Anda di halaman 1dari 15

Referat

TELOGEN EFLUVIUM

Oleh:

Rizka Aulia, S.Ked

04084821921008

Pembimbing:

dr. Fitriani, Sp.KK, FINSDV

BAGIAN/DEPARTEMEN DERMATOLOGI DAN VENEREOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

2019

1
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Referat

Telogen Efluvium

Oleh

Rizka Aulia, S.Ked

04084821921008

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian/Departemen Dermatologi dan Venereologi
RSUP Dr. Mohammad Hoesin/Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Palembang Periode 15 April – 20 Mei 2019

Palembang, Mei 2019

Pembimbing,

dr. Fitriani, Sp.KK, FINSDV

2
TELOGEN EFLUVIUM

Rizka Aulia, S.Ked


Bagian/ Departemen Dermatologi dan Venereologi
FK UNSRI/ RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
2019

PENDAHULUAN
Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh
tubuh. Rambut menjadi gambaran spesifik dari karakter seseorang, aspek diri,
kesehatan, etnik dan status sosial. Kerontokan rambut sering menjadi keluhan
estetik dan psikologik, bahkan kadang-kadang menimbulkan gejala dari kelainan
sistemik.1,2

Telogen efluvium (TE) adalah pelepasan rambut telogen dalam jumlah


berlebihan, yang disebabkan oleh kelainan siklus rambut, tanpa disertai
peradangan. Telogen effluvium merupakan suatu kerusakan rambut akut, episodik
atau kronik, biasanya dihubungkan dengan faktor hormonal, nutrisi, obat, dan
bahan kimia serta penyakit kulit dan sistemik.1,3

Telogen efluvium dapat terjadi pada orang dari segala usia, jenis kelamin, dan
latar belakang ras apa pun. Prevalensi pasti dari telogen effluvium tidak diketahui,
tetapi dianggap cukup umum. Sebagian besar orang dewasa mengalami episode
telogen effluvium di beberapa titik. Namun, wanita memiliki kecenderungan yang
untuk mengalami kondisi ini karena perubahan hormon pasca partum.4

Telogen efluvium bersifat reversibel dan tidak pernah mengakibatkan


kebotakan selama etiologi dapat diidentifikasi dan dikoreksi. Dengan mengetahui
patomekanisme dan faktor pemicu terjadinya TE dapat dilakukan pengumpulan
data secara rinci mengenai faktor etiologi dan segala hal yang berkaitan dengan
kerontokan rambut serta pemeriksaan yang teliti sehingga dapat mengarahkan pada
diagnosis TE dan penatalaksanaan yang bersifat kausatif dan rasional.5

3
ANATOMI RAMBUT

Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada semua bagian
tubuh, kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku dan bibir. Rambut tumbuh dari
invaginasi tubular pada epidermis yang disebut folikel, dan folikel rambut beserta
kelenjar sebasea disebut sebagai “unit pilosebasea”. Jenis rambut pada manusia
dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu rambut lanugo, rambut velus dan
rambut terminal.1 Berbagai jenis rambut diproduksi oleh berbagai jenis folikel, dan
jenis rambut yang diproduksi dalam folikel tertentu dapat berubah dengan
bertambahnya usia atau pengaruh hormon.5

Saat usia kehamilan 24 minggu, mulai terjadi pembentukan folikel pada kulit
kepala kemudian bagian tubuh lain. Folikel akan membentuk rambut lanugo yang
pendek, halus dan akan rontok pada usia kehamilan 32-36 minggu. Lalu, folikel
akan membentuk rambut velus yang tipis dan halus menutupi sebagian besar tubuh
kecuali pada tempat-tempat dimana rambut terminal tubuh. Rambut terdapat pada
kepala, bulu mata dan alis. Namun, saat masa pubertas folikel rambut velus pada
daerah aksila dan genital berubah menjadi rambut terminal dibawah pengaruh
hormon androgen.1

