Anda di halaman 1dari 19

TUGAS 2

ALKALOID

KIMIA BAHAN ALAM

1
SUMBER, KLASIFIKASI, FUNGSI, BIOSINTESIS
2 DAN PROSEDUR UMUM SENYAWA ALKALOID

1. 1 Karakteristik Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau
alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam
struktur lingkar heterosiklik atau aromatis senyawa tersebut, dalam dosis kecil
dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan.

1.1.1 Sifat Fisika Alkaloid


Alkaloid biasanya tidak berwarna, bersifat optik aktif kebanyakan berbentuk
kristal dan hanya terapan cairan misalnya kuirina dan nihotina mempunyai titik
leleh 100-3000oC.

1.1.2 Sifat Kimia


Kebanyakan alkaloid bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom
nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bahan dari sistem siklik. Alkaloid
juga dapat membentuk endapan dengan larutan asam fosfomolibdat, asam pikrat,
kalium merkurioksida.

Pada identifikasi alkaloid ini digunakan metoda Culvenor – Fitzgerald.


Filtrat yang diperoleh dengan cara marajang halus dan menggerus sampel dalam
lumpang kemudian ditambahkan amoniak – kloroform 0,05 N, larutan H2SO4
diuji dengan beberapa pereaksi (Mayer, Wagner dan Dragendorf). Berdasakan
data yang diperoleh, diketahui bahwa daun salam tidak mengandung alkaloid. Hal
ini ditunjukkan dengan tidak terbentuknya endapan putih keruh dengan pereaksi
Mayer atau endapan coklat dengan pereaksi Wagner dan endapan orange dengan
pereaksi Dragendor. Hal ini sesuai dengan literatur yang ada.

2
1.2 Sumber Tanaman Penghasil Alkaloid
Rasa pahit atau getir yang dirasakan lidah dapat disebabkan oleh alkaloid.
Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap bersifat basa). Berbagai
senyawa yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa (misalnya,
morfina, striknina, serta solanina). Hingga sekarang dikenal sekitar 10.000
senyawa yang tergolong alkaloid dengan struktur sangat beragam. Contoh
tanaman penghasil Alkaloid yaitu.

No Sumber Tanaman Deskripsi


1 Daun Pepaya Kandungan : Carpaine
Struktur :
O

NH
HN

O
Manfaat : Anti Malaria
2 Kopi Kandungan : Kafein
Struktur :

N N O

N
N
O
Manfaat : Perangsang sistem pusat saraf
sehingga dapat mengusir rasa kantuk
sementara.

3
No Sumber Tanaman Deskripsi
3 Biji Kakao Kandungan : Teobromin, Fenitilamina
Struktur :
O
CH3
HN N

O N
CH3
Manfaat : Menurunkan tekanan darah
sehingga membuat tubuh merasa rilex.

4 Tembakau Kandungan : Nikotin dalam jumlah besar


Struktur :

N
N
C10H14N2
Manfaat : Adanya neurotoxin pada nikotin
digunakan sebagai insektisida. Pada rokok
digunakan sebagai stimulan dan penenang.

5 Buah Pare Kandungan : Conimum Maculatum


Struktur :

N CH3
H
C8H17N
Manfaat : Mengobati rematik, sembelit, asma
dan sakit pinggang.

4
1.3 Klasifikasi Alkaloid
Alkaloid secara umum mengandung paling sedikit satu buah
atom nitrogen yang bersifat basa dan merupakan bagian dari cincin heterosiklik.
Dari segi biogenetik, alkaloid diketahui berasal dari sejumlah kecil asam amino
yaitu ornitin dan lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin dan tirosin
yang menurunkan alkaloid jenis isokuinolin, dan triftopan yang menurunkan
alkaloid indol.Ada beberapa sistem klasifikasi yaitu :

