Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MIKROBIOLOGI

SIKLUS KREBS

Disusun Oleh :
Listyowati 17030234005
Fatimatuz Zahroh 17030234061

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
KIMIA
2020
a. Definisi siklus krebs
Siklus krebs merupakan saran pengaruh bermacam zat yang berasal dari
berbagai jalur metabolisme menjadi beberapa macam zat-antara yang berperan
pada jalur katabolisme dan anabolisme. Beberapa enzim berperan sebagai alat
abntu, mengkatalisis berbagai reaksi anaplerotik untuk mempertahankan dan
atau mengisi kembali komponen-komponen siklus krebs (Setyawati, 2010).
Proses siklus krebs merupakan reaksi oksidasi molekul asetil-CoA.
Molekul ini adalah produk dari tiga metabolisme karbohidrat utama. Glikolisis,
jalur pentosa fosfat dan jalur entner-Doudoroff. Tujuan utama dari proses
siklus krebs ini adalah untuk mendapatkan energi yang lebih besar dari
molekul asetil-CoA. Molekul tersebut akan dioksidasi lebih lanjut untuk
mendapatkan energi yang lebih banyak, tergantung jenis mikroorganisme dan
kondisi fisiologi lingkungan. Siklus yang juga dikenal sebagai siklus asam
sitrat dan siklus asam trikarboksilat ini merupakan salah satu cara sel
mengoksidasi secara total asam piruvat dalam kondisi aerobik (dengan bantuan
oksigen).
Siklus krebs disebut juga siklus asam trikarboksilat (-COOH) atau siklus
asam sitrat merupakan jalur lingkar metabolisme dimana asetat (khusunya
astil-CoA) dipecah menjadi dua molekul CO2 dan air dengan menggunakan
oksigen.
Kondisi aerob dalam organisme berlangsung pada dua tahapan
berikutnya, yaitu siklus krebs dan transpor elektron. Pada organisme
eukariotik, proses ini berlangsung dalam sitoplasma. Selama porses oksidasi
asetil-CoA di dalam siklus, akan terbentuk ekuivalen pereduksi dalam bentuk
hidrogen atau elektron sebagai hasil kegiatan enzim dehidrogenase spesifik.
Unsur ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki rantai respirasi tempat
sejumlah besar ATP dihasilkan dalam proses fosforilasi oksidatif. Enzim-
enzim siklus asam sitrat terletak di dalam matriks mitokondria baik dalam
bentuk bebas ataupun melekat pada permukaan dalam membran internal
mitokondria sehingga memfasilitasi pemindahan unsur ekuivalen pereduksi ke
enzim terdekat pada rantai respirasi yang bertempat di dalam membran internal
mitokondria (Colby, 1992).
Siklus ini juga berperan sentral dalam glukoneogenesis, liogenesis, dan
interkonversi asam-asam amino. Banyak proses ini berlangsung di sebagian
besar jaringan, tetapi hati adalah satu-satunya jaringan tempat semuanya
berlangsung dengan tingkat yang signifikan. Jadi,akibat yang timbul dapat
parah, contohnya jika sejumlah sel hati rusak, seperti pada hepatitis akut atau
diganti oleh jaringan ikat (seperti pada sirosis). Beberapa defek genetik pada
enzim-enzim siklus asam sitrat yang pernah dilaporkan menyebabkan
kerusakan saraf berat karena sangat terganggunya pembentukan ATP di sistem
saraf pusat (Harjasasmita, 1996).
b. Tujuan siklus kreb’s
1. Menjelaskan reaksi-reaksi metabolik akhir yang umum terdapat pada jalur
biokimia utama katabolisme tenaga
2. Menggambarkan bahwa CO2 tidak hanya merupakan hasil akhir
metabolisme, namun dapat berperan sebagai zat antara, misalnya untuk
proses lipogonesis
3. Mengenali peran sentral mitokondria pada katalisis dan pengendalian jalur-
jalur metabolik tertentu, mitokondria berfungsi sebagai penghasil energi.
(Poedjiadi, 2007).
c. Fungsi
Siklus krebs sebagai siklus penting dalam metabolisme sel, memiliki
fungsi tersendiri. Berikut fungsi dari Siklus Krebs :
1. Sebagai jalur akhir oksidasi Karbohidrat, Lipid dan Protein. Karbohidrat ,
lemak dan protein semua akan dimetabolisme menjadi Asetil-KoA.
2. Menghasilkan sebagian besar CO2
3. untuk mempertahankan kadar glukosa dalam keadaan normal
4. Metabolisme lain yang menghasilkan CO2 misalnya jalur pentosa phospat
atau P3 (Pentosa Phosfat Pathway) atau jika di harper heksosa monofosfat.
5. Sumber enzim-enzim tereduksi yang mendorong Rantai Respirasi.
6. Merupakan alat agar tenaga yang berlebihan dapat digunakan untuk sintesis
lemak sebelum pembentukan TG untuk penimbunan lemak.
7. Menyediakan prekursor-prekursor penting untuk sub-sub unit yang
diperlukan dalam sintesis berbagai molekul.
8. Menyediakan mekanisme pengendalian langsung atau tidak langsung untuk
lain-lain sistem enzyme.

d. Siklus Asam Sitrat


Selama proses oksidasi asetil KoA di dalam siklus, akan terbentuk
ekuivalen pereduksi dalam bentuk hidrogen atau elektron sebagai hasil
kegiatan enzim dehidrogenase spesifik. Unsur ekuivalen pereduksi ini
kemudian memasuki rantai respirasi tempat sejumlah besar ATP dihasilkan
dalam proses fosforilasi oksidatif. Pada keadaan tanpa oksigen (anoksia) atau
kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut.
Enzim-enzim siklus asam sitrat terletak di dalam matriks mitokondria,
baik dalam bentuk bebas ataupun melekat pada permukaan dalam membran
interna mitokondria sehingga memfasilitasi pemindahan unsur ekuivalen
pereduksi ke enzim terdekat pada rantai respirasi, yang bertempat di dalam
membran interna mitokondria (Toha, 2001).
Dalam mekanismenya melalui delapan tahap reaksi. Setiap satu molekul
asetil-KoA yang masuk ke lintas siklus dihasilkan dua molekul CO2, tiga
NADH, satu FADH2 dan satu GTP. Delapan tahap reaksi dalam siklus Krebs
adalah sebagai berikut:
1. Reaksi kondensasi
Reaksi tahap satu dari siklus Krebs terjadi kondensasi antara senyawa
berkarbon. Kondensasi awal asetil KoA dengan oksaloasetat membentuk
sitrat, dikatalisir oleh enzim sitrat sintase menyebabkan sintesis ikatan
karbon ke karbon di antara atom karbon metil pada asetil KoA dengan atom
karbon karbonil pada oksaloasetat. Reaksi kondensasi, yang membentuk
sitril KoA, diikuti oleh hidrolisis ikatan tioester KoA yang disertai dengan
hilangnya energi bebas dalam bentuk panas dalam jumlah besar,
memastikan reaksi tersebut selesai dengan sempurna. Sitrat + KoA

Asetil KoA + Oksaloasetat +H2Oà Sitrat + KoA


2. Asetil-CoA dengan Senyawa Berkarbon 4
yaitu oksaloasetat membentuk senyawa berkarbon 6, yaitu sitrat.
Reaksi ini dikatalisis oleh enzim sitrat sintase dan merupakan reaksi yang
tidak dapat balik (irreversible). 2. Reaksi isomerisasi 11 Pada reaksi ini
terjadi melalui 2 tahap yaitu: (1) molekul air dibuang dari satu karbon;
dan(2) air ditambahkan ke karbon yang berbeda. Hasilnya adalah gugus –H
dan –OH bertukar posisi. Produknya adalah isositrat oleh enzim akonitase
(akonitat hidratase) yang mengandung besi Fe2+. Konversi berlangsung
dalam 2 tahap, yaitu: dehidrasi menjadi sis-akonitat dan rehidrasi menjadi
isositrat.Pembentukan isositrat dari sitrat melalui sis-akonitat, dikatalisis
oleh enzim akonitase.
3. Oksidasi isositrat menjadi α-ketoglutarat dan CO2
Isositrat mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi α-ketoglutarat
melalui pembentukan senyawa antara oksalosuksinat yang berikatan dengan
enzim isositrat dehidrogenase dengan NAD+ berperan sebagai koenzimnya.
Mula-mula isositrat dioskidasi, menghasilkan sepasang elektron, dan
mengubah NAD+ menjadi NADH. Kemudian terjadi dekarboksilasi,
menghasilkan senyawa berkarbon 5 yaitu α- ketoglutarat. Pada reaksi ini
dihasilkan satu molekul NADH dan dilepaskan satu molekul CO2.

Isositrat + NAD+ « Oksalosuksinat « µ–ketoglutarat + CO2 + NADH + H+


(terikat enzim)

