Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KIMIA FARMASI 1

KELOMPOK 12
“ALKOLOID”
DI SUSUN OLEH :
Rahmat Rusdy Febriyanto (20031004)
Fadli Rmdian (22032023)

Pengertian alkaloid
Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau

alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul

senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis

kecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan.

Alkaloid juga adalah suatu golongan senyawa organic yang terbanyak

ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-tumbuhan

dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloida mengandung paling

sedikit satu atom nitrogen. Hampir semua alkaloida yang ditemukan di alam

mempunyai keaktifan biologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang

sangat berguna dalam pengobatan. Misalnya kuinin, morfin dan stiknin adalah

alkaloida yang terkenal dan mempunyai efek sifiologis dan fisikologis. Alkaloida

dapat ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun, ranting dan kulit

batang. Alkaloida umunya ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus dipisahkan

dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan.

Sistem klasifikasi yang paling banyak diterima adalah menurut Hegnauer

Dimana alkaloida dikelompokkan atas :

a. Alkaloida sesungguhnya

Alkaloida ini merupakan racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas

fisiologis yang luas, hamper tanpa kecuali bersifat basa. Umumnya mengandung

nitrogen dalam cicin heterosiklik, diturunkan dari asam amino, biasanya terdapat
dalam tanaman sebagai garam asam organik. Beberapa pengecualian terhadap

aturan tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolkhoat yang bersifat bukan basa dan

tidak memiliki cicin heterosiklik dan alkaloida quartener yang bersifat agak asam

daripada bersifat basa.

b. Protoalkaloida,

Merupakan amin yang relative sederhana dimana nitrogen asam amino tidak

terdapat dalam cicin heterosiklik. Protoalkaloida diperoleh berdasarkan biosintesa

dari asam amino yang bersifat basa. Pengeertian amin biologis sering digunakan

untuk kelompok ini.

c. Pseudoalkaloida

Tidak diturunkan dari precursor asam amino. Senyawa ini biasanya bersifat

basa. Ada dua seri alkaloida yang penting dalam kelompok ini yaitu alkaloida

steroidal dan purin.

Berikut beberapa kelompok obat alkaloid yang umum ditemukan:

1. Alkaloid Tropana : Contohnya adalah atropin dan skopolamin, yang biasanya digunakan
sebagai antispasmodik atau dalam kasus atropin, untuk mengatasi kelebihan obat tertentu.

2. Alkaloid Piperasin : Contohnya adalah piperin, yang ditemukan dalam lada hitam, dan
digunakan untuk meningkatkan penyerapan obat dalam tubuh.

3. Alkaloid Vinca : Termasuk vinblastin dan vinkristin, yang digunakan dalam kemoterapi untuk
mengobati kanker.

4. Alkaloid Rauwolfia : Contohnya adalah reserpin, yang digunakan dalam pengobatan tekanan
darah tinggi (hipertensi).

5. Alkaloid Morfin : Morfin dan kodein adalah contoh alkaloid yang ditemukan dalam opium.
Mereka digunakan sebagai analgesik (penghilang rasa sakit).

6. Alkaloid Kina : Kina dan kinidin adalah alkaloid yang ditemukan dalam kulit pohon kina dan
digunakan untuk mengobati malaria.

7. Alkaloid Ergot : Alkaloid ergotamine dan ergonovine ditemukan di kapang ergot dan
digunakan untuk mengobati migrain dan memfasilitasi kontraksi rahim selama persalinan.

8. Alkaloid Solanaceae : Alkaloid seperti nikotin, skopolamin, dan atropin ditemukan dalam
tumbuhan keluarga Solanaceae (misalnya, tembakau dan belladonna).

9. Alkaloid Isoquinoline : Contohnya adalah berberin, yang ditemukan dalam tanaman seperti
berberis, dan digunakan dalam pengobatan herbal untuk berbagai kondisi.
10. Alkaloid Indol : Termasuk serotonina, LSD (asam lisergat), dan psilocybin, yang memiliki efek
psikoaktif.

Mekanisme kerja dari obat alkaloid bervariasi tergantung pada obat tertentu dan efek yang
diinginkan. Beberapa contoh mekanisme kerja obat alkaloid meliputi:

1. Penghambatan reseptor: Beberapa alkaloid bekerja dengan menghambat reseptor tertentu


di dalam tubuh. Misalnya, atropin adalah alkaloid yang menghambat reseptor asetilkolin,
sehingga mengurangi aktivitas parasimpatis dan menyebabkan efek seperti peningkatan
denyut jantung dan relaksasi otot polos.

