Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Biosains Pascasarjana Vol.

21 (2019) pp
© (2019) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

PENGARUH TERAPI KOMBINASI 5 TITIK AKUPUNKTUR


TERHADAP PENURUNAN JUMLAH RAMBUT RONTOK
(ALOPECIA ANDROGENETIC) PADA WANITA USIA 31-50
TAHUN
Norma Dyanti Aisyah

ABSTRAK

Alopecia androgenetic pada wanita, dikenal dengan female pattern hair loss. Alopecia dapat
memberikan dampak negatif terhadap penderita, baik secara fisik, psikologik maupun
kosmetik.Penanganan alopecia dapat dilakukan menggunakan pengobatan konvensional
dan tradisional. Salah satu cara pengobatan tradisional menggunakan terapi akupunktur
memakai titik Baihui (GV20), Sishenchong (EX- HN1), Taixi (KI3), Taiyuan (LU9) dan
Taichong (LV3). Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimental menggunakan pre–
post test group design. Penelitian dilakukan pada tanggal 19 Desember 2016 sampai 21
Januari 2017 di tempat tinggal dan tempat kerja subyek penelitian. Jumlah subyek 10 orang.
Sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan hair pull test pada subyek penelitian. Data
yang diperoleh dianalisis menggunakan T test dengan memakai program SPSS. Hasil
penelitian menunjukkan jumlah hair pull test sebelum dan sesudah memiliki perbedaan
bermakna (nilai p=0,018 dengan mean value 1.10 dan konfiden interval 95%). Berdasarkan
hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi akupunktur pada titik Baihui
(GV20), Sishencong (EX-HN 1), Taixi (KI3), Taiyuan (LU9) dan Taichong (LV3)
berpengaruh menurunkan jumlah rambut rontok pada wanita usia 31-50 tahun (p<0,05).

Kata Kunci: Alopecia androgenetic, Wanita, Akupunktur

memberikan dampak negatif terhadap


Latar Belakang
penderita, baik secara fisik, psikologik
Dalam dunia kedokteran
maupun kosmetik (Putra, 2008).
penyakit rambut rontok disebut
Alopecia ini berkaitan dengan
alopecia (Guerrero dan Kahn, 2011).
faktor predisposisi genetik dan adanya
Alopecia adalah salah satu penyakit kulit
jumlah androgen yang cukup pada
yang masih merupakan masalah dalam
sirkulasi. Siklus folikel rambut pada
menentukan penyebab maupun cara
scalp mengalami transformasi dari fase
mengobatinya. Alopecia dapat
pertumbuhan (anagen) yang panjang
71
JBP Vol. 21, No. 2, Desember 2019 – Norma Dyanti Aisyah
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 21 (2019) pp
© (2019) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia
dan fase istirahat (telogen) yang berhubungan erat dengan organ ginjal

pendek, menjadi fase istirahat yang (Boldrin, 2010).

panjang dan fase pertumbuhan yang Prevalensi di Korea, untuk

pendek (Utami, 2015). wanita Alopecia andogenetic

Berdasarkan mekanisme klasifikasi Ludwig I, usia 30 tahun

terjadinya, Alopecia dibagi menjadi sebanyak 5,8%, usia 40 tahun sebanyak

dua kelompok yaitu Alopecia 7,9%, usia 50 tahun sebanyak 9,4%.

Sikratikal dan Alopecia Non Sikratikal Prevalensi wanita AGA di China

atau lebih dikenal dengan Alopecia sebanyak 3,1% dengan tipe paling

Scarring dan Alopecia Non Scarring. banyak Ludwig I yaitu 1,4% (Lee, et

Kelompok Alopecia Non Sikratikal al., 2012). Angka kejadian rambut

meliputi alopecia androgenetic, rontok pada wanita lebih banyak

alopecia areata serta alopecia traumatic ditemukan pada wanita pascamenopause

(Putra, 2008). (Sawitri, dkk., 2009).