2.3.1 Menurut Hegnauer


Sistem klasifikasi yang paling banyak diterima adalah menurut Hegnauer,
dimana alkaloid dikelompokkan atas:
1) Alkaloid sesungguhnya
Alkaloid sesungguhnya adalah racun, senyawa tersebut menunjukkan
aktivitas fisiologi yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa; lazim
mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik; diturunkan dari asam
amino; biasanya terdapat “aturan” tersebut adalah kolkhisin dan asam
aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin heterosiklik
dan alkaloid quartener, yang bersifat agak asam daripada bersifat basa.
2) Protoalkaloid
Protoalkaloid merupakan amin yang relatif sederhana dimana nitrogen dan
asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik. Protoalkaloid
diperoleh berdasarkan biosintesis dari asam amino yang bersifat basa.
Pengertian ”amin biologis” sering digunakan untuk kelompok ini.
Contohnya adalah meskalin, ephedin dan N,N-dimetiltriptamin.
3) Pseudoalkaloid
Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari prekursor asam amino. Senyawa
biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloid yang penting dalam khas ini,
yaitu alkaloid steroidal. Contohnya: konessin dan purin (kaffein).

5
2.3.2 Berdasarkan atom Nitrogennya
Berdasarkan atom nitrogennya, alkaloid dibedakan atas:
A. Alkaloid dengan atom nitrogen heterosiklik
Dimana atom nitrogen terletak pada cincin karbonnya. Yang termasuk pada
golongan ini adalah:
1. Alkaloid Piridin-Piperidin
Mempunyai satu cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen.
Struktur inti:

Reduksi

N N
H
Piridin Piperidin

Golongan ini dibagi dalam 4 sub golongan:


1) Turunan Piperidin, meliputi piperini yang diperoleh dari Piperis Nigri
Fructus; yang berasal dari tumbuhan Piperis nigri (famili: Piperaceae)
berguna sebagai bumbu dapur.
2) Turunan Propil-Piperidin, meliputi konini yang diperoleh dari Conii
Fructus; yang berasal dari tumbuhan Canium maculatum (famili:
Umbelliferae) berguna sebagai antispasmodik dan sedatif.
3) Turunan Asam Nikotinan, meliputi arekolin yang diperoleh dari Areca
Semen; yang berasal dari tumbuhan Areca catechu (famili: Palmae) berguna
sebagai anthelmentikum pada hewan.
4) Turunan Pirinin dan Pirolidin, meliputi nikotin yang diperoleh dari
Nicoteana Folium; yang berasal dari tumbuhan Nicotiana tobaccum (famili:
Solanaceae) berguna sebagai antiparasit, insektisida, dan antitetanus.

2. Alkaloid Tropan
Mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya (N-CH3). Alkaloid
ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada pada otak maupun
sumsum tulang belakang.

6
Golongan ini dibagi dalam 3 sub golongan:
1) Hiosiamin dan Skopolamin
Berasal dari tumbuhan Datura stramonium, D. Metel (fam: Solanaceae),
tumbuh pada daerah yang memiliki suhu yang panas, daun dan bijinya
mengandung alkaloid Skopolamin; berfungsi sebagai antispasmodik dan
sedatif.
2) Kokain
Senyawa ini berfungsi sebagai analgetik narkotik yang menstimulasi pusat
syaraf, selain itu juga berfungsi sebagai antiemetik dan midriatik. Zat ini
bersal dari daun tumbuhan Erythroxylum coca, E. Rusby dan E.
Novogranatense (fam: Erythroxylaceae). Kokain lebih banyak
disalahgunakan (drug abuse) oleh sebagian orang dengan nama-nama yang
lazim dikalangan mereka seperti snow, shabu-shabu, crak dan sebagainya.
3) Atropin, Apotropin, dan Belladonina
Atropa dari bahasa Yunani yaitu terdiri dari kata “Atropos” yang berarti
tidak dapat dibengkokkan atau disalahgunakan, ini disebabkan karena
belladona merupakan obat yang sangat beracun dan dapat menyebabkan
kematian.

3. Alkaloid Quinolin
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen.
Struktur inti:

Golongan ini dibagi dalam 4 sub golongan:


1) Kinina, Kinidina, Sinkonidin, Sinkonidina
Senyawa ini pada umumnya berguna sebagai antimalaria, alkaloid ini
terdapat pada kulit batang (cotex) dari tumbuhan Cinchona succirubra
(famili: Rubiaceae). Ada beberapa jenis dari Cinchona diantaranya C.

