Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Para lanjut usia, dikhawatirkan akan menjadi persoalan besar bagi
Indonesia. Sebab, dilihat dari jumlahnya pada tahun 2020 diperkirakan akan
meningkat sebesar 414 persen (Biro Pusat Statistik, 2006). Padahal upaya
penyejahteraan termasuk peningkatan kualitas kesehatan kelompok ini masih
belum memadai. Secara alamiah, proses menjadi tua mengakibatkan kemunduran
kemampuan fisik dan mental. Secara umum, lebih banyak gangguan organ tubuh
dikeluhkan oleh para warga senior baik pria maupun wanita, lebih banyak pula yang
menderita penyakit kronis (Astawan M, 2007).
Seiring dengan perjalanan usia, khususnya bagi pria usia lanjut harus
meningkatkan kewaspadaan pada kondisi kesehatan tubuhnya. Sebab, semakin
bertambahnya usia, fungsi organ-organ tubuh terus menurun. Salah satu gangguan
kesehatan yang kerap dialami pria berusia lanjut adalah gangguan prostat. Yang
lebih parah adalah kanker prostat karena kanker prostat merupakan kanker
pembunuh nomor dua pada pria setelah kanker paru-paru (Jar, 2004). Baik
gangguan prostat maupun kanker prostat harus sama-sama diwaspadai karena
dampak negatif yang ditimbulkannya cukup mengerikan. Pria yang terkena
gangguan prostat misalnya, dapat mengalami gangguan seksual, sedangkan
kanker prostat dapat menyebabkan kematian (Siswono, 2003).
Risiko terjadinya kanker prostat ditentukan oleh dua hal yaitu faktor genetik
dan faktor lingkungan. Faktor risiko lain yang tidak kalah penting adalah usia di atas
50 tahun, pembesaran prostat jinak, infeksi virus, riwayat kanker prostat dalam
keluarga, pola hidup, dan pola makan (Widjojo, 2007). Salah satu faktor risiko
tersebut yaitu pola makan, menurut Umbas Rainy (2002) diet tinggi lemak dan pola
makan berkalsium tinggi (Notrou P, 2007) merupakan faktor yang mempunyai
kaitan erat dengan meningkatnya risiko kanker prostat.

I.H.D
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Tumor Prostat.
2. Untuk mengetahui bagaimana penyebaran Tumor Prostat.
3. Untuk mengetahui factor risiko Tumot Prostat. Dibale dgn dbwh
4. Untuk mengetahui gejala-gejala Tumor Prostat.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah
Tumor Prostat.
6. Untuk mengetahui pengobatan yang dilakukan terhadap penderita Tumor Prostat.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Prostat adalah kelenjar eksokrin pada sistem reproduksi binatang menyusui jantan. Fungsi
utamanya adalah untuk mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua pertiga
bagian dari air mani. Prostat berbeda-beda dari satu spesies ke spesies lainnya dalam hal anatomi,
kimia dan fisiologi. Pembesaran prostat adalah gejala umum yang diderita kaum lelaki di atas usia
50 tahun. Pembesaran terjadi di bagian tengah dari kelenjar prostat yang mengelilingi saluran
kencing (uretra). Pembesaran kelenjar prostat yang berkelanjutan dapat mengarah ke tahap yang
lebih serius sampai ke kanker prostat
Tumor adalah Tumor (bahasa Inggris: tumor, tumour) adalah sebutan untuk neoplasma atau
lesi padat yang terbentuk akibat pertumbuhan sel tubuh yang tidak semestinya, yang mirip dengan
simtoma bengkak. Tumor berasal dari kata tumere dalam bahasa latin yang berarti "bengkak".
Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (malignan) atau jinak (benign).
Tumor ganas disebut kanker. Kanker memiliki potensi untuk menyerang dan merusak jaringan
yang berdekatan dan menciptakan metastasis. Tumor jinak tidak menyerang tissue berdekatan dan
tidak menyebarkan benih (metastasis), tetapi dapat tumbuh secara lokal menjadi besar. Mereka
biasanya tidak muncul kembali setelah penyingkiran melalui operasi.
Tumor prostat merupakan keganasan pada saluran kencing yang terbanyak pada laki-laki.
Tumor ini biasanya menyerang penderita yang berusia di atas 50 tahun.
Tumor disebabkan oleh mutasi dalam DNA sel. Sebuah penimbunan mutasi dibutuhkan untuk
tumor dapat muncul. Mutasi yang mengaktifkan onkogen atau menekan gen penahan tumor dapat
akhirnya menyebabkan tumor. Sel memiliki mekanisme yang memperbaiki DNA dan mekanisme

