ABSTRAK
Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang berada di alam. Flavonoid mampu
mengubah atau mereduksi radikal bebas dan juga sebagai anti radikal bebas. Daun ranti
merupakan salah satu tanaman yang mengandung flavonoid. Pemanfaatan herba ranti telah
diketahui secara empiris diantaranya dapat digunakan sebagai anti konvulsi, obat tidur,
peradangan, obat detoks, diuretik, antihipertensi, antikanker, infeksi saluran kemih, anti tumor,
antioksidan, anti inflamasi, diuretik, agen antipiretik, antibakteri, antimikotika, sitotoksisitas, dan
anti ulserogenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa flavonoid yang terkandung
dalam daun ranti (Solanum americanum Miller.) Isolasi dilakukan dengan cara mengekstraksi
serbuk daun ranti (Solanum americanum Miller.) dengan pelarut etanol 96% dan HCl 12 N.
Metode yang digunakan adalah ekstraksi secara refluks. Ekstrak kental etanol didapatkan
rendemen sebesar 26,44%, dilakukan identifikasi flavonoid, diuji kromatografi lapis tipis (KLT),
kromatografi kolom dengan menggunakan fraksi n-heksan:etil asetat dan n-butanol:etil asetat
dengan perbandingan 0:10 – 10:0. Isolat yang menunjukkan hasil positif pada uji flavonoid
kemudian di analisis keberadaan panjang gelombang dengan spektrofotometer UV-Vis. Isolat yang
menunjukkan hasil positif adalah pada fraksi nomor 4 dan fraksi nomor 11 yang digunakan
didalam penentuan panjang gelombang spektrofotometri Uv-Vis, berdasarkan hasil identifikasi
dengan pereaksi warna pada kedua fraksi menunjukkan hasil yang positif, dan dapat diduga bahwa
senyawa flavonoid tersebut merupakan golongan flavonol dan isoflavon, yang dapat dilihat dari
rentang panjang gelombangnya yaitu antara 245-275 nm (pita II) dan 300-330 nm (pita I)
menunjukkan rentang isoflavon dan dilihat dari rentang panjang gelombangnya yaitu antara 200-
280 nm (pita II) dan 350-385 nm (pita I) menunjukkan rentang flavonol . Berdasarkan dari data
interpretasi perubahan panjang gelombang maksimum dari fraksi kromatografi kolom pada fraksi
nomor 4 dan nomor 11 dari spektrofotometri UV-Vis maka senyawa flavonoid yang mungkin
adalah golongan isoflavon dan flavonol, karena spektrum yang terbentuk merupakan ciri khas dari
isoflavon dan flavonol. Struktur flavonoid daun ranti yang di dapat dalam penelitian ini yaitu
5,7,4’ di trihidroksi isoflavon (Genistein) dan 4’,7 dihidroksi flavonol untuk hasil interpretasi
pada fraksi nomor 4, sedangkan 5,7 dihidroksi isoflavon dan 5,7,4’ di trihidroksi flavonol untuk
hasil interpretasi pada fraksi nomor 11.
Kata kunci: daun ranti, flavonoid, Kromatografi Lapis Tipis, Kromatografi Kolom,
Spektrofotometer UV-Vis.