Gambar 1. Folikel rambut fase anagen.5

4
Folikel rambut menjulur kedalam dermis hingga kelapisan subkutan. Otot
arrector pili berjalan dari bagian tengah dinding folikel ke titik papilare dermis
dekat dengan persimpangan dermis dan epidermis. Di atas otot arrector pili terdapat
satu atau beberapa kelenjar sebasea dan di beberapa bagian terdapat kelenjar
apokrin. Serat rambut terdiri dari tiga lapisan sel, yaitu kutikula luar, korteks dan
medula. Ketiga sel ini berasal dari sel- sel yang berproliferasi dalam umbi rambut
di dasar folikel.5

Sejak pertama kali terbentuk, folikel rambut mengalami siklus pertumbuhan


yang berulang. Folikel rambut manusia tidak aktif terus-menerus, tetapi bergantian
memiliki fase istirahat. Antara fase pertubuhan dan fase istirahat bervariasi
berdasarkan umur dan regio tempat rambut tersebut tumbuh, selain itu pertumbuhan
rambut juga dipengaruhii oleh faktor fisiologis maupun patologis. Siklus
pertumbuhan rambut yang normal terdiri dari fase anagen, katagen dan telogen.1

Fase anagen berlangsung selama 1.000 hari. Pada fase ini sel-sel matriks
melalui mitosis membentuk sel-sel baru, mendorong sel yang tua ke atas. Sekitar
85% rambut kepala dalam fase anagen.1

Fase katagen merupakan fase peralihan yang didahului oleh penebalan


jaringan ikat di sekitar folikel rambut. Bagian tengah akar rambut, menyempit dan
bagian bawahnya melebar, dan mengalami pertandukan sehingga berbentuk seperti
gada (bulb). Fase ini berlangsung selama 2-3 minggu, hanya 1% saja rambut kepala
yang ada di fase ini.1

Terakhir adalah fase telogen atau fase istirahat, fase ini dimulai dengan
memendeknya sel epitel dan berbentuk tunas kecil yang membuat rambut baru
sehingga rambut gada akan terdorong keluar. Jumlah rambut dalam fase ini berkisar
10-15%. Lama masa telogen adalah 100, sehingga didapatkan perbandingan antara
rambut anagen dan telogen adalah 9:1

5
Gambar 2. Siklus Pertumbuhan Rambut.1

DEFINISI

Telogen effluvium pertama kali dideskripsikan oleh Kligman pada tahun


1961, merupakan penyebab paling umum kerontokan rambut yang difus,
merupakan suatu proses reaktif dengan awitan akut dan faktor etiologi yang dapat
diidentifikasi.6

Telogen effluvium adalah kerusakan rambut akut, episodik atau kronik.


Dihubungkan dengan faktor hormonal, nutrisi, obat dan bahan kimia serta penyakit
kulit sistemik.1

EPIDEMIOLOGI

Telogen efluvium dapat terjadi pada orang dari segala usia, jenis kelamin apa
pun, dan latar belakang ras apa pun. Prevalensi pasti dari TE tidak diketahui, tetapi
dianggap cukup umum. Sebagian besar orang dewasa mengalami episode TE di
beberapa titik. Telogen efluvium dapat terjadi pada kedua jenis kelamin, meskipun
wanita memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk mengalami kondisi ini

6
karena perubahan hormon postpartum. Wanita juga wanita lebih terganggu oleh
kerontokan rambut daripada pria dan karena itu lebih cenderung mencari perhatian
medis.4

ETIOPATOGENESIS

Berbagai macam faktor seperti kekurangan nutrisi, faktor hormonal, stress,


intoksikasi, obat-obatan dan inflamasi pada kulit kepala dapat menjadi penyebab
terjadinya telogen effluvium pada individu. Berdasarkan perjalan penyakitnya
telogen efluvium dapat dikelompokkan menjadi akut dan kronik.

