Anda di halaman 1dari 16

JURNAL REVIEW FLAVONOID

46
Journal I
Judul Extraction Isolation and Identification of
Flavonoid From Chenopodium album aerial
parts
Peneliti Sumit Arora dan Prakash Itankar
Tahun Terbit Journal 2017
Jenis Journal Journal of Traditional and Complementary
Medicine

47
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia memiliki banyak jenis tanaman yang dapat dibudidayakan karena
bermanfaat dan kegunaannya besar bagi manusia dalam hal pengobatan. Dalam
tanaman ada banyak komponen kimia yang dapat digunakan sebagai obat. Pada
saat ini, banyak orang yang kembali menggunakan bahan-bahan alam yang dalam
pelaksanaannya membiasakan hidup dengan menghindari bahan-bahan kimia
sintesis dan lebih mengutamakan bahan-bahan alami. Ada banyak pengobatan
dengan bahan alam yang dapat dipilih sebagai solusi mengatasi penyakit yang
salah satunya ialah penggunaan ramuan obat berbahan herbal.
Masa sekarang masyarakat Indonesia mulai menerapkan prinsip hidup
kembali ke alam. Banyak upaya pemeliharaan kesehatan yang dapat diciptakan
melalui potensi kekayaan alam yang ada di Indonesia yang dapat dikembangkan
menjadi obat tradisional untuk menyembukan penyakit. Pengobatan dengan
menggunakan tanaman obat yang dikembangkan sekarang ini lebih murah dan
mempunyai efek samping yang relatif sedikit dibanding obat-obat sintesis yang
beredar saat ini salah satunya tanaman lamun yang dimanfaatkan dalam
pengobatan tradisional.
Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol terbesar ditemukan di alam
(Harborne., 1987). Flavonoid yang ditemukan Fowler dkk. (2009) menunjukkan
aktivitas biokimia misalnya antioksidan, antivirus, antibakteri, dan anti kanker.
Nirmala dkk. (2009) menyebutkan bahwa kandungan kimia daun Basella rubra
Linn mengandung senyawa flavonoid. Masalah global yang sedang dihadapi di
bidang pengobatan saat ini adalah resistensi bakteri terhadap antibiotik pada
negara berkembang maupun negara maju. Oleh karena itu banyak dilakukan

48
penelitian dalam pembuatan antibiotik untuk menghadapi resistensi bakteri
tersebut baik dari bahan sintesis maupun dari sumber alami (Rizka, 2012). Salah
satu sumber alami atau tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat untuk
mengobati berbagai penyakit dan infeksi bakteri adalah Chenopodium album.

Kandungan kimia yang terdapat pada lamun seperti flavonoid berpotensi


menyembuhkan penyakit. Flavonoid adalah zat aktif yang terdapat pada tumbuhan
yang mempunyai struktur kimia C6-C3-C6 yang tiap bagian C6 merupakan rantai
alifatik dan dalam tanaman lamun senyawa flavonoid bisa digunakan sebagai
antioksidan. Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud melakukan ekstraksi
isolasi dan identifikasi flavonoid pada Chenopodium album diidentifikasi dengan
spektrofotometerr UV-Vis, HNMR dan CNMR serta Spektroskopy Mass.

1.1 Rumusan Penelitian


Adapun rumusan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses isolasi senyawa flavonoid dalam daun chenopodium
dengan metode KLT ?
2. Senyawa flavonoid jenis apa yang terkandung dalam daun chenopodium ?

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui proses isolasi senyawa flavonoid dalam daun chenopodium
dengan metode KLT.
2. Mendapatkan data dan informasi Senyawa flavonoid yang terkandung
dalam daun chenopodium

1.3 Manfaat Penelitan


Manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui karakterisasi senyawa flavonoid pada tumbuhan Chenopodium
album.