Alopecia androgenetic pada Data rekam medik Divisi

wanita, dikenal dengan female pattern Kosmetik URJ Kesehatan Kulit dan

hair loss. Pada wanita, penipisan rambut Kelamin RSUD Dr. Soetomo

terjadi secara acak, tetapi tampak paling menunjukkan jumlah pasien baru

nyata pada bagian frontal atau parietal alopecia androgenetic selama periode

kulit kepala (Pratiwi, dkk., 2013). 2009-2011 sebanyak 91 orang. Data

Alopecia androgenetic menurut kunjungan pasien rawat jalan di URJ

Traditional Chinese Medicine (TCM) Kesehatan Kulit dan Kelamin periode

adalah kerontokan rambut yang dapat Januari 2010-Oktober 2013

disebabkan karena ekses panas/api sehingga menyebutkan bahwa jumlah pasien baru

menimbulkan angin, stasis qi dan alopecia sebanyak 338 orang (Paramita,

darah, defisiensi qi dan darah, serta dkk., 2015).

72
JBP Vol. 21, No. 2, Desember 2019 – Norma Dyanti Aisyah
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 21 (2019) pp
© (2019) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia
Pada wanita yang menggunakan maka Qi ginjal akan melemah, tubuh

kerudung, rambut tertutup dalam waktu mulai lemah dan pada saat bersamaan

yang cukup lama sehingga organ reproduksi tidak berfungsi lagi.

menyebabkan rambut kekurangan Secara kedokteran konvensional,

oksigen, lembab dan panas. Penggunaan alopecia diterapi menggunakan terapi

kerudung pada dasarnya bukanlah obat-obatan dan transplantasi rambut.

menjadi penyebab dari terganggunya Minoxidil dan Propecia (Finasteride)

kesehatan rambut wanita berkerudung yaitu dua obat yang disetujui oleh Food

namun sikap dalam menjaga kesehatan and Drug Administration (FDA) untuk

rambutlah yang harus diperhatikan dan pertumbuhan rambut pada pria dan

dapat menjadi penyebab dari wanita. Obat ini telah terbukti

permasalahan rambut (Arisandi, 2014). menunjukkan hasil yang positif untuk

Menurut prevalensi di Asia kebotakan di wilayah kulit kepala.

(Lee, et al., 2012), kasus alopecia Meskipun obat ini efektif, banyak yang

androgenetic paling banyak dialami oleh waspada terhadap efek jangka panjang

wanita usia 31-50 tahun. Pada buku obat tersebut. Hal ini menyebabkan

(dalam Abdurachman, 2016) dijelaskan peningkatan minat dalam pengobatan

bahwa Qi ginjal tumbuh dengan subur alternatif (Patil, et al., 2010).

pada wanita di usia 14 tahun, ketika Penanganan rambut rontok dapat

wanita mulai menstruasi, menandakan dilakukan dengan pengobatan secara

kesiapan untuk menghasilkan keturunan. konvensional dan tradisional. Salah satu

Pada waktu wanita mencapai usia 28 cara pengobatan tradisional adalah terapi

tahun, Qi ginjal mencapai puncaknya, akupunktur. Menurut Traditional

tubuh berkembang dengan subur, Chinese Medicine (TCM), rambut

mencapai kehidupan yang prima. Pada merupakan manifestasi dari Shen-

waktu wanita mencapai usia 49 tahun, ginjal. Rambut berwarna hitam dan

73
JBP Vol. 21, No. 2, Desember 2019 – Norma Dyanti Aisyah
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 21 (2019) pp
© (2019) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia
tebal merupakan ekspresi Qi dari Shen- Taixi (KI3), Taiyuan (LU9) dan

ginjal subur, Jing dan Xue-darah cukup. Taichong (LV3) dapat mengurangi

Sebaliknya, rambut menjadi kuning, jumlah rambut rontok (alopecia

tipis dan kering sebagai pertanda androgenetic) pada wanita usia 31-50

Jing dan Xue-darah tidak cukup. Pada tahun.