1. Telogen efluvium akut (acute telogen effluvium)


Telogen efluvium akut adalah kerontokan rambut kepala yang bersifat akut,
kurang dari 6 bulan dengan awitan 2-3 bulan setelah adanya faktor pencetus tertentu
seperti demam tinggi, trauma operasi, kelaparan, dan perdarahan. Sekitar sepertiga
dari kasus telogen effluvium akut, belum dapat diidentifikasi pemicunya.
Umumnya dikaitkan dengan stres emosional, tetapi kaitannya sampai saat ini masih
lemah dan diperlukan penelitian lebih lanjut.Sebagian besar pasien mungkin
menyadari terjadi kerontokan rambut yang signifikan terutama pada saat menyisir
atau keramas. Setiap harinya ada 100 hingga lebih dari 1000 rambut yang rontok.5
Patofisiologi paling tepat yang mendasari TE adalah perubahan fase dari
anagen, ke fase katagen dan telogen yang cepat. Pada beberapa kasus terjadi akibat
fase anagen yang memanjang atau fase telogen yang memang lebih singkat atau
memanjang. 8

7
Gambar 3. Telogen Efluvium Akut,5,8

2. Telogen efluvium kronik (chronic telogen effluvium)

Telogen efluvium kronik adalah kerontokan rambut telogen yang berlebihan


bersifat idioatik dan dapat sembuh secara spontan, dengan onset lebih dari 6 bulan.
Whitting berpendapat bahwa TE kronik merupakan suatu ensitas penyakit yang
bersifat idiopatik.5,8

Patogenesis TE kronik belum dikethui secara pasti. Salah satu teori


menyebutkan bahwa penyakit ini disebabkan oleh pemendekan fase anagen tanpa
miniaturasi follikel rambut, sehingga rambut memasuki fase telogen lebih cepat
dengan proporsi rambut telogen yang lebih banyak dibandingkan keadaan normal.5

Endokrin
 Postpartum, keguguran, aborsi
 Hipo dan hipertiroid
 Penggunaan obat-obatan yang mengandung estrogen
Stress
 Febris

8
 Penyakit katabolic, seperti keganasan
 Major surgery
 Major trauma
 Stress psikologis akut adtau kronik
Nutrisi
 Penurunan berat badan
 Deprivasi kalori atau protein
 Defisiensi besi kronik
 Excessive vitamin A ingestion
Intoksikasi
 Thallium
 Merkuri
 Arsen
Obat-obatan
 Antikoagulan (heparin)
 Β bloker (propanolol)
 Captopril
 Obat penurun kolesterol
 Colchicine
Tabel 1. Etiologi Telogen Efluvium8

KLASIFIKASI

Headington mengklasifikasikan telogen effluvium menjadi 5 tipe fungsional


berdasarkan patomekanisme yang terjadi pada fase siklus rambut.

1. Immediate anagen release


Pada kondisi ini fase anagen berakhir lebih cepat dan folikel rambut masuk
pada fase telogen secara prematur mengakibatkan peningkatan pelepasan rambut
sekitar 2–3 bulan kemudian. Merupakan bentuk TE tersering dan relatif terjadi
dalam waktu singkat (biasanya 3–5 minggu), umumnya terjadi akibat stres fisik

9
(misalnya febris, penyakit sistemik berat) atau akibat obat-obat yang menginduksi
kerontokan rambut. Prognosisnya baik, dapat resolusi spontan dan densitas rambut
kembali normal.5
2. Delayed anagen release
Folikel rambut tertahan pada fase anagen yang memanjang dan tidak masuk
ke dalam fase telogen. Saat folikel tersebut bersamaan dengan folikel yang normal
memasuki fase telogen dan rontok, terjadi pelepasan rambut dalam jumlah yang
besar. Hal ini dapat terjadi pada kondisi post partum. 5
3. Short anagen
Terjadi pemendekan fase anagen yang signifikan dan mengakibatkan
pelepasan rambut telogen yang meningkat dan memendeknya panjang rambut.
Penyebab kondisi ini biasa idiopatik. 5
4. Immediate telogen release
Fase telogen berakhir lebih cepat diikuti pelepasan rambut telogen yang
kemudian menstimulasi folikel untuk memulai kembali fase anagen. Tipe ini dapat
terjadi pada penggunaan minoksidil topikal, yang dapat menstimulasi folikel segera
masuk pada fase anagen. 5
5. Delayed telogen release
Terjadi fase telogen yang memanjang diikuti proses transisi ke fase anagen,
sehingga mengakibatkan jumlah rambut yang tumbuh dan rontok tampak sinkron.5

