Alkaloid turunan isokuinolin ini mencakup sejumlah besar alkaloid dan tersebar diberbagai
suku tumbuhan. Meskipun alkaloid opium (tebain, kodein, morfin) mempunyai inti fenantren,
tetapi sebagian besar alkaloid opium tersebut adalah turunan isokuinolin.
MORFIN
Merupakan turunan fenantren, mengandung gugus fenolik dan alkoholik, rasa pahit. Aktivitas
morfin dan garamnya adalah analgesik, hipnotik, dan narkotik kuat. Dapat menimbulkan
mual, muntah, konstipasi, dan ketagihan/ketergantungan (adiktif).
Morfin biasanya digunakan dalam pengobatan sebagai analgesik kuat jika obat-obat analgesik
lainnya sudah tidak mampu lagi meredakan rasa sakit pada pasien, contohnya penggunaan
morfin pada penderita kanker yang sudah sangat parah dan tidak bisa disembuhkan lagi, rasa
sakit yang luar biasa akibat sel kanker yang sudah bermetastase hanya dapat dihilangkan
dengan penggunaan morfin.
KODEIN
Opium yang paling banyak digunakan adalah 3-metilmorfina. Dapat diisolasi dari opium dan
dibuat dengan jalan metilasi morfin. Kodein dan garamnya mempunyai aktivitas analgetik,
narkotik, dan antitusif (batuk kering). Digunakan sebagai sedatif terutama pada batuk.
Meskipun aktivitasnya mirip morfin, tetapi kodein sangat kurang toksik dan kurang sekali
menyebabkan bahaya ketagihan.
HEROIN atau Diasetilmorfin
Diperoleh dar hasil asetilasi morfin pada kedua gugus hidroksil fenolik dan alkoholik (3,6-
diasetilmorfin). Keaktifannya sama dengan morfin tetapi lebih kuat, maka dari itu di Amerika
Serikat pembuatan heroin ini dilarang dan penggunaannya sebagai obat dihentikan karena
efek ketagihannya atau adiktifmya lebih kuat.
APOMORFIN
Dapat dibuat dari morfin, berkhasiat sebagai emetik (anti muntah)
PAPAVERIN
Dapat diperoleh dari opium atau disintesis. Merupakan relaksan otot polos. Biasanya
dicampur dengan obat batuk (kodein) atau obat sakit perut (sulfaguanidin)
HIDROMORFON HIDROKLORIDA atau Dihidromorfinon Hidroklorida
Alkohol diganti dengan keton dan ikatan rangkap hilang. Dibuat dari morfin dengan
mereduksi dengan larutan asam klorida dan hidrogen dengan adanya katalisator.
Merupakan analgetik narkoti sangat kuat dan menekan mekanisme pernapasan. Dosis lebih
kecil dari morfin. Efek mual dan konstipasi lebih kecil dari morfin.
OPIOID
Istilah opioid digunakan untuk senyawa semacam morfin yang disintetik. Banyak diantara
senyawa ini mempunyai aktivitas narkotik, analgetik seperti morfin, tetapi tidak
menyebabkan ketagihan. Senyawa lainnya mempunyai aktivitas seperti kodein, yaitu antitusif
tetapi tidak menyebabkan ketagihan, Ex : Sanguinaria atau Bloodroot, Hydrastis atau
Goldenseal, Curare atau South American Arrow Poison, Ipecac atau Ipecacuanha.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alkaloida merupakan suatu senyawa yang secara umum bekerja pada sistem saraf
pusat, mempunyai atom nitrogen yang biasanya pada cincin heterosiklis dan dibiosintesis
dalam tumbuhan dari asam amino atau turunannya (Waller and Nowacki, 1978). Sejarah
alkaloid hampir setua peradaban manusia. Manusia telah menggunakan alkaloid sebagai obat-
obatan, minuman, racun selama 4.000 tahun. Akan tetapi, belum ada usaha untuk mengisolasi
komponen aktif dari ramuan obat-obatan hingga permulaan abad kesembilan belas (Cordell,
1981).