49
2. Sebagai informasi tambahan dalam pemanfaat tumbuhan alam
Chenopodium album sebagai bahan obat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tumbuhan Chenopodium


Chenopodium album ini adalah tumbuhan tahunan tanaman dengan genus
Chenopodium. Tumbuhan ini banyak dibudidayakan di beberapa daerah, tanaman
ini di tempat lain disebut sebagai gulma. Nama-nama umum seperti makanan
domba, perempat, melde, goosefoot, rumput, bayam liar dan lemak ayam,
meskipun dua terakhir juga diterapkan untuk spesies lain dari genus
Chenopodium, Chenopodium album ini secara luas dibudidayakan dan
dikonsumsi di Utara India sebagai tanaman pangan yang dikenal sebagai bathua.
Tumbuhan ini tumbuh tegak dengan ketinggian 10-150 cm (3m), tetapi
biasanya menjadi telentang setelah berbunga (karena berat dari dedaunan dan
biji-bijian) kecuali didukung oleh tanaman lain. Bentuk daun bervariasi, daun
pertama, dekat pangkal tanaman, yang bergigi dan kira-kira berbentuk berlian, 3-7
cm dan panjang 3-6 cm luas. Daun-daun di bagian atas dari batang berbunga 1-5
cm panjang dan 0,4–2 cm luas. Bunga kecil yang berbentuk radial simetris dan
tumbuh kecil pada percabangan perbungaan 10-40 cm, dan terdapat lima
benang sari.

2.2 Taksonomi Chenopodium


Tanaman bathua merupakan tanaman yang memiliki nama latin
Chenopodium album. Berikut adalah klasifikasi dari tanaman bathua:

50
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllidae
Family : Chenopodiaceae
Genus : Chenopodium
Spesies : Chenopodium album

2.3 Flavonoid
Flavonoid merupakan salah satu golongan metabolit sekunder yang
dihasilkan oleh tanaman yang termasuk dalam kelompok besar polifenol.
Senyawa ini terdapat pada semua bagian tanaman termasuk daun, akar, kayu,
kulit, tepung sari, nektar, bunga, buah, dan biji. Flavonoid mempunyai
kemampuan sebagai penangkap radikal bebas dan menghambat oksidasi lipid.
Uji fitokimia terhadap ekstrak daun Alstonia scholaris mengandung
alkaloid, tanin, saponin, triterpenoids, dan flavonoid. Selain itu, pengujian
aktivitas antioksidan dengan ekstrak etanol Alstonia scholaris dengan metode
DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl), terbukti mempunyai aktivitas antioksidan
secara in vitro.

2.4 Aktivitas Antioksidan Flavonoid


Aktivitas antioksidan dari komponen fenol dan flavonoid dengan cara
mereduksi radikal bebas tergantung pada jumlah gugus hidroksi pada struktur
molekulernya. Adanya keterkaitan antara struktur senyawa flavonoid dan fenol
dengan aktivitasnya sebagai antioksidan sebagai dasar dilakukannya penelitian
ini. Penelitian ini bertujuan mengetahui kontribusi linear kandungan total fenol,
total flavonoid, dan potensi aktivitas antioksidan kulit batang pulai.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif
antara asupan flavonoid dengan resiko munculnya penyakit jantung koroner. Efek

51
kardioprotektif flavonoid sebagai sumber diet telah ditinjau oleh Cook dan S.
Samman (1996). Antioksidan alami seperti flavonoid yang banyak terdapat pada
minuman dan buah anggur, diketahui memiliki kontribusi dalam menghambat
oksidasi LDL (low density lipoprotein) secara ex-vivo (Kanner et al., 1994).
Produk oksidatif LDL dapat menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh
darah koroner. Tampaknya aktivitas minuman anggur dalam melindungi LDL
manusia dari oksidasi terdistribusi cukup luas diantara komponen-komponen
phenolik utamanya (Frankel et al., 1995).

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada 18 Januari sampai 6 February 2018
di Laboratorium Farmasi, Mauza Nari, Khasra India dan Fakultas Farmasi
Universitas Rashtrasant Tukadoji Nagpur, Maharashtra India.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini Yaitu :
a. Isolasi Alkaloid
- Rotary evavorator
- Seperangkat alat gelas
- Neraca analitik
- Sonikator
- Alat inkubasi
- Hot plate
- Lemari asam

52
- KLT
- Kromatografi Kolom

b. Pemisahan Alkaloid
- Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

c. Identifikasi Terpenoid
- Spektrofotometri UV-Vis
- Spektrofotometri 1H NMR
- Spektrofotometri 13C NMR

3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun butha, silica
gel (G) 60F, metanol, etil asetat, asam format, kloroform, toluena, diethylamine,
AlCl3, dan CH3COONa.

