Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KIMIA BAHAN ALAM

FENILPROPANOID

DisusunOleh:
Rizka Tazky Amalia (17030234018)
Emilisia Fatimah (170302034051)
Fatimatuz Zahroh (17030234061)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Senyawa organik bahan alam adalah senyawa organik yang
merupakan hasil proses metabolisme dalam organisme hidup. Senyawa dari
jenis ini disebut juga metabolit. Senyawa metabolit sekunder merupakan
molekul kecil yang dihasilkan oleh suatu organisme tetapi tidak secara
langsung dibutuhkan dalam mempertahankan hidupnya, tidak seperti protein,
asam nukleat, dan polisakarida yang merupakan komponen dasar untuk proses
kehidupan. Metabolit sekunder merupakan kelompok metabolit yang sangat
luas, dengan perbedaan yang tidak terlalu terlihat, dan Dikelompokkan dengan
berbagai macam definisi.
Senyawa aromatik ini mengandung cincin karboaromatik yaitu
cincin aromatik yang hanya terdiri dari atom karbon seperti benzene, naftalen
dan antrasen. Cincin karboaromatik ini biasanya tersubstitusi oleh satu atau
lebih gugus hidroksil atau gugus lainnya yang ekivalen ditinjau dari segi
biogentiknya. Oleh karena itu senyawa bahan alam aromarik ini sering disebut
sebagai senyawa- senyawa fenol walaupun sebagian diantara bersifat netral
karena tidak mengandung gugus fenol dalam keadaan bebas..
Senyawa fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada
tumbuhan. Fenolik memiliki cincin aromatik satu atau lebih gugus hidroksi
(OH) dan gugus – gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi nama
berdasarkan nama senyawa induknya, fenol. Senyawa fenol kebanyakkan
memiliki gugus hidroksil lebih dari satu sehingga disebut polifenol. Senyawa
fenolik meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan yang
mempunyai ciri sama, yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua
gugus OH Salah satu contoh senyawa fenolik alam adalah fenil propanoid.
Isolasi bahan alam berbeda dengan cara isolasi makromolekul biologi
yang umum karena lebih kecil dan secara kimia lebih beragam daripada
protein, asam nukleat, dan polisakarida yang relatif homogen. Sehingga teknik
isolasi harus benar- benar diperhatikan. Senyawa-senyawa metabolit sekunder
tersebut diantaranya yaitu steroid, fenil propanoid alkaloid, terpenoid,
flavoinoid, saponin, dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1. Apakah pengertian fenil propanoid?
2. Bagaimana klasifikas fenilpropanoid?
3. Bagaimana proses biosintesis senyawa fenilpropanoid?
4. Bagaimana reaksi-reaksi yang terjadi pada fenil propanoid?
5. Apa kegunaan dari fenil propanoid?

C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk memberikan penjelasan
tentang senyawa golongan fenil propanoid.
BAB II
LANDASAN TEORI

1. Pengertian fenilpropanoid
Fenil propanoid merupakan senyawa fenol di alam yang
mempunyai cincin aromatik dengan rantai samping terdiri dari 3 atom
karbon. Golongan fenil propanoid yang paling tersebar luas adalah asam
hidroksi sinamat, yaitu suatu senyawa yang merupakan bangunan dasar
lignin. Empat macam asam hidroksi sinamat banyak terdapat dalam
tumbuhan. Keempat senyawa tersebut yaitu asam ferulat, sinapat, kafeat
dan p-kumarat (Robby, 2011). Senyawa fenil propanoid merupakan salah
satu kelompok senyawa fenol utama yang berasal dari jalur sikimat.
Senyawa fenol ini mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari
cincin benzena (C6) yang terikat pada ujung rantai karbon propana (C3)
(Lenny, 2006).

Kerangka dasar fenil propanoid fenilpropanoid mewakili kelompok


besar produk alamiah yang diturunkan dari asam amino fenilalanin dan
tirosin atau dalam beberapa kasus, di tengah jalur biosintesisnya melalui
biosintesis asam sikimat. Seperti yang terlihat dari namanya, kebanyakan
senyawa yang terkandung dalam strukturnya adalah cincin fenil yang
terletak dalam tiga sisi rantai karbon propana.