I.H.D
lainnya yang menyebabkan sel untuk menghancurkan dirinya melalui apoptosis bil DNA rusak
terlalu parah. Mutasi yang menahan gen untuk mekanisme ini dapat juga menyebabkan kanker.
Sebuah mutasi dalam satu oncogen atau satu gen penahan tumor biasanya tidak cukup
menyebabkan terjadinya tumor. Sebuah kombinasi dari sejumlah mutasi dibutuhkan.
B. PENYEBARAN DAN GEJALA TUMOR PROSTAT
Biasanya kanker prostat berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan gejala
sampai kanker telah mencapai stadium lanjut. Kadang gejalanya menyerupai BPH, yaitu
berupa kesulitan dalam berkemih dan sering berkemih. Gejala tersebut timbul karena kanker
menyebabkan penyumbatan parsial pada aliran air kemih melalui uretra.
Kanker prostat bisa menyebabkan air kemih berwarna merah (karena mengandung
darah) atau menyebabkan terjadinya penahanan air kemih mendadak. Pada beberapa kasus,
kanker prostat baru terdiagnosis setelah menyebar ke tulang (terutama tulang panggul, iga
dan tulang belakang) atau ke ginjal (menyebabkan gagal ginjal).
Kanker tulang menimbulkan nyeri dan tulang menjadi rapuh sehingga mudah
mengalami fraktur (patah tulang). Setelah kanker menyebar, biasanya penderita akan
mengalami anemia. Kanker prostat juga bisa menyebar ke otak dan menyebabkan kejang
serta gejala mental atau neurologis lainnya.
Gejala lainnya adalah:
1. Segera setelah berkemih, biasanya air kemih masih menetes-netes
2. Nyeri ketika berkemih
3. Nyeri ketika ejakulasi
4. Nyeri punggung bagian bawah
5. Nyeri ketika buang air besar
6. Nokturia (berkemih pada malam hari)
7. Inkontinensia uri (beser)
8. Nyeri tulang atau tulang nyeri jika ditekan
9. Hematuria (darah dalam air kemih)
10. Nyeri perut
11. Penurunan berat badan.

C. FAKTOR RISIKO TUMOR PROSTAT

I.H.D
Faktor risiko bisa jadi memang tidak menunjukkan banyak hal.
Banyak orang dengan satu atau lebih faktor risiko tidak lantas menderita kanker prostat,
sementara yang lain justru malah mengalaminya.
Penyebab kanker prostat belum sepenuhnya diketahui, namun para peneliti telah
menemukan beberapa faktor risiko yang berkaitan dengan kanker prostat.
Berikut adalah 11 faktor risiko kanker prostat:
1. Umur
Umur merupakan faktor risiko utama untuk kanker prostat. Kanker prostat sangat jarang
terjadi pada pria berusia di bawah 40 tahun.
Risiko kanker prostat bertambah setelah seorang pria berumur 50 tahun. Hampir 2 dari 3
kanker prostat ditemukan pada pria di atas usia 65 tahun.
2. Kebangsaan
Kanker prostat paling umum terjadi di Amerika Utara, Eropa bagian barat laut, Australia,
dan di kepulauan Karibia. Kanker prostat tidak umum terjadi di Asia, Afrika, Amerika
Tengah, dan Amerika Selatan.
Alasan untuk hal ini tidaklah jelas. Namun faktor seperti perbedaan gaya hidup (diet, dll)
bisa saja berpengaruh.
3. Riwayat keluarga
Faktor keturunan atau genetik dapat berperan dalam perkembangan kanker prostat.
Memiliki ayah atau saudara laki-laki dengan kanker prostat meningkatkan risiko hingga
lebih dari dua kali lipat lebih besar untuk terkena penyakit ini.
Risiko menjadi jauh lebih tinggi saat memiliki beberapa kerabat yang terkena kanker
prostat, terutama jika mereka masih berusia muda pada saat kanker prostat ditemukan.
4. Gen
Para ilmuwan menemukan beberapa gen yang bisa meningkatkan risiko kanker prostat,
meskipun hal ini hanya berkontribusi kecil secara keseluruhan.
Sebagai contoh, mewarisi mutasi gen BRCA1 atau BRCA2 bisa memicu kanker payudara
dan kanker ovarium.
Mutasi pada gen ini juga dapat meningkatkan risiko kanker prostat dalam beberapa pria,
meskipun dalam persentase yang kecil.
5. Diet