penderita yang lemah sekali, sering H


a
dijumpai secara mendadak rambut s
i
rontok pada seluruh daerah kepala atau l

pada satu tempat. Keadaan itu umumnya P


e
disebabkan oleh Xue-darah kurang dan n
e
terserang patogen angin (Jie, 1997). l
i
Dalam jurnal (Lee, et al., 2015) t
i
disebutkan titik-titik akupunktur yang a
n
dapat digunakan untuk terapi
Penelitian ini berlangsung selama 5
kerontokan rambut, antara lain: Baihui
minggu. Terhitung sejak 19 Desember
(GV20), Taixi (KI3), Taichong (LV3)
2016 hingga 21 Januari 2017 di tempat
dan Sishenchong (EX-HN1). Dalam
kerja dan tempat tinggal responden di
buku (Xu, 2004) disebutkan titik-titik
Surabaya. Pada penelitian ini dilakukan
akupunktur yang dapat digunakan
anamnesa, pemeriksaan fisik lidah dan
untuk terapi kerontokan rambut yaitu
nadi serta pemeriksaan hair pull test pada
Taichong (LV3) Taixi (KI3) dan
16 orang. Didapatkan 12 orang yang
Taiyuan (LU9).
memiliki hasil hair pull test >5 helai
Berdasarkan latar belakang
rambut. Dua belas orang tersebut diberikan
tersebut, selanjutnya peneliti ingin
terapi akupunktur pada titik Baihui (GV20),
membuktikan apakah kombinasi titik
Sishenchong (EX-HN1), Taixi (KI3),
Baihui (GV20), Sishenchong (EX-HN1),
Taiyuan (LU9) dan Taichong (LV3). Namun
74
JBP Vol. 21, No. 2, Desember 2019 – Norma Dyanti Aisyah
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 21 (2019) pp
© (2019) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia
dalam proses penelitian terdapat 2 orang jenis kelamin dan usia. Berdasarkan

yang tidak dapat melanjutkan terapi jenis kelamin seluruh responden (100%)

karena alasan tertentu. Sehingga sampel berjenis kelamin perempuan (10 orang).

awal yaitu 12 responden, hanya menjadi 10 Berdasarkan usia, responden dengan

responden, karena 2 responden yang tidak usia 31-40 tahun sebanyak 5 orang

dapat melanjutkan terapi dinyatakan gugur. (50%), 41-50 tahun sebanyak 5 orang

Gambar (50%).

an Tabel 5.1 Gambaran Umum Responden


U Jumlah (Subyek Persentase (%)
Umum 31-40 tahun Penelitian) 5
s 50,0
i
41-50 tahun 5 50,0
Respon Total a 1 100,0
0
den
Tabel 5.2 Pekerjaan Responden
Peneliti Pekerjaan Jumlah (Subyek Persentase (%)
Perawat Penelitian) 3 30%
an Bidan 1 10%
Wirausaha 2 20%
Ibu Rumah Tangga 4 40%
Responden dalam penelitian ini
Jumlah 1 100%
0
terdiri dari perempuan yang memiliki
Uji Normalitas Data
rentang usia 31 - 47 tahun. Mereka Uji normalitas menggunakan
menderita rambut rontok dengan hasil Shapiro-Wilk setelah 5 kali dan 10 kali
terapi menunjukkan nilai p lebih besar
hair pull test >5 helai rambut. Di bawah
dari α 0,05 sehingga data berdistribusi
ini adalah gambaran umum responden normal dan memenuhi syarat untuk
menggunakan Uji T. Untuk selanjutnya
Hasil Hair Pull Test Uji T tabel
Kelompok N
Rerata SD Signifikansi Kesimpulan uji
Pretest 12 11,40 2,17
Ada beda norm
Postest 10 1,10 1,10 p= 0.018
bermakna
Jumlah 10 10,30 1,56 alitas
penelitian. data menggunakan Saphiro Wilk

Tabel 5.1 dibawah menunjukkan dan tabel uji statistik menggunakan


T Test dapat di lihat pada lampiran 9 dan
karakteristik responden berdasarkan
10.
75
JBP Vol. 21, No. 2, Desember 2019 – Norma Dyanti Aisyah
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 21 (2019) pp
© (2019) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia
titik Baihui (GV20), Sishenchong (EX-
Uji Statistik
HN1), Taixi (KI3), Taiyuan (LU9) dan