Karena alkaloid sebagai suatu kelompok senyawa yang terdapat pada sebagian besar
tanaman berbunga, maka para ilmuwan sangat tertarik pada sistematika aturan tanaman
(Matsych, 1987). Berdasarkan sistem Engler dalam tanaman tinggi terdapat 60 order. Sekitar
34 daripadanya mengandung alkaloid.
Pada tanaman yang mengandung alkaloid, alkaloid mungkin terisolasi dalam jumlah
tinggi pada bagian tanaman tertentu. Untuk memperoleh alkaloid tersebut, dibutuhkan ilmu
,fitokimia, yang sangat berkaitan dengan proses-proses ekstraksi, isolasi, identifikasi, dan
penetapan kadar suatu senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuhan . Proses-proses tersebut
terlaksana dengan adanya metode dan peralatan penunjang yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Oleh karena itu, penulis akan membahas lebih dalam mengenai alkaloid,
khususnya alkaloid isokuinolin, dan hubungannya dengan bidang ilmu fitokimia.
B. Perumusan Masalah
Makalah ini membahas mengenai deskripsi, cara ekstraksi, isolasi, penetapan kadar senyawa
yang tergolong alkaloid isokuinolin.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
a. Untuk menyediakan informasi mengenai deskripsi, cara ekstraksi, cara isolasi, penetapan
kadar senyawa yang tergolong alkaloid isokuinolin.
b. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Fitokimia II
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, kami menggunakan metode studi literature dengan mengambil
data dari berbagai sumber antara lain dari buku maupun dari internet.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Metode Penulisan
E. Sistematika Penulisan
BAB II Pembahasan
A. Deskripsi Alkaloid Isokuinolin
B. Ekstraksi dan Isolasi Alkaloid Isokuinolin
C. Identifikasi Alkaloid Isokuinolin
D. Penetapan Kadar Alkaloid Isokuinolin
BAB III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
ISI
Alkaloid Isoquinolin
Isoquinoline alkaloid berhubungan dengan quinoline alkaloid dan merupakan suatu divisi penting dari keluarga alkaloid.
Isoquinoline alkaloid dapat dibagi menjadi beberapa sub-kelas, antara lain terdiri dari unsur-unsur seperti isoquinolines
sederhana, benzylisoquinolines, phthalideisoquinolines, protopines, alkaloid morfin, protoberberines serta alkaloid ipecac.
Misalnya isoquinolines sederhana adalah alkaloid dari mescaline atau kaktus Lopophora willamsii seperti mescaline,
sementara benzylisoquinolines adalah alkaloid yang terdiri dari opium poppy 's papaverine. di sisi lain, phthalideisoquinolines
mencangkup semua narcotine. Protopines dibatasi pada family poppy yang terdiri dari opium dan protoberberines termasuk
berberin, hydrastine, dan canadine diantaranya. Protoberberines berasal dari Berberis ssp . Morfin alkaloid termasuk morfin,
kodein dan thebaine semua dari keluarga opium poppy, sedangkan ipecac alkaloid terdiri emetine emetik alkaloid yang
diperoleh dari ipecacuanha.
Bentuk alkaloid Isoquinoline terdiri dari alkaloid narkotika yang umumnya ada
pada anggota keluarga opium atau Papaveraceae seperti opium poppy atau Papaver
somniferum. Bahkan, ketika kita menggunakan istilah narkotika, umumnya menunjuk
pada penghilang rasa sakit, alkaloid yang sangat adiktif yang mencakup zat-zat seperti
morfin dan kodein. Morfin berasal dari kata the Greek God of sleep Morpheus, sedangkan
khusus soubriquet dari opium poppy atau somniferum yang jikaditerjemahkan ke bahasa latin
berarti 'tidur'.
Obat-obat penting yang berasal dari alkaloid isoquinolin adalah ipekak, emetin,
hidrastin, sanguinaria, kurare, tubokurarin, berberin, dan opium. Meskipun alkaloid
isoquinolin memiliki struktur yang kompleks tetapi biosintetsisnya sangat sederhana.