GEJALA KLINIS

Penegakan diagnosis TE dapat dilakukan dengan anamnesis yang rinci,


pemeriksaan kulit kepala dan rambut, analisis mikroskopik, biopsy dan
pemeriksaan laboratorium.5

Telogen efluvium akut ditandai dengan timbulnya kerontokan rambut masif


dan mendadak. Rambut anagen yang premature akan berubah menjadi rambut
telogen. Normalnya perbandingan rambut anagen dan telogen adalah 90:10, namun
pada TE perbandingannya menjadi 70:10. Lebih dari 300 rambut telogen rontok

10
setiap harinya. Dari pemeriksaan kulit kepala secara umum akan terlihat
berkurangnya jumlah rambut terutama pada area temporal. Pada pull test biasanya
didapatkan hasil positif. Pemeriksaan trikogram dapat digunakan untuk menghitung
jumlah dari rambut telogen.8

Gejala klinis yang didapatkan pada TE kronik sama seperti TE akut, namun
pada TE kronik onset terjadinya lebih lama yaitu lebih dari 6 bulan setelah awitan
dan kerontokan rambut saat pasien datang berobat masih terjadi atau terjadi
rekurensi. Pada pemeriksaan kulit kepala akan terlihat jumlah rambut normal atau
berkurang. Terlihat juga pertumbuhan dari rambut anagen. Hasil pemeriksaan pull
test positif. Telogen efluvium kronik lebih banyak terjadi pada wanita.8

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dalam membantu penegakan diagnosis


dari TE adalah Tarik rambut (hair pull), cabut rambut (hair pluck), pemeriksaan
mikroskopik, biopsi dan pemeriksaan laboratorium

1. Tarik rambut (pull hair)


Merupakan pemeriksaan yang paling sederhana. Beberapa helai rambut
digenggam diantara ibu jari dan telunjuk. Rambut ditarik secara halus dari bagian
proksimal ke distal. Diulang pada beberapa bagian kulit kepala. Pada dewasa, 2-5
rambut telogen akan tercabut. Pada telogen efluvium yang aktif, jumlah rambut
telogen yang tercabut 3-4 dari normal. Normal rambut yang rontok setiap harinya
berkisar 50-100 helai, namun pada telogen efluvium jumlah ini bertambah sampai
400.1
2. Cabut rambut (hair pluck)
Pada pemeriksaan ini, kira-kira 50 helai rambut dijepit dengan needle holder
pada dasar rambut kemudian dicabut secara cepat. Rambut yang telah dicabut
diletakkan pada gelas objek dan dihitung jumlah rambut anagen dan telogen.1

11
3. Pemeriksaan mikroskopik
Secara kasat mata rambut telogen terlihat kering dengan ujung yang
membulat berwarna putih. Secara mikroskopik terlihat seperti gada tanpa pigmen
dan zona keratogenus, sebaliknya rambut anagen terlihat basah dan berpigmen.1

Gambar 4. (a) Rambut Anagen, (b) Rambut telogen.9

DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis Banding TE antara lain alopesia areata difus, alopesia


androgenetika, dan anagen efluvium. Pada alopesia areata difus, hair pull test
positif bermakna atau lebih dari 10 helai rambut rontok dan secara mikroskopik
dapat ditemukan rambut anagen distrofik maupun rambut telogen. Sedangkan pada
alopesia androgenetika rambut rontok secara berlebihan dan menipis terutama pada
bagian crown, vertex, atau frontal dan pada pemeriksaan histopatologi terdapat
pengecilan folikel pangkal rambut menjadi folikel yang menyerupai velus.
Sementara pada anagen efluvium dapat ditandai dengan pelepasan atau patahnya
rambut anagen yang berlebihan akibat terapi radiasi di kepala dan kemoterapi
sistemik.8

