OLEH :
KELOMPOK 4
1
BAB 1
PENDAHULUAN
dapat diproses atau diolah baik secara sederhana atau alami berdasarkan
Daun nagka tersebut diolah secara sederhana dibuat dalam bentuk ekstrak.
Dimana daun nangka mengandung saponin, flavonoid, dan tanin, pada buah
nangka yang masih muda dan akarnya mengandung saponin (hutapea 1993).
radikal bebas, sehingga mampu meminimalkan efek kerusakan pada sel dan
jaringan tubuh.
2
Jerawat merupakan salah satu masalah kesehatan pada kulit wajah
yang umumnya terjadi pada kalangan remaja. Jerawat dapat terjadi karna
penggunaanya, tidak lengket dan memberikan rasa dingin, serta tidak perlu
wajah.
peel-off. Dengan demikian masyarakat akan lebih mudah dan praktis dalam
mengobati jerawat dan perlunya dilakukan uji aktivitas ekstrak daun nangka
dalam bentuk sedian masker gell peel-off terhadap bakteri penyebab jerawat
tersebut.
1.2.1 Apakah ekstrak daun nangka dapat diformulasi dalam sediaan masker
gel peel-off ?
3
1.2.2 Apakah ekstrak daun nangka efektif untuk membunuh bakteri
propionibacterium acnes ?
anti jerawat.
1.5 Hipotesis
H 0 : ekstrak daun nangka tidak dapat diformulasi dalam sediaan masker gel
peel-off.
H 1 : Ekstrak daun nangka dapat diformulasi dalam sediaan masker gel peel-
off.
Propionibacterium
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Morales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Batangnya tegak, berkayu, bulat, kasar dan berwarna hijau kotor. Daun
menyirip, daging daun tebal, tepi rata, ujung runcing, panjang 5-15 cm,
lebar 4-5 cm, tangkai panjang lebih kurang 2 cm dan berwarna hijau.
5
terpisah dengan tangkai yang memiliki cincin, bunga jantan ada di
batang baru di antara daun atau di atas bunga betina. Buah berwarna
kuning ketika masak, oval, dan berbiji coklat muda (Heyne, 1987).
sebagai obat demam, bisul, luka dan penyakit kulit (Wahlanto et al.
dapat digunakan sebagai pelancar ASI, borok (obat luar), dan luka (obat
Sedangkan biji nangka dapat digunakan sebagai obat batuk dan tonik
(Heyne. 1987).
6
daun sebagai laktagog. Getah kulit kayu juga telah digunakan sebagai
Selain itu, dikulit kayunya juga terdapat senyawa flavonoid yang baru,
2.2 Kulit
terletak pada kelopak mata, penis, labium minus, dan kulit bagian
2014)
1. Lapisan epidermis
7
lapisan berbutir-butir (stratum granulosum), lapisan malphigi
2. Lapisan dermis
dermis. Lapisan ini terdiri atas pars papilaris, dan bagian menonjol
subkutan
3. lapisan subkutan.
dalam kulit, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di
(wasitaatmadja 1997)
8
2.2.3 Fungsi kulit
tubuh. Lapisan mantel lemak dan tanduk menjaga kadar air dalam
dan nyeri.
kulit.
al. 2014).
9
Letak paling luar menyebabkan kulit yang pertama kali menerima
penyakit. Salah satu penyakit kulit yang paling sering diderita oleh
lemak di atas kulit yang diperoleh dari kelenjar lemak dan sedikit
kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi
2.3 Jerawat
Jerawat (acne) adalah salah satu penyakit kulit yang selalu mendapat
perhatian bagi para remaja dan dewasa muda (Wahlanto et al. 2017). Pada
umumnya jerawat terjadi pada masa pubertas, hal ini disebabkan karena
tumpukan sebum ini nantinya akan menjadi satu bergabung dengan kotoran
10
iritan yang nantinya akan mengiritasi kulit, efek dari iritasi inilah nantinya
iritan yang dihasilkan oleh bakteri serta memperbaiki jaringan kulit yang
telah teriritasi.
memecah asam lemak bebas dari lipid kulit. Asam lemak ini dapat
yang tumbuh relatif lambat. Genome dari bakteri ini telah dirangkai dan
dapat dihilangkan.
2.4.1 Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Actinobacteria
11
Class : Actinobacteridae
Ordo : Actinomycetales
Family : Propionibacteriaceae
Genus : Propionibacterium
2.4.2 Morfologi
12
2.5 Tinjauan Farmasetik
Bentuk sediaan gel lebih baik digunakan pada pengobatan jerawat dari
pada bentuk sediaan krim karena sediaan gel dengan pelarut yang polar
lebih mudah dibersihkan dari permukaan kulit setelah pemakaian dan tidak
membentuk lapisan film yang mudah dicuci, juga bentuk sediaan gel cocok
untuk terapi topical pada jerawat terutama penderita dengan tipe kulit
bertahan lama pada permukaan kulit (Wahlanto et al. 2017). Basis hidrofilik
viskositas stabil pada sediaan (Wahlanto et al. 2017). Jerwat juga dapat
13
BAB III
3.2.1 Alat :
3.2.2 Bahan :
H2SO4, BaCl2.2H20.
14
3.3 Variabel Penelitian
daun nangka, morfologi dari daun nangka, sifat fisika kimia dari
daun nangka
akibat antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Metode
Dimana pada penelitian ini membuat suatu formulasi dalam bentuk masker
gel feel off dari ekstrak daun nagka (Artocarpus heterophylus) sebagai anti
acnes.
15
3.5 Prosedur Penelitian
yang diambil dari Kayu Tanam, 2X11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang
antara lain:
a. Pengumpulan bahan
b. Pencucian
c. Pengeringan
16
3.5.3 Pembuatan ekstrak
Cara kerja:
PVA 12
HPMC 1
Madu 6
Propilenglikol 10
17
Metil paraben 0.2
Aquadest 100
perubahan bentuk, bau dan warna sediaan yang dilakukan secara visual
3.6.2 Pengujian pH
aquadestilata.
18
mengering, yaitu waktu dari saat mulai dioleskannya masker gel hingga
dari gelas obyek, kemudian gelas obyek dipasang pada alat test.
pada suhu 121°C selama 15 menit. Jarum ose dibakar dengan api bunsen.
suatu zat yang diduga atau telah memiki aktivitas sebagai antibakteri dalam
Formulasi ekstrak daun nagka antimikroba diletakkan pada media agar yang
telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada media agar tersebut.
Lalu didiamkan selama 1 x 24 jam pada suhu 37’ C. Area jernih pada
DAFTAR PUSTAKA
19
hutapea, J.R. 1993. Inventaris Tanaman Obat Indonesia Edisi II. Jakarta: Depkes
RI Badan Penelitian Dan pengembangan Kesehatan.
Wahlanto, Panji et al. 2017. “Panji Wahlanto : Uji Aktivitas Formulasi Gel
Antijerawat Ekstrak Daun Nangka (Artocarpus Heterophyllus Lam.)
Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Secara In Vitro.” 4: 74–82.
20