7
Calisaya yang berwarna kuning berasal dari Peru dan Bolivia, C. Officinalis
dan C. Ledgeriana lebih banyak di Indonesia yang ditanam di pulau Jawa.
2) Akronisina
Berasal dari kulit batang tumbuhan Acronychia bauery (famili: Rutaceae),
berfungsi sebagai antineoplastik yang telah diuji cobakan pada hewan dan
diharapkan mampu merupakan obat yang efektif untuk kemoterapi
neoplasma pada manusia.
3) Camptothecin
Diperoleh dari buah, sebagian kayu atau kulit dari pohon Camptotheca
acuminata (famili: Nyssaceae), suatu pohon yang secara endemik tumbuh di
daratan Cina. Ekstrak dari tumbuhan ini ternyata mempunyai keaktifan
terhadap leukemia limpoid.
4) Viridicatin
Merupakan subtansi antibiotik dari mycelium jamur Penicillium viridicatum
(famili: Aspergillaceae), senyawa ini aktif untuk semua jenis Plasmodium
(kecuali P. vivax) penyebab malaria. Penggunaan senyawa ini memiliki efek
samping berupa Cindronism yaitu pendengaran berkurang.

4. Alkaloid Isoquinolin
Mempunyai 2 cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen.
Struktur inti:

Golongan ini dibagi dalam 4 sub golongan:


1) Morfin
Morfin diperoleh dari biji dan buah tumbuhan Papaver somniferum dan P.
Bracheatum (famili: Papaveraceae).

8
2) Emetina
Senyawa ini berfungsi sebagai emetik dan ekspektoran, diperoleh dari akar
tumbuhan Cephaelis ipecacuanha dan C. Acuminata (famili: Rubiaceae)
3) Hidrastina dan Karadina
Senyawa ini berasal dari tumbuhan Hydrastis canadensis (famili:
Ranunculaceae) dikenal pula sebagai Yellowroot; bagian yang digunakan
berupa umbi akar berkhasiat sebagai adstrigensia pada radang selaput lendir.
4) Beberina
Berupa akar dan umbi akar dari tumbuhan Berberis vulgaris (dari Oregon),
B. Amition (dari Himalaya), dan B. aristaca (India) dari famili:
Berberidaceae yang berguna sebagai zat pahit/amara dan antipiretik.

5. Alkaloid Indol
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 cincin indol.
Struktur inti:

N
H

Golongan ini dibagi dalam 6 sub golongan:


1) Reserpina
Merupakan hasil ekstraksi dari akar tumbuhan Rauwolfia serpentine dari
suku Apocynaceae yang terkadang bercampur dengan fragmen rhizima dan
bagian batang yang melekat padanya. Senyawa ini berfungsi sebagai
antihipertensi.
2) Vinblastina, Vinleusina, Vinrosidina, Vinkristina
Diperoleh dari tumbuhan Vinca rosea, Catharanthus roseus (famili:
Apocynaceae) berupa herba yang berkhasiat sebagai antitumor.
3) Striknina dan Brusina
Berasal dari tumbuhan Strychnos nux-vomica dan S. ignatii (famili:
Loganiaceae) yang terdapat di Filipina, Vietnam dan Kamboja. Bagian

9
tanaman yang diambil berupa ekstrak biji yang telah kering dengan khasiat
sebagai tonikum dalam dosis yang kecil sedangkan dalam pertanian
digunakan sebagai ratisida (racun tikus).
4) Fisostigmina dan Eserina
Simplisianya dikenal dengan nama Calabar bean, ordeal bean, chop nut
dan split nut berupa biji dari tumbuhan Physostigma venenosum (famili:
Leguminosae) yang berkhasiat sebagai konjungtiva pengobatan glaukoma.
5) Ergotoksina, Ergonovina, dan Ergometrina
Alkaloid ini asalnya berbeda dibandingkan dengan yang lain, sebab berasal
dari jamur yang menempel pada sejenis tumbuhan gandum yang kemudian
dikeringkan. Jamur ini berguna sebagai vasokonstriktor untuk penyakit
migrain yang spesifik dan juga sebagai oxytoksik.
6) Kurare
Diperoleh dari kulit batang Stricnos crevauxii, C. Castelnaci, C. Toxifera
(fam: Loganiaceae) dan Chondodendron tomentosum (famili:
Menispermaceae) yang berguna sebagai relaksan pada otot.