Alkaloid isoquinolin merupakan hasil kondensasi derivat feniletilamin dengan derivat
fenilasetaldehid dimana kedua senyawa ini merupakan derivat dari fenilalanin dan tirosin.
Alkaloid Isoquinolin Mempunyai 2 cincin karbon
mengandung 1 atom nitrogen denganstruktur inti :
Bahan tanaman, terutama biji dan daun, sering banyak mengandung lemak, lilin yang
sangat non polar. Karena senyawa-senyawa tersebut dipisahkan dari bahan tanaman sebagai
langkah awal dengan cara pelarutan dengan petroleum eter (Harjono, 1996).
Kebanyakan alkaloid tidak larut dalam petroleum eter. Namun ekstrak harus selalu dicek
untuk mengetahui adanya alkaloid dengan menggunakan salah satu pereaksi pengendap
alkaloid. Bila sejumlah alkaloid larut dalam petroleum eter, maka bahan tanaman pada awal
ditambah dengan asam berair untuk mengikat alkaloid sebagai garamnya. Prosedur ini telah
digunakan untuk mengekstrak ergotamine dari cendawan ergot Claviceps purpurea (Cordell,
1981).
Ketika mengukur opiat dengan HPLC, sejumlah prinsip dasar pertama harus dipertimbangkan
sebelum proses kuantifikasi dilakukan.
Nilai-nilai pada Tabel 5.6 dijumlahkan dan ketika jumlah nilai ini disubstitusikan ke
dalam persamaan 1 dan 2 di atas, persamaanregresi yang diperoleh
adalah y = 1.168x + 0,007. Dalam rangka untuk memperoleh konsentrasi obat, rasio dari
respons (GC puncak area) dihitung untuk dua pengulangan (lihat Tabel 5.5), menghasilkan
masing-masing nilai 0,406 dan 0,401. Kemudian didapatkan rata-rata (0,4035) dan nilai ini
kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan regresi, memberikan konsentrasi 0,34 mg ml-1.
Ini dinyatakan sebagai persentase dari konsentrasi awal (1 mg ml-1), menghasilkan nilai akhir
34%. Tidak ada koreksi untuk garam atau basa bebas yang diperlukan dalam evaluasi ini.
Sebuah pemisahan HPLC khusus dari opiat yang dapat dicapaidalam kondisi seperti di
atas, ditunjukkan pada Gambar 5.4.
Selain waktu retensi, jika deteksi dioda-array digunakan, konfirmasi lebih lanjut
dari masing-masing senyawa yang dielusidapat dicapai dengan
memperhatikan spektrum ultraviolet yang diperoleh untuk sampel dan standar.
Bagaimana deteksi dioda-array membantu identifikasi analit?
Metode regresi single-point, dua poin, dan linier semua dapatdigunakan untuk
kuantifikasi. Dari ketiga metode tersebut, metoderegresi linier adalah yang paling dapat
diandalkan dan digambarkan di sini.
Sebuah sampel obat, ditemukan mengandung diamorfin, telah dihitung oleh HPLC. Data
kalibrasi yang diperoleh ditunjukkanpada Tabel 5.7.
Sampel, diketahui
mengandung diamorfin, memberikandaerah puncak 115 604 dan 115 998 (dalam
satuan sembarang)untuk dua sampel direplikasi. Dalam kasus ini, kita
inginmenghitung persentase diamorfin dalam sampel yang dilarutkanpada
konsentrasi 2,5mgml-1.
Gambar. Pemisahan Opiat pada HPLC
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Alkaloid merupakan suatu senyawa bersifat basa yang secara umum bekerja pada sistem
saraf pusat, mempunyai atom nitrogen yang biasanya pada cincin heterosiklis dan
dibiosintesis dalam tumbuhan dari asam amino atau turunannya.
2. Alkaloid Isokuinolin mempunyai 2 cincin karbon yang
mengandung 1 atom nitrogen dengan struktur inti: