Pada biosintesis nikotin, cincin pirolidin berasal dari asam amino ornitin dan
cincin piridin berasal dari asam nikotinat yang ditemukan dalam tumbuhan
tembakau. Gugus amina yang terikat pada ornitin digunakan untukmembentuk cincin pirolidin dari
nikotin.
BERIKUT BIOSINTESIS ALKALOID PADA NIKOTIN :
Kafeina atau lebih populernya kafein, ialah senyawa alkaloid xantina berbentuk
kristal dan berasa pahit.
Biosintesis Kafein
PERMASALAHAN :
1. Pada Biosintesis Alkaloid pada nikotin, dapat dilihat pada senyawa ornitin terjadi reaksi
deaminasi ( penghilangan gugus amin ) setelah itu terbentuk gugus aldehida ( -COH ),
Bagaimanakah proses pembentukan gugus aldehida tersebut ?
2. pada Biosintesis Alkaloid pada Kafein, darimana gugus metil yang berasal dari 7-metil xanthosine
kemudian ke Theobromin sehingga terbentuklah struktur senyawa kafein, karena saya masih bingung
bagaimana pergantian gugus fungsi tersebut menjadi gugus metil, mohon penjelasannya.trimakasih
Diposkan oleh Febe eunikhe di 05.07
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
2 komentar:
1.
friska dameria8 Desember 2013 06.16
baik lah saya akan menjawab pertanyaan anda yang nomor 1
Biosintesis alkaloid mula-mula didasarkan pada hasil analisa terhadap ciri struktur
tertentu yeng sama-sama terdapat dalam berbagai molekul alkaloid. Alkaloid
aromatik mempunyai satu unit struktur yaitu -ariletilamina. Alkaloid-alkaloid tertentu
dari jenis 1- benzilisokuinolin seperti laudonosin mengandung dua unit -ariletilamina
yang saling berkondensasi Kondensasi antara dua unit -ariletilamina tidak lain
adalah reaksi kondensasi Mannich. Dengan reaksi sebagai berikut :
Menurut reaksi ini, suatu aldehid berkondensasi dengan suatu amina menghasilkan
suatu ikatan karbon-nitrogan dalam bentuk imina atau garam iminium, diikuti oleh
serangan suatu atom karbon nukleofilik ini dapat berupa suatu enol atau fenol.
Dari percobaan menunjukkan bahwa -ariletilamina berasal dari asam-asam amino
fenil alanin dan tirosin yang dapat mengalami dekarboksilasi menghasilkan amina.
Asam-asam aminom ini, dapat menyingkirkan gugus-gugus amini (deaminasi
oksidatif) diikuti oleh dekarboksilasi menghasilkan aldehid. Kedua hasil transformasi
ini yaitu amina dan aldehid.
Balas
2.
BIOSINTESIS ALKALOID
Asam amino merupakan senyawa organik yang sangat penting, senyawa ini
terdiri dari amino (NH2) dan karboksil (COOH). Ada 20 jenis asam amino esensial
yang merupakan standar atau yang dikenal sebagai alfa asam amino alanin,
arginin, asparagin, asam aspartat,sistein, asam glutamat , glutamin, glisin,
histidine, isoleusin, leusin, lysin, metionin,fenilalanine, prolin, serine, treonine,
triptopan, tirosine, and valin(4). Dari 20 jenis asam amino yang disebutkan
diatas, alkaloid diketahui berasal dari sejumlah kecil asam amino yaitu ornitin
dan lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin dan tirosin yang
menurunkan alkaloid jenis isokuinolin, dan triftopan yang menurunkan alkaloid
indol. Reaksi utama yang mendasari biosintesis senyawa alkaloid adalah reaksi
mannich antara suatu aldehida dan suatu amina primer dan sekunder, dan suatu
senyawa enol atau fenol.Biosintesis alkaloid juga melibatkan reaksi rangkap
oksidatif fenol dan metilasi. Jalur poliketida dan jalur mevalonat juga ditemukan
dalam biosintesis alkaloid. Kemudian reaksiyang mendasari pembentukan alkaloid
membentuk basa. Basa kemudian bereaksi dengan karbanion dalam kondensasi hingga
terbentuklah alkaloid.Disamping reaksi-reaksi dasar ini, biosintesa alkaloida
Reaksi Mannich
Komponen
integral
dari
reaksi
Mannich,
selain
amina
dan karbonil senyawa, adalah carbanion , yang memainkan peran Nukleofil
dalam penambahan nukleofilik pada ion yang terbentuk oleh reaksi amina dan
karbonil.