6. Alkaloid Imidazol
Berupa cincin karbon mengandung 2 atom nitrogen.
Struktur inti:

N
H
Lingkaran Imidazol merupakan inti dasar dari pilokarpin yang berasal dari
daun tumbuhan Pilocarpus jaborandi atau Jaborandi rermambuco, P.
Microphylus atau J. marashm, dan P. Pinnatifolius atau J. Paraguay dari famili:
Rutaceae yang berkhasiat sebagai konjungtiva pada penderita glaukoma.

10
7. Alkaloid Lupinan
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom N,
Struktur inti:

Alkaloid ini ditemukan pada Lunpinus luteus, Cytisus scopartus (famili:


Leguminocaea) dan Anabis aphylla (famili: Chenopodiaceae) berupa daun
tumbuhan yang telah dikeringkan berkhasiat sebagai oksitoksik.

8. Alkaloid Steroid
Mengandung 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen dan 1 rangka steroid
yang mengandung 4 cincin karbon.
Struktur inti:
CH3

CH3

Alkaloid steroid terbagi atas 3 golongan yaitu:


1) Golongan I: Sevadina, Germidina, Germetrina, Neogermetrina, Gemerina,
Neoprotoperabrena, Veletridina.
2) Golongan II: Pseudojervina, Veracrosina, Isorobijervosina.
3) Golongan III: Germina, Germidina, Germitrina, Protoveratrin, Sevadina,
Jervina, Rubijervina, Isoveratromina, Banyak ditemukan pada famili:
Solanaceae, Zigadenus venenosus.

9. Alkaloid Amina
Golongan ini tidak mengandung N heterosiklik. Banyak yang merupakan
tutrunan sederhana dari feniletilamin dan senyawa-senyawa turunan dari asam
amino fenilalanin atau tirosin.

11
Struktur inti:

HO NH2
NH2
COOH

Feniletilamin Fenilalanin

Golongan ini dibagi dalam 4 sub golongan:


1) Efedrina
Berasal dari herba tumbuhan Ephedra distachya, E. Sinica dan E.
Equisetina (famili: Gnetaceae) berguna sebagai bronkodilator.
2) Kolkisina
Alkaloid ini berasal dari biji tumbuhan Colchicum autumnalei (famili:
Liliaceae) berguna sebagai antineoplasmik dan stimulan SSP, selain pada
biji kormus (pangkal batang yang ada di dalam tanah) tumbuhan ini juga
mengandung alkaloid yang sama.
3) d-Norpseudo Efedrina
Alkaloid ini diperoleh dari daun-daun segar tumbuhan Catha edulis
(famili: Celastraceae). Nama lain dari tumbuhan ini adalah Khat atau teh
Abyssina, tumbuhan ini berupa pohon kecil atau semak-semak yang
berasal dari daerah tropik Afrika Timur. Khasiat dari simplisia ini adalah
stimulan pada SSP.
4) Meskalina
Diperoleh dari sejenis tumbuhan cactus Lophophora williamsii (famili:
Cactaceae) dikenal dengan nama Peyote yang dapat menyebabkan
halusinasi dan euphoria.

10. Alkaloid Purin


Mempunyai 2 cincin karbon dengan 4 atom nitrogen.
Struktur inti:
N
N
N
N
H

12
Susunan inti heterosiklik yang terdiri dari cincin pirimidin yang tergabung
dengan Imidazole.
Golongan ini dibagi dalam 3 sub golongan:
1) Kafeina (1,3,7 trimetil Xanthin)
Alkaloid ini diperoleh dari biji kopi Coffe arabica, C. Liberica (famili:
Rubiaceae) mengandung kafein. Aksi dari kopi pada prinsipnya di dasarkan
pada daya kerja kafein, yang bekerja pada susunan syaraf pusat, ginjal, otot-
otot jantung. Selain tumbuan kopi ada tumbuhan lain yang juga
mengandung caffein seperti camellia sinensis (famili: Theaceae), cola nitida
(famili: Starculiaceae).
O CH3
H3C N
N

