Anda di halaman 1dari 21

ALOPECIA

ANDROGENIK
Disusun Oleh:
Yusron Bishry 1102016232

Pembimbing:
dr. Sofa Inayatullah, Sp.KK
1
Definisi
Alopesia androgenik atau androgenie alopeeia (AGA)
merupakan bentuk alopesia dengan pola spesifik, ditandai dengan
hilangnya rambut terminal yang tebal dan berpigmen seeara progresif,
diganti dengan rambut velus yang halus dan mengandung sedikit
pigmen sebagai respons terhadap hormon androgen dalam sirkulasi.
Kebotakan pada AGA ditandai dengan miniaturisasi folikel rambut
akibat gangguan siklus folikel rambut.

2
Epidemiolgi
Onset umur dari alopesia an-drogenetik pada laki-laki bervariasi, tetapi terja-di
pada rata-rata usia pertengahan 20-an. Preva-lensi dan keparahan meningkat seiring
usia. Alopesia androgenetik paling banyak menge-nai laki-laki kulit putih pada usia
pertengahan. Sekitar 30% dari laki-laki berkulit putih terkena pada usia 30 tahun,
sekurangnya 50% terkena pada usia 50 tahun, dan 80% terkena pada usia 70 tahun.
Insiden dari alopesia androgenetik juga bervariasi sesuai ras: laki-laki berkulit putih lebih
cenderung terkena dari pada laki-laki Asia, Indian Amerika, dan keturunan Afrika. Luas
ke-rontokan rambut juga lebih ekstensif pada laki-laki berkulit putih daripada yang lainnya.

3
Etiologi
Beberapa faktor yang juga mempengaruhi pertumbuhan rambut antara lain:
1. Malnutrisi terutama malnutrisi protein defisiensi asam amino, karbohidrat,
lemak, vitamin, dan mineral, menyebabkan rambut kering dan kusam.
2. Vaskularisasi folikel rambut.
3. Proses penuaan : folikel rambut akan atrofi, fase pertumbuhan rambut makin
singkat dan densitas rambut berkurang.
4. faktor patologis penyakit yang diderita serta obat-obatan yang dikonsumsi

4
patogenesis

5
Klasifikasi
Klasifikasi alopesia androgenik
menurut Norwood-Hamilton.
1. Tipe I
2. Tipe II
3. Tipe II a
4. Tipe III
5. Tipe III a
6. Tipe III vertex
7. Tipe IV
8. Tipe IV a
9. Tipe V
10. Tipe V a
11. Tipe VI
12. Tipe VII

6
7
Klasifikasi Ludwig untuk alopesia androgenik pada
wanita.
• Tipe I
• Tipe II
• Tipe III

8
Diagnosa
Diagnosis alopesia dapat di tegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik

9
3. Pemeriksaan penunjang :
a) Wash test
b) Hitung Rambut yang Rontok
c) Pull Test

10
d) Mikroskopis
e) Dermatologi
f) Fotografi serial
g) Histopatologi

11
Diagnosis Banding
1. Telogen effluvium

Telogen effluvium (TE) adalah kondisi


ketika rambut mengalami rambut
rontok secara mendadak. Masalah
kerontokan ini biasanya bersifat
sementara, alias tidak permanen.
Kondisi ini biasanya terjadi ketika ada
perubahan jumlah folikel rambut yang
menumbuhkan rambut.

12
2. Alopesia areata difus

Alopecia areata disebabkan oleh


sistem imun yang menyerang folikel
rambut (penyakit autoimun).
Kondisi ini menyebabkan produksi
rambut terhenti sehingga rambut
menjadi rontok dan akhirnya
menjadi botak.

13
3. Triehotillomania

gangguan pengendalian impuls yang ditandai


dengan keinginan berlebihan yang tidak
normal untuk mencabut rambut

14
Penatalaksanaan
1. Terapi untuk laki-laki.

Terdapat 2 maeam obat yang dianjurkan


dan sudah disetujui oleh FDA yaitu minoksidil
dan finasterid. Kedua obat ini dapat
digunakan seeara kombinasi.
a) Minoksidil
b) Finasterid

c) Bedah

15
2. Terapi untuk wanita.

Sama halnya dengan terapi pada


laki-laki, terapi pada wanita akan
menunjukkan hasil setelah 6 bulan, dan
perlu diteruskan agar efek terapi
berlanjut. Kombinasi modalitas terapi
dapat memberikan efek yang
menguntungkan.
• Minoksidil :
• Anti androgen :
• Finasterid :

• Estrogen oral :

• Bedah :

16
• Kamuflase / wig

17
Terapi sinar menggunakan low level laser
(light) therapy (LLLT) dapat menstimulasi
pertumbuhan rambut pria dan wanita dengan
cukup efektif dan aman LLLT dianggap dapat
menstimulasi fase re-entry anagen folikel
rambut telogen, memperpanjang durasi fase
anagen, meningkatkan proliferasi fokilel
rambut anagen aktif, dan meneegah fase
katagen yang prematur

18
Prognosis
Prognosis alopesia androgenetik
sangat beragam. Beberapa pasien
berkembang ke titik di mana mereka
kehilangan hampir semua rambut di
kulit kepala. Yang lain memiliki
penipisan berpola atau tidak berpola
tetapi mempertahankan sejumlah
besar rambut kulit kepala.

19
Kesimpulan
Alopesia androgenetik (AOA) merupakan salah satu penyebab
kebotakan yang sering dijumpai pada laki-laki dan wanita dan dapat
menurunkan kualitas hidup. Patogenesis AGA meliputi faktor genetik,
hormon androgen, dan minaturiasi folikel rambut. Banyak faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan kerontokan rambut pada AGA, sehingga
selain mengobati etiologinya, perlu diperhatikan juga faktor risiko yang
dapat dimodifikasi.

20
Terima Kasih
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik and illustrations by Stories

21

Anda mungkin juga menyukai