Anda di halaman 1dari 17

REFERAT:

ALOPESIA AREATA
Oleh: Henny Kartika Sari
Pembimbing:
Dr. Hervina, Sp.KK

1
PENDAHULUAN

Alopesia areata merupakan penyakit


autoimun yang menyebabkan kerontokan
rambut tanpa disertai pembentukan
jaringan sikatrik.
• Laki-laki dan Wanita
• Semua kelompok usia
Insidensi • Mengenai ±0,2% populasi dunia
• Jan 16-Okt 17: 5 dari 489 kasus di Poliklinik Kosmetik RSMH

• Mendiagnosis
SKDI 2
• Merujuk

2
ANATOMI RAMBUT
 Penampang Rambut:
 KUTIKULA  perlindungan
 KORTEKS  serabut polipeptida, mengandung
pigmen
 MEDULA  keratohialin, badan lemak, rongga
udara
 Jenis Rambut
 Lanugo: rambut di dalam uterus
 Velus: rambut halus dan pendek
 Terminal: rambut yang mengandung medulla

 Warna Rambut: pigmen melanin pada korteks

James WD, Berger TG, Elston DM. 2016. Chapter 33 Diseases of the Skin Appendages. Dalam: Andrew’s Diseases of The Skin: Clinical Dermatology 12th Eds. Philadelphia:
Elsevier. 2016. 747-749. 3
SIKLUS RAMBUT
 ANAGEN (85%)
 Fase mitosis  2-6
tahun
 KATAGEN (1%)
 Masa peralihan  2-3
pekan
 TELOGEN (10-15%)
 Masa istirahat  100
hari
 ANAGEN:TELOGEN = 9:1

 Fase pertumbuhan rambut


dipengaruhi hormon

Gilhar, A., Etzioni, A., Paus R. Alopecia Areata. The New England Journal of Medicine. 2012; 366: 1515-1525. 4
EPIDEMIOLOGI
 Laki-laki dan Perempuan
 Alopesia mengenai hampir 2% dari semua populasi di Eropa, Amerika, dan Asia
 Onset alopesia dapat mengenai semua usia, terutama pada anak dan usia sebelum 40 tahun
(rata-rata 25-36 tahun)
 Amerika Serikat: Estimasi insiden di Amerika Serikat tahun 1990-2009 adalah 20,9 per
100.000 orang/tahun
 Jepang: Prevalensi alopesia mencapai 2,45%
 RSCM Jakarta: Jenis kebotakan rambut terbanyak pada pasien poliklinik kulit dan kelamin dari
tahun 2009-2011 (39,7%)

Dainichi, T., Kabashima, K. Alopecia areata: What’s new in epidemiology, pathogenesis, diagnosis, and therapeutic options?. Journal of dermatological science. 2016: 1-10.
Legiawati L. Jenis Kerontokan Rambut dan Kebotakan Pasien Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Tahun 2009-2011. MDVI 2013;40:159-163. 5
ETIOPATOGENESIS
 Dimediasi oleh sel T
CD8+ autoreaktif

Gilhar, A., Etzioni, A., Paus R. Alopecia Areata. The New England Journal of Medicine. 2012; 366: 1515-1525. 6
MANIFESTASI KLINIS
 Dapat terjadi pada scalp, jenggot, alis, bulu mata dan, meskipun sangat jarang, juga dapat
terjadi pada area tubuh lain yang memiliki rambut
 Gambaran alopesia berbentuk oval atau bulat, berbatas tegas, patch (biasanya 1-5 cm)
kebotakan dengan tepi yang rata dan terdistribusi secara merata
 Adanya black dot, yang berasal dari rambut yang patah sebelum mencapai permukaan kulit.
 Tampilan rambut seperti exclamation mark
 Pada kasus kronik, biasanya terdapat gangguan pada kuku
 Diklasifikasikan berdasarkan dengan luas dan bentuk kehilangan rambut
 AA totalis
 AA universalis
 Sisaipho
 ophiasis

7
DIAGNOSIS
 ANAMNESIS
 Keluhan penipisan rambut secara bertahap

 Keluhan kerontokan rambut lebih jelas saat menyisir rambut dan mencuci rambut

 Riwayat keluarga

 PEMERIKSAAN FISIK
 Pemeriksaan kulit kepala secara menyeluruh kelainan rambut dan pola kelainan

 Lihat densitas dan distribusi, kebotakan fokal atau global

 Pemeriksaan kulit kepala, kuku

 Dermoskopi  black dots, rambut yang patah

9
10
11
 Dermoskopi pada alopesia areata, menunjukkan black dots, rambut patah

12
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Biopsi skalp  diagnosis definitif, pemeriksaan histopatologik dan rasio rambut

13
DIAGNOSIS BANDING
 Tinea kapitis
 Alopesia androgenik
 Onset awal dari sistemik lupus eritematous
 Telogen effluvium

14
TATA LAKSANA
 Umum
 Memberikan konseling mengenai perjalanan penyakit dan penyebabnya
 Menjelaskan opsi terapi yang ada dan keberhasilan pengobatan
 Beberapa pasien mungkin memerlukan dukungan psikologis
 Remisi dapat terjadi secara spontan pada pasien dengan patch alopesia ringan dengan durasi <1
tahun
 Pasien harus diberikan edukasi bahwa pertumbuhan ulang rambut memerlukan waktu setidaknya >3
bulan
 Disisi lain, alopesia yang telah terjadi sangat lama memiliki prognosis yang lebih buruk, dan
keberhasilan terapi sangatlah kecil

15
TATA LAKSANA
Medikamentosa Non-Medikamentosa
Kortikosteroid Pengobatan laser
Topikal PUVA
Intralesi Strategi kosmetik
Sistemik Wig
Minoxidil Make-up
Anthralin Tato

Imunoterapi topikal Sulam alis

Diphenylcyclopropenone (DPCP)
Squaric acid dibutyl ester (SADBE)

Otberg, N., Shapiro,J. Alopecia Areata. Dalam: Goldsmith La, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine
Eighth Eds. New York: McGraw-Hill. 2012. 991-994. 16
TERIMA KASIH

17

Anda mungkin juga menyukai