O N N

CH3

Kafeina
2) Theobromina (3,7 dimetil Xanthin)
Diperoleh dari biji tumbuhan Theobroma cacao (famili: Sterculaceae) yang
berguna sebagai diuretik dan stimulan SSP.
O CH3
N
HN

O N N

CH3

Theobromina

13
3) Theofilina (1,3 dimetil Xanthin)
Merupakan isomer dari Theobromina yang berguna sebagai bronkodilator
dan diuretik.
O
H
H3C N
N

O N N

CH3

Theofilina

B. Alkaloid tanpa atom nitrogen yang heterosilik


Dimana, atom nitrogen tidak terletak pada cincin karbon tetapi pada salah
satu atom karbon pada rantai samping.
1) Alkaloid Efedrin (Alkaloid Amina)
Mengandung 1 atau lebih cincin karbon dengan atom Nitrogen pada salah
satu atom karbon pada rantai samping. Termasuk Mescalin dari Lophophora
williamsii, Trichocereus pachanoi, Sophora secundiflora, Agave americana,
Agave atrovirens, Ephedra sinica, Cholchicum autumnale.
2) Alkaloid Capsaicin
Dari Chile peppers, genus Capsicum. Yaitu: Capsicum pubescens,
Capsicum baccatum, Capsicum annuum, Capsicum frutescens, Capsicum
chinense.

C. Berdasarkan Cincin Heterosiklik Nitrogen


Berdasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian dari
struktur molekul. Berdasarkan hal tersebut, maka alkaloid dapat dibedakan atas
beberapa jenis seperti alkaloid pirolidin, alkaloid piperidin, alkaloid isokuinolin,
alkaloid kuinolin dan alkaloid indol. Struktur masing-masing alkaloid tersebut
adalah sebagai berikut:

14
N
N N
H H

Pirolidin Piperidin Isokuinolin

N N
H

Kuinolin Indol

D. Berdasarkan Jenis Tumbuhan


Berdasarkan jenis tumbuhan dari mana alkaloid ditemukan. Cara ini
digunakan untuk menyatakan jenis alkaloid yang pertama-tama ditemukan pada
suatu jenis tumbuhan. Berdasarkan cara ini, alkaloid dapat dibedakan atas
beberapa jenis yaitu alkaloid tembakau, alkaloid amaryllidaceae, alkaloid
erythrine dan sebagainya. Cara ini mempunyai kelemahan yaitu: beberapa
alkaloid yang berasal dari suatu tumbuhan tertentu dapat mempunyai struktur
yang berbeda-beda.

E. Berdasarkan Asal-usul Biogenetik.


Cara ini sangat berguna untuk menjelaskan hubungan antara berbagai
alkaloid yang diklasifikasikan berdasarkan berbagai jenis cincin heterosiklik. Dari
biosintesa alkaloid, menunjukkan bahwa alkaloid berasal dari hanya beberapa
asam amino tertentu saja. Berdasarkan hal tersebut, maka alkaloid dapat
dibedakan atas tiga jenis utama yaitu:
1) Alkaloid alisiklik yang berasal dari asam-asam amino omitin dan lisin.
2) Alkaloid aromatik jenis fenilalanin yang berasal dari fenilalanin, tirosin dan
3,4-dihidrofenilalanin.
3) Alkaloid aromatik jenis indol yang berasal dari triptofan.
Sebagian besar alkaloid mempunyai kerangka dasar polisiklik termasuk
cincin heterosiklik nitrogen serta mengandung substituen yang tidak terlalu

15
bervariasi. Atom nitrogen alkaloid hampir selalu berada dalam bentuk gugus amin
(-NR2) atau gugus amida (-CO-NR2) dan tidak pernah dalam bentuk gugus nitro
(NO2) atau gugus diazo. Sedangkan substituen oksigen biasanya ditemukan
sebagai gugus fenol (-OH), metoksi (-OCH3) atau gugus metilendioksi (-O-CH2-
O). Substituen-substituen oksigen ini dan gugus N-metil merupakan ciri sebagian
besar alkaloid.