Reaksi Mannich dapat dilanjutkan baik intermolecularly dan intramolecularly:
Permasalahan:
makalah alkaloid
oleh herdi
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB II
Pembahasan
Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau
alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam
molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan
dalam dosis kecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan
hewan.
Alkaloid juga adalah suatu golongan senyawa organic yang terbanyak
ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuhtumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloida
mengandung paling sedikit satu atom nitrogen. Senyawa kimia terutama
senyawa organik hasil metabolisme dapat dibagi dua yaitu yang pertama
senyawa hasil metabolisme primer, contohnya karbohidrat, protein,lemak, asam
nukleat, dan enzim. Senyawa kedua adalah senyawa hasil metabolism sekunder,
contohnya terpenoid, steroid, alkaloid dan flavonoid.
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak
ditemukan dialam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar
alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan untuk tumbuhan monokotil
dan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit. Pengertian lain
Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alambersifat basa atau alkali
dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalammolekul
senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam
dosiskecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan.
Sebagai contoh,morfina sebagai pereda rasa sakit, reserfina sebagai obat
penenang, atrofina berfungsi sebagaiantispamodia, kokain sebagai anestetik
lokal, dan strisina sebagai stimulan syaraf (Ikan,1969). Selain itu ada beberapa
Golongan Isokuinolina:
alkaloidalkaloid opium (papaverine, narcotine, narceine),sanguinarine, hydrastine, berbe
rine, emetine, berbamine, oxyacanthine.
Golongan Indola:
Cara : zat + pereaksi Mayer timbul endapan kuning atau larutan kuning bening
+ alakohol endapannya larut. Reaksi dilakukan di objek glass lalu Kristal dapat
dilihat di mikroskop. Jika dilakukan di tabung reaksi lalu dipindahkan, Kristal
dapat rusak. Tidak semua alkaloid mengendap dengan reaksi mayer.
Pengendapan yang terjadi akibat reaksi mayer bergantung pada rumus bangun
alkoloidnya.
Reaksi Bouchardat
Dengan asam kuat : H2SO4 pekat dan HNO3 pekat (umumnya menghasilkan
warna kuning atau merah)
Pereaksi Marquis
1.
3. Reaksi Kristal:
Reaksi Kristal dragendorf
Pada objek glass, zat +HCl aduk, lalu teteskan dragendorf di pinggirnya dan
jangan dikocok, diamkan 1 menit Kristal dragendorf
2. Reaksi Fe-complex & Cu-complex:
Pada objek glass, gas ditetesi dengan Fe-compleks dan Cu-complex lalu tutup
dengan cover glass panaskan sebentar, lalu lihat Kristal yang terbentuk.
1. Pada objek glass, zat + asam lalu ditaburkan serbuk sublimat dengan spatel,
sedikit saja digoyangkan di atasnya Kristal terlihat.
2. Reaksi Iodoform : zat ditetesi NaOH sampai alkali + sol. Iodii lalu dipanaskan
hingga berwarna kuning (terbentuk iodoform), lalu lihat Kristal bunga sakura di
mikroskop.