2. Penghambatan enzim: Beberapa alkaloid bekerja dengan menghambat enzim tertentu di


dalam tubuh. Misalnya, reserpin adalah alkaloid yang menghambat enzim yang terlibat
dalam penyimpanan neurotransmiter di dalam vesikel sinaptik, sehingga mengurangi
konsentrasi neurotransmiter seperti norepinefrin dan dopamin.

3. Penghambatan ion transpor: Beberapa alkaloid bekerja dengan menghambat transpor ion
tertentu di dalam tubuh. Misalnya, verapamil adalah alkaloid yang menghambat saluran
kalsium, sehingga mengurangi konduksi listrik di dalam jantung dan menyebabkan relaksasi
otot polos.

4. Penghambatan aktivitas reseptor: Beberapa alkaloid bekerja dengan menghambat aktivitas


reseptor tertentu di dalam tubuh. Misalnya, morfin adalah alkaloid yang menghambat
reseptor opiat, sehingga mengurangi persepsi rasa sakit.

5. Penghambatan reuptake neurotransmiter: Beberapa alkaloid bekerja dengan menghambat


reuptake neurotransmiter tertentu di dalam tubuh. Misalnya, kokain adalah alkaloid yang
menghambat reuptake dopamin, sehingga meningkatkan konsentrasi dopamin di dalam
sinaps dan menyebabkan efek stimulan.

Beberapa obat alkaloid : Morfin, Kodein, Kina, Atropin, Vinkristin dan Vinblastin,, Reserpin,
Ergotamin, Nikotin, Psilocybin,LSD (Lysergic Acid Diethylamide).

1. Morfine

C 17 H 19 N O 3
Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berbau, , rasa pahit

Kelarutan : larut dalam 21 bagian air dan dalam 1000 bagian etanol 95% p, praktis tidak larut dalam
kloroform p, dan dalam eter p.

(FI edisi 3 hal. 707)

Indikasi : Morfina adalah obat analgesik opiat yang digunakan untuk mengatasi rasa sakit sedang
hingga berat.

Efek samping biasa : Mual dan muntah, Konstipasi, Pusing atau vertigo, Mengantuk atau sedasi,
Berkeringat, Gatal.

Efek samping parah : Depresi pernapasan, Hipotensi, Alergi atau reaksi anafilaksis, ketergantungan,

Mekanisme kerja : Mekanisme Kerja:

1. Agonis Reseptor Opioid: Morfin adalah agonis reseptor opioid, yang berarti obat ini berikatan
dengan reseptor opioid di otak dan sistem saraf pusat. Ini menghasilkan efek analgesik
(pereda nyeri).

2. Pengurangan Persepsi Nyeri: Morfin mengubah persepsi nyeri dengan cara mengganggu
transmisi sinyal nyeri melalui serat saraf, serta mempengaruhi daerah otak yang terlibat
dalam pemrosesan nyeri.

Identifikasi Morfin

Identifikasi : Tambahkan sedikit serbuk zat pada 1ml asam sulfat p yang mengandung 1 tetes larutan
formaldehida; terjadi warna ungu.

2. Kodein
Garis kuning = gugus karbon alkil

Garis bitu = gugus eter

Garis ungu = fenil

Garis merah = gugus amina tersier

C 18 H 21 N O 3
Pemerian : serbuk hablur putih

Kelarutan : larut dalam 20 bagian air dan lebih kurang dalam etanol 90% p

Indikasi : Kodein adalah obat narkotika yang digunakan sebagai analgesik (penghilang rasa sakit
ringan hingga sedang) dan antitusif (penekan batuk).

Efek Samping: Seperti obat opioid lainnya, kodein dapat menyebabkan berbagai efek samping,
antara lain:

Mual dan muntah

Sembeli

Mengantuk

Vertigo (rasa pusing atau pusing)

Mulut kering

Berkeringat berlebih

Gatal-gatal

Perasaan euforia atau perubahan suasana hati

Mekanisme kerja : Kodein bekerja dengan cara menargetkan reseptor opioid di otak dan sistem saraf
pusat. Setelah diserap oleh tubuh, kodein sebagian besar diubah menjadi morfin oleh enzim hati.
Morfin kemudian mengikat reseptor opioid di otak dan sumsum tulang belakang, menghambat jalur
transmisi nyeri, dan memicu pelepasan neurotransmiter seperti dopamin, yang memberikan efek
analgesik dan menimbulkan perasaan nyaman atau euforia.

Identifikasi Codein

Larutan 1% b/v dalam


Larutan Iodium p Terbentuk endapan yang
asam klorida encer p
larut dalam etanol

Anda mungkin juga menyukai