Tabel 5.3 Hasil Uji Statistik Taichong (LV3) memiliki perbedaan

yang bermakna. Hasil statistik


Dari tabel 5.3 hasil uji statistik
diatas, tampak perbedaan yang menunjukan p value 0,018 < α (0,05).
bermakna pada rerata hair pull test
Ini menunjukkan terapi akupunktur
sebelum dan sesudah diberi terapi
menggunakan titik tersebut berpengaruh
akupunktur, mean value pretest = 11.40,
sedangkan mean value posttest = 1.10. P menurunkan jumlah rambut rontok dari
values = 0,018 dengan confident
hasil hair pull test dengan tingkat
interval 95 %.
perbaikan sebesar 90,35% (lampiran 6).
Pembahasan
Pengaruh yang signifikan terhadap
Berdasarkan tabel hasil
penurunan jumlah rambut rontok
penelitian, responden memiliki rata-
menggunakan terapi akupunktur sejalan
rata hasil hair pull test sebelum terapi
dengan sebuah studi yang dilakukan
yaitu 11,4. Hasil hair pull test >5
oleh Chun (1995) yang
helai rambut mengindikasikan
menunjukkan akupunktur spesifik
responden mengalami Alopecia. Setelah
dengan atau tanpa rangsangan listrik
diberikan 10 kali terapi responden
untuk pengobatan alopecia androgenetic
memiliki rata-rata hasil hair pull test
laki-laki dan perempuan. Pengujian
yaitu 1.1, sehingga responden bukan
menunjukkan hasil positif yaitu 95%
termasuk yang diindikasikan
dari peserta tanpa memandang usia dan
mengalami Alopecia karena hasil hair
ras mengalami penghentian rambut
pull test 0-2 helai dinyatakan normal.
rontok rata-rata 2-4 minggu setelah
Pada tabel 5.2 memperlihatkan
pengobatan awal.
bahwa pemberian terapi akupunktur
Menurut Traditional Chinese
sebanyak 10 kali terapi menggunakan
Medicine (TCM), rambut merupakan

76
JBP Vol. 21, No. 2, Desember 2019 – Norma Dyanti Aisyah
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 21 (2019) pp
© (2019) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia
manifestasi dari Shen-ginjal. Rambut sedangkan Ginjal memiliki fungsi

berwarna hitam dan tebal merupakan sebagai penyimpan dan pengatur Jing

ekspresi Qi dari Shen-ginjal subur, Jing (San, dkk., 1985). Fenomena patologis

dan Xue-darah cukup. Sebaliknya, Hati: Hati merupakan organ unsur

rambut menjadi kuning, tipis dan kering Kayu. Seperti sebuah pohon (kayu),

sebagai pertanda Jing dan Xue-darah bila makin tinggi tumbuhnya, makin

tidak cukup (Jie, 1997). bergoyang pada pucuknya. Goyangan

Asal mula Xue dan Jing yaitu terjadi karena adanya tiupan angin.

dari hasil makanan dan minuman. Demikianlah dengan Hati, paling

Seluruh tubuh manusia, rambut, kulit, mudah terserang oleh angin (San, dkk.,

tulang, otot maupun Zhang Fu, tanpa 1985).

adanya Xue dan Jing tidak mungkin Menimbulkan Api


Menimbulkan Angin
dapat bekerja. Hati memiliki fungsi

fisiologis utama sebagai penyimpan dan Ekses Yang Hati

pengatur Xue dan memelihara aliran qi,

2. Ginjal 1. Hati 3. Paru

77
JBP Vol. 21, No. 2, Desember 2019 – Norma Dyanti Aisyah
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 21 (2019) pp
© (2019) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

Penjelasan )

b u

a b

g u

a n

n g

: a
n

H
u k

b e

u a

n d

g a

a a

n n

k S

e e

a
d (

a k

a u

n a
t

S )
Gambar
i 5.1 Bagan Hubungan Hati dengan
Organ Zhang lain (San, dkk.,
1985).
(
1. Karena Hati dalam keadaan Se, maka
l
Yang
e Hati menjadi terlalu kuat. Hal ini

m
menyebabkan terjadinya Api dan Angin.
a

78
JBP Vol. 21, No. 2, Desember 2019 – Norma Dyanti Aisyah
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 21 (2019) pp
© (2019) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia
2. Karena Yin Ginjal kurang Air sehingga dan angin dari Hati dan Paru berkurang,
tidak bisa menyuburkan kayu.
maka peredaran darah akan lancar dan tidak
3. Hubungan peraturan Wu Xing antara
terjadi stagnasi qi dan darah. Akupunktur
Hati dan Paru. Hati yang ekses sehingga
juga dapat menguatkan Yin Ginjal, karena
menghina Paru.
panas dari Hati dapat menjadikan Ginjal
Mekanisme terapi akupunktur pada
kekurangan nutrisi sehingga tidak dapat
penelitian ini adalah akupunktur dapat
menyuburkan rambut, maka selain
mengeliminasi panas dan angin dari Hati
menghilangkan penyebab penyakit,
dan Paru karena faktor penyebab penyakit
akupunktur dapat menguatkan organ yang
dalam (PPD) emosi dan penyebab
lemah karena ditindas organ yang
penyakit luar (PPL) makanan pedas dan
berlebihan.
panas. Angin mengarah ke kekurangan gizi

pada kulit kepala (darah dan yin), yang

menyebabkan rambut rontok. Apabila panas

PPD (Emosi, Depresi) PPL (Makanan


Pedas & panas)

