ALKALOID
1
SUMBER, KLASIFIKASI, FUNGSI, BIOSINTESIS
2 DAN PROSEDUR UMUM SENYAWA ALKALOID
1. 1 Karakteristik Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau
alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam
struktur lingkar heterosiklik atau aromatis senyawa tersebut, dalam dosis kecil
dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan.
2
1.2 Sumber Tanaman Penghasil Alkaloid
Rasa pahit atau getir yang dirasakan lidah dapat disebabkan oleh alkaloid.
Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap bersifat basa). Berbagai
senyawa yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa (misalnya,
morfina, striknina, serta solanina). Hingga sekarang dikenal sekitar 10.000
senyawa yang tergolong alkaloid dengan struktur sangat beragam. Contoh
tanaman penghasil Alkaloid yaitu.
NH
HN
O
Manfaat : Anti Malaria
2 Kopi Kandungan : Kafein
Struktur :
N N O
N
N
O
Manfaat : Perangsang sistem pusat saraf
sehingga dapat mengusir rasa kantuk
sementara.
3
No Sumber Tanaman Deskripsi
3 Biji Kakao Kandungan : Teobromin, Fenitilamina
Struktur :
O
CH3
HN N
O N
CH3
Manfaat : Menurunkan tekanan darah
sehingga membuat tubuh merasa rilex.
N
N
C10H14N2
Manfaat : Adanya neurotoxin pada nikotin
digunakan sebagai insektisida. Pada rokok
digunakan sebagai stimulan dan penenang.
N CH3
H
C8H17N
Manfaat : Mengobati rematik, sembelit, asma
dan sakit pinggang.
4
1.3 Klasifikasi Alkaloid
Alkaloid secara umum mengandung paling sedikit satu buah
atom nitrogen yang bersifat basa dan merupakan bagian dari cincin heterosiklik.
Dari segi biogenetik, alkaloid diketahui berasal dari sejumlah kecil asam amino
yaitu ornitin dan lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin dan tirosin
yang menurunkan alkaloid jenis isokuinolin, dan triftopan yang menurunkan
alkaloid indol.Ada beberapa sistem klasifikasi yaitu :
5
2.3.2 Berdasarkan atom Nitrogennya
Berdasarkan atom nitrogennya, alkaloid dibedakan atas:
A. Alkaloid dengan atom nitrogen heterosiklik
Dimana atom nitrogen terletak pada cincin karbonnya. Yang termasuk pada
golongan ini adalah:
1. Alkaloid Piridin-Piperidin
Mempunyai satu cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen.
Struktur inti:
Reduksi
N N
H
Piridin Piperidin
2. Alkaloid Tropan
Mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya (N-CH3). Alkaloid
ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada pada otak maupun
sumsum tulang belakang.
6
Golongan ini dibagi dalam 3 sub golongan:
1) Hiosiamin dan Skopolamin
Berasal dari tumbuhan Datura stramonium, D. Metel (fam: Solanaceae),
tumbuh pada daerah yang memiliki suhu yang panas, daun dan bijinya
mengandung alkaloid Skopolamin; berfungsi sebagai antispasmodik dan
sedatif.
2) Kokain
Senyawa ini berfungsi sebagai analgetik narkotik yang menstimulasi pusat
syaraf, selain itu juga berfungsi sebagai antiemetik dan midriatik. Zat ini
bersal dari daun tumbuhan Erythroxylum coca, E. Rusby dan E.
Novogranatense (fam: Erythroxylaceae). Kokain lebih banyak
disalahgunakan (drug abuse) oleh sebagian orang dengan nama-nama yang
lazim dikalangan mereka seperti snow, shabu-shabu, crak dan sebagainya.
3) Atropin, Apotropin, dan Belladonina
Atropa dari bahasa Yunani yaitu terdiri dari kata “Atropos” yang berarti
tidak dapat dibengkokkan atau disalahgunakan, ini disebabkan karena
belladona merupakan obat yang sangat beracun dan dapat menyebabkan
kematian.
3. Alkaloid Quinolin
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen.
Struktur inti:
7
Calisaya yang berwarna kuning berasal dari Peru dan Bolivia, C. Officinalis
dan C. Ledgeriana lebih banyak di Indonesia yang ditanam di pulau Jawa.
2) Akronisina
Berasal dari kulit batang tumbuhan Acronychia bauery (famili: Rutaceae),
berfungsi sebagai antineoplastik yang telah diuji cobakan pada hewan dan
diharapkan mampu merupakan obat yang efektif untuk kemoterapi
neoplasma pada manusia.