ABSTRACT
Flavonoids are a group of compounds phenols which are in nature. Flavonoids are able to change
or reduction of free radicals and also as anti free radicals. The leaves of Solanum nigrum is one of
the plants containing flavonoids. Utilization of Solanum nigrum herbs have known
empirically among them can be used as an konvulsi, sleeping pills, detox remedy, inflammation,
diuretic, antihipertensi, anticancer, urinary tract infections, tumors, antioxidant, antipyretic
agents, antibacterial, antimikotika, sitotoksisitas, and antiulcerogenic. This research aims to
isolate the compounds of flavonoids contained in the leaves of Solanum nigrum (Solanum
americanum Miller.) Isolation done by extracting powder leaves ranti (Solanum americanum
Miller.) with solvent ethanol 96% and 12 N HCl. Extraction is a method used in reflux. Condensed
extracts obtained by ethanol yield of 26.44%, carried out the identification of flavonoids, thin
layer chromatography were tested (TLC), chromatography columns by using the fraction of n-
1
2
heksan: ethyl acetate and n-butanol: ethyl acetate in comparison with 0:10 – 10:0. Isolates that
showed a positive result on a test later in the analysis the presence of flavonoids wavelength UV-
Vis spectrophotometer. Isolates that showed positive results was on number. 4 and a fraction, the
fraction of noumber 11 used in the determination of the wavelength of Uv-Vis spectrophotometry,
based on the results of the identification with the reactant color on both the
fraction showed positive results, and it can be presumed that the flavonoids compounds is a
flavonol classes and isoflavones, which can be seen from the wavelength range between 245-
275 nm (band II) and 300-330- nm (band I) shows the span of isoflavones and views of the
wavelength range between 200-280 nm (band II) and 350-385 nm (band I) swows the range of a
flavonol. Based on data interpretations change wavelength maximu of column chromatography
fraction number 4 and number 11 of UV-Vis spectrophotometry then compounds of flavonoids that
probably are the isoflavones and a flavonol, for the spectrum that is formed is the hallmark of
isoflavones and a flavonol. The structure of flavonoids in the leaves of Solanum nigrum can in this
study i.e., 5,7,4' trihidroksi isoflavones (Genistein) and 4’,7 dihidroksi flavonol for
the interpretation of the results in the fraction numbers 4, Whereas 5.7 dihidroksi isoflavones and
5,7,4’ di trihidroksi flavonol for the interpretation of the results in the fraction of the number 11.
Keywords: ranti herb (Solanum americanum Miller.), flavonoid, Thin Layer Chromatography,
Column Chromatography, UV-Vis Spectrophotometer.
Tabel 3.1.
Eluen yang digunakan dalam Pemisahan Senyawa Flavonoid
No Non Polar – Semi Polar No Semi Polar - Polar
1 n-heksan 100% 12 Etil asetat 100%
2 n-heksan : Etil asetat (9:1) 13 Etil asetat : n-butanol (9:1)
3 n-heksan : Etil asetat (8:2) 14 Etil asetat : n-butanol (8:2)
4 n-heksan : Etil asetat (7:3) 15 Etil asetat : n-butanol (7:3)
5 n-heksan : Etil asetat (6:4) 16 Etil asetat : n-butanol (6:4)
6 n-heksan : Etil asetat (5:5) 17 Etil asetat : n-butanol (5:5)
7 n-heksan : Etil asetat (4:6) 18 Etil asetat : n-butanol (4:6)
8 n-heksan : Etil asetat (3:7) 19 Etil asetat : n-butanol (3:7)
9 n-heksan : Etil asetat (2:8) 20 Etil asetat : n-butanol (2:8)
10 n-heksan : Etil asetat (1:9) 21 Etil asetat : n-butanol (1:9)
11 Etil asetat 100% 22 n-butanol 100%
campur baik-baik dalam bejana,
diamkan selama 17 jam kemudian
Fraksi yang diduga mengandung gunakan fase atas, methanol : kloroform
flavonoid diidentifikasi menggunakan (7:3), etil asetat : n-heksan (7:5), asam
KLT dengan fase gerak yang digunakan asetat : benzen (2:8) campur baik-baik
BAA yang terdiri dari n-BuOH : HOAc dalam bejana, diamkan selama 30 menit
: H2O dengan perbandingan (4:1:5) (Markham, 1988). Bercak noda yang
6
Uji NaOH dan uji Asam asetat pada meningkatkan intensitas warnanya
daun menghasilkan reaksi yang positif, (Robbinson, 1995).
hal ini ditandai dengan adanya
perubahan warna kuning setelah Hasil Ekstraksi Daun Ranti
penambahan NaOH. Uji NaOH
dimaksudkan untuk identifikasi adanya Ekstraksi flavonoid dalam daun
senyawa fenol dalam ekstrak tersebut. ranti dilakukan menggunakan metode
Hal ini juga terjadi karena adanya reaksi refluk. Refluk merupakan proses
antara flavonoid dengan pereaksi NaOH ekstraksi simplisia dengan pemanasan
yang membentuk garam dan membentuk menggunakan pelarut yang sesuai.
struktur kinoid pada cincin B yang akan Prinsip metode ini adalah pelarut volatil
membuat ikatan rangkap terkonjugasi (senyawa yang mudah menguap) yang
menjadi lebih panjang sehingga akan digunakan akan menguap pada suhu
meningkatkan intensitas warnanya tinggi. Namun akan didinginkan dengan
(Robbinson, 1995). kondensor sehingga pelarut yang tadinya
dalam bentuk uap akan mengembun
Hasil identifikasi flavonoid pada pada kondensor dan turun lagi ke dalam
ekstrak etanol daun ranti hijau dengan wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap
berbagai pereaksi warna yaitu: ada selama reaksi (Maryati., dkk., 2011).