2. Klasifikasi senyawa fenilpropanoid


a. Asam Hidroksisinamat
Asam sinamat berwujud kristal putih, sedikit larut dalam air,
dan mempunyai titik leleh 133°C serta titik didih 300°C. Asam
sinamat termasuk senyawa fenol yang dihasilkan dari lintasan asam
sikimat dan reaksi berikutnya. Bahan dasarnya adalah fenilalanin dan
tirosin sama seperti asam kafeat, asam p-kumarat, dan asam ferulat.
Keempat senyawa tersebut penting bukan karena terdapat melimpah
dalam bentuk tak terikat (bebas), melainkan karena mereka diubah
menjadi beberapa turunan di samping protein. Turunannya termasuk
fitoaleksin, kumarin, lignin, dan berbagai flavonoid seperti antosianin.
Diklasifikasi sebagai asam karboksilat tak jenuh, ia terjadi secara
alami pada sejumlah tanaman. Senyawa ini secara bebas larut dalam
pelarut-pelarut organik. Ia berada baik sebagai isomer cis maupun
trans, meskipun kemudian lebih umum (Robby, 2011).
Asam sinamat juga merupakan sejenis inhibitor-sendiri yang
diproduksi oleh spora jamur untuk mencegah germinasi. Berikut
adalah beberapa struktur senyawa turunan sinamat.

b. Kelompok Kumarin
Nama kumarin berasal dari bahasa Karibia “Coumarou” yang
berarti pohontonka (Coumarouna adorata Abl), yaitu tumbuhan
pertama yang diketahui mengandung kumarin. Barulah pada tahun
1868. Senyawa yang mengandung kumarin (2H-1-benzopyran-2-one)
merupakansebuah kelompok yang penting dari heterosiklis dan
banyak contoh yang ditemukan di alam. Kumarin yang terkandung
dalam suatu tumbuhan dapat dikenal dari baunya. Bila tumbuhan
tersebut dikeringkan, maka akan memberikan bau yang khas. Untuk
pembuktian secara kualitatif dilakukan uji berdasarkan pada sifat
fluoresensinya dengan sinar ultraviolet (Erniwati, 2005).
Kumarin adalah lakton asam o-hidroksisinamat. Kumarin tidak
berwarna, kristal prismatik, dan mempunyai karakteristik bau yang
wangi dan rasa pahit, aromatis, rasa yang panas, larut dalam alkohol.
Kumarin juga dapat disintesis dengan cepat. Beberapa turunan
kumarin memiliki sifat antikoagulan. Kumarin juga mempunyai
aktivitas sebagai antispasmodik (Lenny, 2006).
Berikut adalah beberapa struktur senyawa turunan kumarin

Kumarin dan turunannya adalah senyawa yang sangat reaktif.