3. Reaksi Herapatiet. (reagen : air + spirtus + asam cuka biang + sedikit H2SO4
dan aqua iod sampai agak kuning pada objek glass). Zat + 1 tetes reagen
kristal lempeng (coklat/violet)
Alkaloid
Aktivitas Biologi
Nikotin
Morfin
Analgesik
Kodein
Atropin
Skopolamin
Kokain
Analgesik
Piperin
Antifeedant (bioinsektisida)
Quinin
Obat malaria
Vinkristin
Obat kanker
Ergotamin
Reserpin
Mitraginin
Vinblastin
Saponin
Antibakteri
satu atau dua famili dari jamur saja yang mengandung alkaloid, seperti ergot.
Pada golongan alkaloid indol, bufotenin, juga ditemukan dalam jamur yaitu
spesies Amanita mappa, selain yang ditemukan pada tumbuhan (Piptadenia
pergrina) dan katak (Bufo vulgaris). Pada garis besarnya, campuran senyawa
nitrogen yang ditemukan pada jamur dan mikroorganisme dapat dianggap
sebagai alkaloid, tetapi hal ini tidaklah biasa. Contoh lain senyawanya adalah:
gliotoksin
(jamur Trichoderma viride),
pyosianin
(bakteri Pseudomonas
aeruginosa) dan erythromisin hasildari Streptomyces (Ikan, 1969).
Semua alkaloid mengandung paling sedikit sebuah nitrogen yang
biasanya bersifat basa dan dalam sebagian besar atom nitrogen ini merupakan
bagian dari cincin heterosiklik. Batasan mengenai alkaloid seperti dinyatakan di
atas perlu dikaji dengan hati-hati. Karena banyak senyawa heterosiklik nitrogen
lain yang ditemukan di alam bukan termasuk alkaloid. Misalnya, pirimidin dan
asam
nukleat,
yang
kesemuanya
itu
tidak
pernah
dinyatakan
sebagai alkaloid (Achmad, 1986).
Alkaloid diekstrak dari tumbuhan yaitu daun, bunga, buah, kulit, danakar
yang dikeringkan lalu dihaluskan. Cara ekstraksi alkaloid secara umumadalah
sebagai berikut :
a.Alkaloid diekstrak dengan pelarut tertentu, misalnya dengan etanol,kemudian
diuapkan.
b.Ekstrak yang diperoleh diberi asam anorganik untuk menghasilkan
garamamonium kuartener kemudian diekstrak kembali.
c.Garam amonium kuartener yang diperoleh direaksikan dengan
natriumkarbonat sehingga menghasilkan alkaloidalkaloid yang bebas
kemudiandiekstraksi dengan pelarut tertentu seperti eter dan kloroform.
d.Campuran campuran alkaloid yang diperoleh akhirnya dipisahkan
melalui berbagai cara, misalnya metode kromatografi (Tobing, 1989).
yaitu ornitin dan lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin dan tirosin
yang menurunkan alkaloid jenis isokuinolin, dan triftopan yang menurunkan
alkaloid indol. Reaksi utama yang mendasari biosintesis senyawa alkaloid adalah
reaksi mannich antara suatu aldehida dan suatu amina primer dan sekunder, dan
suatu senyawa enol atau fenol.Biosintesis alkaloid juga melibatkan reaksi
rangkap oksidatif fenol dan metilasi. Jalur poliketida dan jalur mevalonat juga
ditemukan dalam biosintesis alkaloid. Kemudian reaksiyang mendasari pembentukan
alkaloid membentuk basa. Basa kemudian bereaksi dengan karbanion dalam kondensasi
hingga terbentuklah alkaloid.Disamping reaksi-reaksi dasar ini, biosintesa
alkaloida melibatkan reaksi-reaksisekunder yang menyebabkab terbentuknya
berbagai jenis struktur alkaloida. Salah satu darireaksi sekunder ini yang
terpenting adalah reaksi rangkap oksidatif fenol pada posisi orto ataupara dari
gugus fenol. Reaksi ini berlangsung dengan mekanisme radikal bebas.Reaksireaksi sekunder lain seperti metilasi dari atom oksigen menghasilkan
gugusmetoksil dan metilasi nitrogen menghasilkan gugus N-metil ataupun
oksidasi dari gugusamina. Keragaman struktur alkaloid disebabkan oleh
keterlibatan fragmen-fragmen kecil yang berasal dari jalur mevalonat,
fenilpropanoid dan poliasetat.