12
PENATALAKSANAAN

Aspek terpenting dalam penatalaksanaan TE adalah komunikasi, informasi


dan edukasi (KIE) kepada pasien tentang perjalanan penyakit. Telogen efluvium
akut adalah proses reaktif yang dapat sembuh secara spontan, jika etiologi segera
diidentifikasi dan ditangani dengan adekuat, tidak ada perawatan lebih lanjut yang
diperlukan. Penyebab kerontokan rambut seperti pola makan yang buruk,
kekurangan zat besi, hipotiroidisme, atau penggunaan obat-obatan, harus
diperbaiki.3,4

Pemberian minoxidil 2% atau 5% secara topikal 2 x 1mL setiap hari, dapat


digunakan sebagai terapi khusus. Terutama pada wanita dengan prolonged hair loss
yang tidak diketahui penyebabnya dan pada pasien dengan kerontokan rambut
akibat obat-obatan. Suplementasi besi juga dapat diberikan kadar ferritin kurang
dari 70 ng/mL.8

PROGNOSIS

Prognosis TE akut maupun kronis adalah baik, biasanya akan kembali normal
jika faktor penyebab TE juga berhasil disembuhkan. Selain itu, TE juga tidak akan
menyebabkan kebotakan permanen, karena 6 bulan setelah dilakukan pengobatan
terhadap faktor yang menyebabkan TE maka rambut akan tumbuh normal kembali.8

KESIMPULAN

Telogen efluvium (TE) adalah pelepasan rambut telogen dalam jumlah


berlebihan, yang disebabkan oleh kelainan siklus rambut, tanpa disertai
peradangan. Telogen effluvium merupakan suatu kerusakan rambut akut, episodik
atau kronik, biasanya dihubungkan dengan faktor hormonal, nutrisi, obat, dan
bahan kimia serta penyakit kulit dan sistemik.

13
Telogen efluvium dapat terjadi pada orang dari segala usia, jenis kelamin, dan
latar belakang ras apa pun. Prevalensi pasti dari telogen effluvium tidak diketahui,
tetapi dianggap cukup umum. Namun, wanita memiliki kecenderungan yang untuk
mengalami kondisi ini karena perubahan hormon.

Aspek terpenting dalam penatalaksanaan TE adalah komunikasi, informasi


dan edukasi (KIE) kepada pasien tentang perjalanan penyakit. Telogen efluvium
adalah proses reaktif yang dapat sembuh secara spontan, jika etiologi segera
diidentifikasi dan ditangani dengan adekuat, tidak ada perawatan lebih lanjut yang
diperlukan. Selain itu TE bersifat reversibel dan tidak mengakibatkan kebotakan
permanen selama etiologi dapat diidentifikasi dan dikoreksi.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardiman L, Legiawati L. Kelainan rambut. Dalam: Menaldi SL,


Bramono K, Indriatmi W, editor. Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin. Badan
penerbit FK UI, 2016. hal. 359-65
2. Hunt N, McHale S. The psychological impact of alopecia. BMJ, 2005;
331:951–53.
3. Hughes ECW. Telogen Effluvium. Sperling L, Butler DF, Chan EF, editors.
www.emedicine.medscape.com Last update 2018
4. Hughes EC, Bhimji SS. Telogen Effluvium. www.ncbi.nlm.nih.gov. Last
update 2019
5. Messenger AG, de Beker DAR, Sinclair RD. Disorders of hair. In: Burns T,
Breatnach S, Neil C, Griffiths C, editors. Rook’s Textbook of Dermatology
8th. Wiley-Blackwell, 2010. p. 66.1-31
6. Malkud S. Telogen Effluvium: A review. Journal of Clinical & Diagnostic
Research, 2015; 9(9): 01-03
7. Rebora A. Telogen Effluvium. Dermatology, 1997; 195: 209-12
8. Otberg N, Saphiro J. Hair Growth Disease. In: Goldsmith, et al, editors.
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 8th. McGraw-Hill, 2012. p.
979-990
9. James WD, Berger TG, Elston DM. Diseases of the Skin Appendages. In:
Andrews’ Disease of the Skin Clinical Dermatology 11th. Elsevier, 2011. p.
741-45
10. Hutapea S, Cita Rosita SP. Telogen Effluvium. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit
& Kelamin, 2011; 23(1): 68-74

15

Anda mungkin juga menyukai