Keberadaan gugus metil di posisi C4 atau C6 membuat inti kumarin
lebih reaktif, dan dapat mengakibatkan inti kumarin menjalani reaksi
halogenasi serta kondensasi dengan aldehida. C6 pada cincin aromatik
dapat mengalami serangan elektrofilik, misalnya sulfonasi atau reaksi
asilasi Friedel-Craft. Sebuah substituen metil pada inti kumarin
bereaksi secara berbeda, tergantung pada posisi serangan. Sebagai
contoh, sebuah gugus metil yang terikat pada C6 atau C4 lebih reaktif
dari gugus metil di posisi C3 atau C5 (Rashamuse, 2008).
c. Kelompok Fenilpropena dan Lignin
3. Biosintesis fenilpropanoid
Ada tiga jalur biosintesis yang terjadi pada tumbuhan yang
mengandung senyawa fenolik, yaitu: Biosintesis fenilpropanoid terdiri dari 3
jalur yaitu:
1. Jalur Sikimat
Berasal dari tiga asam amino aromatik (fenilalanin, tirosin, dan
triptofan). Perintis senyawa fenilpropanoid awal adalah asam sinamat dan
asam p-hidroksinamat, yang juga dikenal dengan nama asam p-kumarat.
Dalam tumbuhan, senyawa ini dibuat dari asam aromatis amino fenilalanin
dan tirosin, secara bergantian, dan tersintesis melalui jalur asam sikimat.
Metabolit sekunder yang disintesis melalui jalur asam shikimat
diantaranya adalah Asam Sinamat, Fenol, Asam benzoic, Lignin,
Koumarin, Tanin, Asam amino benzoic dan Quinon.
Biosintesis fenilpropanoid berasal dari asam amino jenis aromatik
yaitu fenilalanin. Dengan enzim fenilalanin ammonia liase (PAL), L-
fenilalanin diuban menjadi asam trans-sinamat dengan melepaskan ion
ammonium (NH4+). Asam trans-sinamat lebih lanjut dimodifikasi oleh
kerja enzim hidrokilase dan O-metiltransferase mengahsilkan asam 4-
hidroksisinamat dan sebagian besar fenilpropanoid berasal dari asam
hidroksisinamat tersebut. Enzim 4-kumarat yang merupakan enzim CoA
ligase (4CL) mengkatalisis pembentukan ester CoA dari asam sinamat dan
intermediet yang aktif ini digunakan dalam biosintesis berbagai senyawa
berikutnya, seperti flavonoid, lignin, dan tanin (Tukiran, 2015). Reaksi
biosintesis digambarkan sebagai berikut:
2. Jalur Asam Malonat
Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan melalui jalur asam malonat
diantaranya: asam lemak (laurat, miristat, palmitat, stearat, oleat, linoleat,
linolenic), gliserida, poliasetilen, fosfolipida, dan glikolipida. Tanaman
yang menghasilkan senyawa ini antara lain: Jarak pagar, kelapa sawit,
kelapa, jagung, kacang tanah, zaitun, bunga matahari, kedelai, wijen,
kapas, coklat, dan alpukat.
3. Jalur Asam Mevalonat
Senyawa metabolit sekunder dari jalur ini diantaranya adalah Essential oil,
Squalent, Monoterpenoid, Menthol, Korosinoid, Streoid, Terpenoid,
Sapogenin, Geraniol, ABA, dan GA3.

C. Reaksi - reaksi pada fenilpropanoid


Reaksi - reaksi pada fenilpropanoid reaksi yang terjadi pada fenil propanoid
antara lain :
1. Reaksi esterifikasi
Adanya gugus karboksil menyebabkan terjadinya reaksi
esterifikasi. Reaksi esterifikasi adalah reaksi perubahan dari suatu
asam karboksilat/turunan karboksilat dan alkohol menjadi suatu ester.
Contoh:

2. Reaksi reduksi ikatan rangkap alifatik asam karboksilatnya


Asam karboksilat yang mengandung gugus karbonil atau ikatan
rangkap karbon-karbon jika direaksikan dengan hidrogen dengan katalis Pt akan
mengalami reduksi selektif, yaitu mengalami reduksi pada gugus
karbonil dan/atau ikatan rangkap karbon-karbon saja.
Contoh:

3. Reaksi reduksi gugus karboksil dengan reduktor LiAlH4


LiAlH4 dapat mereduksi asam karboksilat menjadi alkohol primer.
Contoh:

4. Reaksi pembentukan halide asam dengan tionil klorida (SOCl2)


Pembentukan klorida asam adalah dengan mereaksikan asam karboksilat dan
tionil klorida (SOCl2).
Contoh:

5. Reaksi-reaksi pada Kumarin Kumarin dapat mengalami 3 reaksi yaitu:


1) Reaksi reduksi
2) Reaksi brominasi
3) Reaksi Diels elder

6. Hidrolisis
Bila eter didihkan dalam air yang mengandung asam terjadi hidrolisis yang
menghasilkan alkohol
 Hidrolisis ester dalam suasana asam menghasilkan asam karboksilat dan alkohol
sedangkan dalam suasana basa menghasilkan garam karboksilat dan alkohol.

D. Keguaan fenilpropanoid
Fenilpropanoid terdapat hampir di semua protein, ia tidak dapat
diproduksi oleh tubuh manusia, dan hanya bisa diperoleh dengan cara
mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang mengandungnya. Bersama
dengan zat lain, Fenilalanin berkontribusi dalam pembentukan senyawa
neurotransmitter yaitu senyawa kimia otak yang dapat mengirimkan
impuls saraf.