Definisi tunggal untuk alkaloid belum juga ditentukan. Trier menyatakan
bahwasebagai hasil kemajuan ilmu pengetahuan, istilah yang beragam senyawa
alkaloid akhirnyaharus ditinggalkan (Hesse, 1981).Garam alkaloid dan alkaloid
bebas biasanya berupasenyawa padat, berbentuk kristal tidak berwarna
(berberina dan serpentina berwarna kuning).Alkaloid sering kali optik aktif, dan
biasanya hanya satu dari isomer optik yang dijumpai dialam, meskipun dalam
beberapa kasus dikenal campuran rasemat, dan pada kasus lain satutumbuhan
mengandung
satu
isomer
sementara
tumbuhan
lain
mengandung
enantiomernya(Padmawinata, 1995). Ada juga alkaloid yang berbentuk cair,
seperti konina, nikotina, danhigrina. Dalam biosintesa higrin, pertama terjadi
oksidasi pada gugus amina yang diikuti oleh reaksiMannich yang menghasilkan
tropinon, selanjutnya terjadi reaksi reduksi dan esterifikasimenghasilkan
hiosiamin.
disebabkan oleh alkaloid. Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap
bersifatbasa) pertama kali dipakai oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner (1819),
seorang apotekerdari Halle (Jerman) untuk menyebut berbagai senyawa yang
diperoleh dari ekstraksitumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu sudah
dikenal, misalnya, morfina, striknina,serta solanina). Hingga sekarang dikenal
sekitar 10.000 senyawa yang tergolong alkaloiddengan struktur sangat beragam,
sehingga hingga sekarang tidak ada batasan yang jelas untuknya. Cokelat adalah
makanan yang diolah dari biji kakao.
Cokelat mengandung alkaloid-alkaloid seperti teobromin, fenetilamina,
dan anand amida yang memiliki efek fisiologis untuk tubuh. Kandungankandungan ini banyak dihubungkan dengan tingkat serotonin dalam otak.
Menurut ilmuwan, cokelat jika dimakan dalam jumlah normal secara teratur
dapat menurunkan tekanan darah.Tembakau mengandung senyawa alkaloid,
diantaranya adalah nikotin. Nikotin termasuk dalam golongan alkaloiod yang
terdapat dalam famili Solanaceae. Nikotin dalam jumlah banyak terdapat dalam
tanaman tembakau, sedang dalam jumlah kecil terdapat pada tomat, kentang
dan terung. Nikotin dan kokain dapat pula ditemukan pada daun tanaman kota.
Kadar nikotin berkisar antara 0,6-3,0 % dari berat kering tembakau, dimana
proses biosintesisnya terjadi di akar dan terakumulasi pada daun tembakau.
Nikotin terjadi dari biosintesis unsur N pada akar dan terakumulasi pada daun.