I.H.D
Pria yang banyak mengonsumsi daging merah atau produk susu tinggi lemak berisiko
lebih tinggi terkena kanker prostat. Orang-orang ini juga cenderung makan lebih sedikit
buah-buahan dan sayuran.
Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa pria yang mengonsumsi banyak kalsium
(melalui makanan atau suplemen) memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker prostat.
Namun penelitian ini belum definitif.
6. Kegemukan
Sebagian besar penelitian belum menemukan hubungan bahwa kegemukan meningkatkan
risiko terkena kanker prostat.
Beberapa studi menemukan bahwa pria obesitas memiliki risiko yang lebih rendah
mendapatkan kanker prostat ringan, tetapi lebih berisiko terkena kanker prostat yang
lebih agresif.
7. Olahraga
Olahraga belum terbukti mengurangi risiko kanker prostat. Tetapi beberapa penelitian
menemukan bahwa tingginya tingkat aktivitas fisik, terutama pada pria yang lebih tua,
dapat menurunkan risiko kanker prostat lanjut.
8. Merokok
Merokok dapat meningkatkan risiko kanker prostat. Namun dibutuhkan penelitian
tambahan untuk mendukung kesimpulan ini.
9. Peradangan prostat
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa prostatitis (radang kelenjar prostat) mungkin
terkait dengan peningkatan risiko kanker prostat, namun penelitian lain tidak menemukan
adanya hubungan antara keduanya.
Peradangan sering terlihat pada contoh jaringan prostat yang juga mengandung kanker.
Hubungan antara keduanya belum jelas, diperlukan lebih banyak penelitian tambahan.
10. Infeksi
Infeksi menular seksual (seperti gonorhe atau clamidia) mungkin meningkatkan risiko
kanker prostat, dengan menyebabkan peradangan prostat. Lagi-lagi, belum ada hasil
konklusif akan hal ini.
11. Vasektomi

I.H.D
Beberapa studi menunjukkan bahwa pria yang menjalani vasektomi (operasi untuk
membuat laki-laki infertil) terutama pada saat berusia kurang dari 35 tahun pada saat
prosedur dilakukan, mengalami peningkatan risiko terkena kanker prostat.
Tapi, kebanyakan studi terbaru belum menemukan peningkatan risiko di antara pria yang
menjalani vasektomi ini.
D. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
1. Pencegahan
2. Pengobatan
Pengobatan yang tepat untuk kanker prostat masih diperdebatkan. Pilihan pengobatan
bervariasi, tergantung kepada stadiumnya:
a. Pada stadium awal bisa digunakan prostatektomi (pengangkatan prostat) dan terapi
penyinaran
b. Jika kanker telah menyebar, bisa dilakukan manipulasi hormonal (mengurangi kadar
testosteron melalui obat-obatan maupun pengangkatan testis) atau kemoterapi.

3. Pembedahan untuk kanker prostat


a. Prostatektomi radikal (pengangkatan kelenjar prostat).
Seringkali dilakukan pada kanker stadium A dan B.Prosedurnya lama dan biasanya
dilakukan dibawah pembiusan total maupun spinal. Sebuah sayatan dibuat di perut
maupun daerah perineum dan penderita harus menjalani perawatan rumah sakit
selama 5-7 harai. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah impotensia dan
inkontinensia uri. Pada penderita yang kehidupan seksualnya masih aktif, bisa
dilakukan potency-sparing radical prostatectomy.
b. Orkiektomi (pengangkatan testis, pengebirian).
Pengangkatan kedua testis menyebabkan berkurangnya kadar testosteron, tetapi
prosedur ini menimbulkan efek fisik dan psikis yang tidak dapat ditolerir oleh
penderita.
Orkiektomi adalah pengobatan yang efektif, tidak memerlukan pengobatan ulang,
lebih murah dibandingkan dengan obat-obatan dan sesudah menjalani orkiektomi
penderita tidak perlu menjalani perawatan rumah sakit. Orkiektomi biasanya
dilakukan pada kanker yang telah menyebar.

