara pasti karena banyak


kasus yang tidak dilaporkan. Beberapa penelitian melaporkan lebih banyak
kejadian pada wanita dibandingkan pria, terutama pada wanita usia produktif atau
kisaran 20-50 tahun, karena wanita pada usia ini lebih memperhatikan kondisi
rambut dan merasa cemas ketika rambut rontok dan terlihat lebih tipis. Wanita
usia produktif juga mengalami perubahan hormon menstruasi dan pasca
melahirkan yang dapat memicu TE

Berdasarkan durasi dan fluktuasi faktor pencetus, TE terbagi menjadi akut


dan kronis, TE akut terjadi dengan durasi kurang dari 6 bulan karena faktor
pencetus seperti demam tinggi, operasi besar, perdarahan akut, stres emosional,
diet ketat, postpartum dan induksi ultraviolet. TE kronis terjadi dengan durasi
lebih dari 6 bulan karena faktor pencetus yang berfluktuasi dan berkepanjangan
seperti penyakit sistemik, obat-obatan, penurunan berat badan yang signifikan,
dan defisiensi nutrisi seperti defisiensi besi. Faktor pemicu TE juga bisa bersifat
idiopatik

Zat besi merupakan mikronutrien penting yang berperan dalam


pertumbuhan dan perkembangan beberapa sel pada organ tubuh, termasuk sel
punca folikel rambut. Folikel rambut adalah jaringan yang terus mengalami
metabolisme aktif, sehingga membutuhkan nutrisi untuk sintesis dan

15
perkembangannya. Besi juga merupakan kofaktor untuk enzim pembatas laju
reduktase ribonukleotida yang berperan penting untuk sintesis DNA dan replikasi
sel, selain itu besi juga mempengaruhi ekspresi gen tertentu pada area tonjolan
folikel rambut.

Zat besi dalam tubuh terbagi menjadi 3 bagian; besi cadangan, besi
transportasi, dan besi fungsional. Penipisan besi terjadi karena cadangan besi
berkurang, tetapi besi fungsional dan transportasi normal; iron-deficient
erythropoesis (IDE) terjadi karena cadangan dan transportasi besi berkurang tetapi
fungsional besi normal; Anemia defisiensi besi (IDA) terjadi karena cadangan,
transportasi dan fungsional besi berkurang.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Soedarwoto, AD. Everything About Hair. Jakarta. Badan Penerbit Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia. 2014.

2. Soepardiman, Lily. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7 ed. Jakarta. Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2015.

3. McGraw-Hill,. Disorders of Hair Follicless and Related Disorders. In: Klaus


Wolff RAJ, editor. Fitzpatrick's Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology.
6 ed. USA. p. 975-7. 2009.

4. Hamad, W.A.M., Said, A.F., Abd El Hamid, A.A.,. Role Of Some Trace
Element In The Pathogenesis Of Telogen Effluvium In Egyptian Females.
Departement o Dermatology & Venereology and Departement of Clinical
Pathology, Faculty of Medicine or Girls, Al Azhar University and National
Cancer Institute, Cairo University, Egypt. Vol. 7 number 1. 2009.

5. Franca, K., dkk. Comprehensive Overview and Treatment Update on Hair


Loss. Departement of Dermetology & Custaneous Surgery, University Of Miami
Miller School of Medicine, Miami, USA. 2013.

6. Wolff, K., dkk. Messenger. Hair Growth Disorders. In: Klaus Wolff LAG,
Stephen I. Katz, Barbara A. Gilchrest, Amy S. Paller, David J. Leffell, editor.
Fitzpatrick's Dermatology In General Medicine. 7 ed. USA: McGraw-Hill; p. 761.
2008.

7. Harrison, S., Bergfeld, W. 2009. Diffuse Hair Loss : Its Tiggers and
Management. Cleveland Clinic Journal of Medicine, Vol. 76 number 6, page 361-
367.

8. Patel, M., dkk. Drugs And Hair Loss. Departement Of Medicine, St. Vincent’s
Hospital, Univesity Of Melbourne. 2013

17
9. Shiravastava, S.B. Diffuse hair loss in an adult female: Approach to diagnosis
and management. Department of Dermatology Venereology and Leprosy, Dr
Baba Sahib Ambedkar Hospital, Delhi, India. Vol. 75. Issue 1. 2009

10. Hegenheimermattweg, 57. Pantogar. Merz Pharma (Schweiz) AG, CH-4123


Allschwil, Switzerland. 2011

11. Rossi Alfredo, dkk. Evaluation of a Therapeutic Alternative for Telogen


Effluvium: A Pilot Study. Departement of Internal Medicine and Medical
Specialities, Sapienza University of Rome, Rome, Italy. 2013.

12. Graham, R. Lecture Notes Dermatologi Edisi Kedelapan. Jakarta : Erlangga.


2005

18

Anda mungkin juga menyukai