Fungsi nikotin adalah sebagai bahan kimia anti herbivora dan adanya kandungan
neurotoxin yang sangat sensitif bagi serangga, sehingga nikotin digunakan
sebagai insektisida pada masa lalu.Kecubung adalah tumbuhan penghasil bahan
obat-obatan yang telah dikenal sejak ribuan tahun,di antaranya Datura
Stramonium, Datura tatura, dan Brugmansia suaviolens,namun daya khasiat masingmasing jenis kecubung, berbeda-beda. Penyalahgunaan kecubung memang sering terjadi,
sehingga bukan obat yang didapat malah racun(menyebabkan pusing) yang sangat
berbahaya. Hampir seluruh bagian tanaman kecubung dapat dimanfaatkan
sebagai obat. Hal ini disebabkan seluruh bagiannya mengandung alkaloida atau
disebut hiosamin (atropin) dan scopolamin, seperti pada tanaman
Atropabelladona. Alkaloid ini bersifat racun sehingga pemakaiannya terbatas
pada bagian luar. Biji kecubung mengandung hiosin dan lemak, sedangkan daunnya
mengandung kalsium oksalat. Berkhasiat mengobati rematik, sembelit, asma, sakit
pinggang, bengkak, encok, eksim, dan radang anak telinga. Kopi juga termasuk ke
dalam tanaman yang mengandung senyawa alkaloid. Kopi terkenal akan kandungan
kafeinnya yang tinggi. Kafein kopi merupakan senyawa hasil metabolisme
sekunder golongan alkaloid dari tanaman kopi dan memilik rasa yang pahit.Buah
pare dalam bahasa latin disebut Momordica charantia L berasal dari kawasanAsia
Tropis. Buahnya mengandung albiminoid, karbohidrat, dan zat warna, daunnya
mengandung momordisina, momordina, karantina, resin, dan minyak lemak.
Bijinyamengandung saponin, alkaloid, triterprenoid, dan asam momordial.
Manfaat buah ini dapat merangsang nafsu makan, menyembuhkan batuk,
memperlancar pencernaan, membersihkan darah bagi wanita yang baru
melahirkan, dapat menyembuhkan penyakit kuning, juga cocok untuk
menyembuhkan mencret pada bayi
BAB III
Penutup
6.1
Kesimpulan
Alkaloide Biosynthesis
Alkaloida adalah kelompok senyawa organic bahan alam yang bersifat basa karena adanya
atom Nitrogen dalam molekul senyawa tersebut yang umumnya terdapat dalam struktur
lingkar heterosiklik atau aromatic.
Beberapa contoh senyawa golongan Alkaloida:
Klasifikasi Alkaloida
Alkaloida biasanya diklasifikasikan berdasarkan jenis cincin hetero siklik Nitrogennya dan
kesamaan sumber asal molekulnya (precursor) yang didasari dengan jalur metabolism.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Alkaloid Piperidin
Alkaloid Pirolizidin
Alkaloid Piridin
Alkaloid Isokuinolin
Alkaloid Kuinolin
Alkaloid Indol
Alkaloid Feniletilamin
Dan lain-lain
Berdasarkan prekursornya:
Alkaloid Alisiklik
Berasal dari asam amino ornitin dan lisin. Contoh: Higrin
Alkaloid Aromatik jenis Fenilalanin
Berasal dari asam amino fenilalanin, tirosin dan 3,4-dihidrofenilalanin. Contoh: Morfin
Alkaloid Aromatik jenis Indol
Berasal dari asam amino triptofan. Contoh: Harmin
morfine
Pembentukan
senyawa
morfin pada
tumbuhan dengan
fenilalanin/tirosin sebagai prekursor terjadi melalui beberapa
tahapan metabolisme, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pembentukan 3,4-dihidroksifenilalanin
Pembentukan Dopamin dan 3,4-dihidroksifenilasetaldehida
Pembentukan (S)-Norlaudanosilina
Pembentukan (S)-Retikulina
Pembentukan Thebain
Pembentukan Morfin
Pembentukan Asam Shikimat (3) dari fosfoenolpiruvat (1) dan eritrosa 4P (2)
Dopamin (11) mengalami reaksi kondensasi Mannich dengan 3,4dihidroksifenilasetaldehida (13) dan adanya enzim (S)-
Diikuti dengan isomerasi (S)-Retikulina (S-17) menjadi (R)Retikulina (R-17) yang melibatkan enzim: (I) 1,2-dehydroreticuline
synthase; dan (II) 1,2-dehydroreticuline reductase