1.4 Biosintesis Senyawa Alkaloid


Cara biosintesis alkaloid terlalu banyak dan tidak dapat dengan mudah
diklasifikasikan. Namun, ada reaksi yang khas yang terlibat dalam biosintesis
berbagai kelas alkaloid, termasuk sintesis basa Schiff dan reaksi Mannich.
1. Sintesis basa Schiff

Basa Schiff dapat diperoleh dengan mereaksikan amina dengan keton atau
aldehida. Reaksi-reaksi adalah metode umum memproduksi C = N obligasi.
Dalam biosintesis alkaloid, reaksi tersebut dapat berlangsung dalam molekul,
seperti dalam sintesis piperidin.

2. Reaksi Mannich
Komponen integral dari reaksi Mannich, selain amina
dan karbonil senyawa, adalah carbanion , yang memainkan peran Nukleofil
dalam penambahan nukleofilik pada ion yang terbentuk oleh reaksi amina dan
karbonil. Reaksi Mannich adalah sebuah reaksi organik yang mengandung alkilasi
amino proton asam terletak di sebelah gugus fungsi karbonil dengan formaldehida
dan amonia atau amina primer atau sekunder apapun. Produk akhirnya adalah
senyawa β-amino-karbonil.

16
Reaksi antara aldimina dan karbonil α-metilena juga dianggap sebagai
reaksi Mannich karena imina ini merupakan bentuk antara amina dan aldehida.
Scheme 1. Amonia atau amina bereaksi dengan formaldehida dan proton asam
alfa, membentuk senyawa beta amino karbonil.
Reaksi Mannich merupakan salah satu contoh adisi nukleofilik amina ke
sebuah gugus karbonil yang diikuti oleh eliminasi anion hidroksil menjadi basa
Schiff. Basa Schiff merupakan elektrofil yang bereaksi dalam dua langkah pada
adisi nukleofilik kedua dengan karbanion yang dihasilkan dari senyawa yang
mengandung proton asam. Oleh karena itu, reaksi Mannich mengandung sifat
elektrofilik dan nukleofilik. Reaksi Mannich juga dianggap sebagai reaksi
kondensasi.
Pada reaksi Mannich, amonia atau amina primer atau sekunder digunakan
untuk aktivasi formaldehida. Amina tersier dan amina aril akan berhenti pada
tahap basa Schiff karena ia kekurangan proton untuk membentuk zat antara imina.
Senyawa α-CH-asam (Nukleofil) dapat berupa senyawa karbonil, senyawa nitril,
senyawa asetilena, senyawa nitro alifatik, senyawa α- alkil-piridina, atau senyawa
imina.

17
KESIMPULAN

1. Alkaloid adalah senyawa metabolid sekunder yang bersifat basa, yan


mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam cincin
heterosiklik, dan bersifat aktif biologis menonjol.

2. Sifat alkaloid yaitu Kebanyakan tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa


yang kompleks, species aromatik berwarna (contoh berberin berwarna
kuning dan betanin berwarna merah) dan kebanyakan alkaloid bersifat basa.
Sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan elektron pada nitrogen.

3. Alkaloid secara umum mengandung paling sedikit satu buah


atom nitrogen yang bersifat basa dan merupakan bagian dari cincin
heterosiklik. Sistem klasifikasi yang paling banyak diterima adalah menurut
Hegnauer, dimana alkaloid dikelompokkan atas: Alkaloid sesungguhnya,
Protoalkaloid, Pseudoalkaloid.

4. Reaksi yang khas yang terlibat dalam biosintesis berbagai kelas alkaloid,
termasuk sintesis basa Schiff dan reaksi Mannich. Dekarboksilasi dan
transaminase asam amino menghasilkan aldehid yang dapat membentuk
basa Schiff.

18
DAFTAR PUSTAKA

Achmad. S.A., (1986), Kimia Organik Bahan Alam, Universitas Terbuka: Jakarta.

Sastrohamidjojo. H., (1996), Sintesis Bahan Alam, Gajahmada University


Press: Jogjakarta

Sudjadi., (1983), Analisis obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi, Penerbit


ITB : Bandung.

Widi, R K., (2007), Penjaringan dan Identifikasi Senyawa Alkaloid dalam Batang
Kayu Kuning (Arcangelisia Flava Merr) (Screening and Identification of
Alkaloid Compounds in Kayu Kuning Stem (Arcangelisia Flava Merr),
Jurnal Ilmu Dasar, 8, (1).

19

Anda mungkin juga menyukai