Tes FeCl3 merupakan uji awal untuk Pelarut yang digunakan adalah 300 mL
melihat keberadaan senyawa fenol campuran etanol 96% : HCl 12 N (96:4).
sehingga dapat diidemtifikasi gugus Hal ini disebabkan karena flavonoid
fenolnya, pereaksi FeCl3 bereaksi merupakan senyawa yang bersifat polar,
dengan ion fenolat membentuk ion sehingga pelarut yang bersifat polar
kompleks. Adanya gugus fenol dapat menarik senyawa flavonoid serta
ditunjukkan dengan warna hijau senyawa lain yang bersifat polar.
kehitaman atau biru kehitaman. Tes Penggunaan etanol 96% bertujuan
FeCl3 menunjukkan hasil positif jika memperbaiki organoleptis ekstrak dan
terjadi perubahan warna hijau kehitaman untuk menghasilkan ekstrak yang kental
(Landyyun, 2008). (murni) sehingga mempermudah dalam
Tes Shinoda menghasilkan reaksi proses identifikasi.
yang positif sehingga diduga daun Refluk dilakukan selama 9 jam
mengandung flavonoid golongan flavan- dimana setiap 3 jam dilakukan
3,4 diol, flavanone atau isoflavon. pergantian pelarut dan dibuat pada pH 1
Perubahan warna tersebut disebabkan pada suhu 45 ᴼC. Tujuan dari lama
oleh hidrolisis flavonoid glikosida proses refluk tersebut untuk
menjadi aglikon flavonoid dengan memaksimalkan penarikan senyawa
penambahan asam kuat yang selanjutnya flavonoid dari dalam daun ranti oleh
akan membentuk kompleks dengan Etanol 96% : HCl 12 N. Setelah itu
serbuk magnesium dan menghasilkan dilakukan proses pemekatan ekstrak
perubahan warna menjadi merah atau dengan menggunakan alat rotary
jingga (Tanaya, 2015). vaporator merupakan alat yang
Uji NaOH dan uji Asam asetat pada menggunakan prinsip vakum destilasi.
ekstrak daun menghasilkan reaksi yang Prinsip rotary vaporator terletak pada
positif, hal ini ditandai dengan adanya penurunan tenakan sehingga pelarut
perubahan warna kuning setelah dapat menguap pada suhu dibawah titik
penambahan NaOH. Uji NaOH didihnya dan terpisah dari sumbernya
dimaksudkan untuk identifikasi adanya dengan pemanasan secara vakum.
senyawa fenol dalam ekstrak tersebut. Sehingga didapatkanlah ekstrak pekat
Hal ini juga terjadi karena adanya reaksi etanol, dan di dapat rendemen sebesar
antara flavonoid dengan pereaksi NaOH 26,44%.