3) Camptothecin
Diperoleh dari buah, sebagian kayu atau kulit dari pohon Camptotheca
acuminata (famili: Nyssaceae), suatu pohon yang secara endemik tumbuh di
daratan Cina. Ekstrak dari tumbuhan ini ternyata mempunyai keaktifan
terhadap leukemia limpoid.
4) Viridicatin
Merupakan subtansi antibiotik dari mycelium jamur Penicillium viridicatum
(famili: Aspergillaceae), senyawa ini aktif untuk semua jenis Plasmodium
(kecuali P. vivax) penyebab malaria. Penggunaan senyawa ini memiliki efek
samping berupa Cindronism yaitu pendengaran berkurang.
4. Alkaloid Isoquinolin
Mempunyai 2 cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen.
Struktur inti:
8
2) Emetina
Senyawa ini berfungsi sebagai emetik dan ekspektoran, diperoleh dari akar
tumbuhan Cephaelis ipecacuanha dan C. Acuminata (famili: Rubiaceae)
3) Hidrastina dan Karadina
Senyawa ini berasal dari tumbuhan Hydrastis canadensis (famili:
Ranunculaceae) dikenal pula sebagai Yellowroot; bagian yang digunakan
berupa umbi akar berkhasiat sebagai adstrigensia pada radang selaput lendir.
4) Beberina
Berupa akar dan umbi akar dari tumbuhan Berberis vulgaris (dari Oregon),
B. Amition (dari Himalaya), dan B. aristaca (India) dari famili:
Berberidaceae yang berguna sebagai zat pahit/amara dan antipiretik.
5. Alkaloid Indol
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 cincin indol.
Struktur inti:
N
H
9
tanaman yang diambil berupa ekstrak biji yang telah kering dengan khasiat
sebagai tonikum dalam dosis yang kecil sedangkan dalam pertanian
digunakan sebagai ratisida (racun tikus).
4) Fisostigmina dan Eserina
Simplisianya dikenal dengan nama Calabar bean, ordeal bean, chop nut
dan split nut berupa biji dari tumbuhan Physostigma venenosum (famili:
Leguminosae) yang berkhasiat sebagai konjungtiva pengobatan glaukoma.
5) Ergotoksina, Ergonovina, dan Ergometrina
Alkaloid ini asalnya berbeda dibandingkan dengan yang lain, sebab berasal
dari jamur yang menempel pada sejenis tumbuhan gandum yang kemudian
dikeringkan. Jamur ini berguna sebagai vasokonstriktor untuk penyakit
migrain yang spesifik dan juga sebagai oxytoksik.
6) Kurare
Diperoleh dari kulit batang Stricnos crevauxii, C. Castelnaci, C. Toxifera
(fam: Loganiaceae) dan Chondodendron tomentosum (famili:
Menispermaceae) yang berguna sebagai relaksan pada otot.
6. Alkaloid Imidazol
Berupa cincin karbon mengandung 2 atom nitrogen.
Struktur inti:
N
H
Lingkaran Imidazol merupakan inti dasar dari pilokarpin yang berasal dari
daun tumbuhan Pilocarpus jaborandi atau Jaborandi rermambuco, P.
Microphylus atau J. marashm, dan P. Pinnatifolius atau J. Paraguay dari famili:
Rutaceae yang berkhasiat sebagai konjungtiva pada penderita glaukoma.
10
7. Alkaloid Lupinan
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom N,
Struktur inti:
8. Alkaloid Steroid
Mengandung 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen dan 1 rangka steroid
yang mengandung 4 cincin karbon.
Struktur inti:
CH3
CH3
9. Alkaloid Amina
Golongan ini tidak mengandung N heterosiklik. Banyak yang merupakan
tutrunan sederhana dari feniletilamin dan senyawa-senyawa turunan dari asam
amino fenilalanin atau tirosin.
11
Struktur inti:
HO NH2
NH2
COOH
Feniletilamin Fenilalanin
12
Susunan inti heterosiklik yang terdiri dari cincin pirimidin yang tergabung
dengan Imidazole.
Golongan ini dibagi dalam 3 sub golongan:
1) Kafeina (1,3,7 trimetil Xanthin)
Alkaloid ini diperoleh dari biji kopi Coffe arabica, C. Liberica (famili:
Rubiaceae) mengandung kafein. Aksi dari kopi pada prinsipnya di dasarkan
pada daya kerja kafein, yang bekerja pada susunan syaraf pusat, ginjal, otot-
otot jantung. Selain tumbuan kopi ada tumbuhan lain yang juga
mengandung caffein seperti camellia sinensis (famili: Theaceae), cola nitida
(famili: Starculiaceae).