3.3 Rancangan Penelitian


Penelitian ini terdiri dari 4 tahap yaitu ekstraski dilakukan secara maserasi
dengan metanol, uji skrining fitokimia dengan KLT pada berbagai pelarut etil
asetat: metanol: air (100:13.5:10, v/v/v), etil asetat: asam format: asam asetat: air
(100:11:11:26, v/v/v/v), kloroform: metanol: air (70:30:4, v/v/ v), toluena: etil
asetat: diethylamine (70:20:10, v/v/v) dan etil asetat: metanol: air: asam asetat
(65:15:15:10, v/v/v/v). Penentuan Flavonoid dengan AlCl3, dan Karakterisasi
senyawa dengan spektroskopy UV, IR NMR dan Mass.

3.4 Bagan Alir Penelitian

Dimaserisasi dengan pelarut metanol

53
Dipekatkan dengan Rotary Evaporator pada suhu 40oC

Karakterisasi Senyawa

Gambar 1. Bagan Alir Prosedur Isolasi dan Karakterisasi Flavonoid

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Skrining Fitokimia


Fitokimia skrining EACA ekstrak menunjukkan adanya tanin, sterol dan
flavonoid, sedangkan ACCA ekstrak mengungkapkan adanya protein, tanin dan
flavonoid. Lebih lanjut, MECA dan HACA ekstrak juga menunjukkan adanya
protein, karbohidrat, tanin, saponin dan flavonoid.

4.2 Isolasi Flavonoid


Kandungan flavonoid (mg/g) ditentukan oleh persamaan regresi dari kurva
kalibrasi (y ¼ 0.018 x - 0.001, r2¼ 0.990) dan diungkapkan dalam rutin setara
(RE) dan ditemukan dalam urutan penurunan ACCA > HACA > EACA > MECA.
Flavonoid ekstrak dari C. album dipisahkan dengan kromatografi pada
ISCO-combiflash (Teledyne Isco, Inc. Nebraska, USA). Untuk fase pemisahan,
pilihan mobile phase dan optimasi gradient profil dilakukan dengan memilih fase
gerak yang digunakan untuk HPLC untuk pemisahan tertentu kelas dari senyawa

54
atau tanaman, dan meningkatkan gradien elusi waktu dengan faktor 4 atau 5.
RP-KLT fase gerak dengan penggunaan terbatas. Namun, untuk fase normal
pemisahan flash pemisahan silika gel, mobile phase terpilih pada trial-and-error
dasar untuk memberikan Rf nilai-nilai dari senyawa antara 0,5 dan lebih dari 0.1.
Dengan demikian tergantung pada fase gerak atau normal pada tahap
pemisahan yang berbeda fase gerak. Reverse-phase flash kromatografi pemisahan
dari ACCA ekstrak mengakibatkan pemisahan senyawa tunggal, yang diwakili
sebagai puncak 1 di flash kromatogram (Gbr. 1). Puncak 1 (P1) adalah sebagai
fraksi, fraksi ini telah dikumpulkan bersama-sama dengan konsentrasi di bawah
vakum. Pada pengeringan, puncak 1 yang dihasilkan berwarna kuning (13 mg),
memberikan tes positif untuk flavonoid.

Gambar 2. Kromatografi separasi ekstrak ACCA

Flash kromatografi metode parameter yang digunakan adalah yang


tercantum dalam Tabel 1. Berwarna kuning bubuk senyawa yang telah diberi kode
nama ACCA 1. Pucat serbuk berwarna kuning senyawa yang diperoleh setelah

55
pemurnian dan titik leleh adalah 312e315 C. UVspectra, IR, Massa dan 13C dan
proton NMR spectra tercatat.

Tabel 1. Parameter Kromatografi Ekstrak ACCA

4.3 Karakterisasi Senyawa


Spektrum UV dari ACCA-1 senyawa menunjukkan spektral maxima di
373-256 nm dan max ditemukan di 373 nm. Spektrum khas UV-Vis flavonoid
mencakup dua absorbansi. Plot Yang terletak di 310-350 nm rentang untuk flavon,
sedangkan untuk flavonol itu adalah antara 350 dan 385 nm. Plot B, ditemukan di
250-290 nm. Dengan demikian spektrum UV menunjukkan bahwa senyawa
mungkin milik flavonol kategori flavonoid. Akibatnya, dua subkelompok tidak
dapat dibedakan dengan sederhana UV-Vis analisis. Flavonol menunjukkan
absorbansi maksimum pada panjang gelombang tertentu antara 270 dan 290 nm,
di mana banyak fenolat menyerap, sehingga tidak memungkinkan senyawa
tersebut selektif deteksi.