E
k
s
e
s

Y
a
n
g
H
a
t
i

79
JBP Vol. 21, No. 2, Desember 2019 – Norma Dyanti Aisyah
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 21 (2019) pp
© (2019) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

Ekses Yang Rambut


Paru Rontok
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 21 (2019) pp
© (2019) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

Defisiensi Yin Ginjal Yang Paru Menutrisi adalah titik Yuan dari meridian Paru,
Kulit Kepala Yin Ginjal
Hati dan Ginjal. Titik Yuan adalah
Rambut Rontok Berkurang tempat terpancarnya Qi dari meridian,
Gambar 5.2 Mekanisme Terapi pada Rambut Qi dua kali lebih kuat, titik Yuan
Rontok
dapat digunakan untuk mengatur fungsi
Dari pengamatan lidah, adanya
organ internal (Gongwang, 2006).
pengaruh pemberian 5 titik akupunktur
Namun secara khusus titik Taixi (KI3)
tersebut dikarenakan setiap titik memiliki
memiliki fungsi untuk tonifikasi Yin
fungsi masing-masing yaitu: titik Baihui
ginjal, dapat diamati dari lidah pasien
(GV20) yang dapat mengusir angin dan
yang terdapat fisur (retakan) di tengah
patogen. Dapat diamati dari lidah pasien
lidah, fisur menjadi berkurang.
yang awalnya kaku, menjadi tidak lagi
Titik Taichong (LV3) (Lee, et al.,
kaku. Hal ini menunjukan titik ini
2015) dan Taiyuan (LU9) (Xu, 2004)
mampu mengusir patogen angin.
memiliki fungsi untuk mengeliminasi
Titik Sishenchong (EX-HN 1) dapat
angin dan panas dari Paru dan Hati.
mengatur sirkulasi qi dan darah
Dapat diamati dari Otot lidah yang
(Daosheng dan Min, 1999), dapat
tadinya kaku, berwarna merah, terdapat
diamati dari lidah pasien yang awalnya
banyak papilla, menjadi tidak kaku,
pendek (susah untuk dijulurkan), menjadi
berwarna pink segar dan papilla sedikit
panjang (mudah untuk dijulurkan). Hal
berkurang.. Lidah yang awalnya terdapat
ini menunjukan titik ini dapat mengatur
selaput putih, menjadi tidak ada selaput.
sirkulasi qi dan darah.
Menurut sebuah penelitian (Jun,
Titik Akupunktur Taixi (KI3),
2015), akupunktur dapat membantu
Taichong (LV3) dan Taiyuan (LU9)
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 21 (2019) pp
© (2019) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia
mengurangi kerontokan rambut dengan
Chun, P. 1995. Acupuncture treatment of
mengurangi serangan T1 pada rambut. common baldness: Journal of Chinese
Medicine.
Selain itu, juga merangsang folikel
Dahlan, S. 2016. Besar Sampel dalam
rambut dan mengaktifkan sirkulasi Penelitian Kedokteran & Kesehatan.
Jakarta: Epidemiologi Indonesia
darah. Sebuah penelitian baru
Daosheng, L., and Min, S. 1999.
menunjukkan bahwa akupunktur Acupuncture-Moxibustion: People’s
Medical
mengurangi degranulasi sel mast di Publishing House

dermis yang dilaporkan menjadi Eliev, E. 1999. Acupuncture in


Dermatology. New York: Elsevier Science
kemungkinan penyebab perubahan
Elsevier. 2009. Alopecia: Mosby's Medical
patologis yang menyebabkan alopecia. Dictionary, 8th edition