yang membentuk garam dan membentuk
struktur kinoid pada cincin B yang akan
membuat ikatan rangkap terkonjugasi
menjadi lebih panjang sehingga akan
9
Tabel 4.3
Hasil Kromatografi Lapis Tipis
Ekstrak Daun Ranti dengan Pereaksi
warna penyemprotan
Tabel. 4.4
Hasil Identifikasi Flavonoid Fraksi Kromatografi Kolom
No Fraksi Pereaksi Warna Fraksi
FeCl3 Shinoda NaOH Asetat
1 n-heksan : Etil asetat (10:0) (-) Bening (-) Bening (-) Bening (-) Bening Kuning
2 n-heksan : Etil asetat (9:1) (-) Bening (-) Bening (+) Kuning (-) Bening Kuning kecoklatan
3 n-heksan : Etil asetat (8:2) (-) Bening (-) Bening (+) Kuning (-) Bening Kuning kecoklatan
4 n-heksan : Etil asetat (7:3) (-) Kuning (+) Kuning (+) Kuning (+) Kuning Kuning kecoklatan
5 n-heksan : Etil asetat (6:4) (-) Bening (-) Bening (+) Kuning (-) Bening Hijau Pekat
6 n-heksan : Etil asetat (5:5) (-) Bening (-) Bening (+) Kuning (-) Bening Hijau Pekat
7 n-heksan : Etil asetat (4:6) (-) Bening (-) Bening (+) Kuning (-) Bening Hijau Pekat
8 n-heksan : Etil asetat (3:7) (-) Bening (-) Bening (+) Kuning (-) Bening Hijau Pekat
9 n-heksan : Etil asetat (2:8) (-) Bening (-) Bening (+) Kuning (+) Kuning Hijau Pekat
10 n-heksan : Etil asetat (1:9) (-) Bening (-) Bening (+) Kuning (+) Kuning Hijau Pekat
11
11 n-heksan : Etil asetat (0:10) (+) Hijau kehitaman (+) Kuning (+) Kuning (-) Hijau Pekat Hijau Pekat
12 Etil asetat :n-butanol (10:0) (+) Hijau kehitaman (-) Bening (+) Kuning (-) tidak Hijau Pekat
endapan hijau endapan terjadi
pekat kecoklatan perubahan
13 Etil asetat :n-butanol (9:1) (-) Kuning endapan (-) Bening (+) Kuning (+) Kuning Hijau Pekat
hijau pekat endapan hijau endapan
pekat kecoklatan
14 Etil asetat :n-butanol (8:2) (-) Kuning endapan (-) Bening (+) Kuning (+) Kuning Hijau Pekat
hijau pekat endapan hijau endapan
pekat kecoklatan
15 Etil asetat :n-butanol (7:3) (-) Kuning endapan (-) Bening (+) Kuning (+) Kuning Hijau
hijau endapan hijau
16 Etil asetat :n-butanol (6:4) (-) Kuning endapan (-) Bening (+) Kuning (+) Kuning Hijau
hijau endapan hijau
17 Etil asetat :n-butanol (5:5) (-) Kuning endapan (-) Bening (+) Kuning (+) Kuning Hijau
hijau endapan hijau
18 Etil asetat :n-butanol (4:6) (-) Kuning (-) Bening (+) Kuning (+) Kuning Kuning kehijauan
endapan
kuning
19 Etil asetat :n-butanol (3:7) (-) Kuning (-) Bening (-) Bening (+) Kuning Kuning kehijauan
endapan endapan
kuning kuning
20 Etil asetat :n-butanol (2:8) (-) Kuning (-) Bening (-) Bening (+) Kuning Hijau kekuningan
endapan endapan
kuning kuning
21 Etil asetat :n-butanol (1:9) (-) Kuning (-) Bening (-) Bening (+) Kuning Kuning kehijauan
endapan endapan
kuning kuning
22 Etil asetat :n-butanol (0:10) (-) Bening endapan (-) Bening (-) Bening (+) Kuning Kuning kehijauan
kuning endapan endapan
kuning kuning
Keterangan : + : teridentifikasi flavonoid - : tidak teridentifikasi flavonoid
Tes FeCl3 merupakan uji awal untuk NaOH. Uji NaOH dimaksudkan untuk
melihat keberadaan senyawa fenol identifikasi adanya senyawa fenol dalam
sehingga dapat diidemtifikasi gugus ekstrak tersebut. Hal ini juga terjadi
fenolnya, pereaksi FeCl3 bereaksi karena adanya reaksi antara flavonoid
dengan ion fenolat membentuk ion dengan pereaksi NaOH yang
kompleks. Adanya gugus fenol membentuk garam dan membentuk
ditunjukkan dengan warna hijau struktur kinoid pada cincin B yang akan
kehitaman atau biru kehitaman. Tes membuat ikatan rangkap terkonjugasi
FeCl3 menunjukkan hasil positif jika menjadi lebih panjang sehingga akan
terjadi perubahan warna hijau/biru meningkatkan intensitas warnanya
kehitaman (Landyyun, 2008). (Robbinson, 1995).