56
Gambar 3. Spektrum UV isolasi ACCA

Spektrum IR menunjukkan puncak pada 3624, 3473, 3295 cm-1 (OH), 1616
cm-1 (Aromatic C=C), 1458 cm-1, (CH2 dan CH3, RCH2CH3), 1165 cm-1 (C-CO-C
stretch dan bonding Keton).

Spektrum 1H NMR ACCA 1 menunjukkan puncak singlet dari pelarut d


6.20 dan 6.40 menunjukkan H-6 dan H-8 proton dari flavonol, doblet di puncak d
6.89 dan 6.91 menunjukkan adanya proton flavonol. Puncak di d 7.59 dan 7.66
menunjukkan H-2 proton flavonol. CNMR menunjukkan sinyal di 175.92 ppm
adalah karbonil karbon (C-4). Sinyal lain 164.14, 161.08, 156.80 dan 158.30 ppm
menunjukkan C-7, C-5, C-4 dan C-3 posisi flavonol.

57
Gambar 4. Spektrum 1H NMR ekstrak Isolasi Flavonoid ACCA

Gambar 5. Spektrum 13C NMR Ekstrak Flavonoid ACCA

Berat molekul dari senyawa ini 302.12. Sementara fragmen pada m/z 325
mewakili (M+ Na+), þpeak. Fragmen lain yang diamati pada m/z 287, 196, 149.
Fragmen pada m/z 287 (Sesuai dengan 285 m/z) adalah (M+ H-H2O), kehilangan
satu molekul air atau (M+ H)+ produk ion dehidrasi (M+ H-H2O)+.16 Fragmen
puncak pada m/z 196 (Sesuai dengan 193 m/z) mewakili (M+H-B-ring)+ion,

58
menegaskan dihidroksi-substitusi-ring. Fragmen pada m/z 149 menunjukkan
bahwa fisi cincin C hasil dalam fragmen 1, 3 B+ orang-orang dengan m/z ¼ 149.
(B mewakili utuh cincin sedangkan superscript di sebelah kiri menunjukkan rusak
obligasi terprotonasi molekul) 15,17 dan fragmen-fragmen lainnya di 365, 413
dan 467 adalah hasil dari beberapa adisi pembentukan. Massa spektral tugas dan
identifikasi.

Gambar 6. Spektrum Mass Isolasi Flavonoid ACCA

Gambar 7. Skema Fragmentasi ACCA


BAB V
KESIMPULAN

59
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa analisis
tanaman yang mengandung flavonoid dilakukan dengan Fitokimia skrining,
kemudian diisolasi menjadi flavonoidal molekul. TLC dengan standar juga
dilakukan dan hasilnya menunjukkan nilai Rf yang sama. Titik leleh senyawa
terisolasi adalah sama seperti Quercetin. Dari penjelasan di atas spektral data
diisolasi senyawa kemiripan dengan Quercetin.

DAFTAR PUSTAKA

60
Harbone, J.B., (1987), Metode Fitokimia : Penentuan cara modern menganalisis
tumbuhan, terbitan ke-2, Alih Bahasa: Dr. Kosasih Padmawinata dan Iwang
Soediro, Institut Teknologi Bandung, Bandung,84-85.

Fowler, L.Z., Mattheos, A., dan Koffas., (2009), Biosynthesis and


biotechnological production of flavanones : current state and perspectives,
App microbial biotechnol (2009)83:799-808

Nirmala.A., S. Seroja, H.R. Vasanthi., dan G.Lalitha., 2009, Hypoglycemic effect


of Basella rubra in Streptozotocin – Induced diabetic albino rats, Journal of
harmacognosy and phytotherapy Vol.1 (2) pp. 025-030 (6), 4

Rizka, H., (2012), Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Pelepah dan Batang Tanaman
Pisang Ambon (Musa paradisiacal var.sapientum) terhadap Staphylococcus
aureus, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang

Frankel, Edwin N., Andrew L. Waterhouse and Pierre L. Teissedre., (1995).


Principal Phenolic Phytochemicals in Selected California Wines and Their
Antioxidant Activity in Inhibiting Oxidation of Human Low-Density
Lipoprotein, J. Agric. Food Chem (43): 890-894

Kanner, Joseph, Edwin Frankel, Rina Granit, Bruce German and John E.
Kinsella.,(1994), Natural Antioksidant in Grapes and Wines, J. Agric.
Food. Chem. (42): 64-69.

61

Anda mungkin juga menyukai