França, K., Rodrigues, T.S., Ledon,


J., Savas, J., Chacon, A. 2013.
DAFTAR PUSTAKA Comprehensive Overview and Treatment
Update on Hair Loss: Journal of
Abdurachman. 2016. Mudah Akupunktur Cosmetics, Dermatological Sciences and
Melalui Anatomi. Surabaya: Arti Bumi Applications, pp. 1-8
Intaran
Gongwang, L. 2006. Clinical Acupuncture
Arisandi, D. 2014. Hubungan Perawatan and Moxibustion: China Press
Dengan Kesehatan Rambut Mahasiswi
Yang Menggunakan Kerudung Di Guerrero, A. R., and Kahn, M. 2011.
Jurusan Kesejahteraan Keluarga Alopecias. Universidad De Los Andes pp.
Fakultas Teknik Universitas Negeri 775
Padan. Padang: Universitas Negeri
Padang Hutapea, S., dan Rosita, C. 2011.
Telogen Efluvium. Surabaya: Berkala
Boldrin, K. 2010. Androgenetic Alopecia: Ilmu
Exploring Causes, Psychological Effects, Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 23 No.1
With Western and Chinese Medicine
Approach: World Medicine Institute Jiang, W., and Liu, W. 2006. The
Biomed Research Paper. pp:1-15 Treatment of Alopecia with Acupuncture
and
Chan, D., and Ducic, Y. 2015. An Related Techniques: Journal of Chinese
Update on Hair Restoration: Journal of Medicine.
Aesthetic & Reconstructive Surgery Vol. 1
No. 1: 8 Jie, S.K. 1997. Dasar Teori Ilmu Akupuntur
Identifikasi dan Klasifikasi Penyakit.
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 21 (2019) pp
© (2019) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia
Jakarta: Grasindo pp. 14-166 Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin -
Periodical of Dermatology and
Jie, S.K. 2010. Ilmu Titik Akupunktur. Venereology Vol.27/No.3
Singapore : TCM Publication
Patil, S.M., Sapkale, G.N., Surwase, U.S.,
Jun, J.H., Lee, H.W., Lee, J.A., Lim, Bhombe, B.T. 2010. Herbal Medicine as
H.J., Lim, H.S., and Lee, M.S. 2015. an Effective Therapy in Hair Loss. India:
Acupuncture for Treating Alopecia Research Journal of Pharmaceutical,
Areata: a protocol of systematic Biological and Chemical Sciences Vol. 1
review of randomised clinical trials: Issue 2
BMJ Open
Pramitha, R.J., Wiryawan, I.G.N.S., dan
Lanzafame, R.J., Blanche, R.R.,Bodian, A.B., Linawati, N.M. 2013. Pharmacotherapy
Chiacchierini, R.P., Fernandez- Obregon, Alopecia Androgenetic In Men: E-Jurnal
A and Kazmirek, E.R.. 2013. The Medika Udayana pp. 515-534
Growth of Human Scalp Hair Mediated Pratiwi, P.D., Wiryawan, S., Linawati, N.M.,
by Visible Red Light Laser and LED Rusyati, N.L.M. 2013. Peranan Estrogen
Sources in Male: Lasers in Surgery and pada Wanita dengan Alopesia
Medicine 45:487–495Wiley Periodicals, Androgenetik. Bali: Universitas Udayana
Inc.
Putra, I.B. 2008. Alopesia Areata.
Lee, S.H., and Cho, M.R. 2015. A Philological Medan: Fakultas Kedokteran Universitas
Study on the Pathology, Acupuncture Sumatera Utara
and Moxibustion of Alopecia: The
Acupuncture Vol. 32 No. Ramos, P.M., and Miot, H.A. 2015. Female
2 KAMMS. Korean Acupuncture Pattern Hair Loss: a clinical and
&Moxibustion Medicine Society. pathophysiological Review: Anais
Brasileiros de Dermatologia pp. 529-
Lee, W.S., and Lee, H.J. 2012. 54
Characteristics of Androgenetic Alopecia in
Asian.
Korea: Ann Dermatol Vol. 24, No. 3

Legiawati, L. 2013. Alopesia Androgenetik.


Jakarta: MDVI Vol. 40 No.2

Olszewska, M., Warszawik, O., Rakowska,


A., Słowińska, M., Rudnicka, L.2010.
Methods Of Hair Loss Evaluation In
Patients With Endocrine Disorders.
Poland: Endokrynologia Polska/Polish
Journal of Endocrinology

Paramita, K., Listiawaan, M.Y., Rahmawati.


2015. Gambaran Dermoskopik Pasien
Alopesia. Surabaya: BIKKK – Berkala

Anda mungkin juga menyukai