O CH3
H3C N
N
O N N
CH3
Kafeina
2) Theobromina (3,7 dimetil Xanthin)
Diperoleh dari biji tumbuhan Theobroma cacao (famili: Sterculaceae) yang
berguna sebagai diuretik dan stimulan SSP.
O CH3
N
HN
O N N
CH3
Theobromina
13
3) Theofilina (1,3 dimetil Xanthin)
Merupakan isomer dari Theobromina yang berguna sebagai bronkodilator
dan diuretik.
O
H
H3C N
N
O N N
CH3
Theofilina
14
N
N N
H H
N N
H
Kuinolin Indol
15
bervariasi. Atom nitrogen alkaloid hampir selalu berada dalam bentuk gugus amin
(-NR2) atau gugus amida (-CO-NR2) dan tidak pernah dalam bentuk gugus nitro
(NO2) atau gugus diazo. Sedangkan substituen oksigen biasanya ditemukan
sebagai gugus fenol (-OH), metoksi (-OCH3) atau gugus metilendioksi (-O-CH2-
O). Substituen-substituen oksigen ini dan gugus N-metil merupakan ciri sebagian
besar alkaloid.
Basa Schiff dapat diperoleh dengan mereaksikan amina dengan keton atau
aldehida. Reaksi-reaksi adalah metode umum memproduksi C = N obligasi.
Dalam biosintesis alkaloid, reaksi tersebut dapat berlangsung dalam molekul,
seperti dalam sintesis piperidin.
2. Reaksi Mannich
Komponen integral dari reaksi Mannich, selain amina
dan karbonil senyawa, adalah carbanion , yang memainkan peran Nukleofil
dalam penambahan nukleofilik pada ion yang terbentuk oleh reaksi amina dan
karbonil. Reaksi Mannich adalah sebuah reaksi organik yang mengandung alkilasi
amino proton asam terletak di sebelah gugus fungsi karbonil dengan formaldehida
dan amonia atau amina primer atau sekunder apapun. Produk akhirnya adalah
senyawa β-amino-karbonil.
16
Reaksi antara aldimina dan karbonil α-metilena juga dianggap sebagai
reaksi Mannich karena imina ini merupakan bentuk antara amina dan aldehida.
Scheme 1. Amonia atau amina bereaksi dengan formaldehida dan proton asam
alfa, membentuk senyawa beta amino karbonil.
Reaksi Mannich merupakan salah satu contoh adisi nukleofilik amina ke
sebuah gugus karbonil yang diikuti oleh eliminasi anion hidroksil menjadi basa
Schiff. Basa Schiff merupakan elektrofil yang bereaksi dalam dua langkah pada
adisi nukleofilik kedua dengan karbanion yang dihasilkan dari senyawa yang
mengandung proton asam. Oleh karena itu, reaksi Mannich mengandung sifat
elektrofilik dan nukleofilik. Reaksi Mannich juga dianggap sebagai reaksi
kondensasi.
Pada reaksi Mannich, amonia atau amina primer atau sekunder digunakan
untuk aktivasi formaldehida. Amina tersier dan amina aril akan berhenti pada
tahap basa Schiff karena ia kekurangan proton untuk membentuk zat antara imina.
Senyawa α-CH-asam (Nukleofil) dapat berupa senyawa karbonil, senyawa nitril,
senyawa asetilena, senyawa nitro alifatik, senyawa α- alkil-piridina, atau senyawa
imina.
17
KESIMPULAN
4. Reaksi yang khas yang terlibat dalam biosintesis berbagai kelas alkaloid,
termasuk sintesis basa Schiff dan reaksi Mannich. Dekarboksilasi dan
transaminase asam amino menghasilkan aldehid yang dapat membentuk
basa Schiff.
18
DAFTAR PUSTAKA
Achmad. S.A., (1986), Kimia Organik Bahan Alam, Universitas Terbuka: Jakarta.
Widi, R K., (2007), Penjaringan dan Identifikasi Senyawa Alkaloid dalam Batang
Kayu Kuning (Arcangelisia Flava Merr) (Screening and Identification of
Alkaloid Compounds in Kayu Kuning Stem (Arcangelisia Flava Merr),
Jurnal Ilmu Dasar, 8, (1).
19