I.H.D
c. Terapi penyinaran untuk pengobatan kanker prostat
Terapi penyinaran terutama digunakan untuk mengobati kanker stadium A, B dan C.
Biasanya jika resiko pembedahan terlalu tinggi, maka dilakukan terapi penyinaran.
Terapi penyinaran terhadap kelenjar prostat bisa dilakukan melalui beberapa cara:
1. Terapi penyinaran eksterna, dilakukan di rumah sakit tanpa perlu menjalani rawat
inap. Efek sampingnya berupa penurunan nafsu makan, kelelahan, reaksi kulit
(misalnya kemerahan dan iritasi), cedera atau luka bakar pada rektum, diare,
sistitis (infeksi kandung kemih) dan hematuria. Terapi penyinaran eksterna
biasanya dilakukan sebanyak 5 kali/minggu selama 6-8 minggu.
2. Pencangkokan butiran yodium, emas atau iridium radioaktif langsung pada
jaringan prostat melalui sayatan kecil. Keuntungan dari bentuk terapi penyinaran
ini adalah bahwa radiasi langsung diarahkan kepada prostat dengan kerusakan
jaringan di sekitarnya yang lebih sedikit.

d. Pengobatan menggunakan obat


1. Manipulasi hormonal
Tujuannya adalah mengurangi kadar testosteron. Penurunan kadar
testosteron seringkali sangat efektif dalam mencegah pertumbuhan dan
penyebaran kanker.
Manipulasi hormonal terutama digunakan untuk meringankan gejala tanpa
menyembuhkan kankernya, yaitu misalnya pada penderita yang kankernya telah
menyebar.
Obat sintetis yang fungsinya menyerupai LHRH (luteinizing hormone releasing
hormone), semakin banyak digunakan untuk mengobati kanker prostat stadium
lanjut. Contohnya adalah lupron atau zoladeks. Obat ini menekan perangsangan
testis terhadap pembentukan testosteron (hal seperti ini disebut pengebirian
kimiawi karena memiliki hasil yang sama dengan pengangkatan testis).
Obat diberikan dalam bentuk suntikan, biasanya setiap 3 bulan sekali.
Efek sampingnya adalah mual dan muntah, wajah kemerahan, anemia,
osteoporosis dan impotensi.

I.H.D
Obat lainnya yang digunakan untuk terapi hormonal adalah zat penghambat
androgen (misalnya flutamid), yang berfungsi mencegah menempelnya
testosteron pada sel-sel prostat.
Efek sampingnya adalah impotensi, gangguan hati, diare dan ginekomastia
(pembesaran payudara).
2. Kemoterapi
Kemoterapi seringkali digunakan untuk mengatasi gejala kanker prostat yang
kebal terhadap pengobatan hormonal.
Biasanya diberikan obat tunggal atau kombinasi beberapa obat untuk
menghancurkan sel-sel kanker.
Obat-obatan yang bisa digunakan untuk mengobati kanker prostat adalah:
- Mitoxantron
- Prednisone
- Paclitaxel
- Dosetaxel
- Estramustin
- Adriamycin.
Efek sampingnya bervariasi dan tergantung kepada obat yang diberikan.
e. Pemantauan yang perlu dilakukan untuk kanker prostat
Apapun jenis pengobatan yang dijalaninya, penderita akan dipantau secara ketat
mengenai perkembangan penyakitnya.
Pemantauannya meliputi:
a. Pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar PSA (biasanya setiap 3 bulan – 1
tahun).
b. Skening dan/atau CT scan tulang untuk mengetahui penyebaran kanker.
c. Pemeriksaan darah lengkap untuk memantau tanda-tanda dan gejala anemia.
d. Pemantauan tanda dan gejala lainnya yang menunjukkan perkembangan penyakit
(misalnya kelelahan, penurunan berat badan, nyeri yang semakin hebat,
penurunan fungsi usus dan kandung kemih serta kelemahan).

I.H.D
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN

I.H.D

Anda mungkin juga menyukai