Fenilpropanoid merupakan salah satu jenis asam amino esensial


yang memiliki fungsi untuk menjaga fungsi sistem saraf pusat agar tetap
normal. Fenilpropanoid dapat digunakan untuk membantu mengendalikan
gejala depresi dan rasa sakit akibat penyakit kronis, serta beberapa
penyakit lain yang berkaitan dengan rusaknya sistem saraf pusat.
Fenilpropanoid diperlukan oleh tubuh kita untuk memproduksi epinefrin,
dopamin, dan norepinefrin. Senyawa ini merupakan neurotransmitter yang
dapat mengontrol kita dalam berinteraksi dengan lingkungan. Selain itu
fenilalanin dapat membuat kita merasa lebih bahagia, mengurangi rasa
lapar serta meningkatkan kewaspadaan. Fenilpropanoid juga dapat
dijadikan sebagai obat pereda rasa sakit serta dapat meningkatkan daya
ingat dan konsentrasi. Fenilpropanoid juga dapat dijadikan sebagaiobat
penyakit Parkinson, dan skizofrenia, tapi beberapa orang dengan kondisi
kesehatan yang serius seharusnya tidak mengkonsumsi Fenilalanin dalam
bentuk suplemen tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter
mereka tentang dosis yang tepat.
Semenara itu, fenelalanin sebagai mana jenis asam amino lainnya
terkadang juga memberikan efek samping terutama jika dikonsumsi secara
berlebihan dan dikonsumsi dengan obat obatan tertentu, atau seseorang
dalam keadaan tertentu seperti sedang dalam keadaan hamil atau
menyusui. Beberapa efek samping yang bisa timbul diantaranya adalah
kecemasan, reaksi alergi, dan tekanan darah tinggi. Sementara itu, bagi
wanita yang sedang hamil efek yang bisa terjadi diantranya adalah
keterlambatan dan perubuhan, atau bahkan terjadi cacat lahir pada bayi
Turunan kumarin yaitu skopoletin diketahui merupakan satu
komponen utama pada tanaman mengkudu yang memiliki bioaktivitas
antihipertensi, antiinflamasi, dan antihistamin (Sholehah, 2010). Senyawa
kumarin juga terdapat pada buah jeruk purut yang berfungsi sebagai
inhibitor dan pembentukan gas NO dalam sel.
Senyawa kumarin dan turunannya banyak memeiiki bioaktivitas
diantaranya sebagai antikoagulan darah, antibiotik, dan menghambat efek
karsinogenik.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah , maka dapat diambil kesimpulan :
1. Fenilpropanoid merupakan senyawa fenol di alam yang mempunyai cincin
aromatik dengan rantai samping terdiri dari 3 atom karbon.
2. Senyawa fenil propanoid merupakan salah satu kelompok senyawa fenol
utama yang berasal dari jalur sikimat.
3. Klasifikasi senyawa fenil propanoid terdiri dari kelompok sinamat,
kelompok kumarin, fenilpropena dan lignin
4. Biosintesis senyawa fenil propanoid mengikuti jalur asam sikimat.
DAFTAR PUSTAKA

Erniwati. 2005. Isolasi Kumarin Dari Daun Kayu Racun (Rhinacantus nasutus).
[Tesis]. Prodi Kimia Program Pascasarjana Universitas Andalas. Padang
Lenny, Sovia. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenilpropanoida, dan Alkaloida.
Medan: USU
Rashamuse, T. J. 2008. Studies Towards The Synthesis of Novel, Coumarin –
based HIV-1 Protease Inhibitors. [Thesis]. Department of chemistry
Rhodes University. Grahamstown.
Sholehah, D. N. 2010. Pengukuran kandungan skopoletin pada beberapa tingkat
kematangan buah mengkudu dengan metode KLT Densitometri, agrovigor,
3(1), 1-9.
Tukiran. 2015. Kimia Bahan Alam. Surabaya: Unesa University Press.

Anda mungkin juga menyukai