Tes Shinoda menghasilkan reaksi Hasil identifikasi flavonoid pada 22
yang positif diduga mengandung fraksi kromatografi kolom ekstrak kental
flavonoid golongan flavan-3,4 diol, etanol daun ranti hijau didapakan 2
flavanon atau isoflavon. Perubahan fraksi yang menyatakan hasil positif
warna tersebut disebabkan oleh yaitu pada fraksi nomor 4 dan 11,
hidrolisis flavonoid glikosida menjadi dimana pada fraksi nomor 4 yaitu fraksi
aglikon flavonoid dengan penambahan n-heksan:etil asetat 7:3 dari setiap
asam kuat yang selanjutnya akan pereaksi warna hanya pada pereaksi
membentuk kompleks dengan serbuk FeCl3 yang menyatakan hasil negatif (-),
magnesium dan menghasilkan sedangkan pada fraksi nomor 11,
perubahan warna menjadi merah atau dimana fraksi n-heksan:etil asetat 0:10
jingga (Tanaya, 2015). dari setiap pereaksi warna hanya pada
Uji NaOH dan uji asetat pereaksi asetat yang menyatakan hasil
menghasilkan reaksi yang positif, hal ini negatif (-).
ditandai dengan adanya perubahan
warna kuning setelah penambahan
12
Tabel 4.5.
Interpreatasi Perubahan Panjang Gelombang Maksimum dari Hasil Fraksi
Kromatografi Kolom n-Heksan : Etil asetat (7:3) dan Penambahan Pereaksi Geser
Pereaksi ∆λ maks (nm) Pergeseran ∆λ maks (nm) Dugaan Subtitusi
Pita II Pita I Pita II Pita I
MeOH 258,4 358,6 ∆ Flavonol ∆ Flavonol Flavonol (3-OH Bebas)
NaOMe 267,8 375 +9,4 +16,4 Adanya gugus 7-OH
NaOMe 5 menit 274,6 383,8 +16,2 +25,2 Adanya gugus 4’ – OH
AlCl3 273,2 382,2 +14,8 +23,6 adanya gugus o-diOH pada
cincin A (tanbahan pada
pergeseran o-diOH pada cincin
B
AlCl3/HCl 266 389,2 +7,6 +30,6 ada gugus o-diOH pada cincin
B
NaOAc 274,6 383,4 +16,2 +24,8 Adanya gugus 7-OH
NaOAc/H3BO3 264,8 389,8 +6,4 +31,2 o-diOH pada cincin B
Keterangan : (+) pergeseran panjang gelombang yang lebih panjang
(-) pergeseran panjang gelombang yang lebih pendek
Gambar 4.6.
Struktur 4’,7 dihidroksi flavonol
Gambar 4.7.
Struktur 5,7,4’ di trihidroksi isoflavon
gugus 5-OH dengan gugus prenil pada Berdasarkan dari data interpretasi
cincin C nomor 6. perubahan panjang gelombang
Penambahan pereaksi geser maksimum dari fraksi kromatografi
NaOAc/H3BO3 menyebabkan terjadinya kolom n-heksan : etil asetat (0:10) dari
pergeseran batokromik sebesar +23,8 spektrofotometri UV-Vis maka senyawa
nm pada pita I, yang menunjukkan flavonoid yang mungkin adalah
adanya gugus ortho di-OH pada cincin golongan flavonol, karena spektrum
B. Hal ini diperkuat dengan adanya yang terbentuk merupakan ciri khas dari
pergeseran batokromik sebesar +19,6 flavonol. Struktur flavonoid daun ranti
nm pada pita I setelah penambahan yang di dapat dalam penelitian ini yaitu
pereaksi geser NaOMe yang didiamkan 5,7,4’ di trihidroksi flavonol. Hasil
dulu selama 5 menit yang menunjukkan interpretasi dapat dilihat pada tabel 4.7
posisi ortho menit pada 4’ –OH. struktur dapat dilihat pada gambar 4.8.
Tabel 4.7.
Interpreatasi Perubahan Panjang Gelombang Maksimum dari Hasil Fraksi Kromatografi
Kolom n-Heksan : Etil asetat (0:10) dan Penambahan Pereaksi Geser
AlCl3/HCl 266,6 392,6 +12,2 +19,4 ada 5-OH dengan gugus prenil
Gambar 4.8.
Struktur 5,7,4’ di trihidroksi flavonol
Gambar 4.9.
Struktur 5,7 dihidroksi isoflavon.