Kemudian terjadi dekarboksilasi menjadi µ–ketoglutarat yang juga


dikatalisir oleh enzim isositrat dehidrogenase. Mn2+ atau Mg2+ berperan
penting dalam reaksi dekarboksilasi.
4. Oksidasi α-ketoglutarat menjadi suksinil-KoA α-ketoglutarat
didekarboksilasi oleh kompleks enzim α-ketoglutarat dehidrogenase
menjadi suksinil-KoA. Pada reaksi ini dihasilkan satu molekul NADH dan
dilepaskan satu molekul CO2
µ–ketoglutarat + NAD+ + KoA à Suksinil KoA + CO2 + NADH + H+
5. Pengubahan suksinil-KoA menjadi Suksinat Ikatan antara gugus berkarbon
4 suksinil dan Ko-A adalah ikatan berenergi tinggi. Melalui reaksi reaksi
yang mirip dengan yang terjadi pada glikolisis, ikatan ini memisah. Energi
yang dilepaskan dapat digunakan untuk phosphorilasi guanosin diphosphat
(GDP) menjadi guanosin triphosphat (GTP). GTP siap diubah menjadi ATP.
Fragmen berkarbon 4 yang terbentuk disebut suksinat. Pada reaksi
pengubahan suksinil-KoA menjadi suksinat, dikatalisis oleh suksinil-KoA
sintetase. Pada reaksi ini suksinil-KoA melepaskan koenzimA-nya dengan
dirangkaikan reaksi pembentukan GTP dari GDP dan Phosphat anorganik.
Suksinil KoA + Pi + ADP « Suksinat + ATP + KoA
6. Oksidasi suksinat menjadi fumarat Pada tahap reaksi oksidasi suksinat
menjadi fumarat, dikatalisis oleh enzim suksinat dehidrogenase yang
berikatan dengan Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) sebagai koenzimnya.
Dalam reaksi ini FAD berperan sebagai akseptor hydrogen. Pada reaksi ini
dihasilkan satu molekul FADH2.
Suksinat + FAD « Fumarat + FADH2
7. Hidratasi fumarat menjadi malat Pada reaksi tahap hidratasi ini terjadi
penambahan satu molekul air ke ikatan rangkap fumarat, menghasilkan
malat. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim fumarase.
Fumarat + H2O « L-malat
8. Oksidasi malat menjadi oksaloasetat Pada tahap akhir siklus Krebs ini,
malat dioksidasi menjadi oksaloasetat oleh enzim malat dehidrogenase yang
berikatan dengan NAD+ . Pada reaksi ini dihasilkan satu molekul NADH.
Oksaloasetat berkarbon empat dapat bergabung dengan gugus asetil
berkarbon dua yaitu asetil-CoA dan siklus Krebs kembali berulang. Siklus
Krebs merupakan seri reaksi dalam mitokondria yang merupakan oksidasii
residu asetil menjadi CO2 serta membebaskan hidrogen ekivalen yang
akhirnya membentuk air. Residu asetil ini dalam bentuk asetil-KoA yang
merupakan ester dari koenzim A.
Produksi siklus Krebs adalah 1 molekul ATP per molekul asetil-CoA
dan banyak elektron yang dapat diberikan ke transport elektron (3 NADH
dan 1 FADH2) untuk mensintesis lebih banyak ATP (11 ATP). Asetil-CoA
merupakan titik sentral jalur-jalur metabolik utama. Hampir semua molekul
karbohidrat dan lemak membentuk asetil-CoA selama katabolisme
oksidatifnya, demikian pula beberapa asam amino hasil pemecahan protein.
Disamping itu asetil-CoA berperan sebagai sumber unit asetil dalam proses
anabolisme untuk sintesis asam lemak rantai panjang, kolesterol, steroid dan
benda keton. Fungsi utama siklus Krebs adalah sebagai jalur akhir oksidasi
karbohidrat, lipid dan protein, karena glukosa, asam lemak dan beberapa
asam amino dimetabolisme melalui asetil-CoA. Disamping itu asetil-CoA
merupakan mekanisme pembebasan energi bebas dari karbohidrat, lipid dan
protein. Selama oksidasi ini ekivalen reduksi dalam bentuk hidrogen atau
elektron terbentuk akibat aktivitas dehidrogenase. Ekivalen reduksi ini
kemudian masuk ke rantai respirasi dimana sejumlah besar fosfat berenergi
tinggi dihasilkan dalam proses fosforilasi oksidatif. Enzim-enzim yang
dibutuhkan oleh siklus ini terdapat dalam matriks mitokondria, baik dalam
keadaan bebas atau terikat pada membran bagian dalam mitokondria.
Transfer ekivalen reduksi ke enzim-enzim pada rantai respirasi berlangsung
pada bagian dalam membran mitokondria (Wirahadikusuma, 1985).

L-Malat + NAD+ « oksaloasetat + NADH + H+


e. Energi yang dihasilkan dalam siklus kreb’s
Pada proses oksidasi asetil-CoA, dihasilkan 3 molekul NADH dan 1
FADH2. Sejumlah ekuivalen pereduksi dipindahkan ke rantai respirasi dalam
membran interna mitokondria. Ekuivalen pereduksi NADH menghasilkan 3
ikatan fosfat berenergi tinggi (esterifikasi ADP menjadi ATP). FADH2
menghasilkan 2 ikatan fosfat berenergi tinggi. Fosfat berenergi tinggi juga
dihasilkan pada tingkat siklus (tingkat substrat) saat suksinil KoA diubah
menjadi suksinat.
Dengan demikian rincian energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat
adalah:
1. Tiga molekul NADH, menghasilkan            : 3 X 3P   =  9P

2. Satu molekul FADH2, menghasilkan           : 1 x 2P    =  2P

3. Pada tingkat substrat                                                    =  1P

Jumlah                                                                               = 12P
Satu siklus Kreb’s akan menghasilkan energi 3P + 3P + 1P + 2P + 3P= 12P.
Kalau hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan siklus Kreb’s,
akan dapat dihitung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob) akan
menghasilkan energi dengan rincian sebagai berikut:
1.         Glikolisis                                        :  8P
2.         Oksidasi piruvat (2 x 3P)               :  6P
3.         Siklus Kreb’s (2 x 12P)                  : 24P
Jumlah                      : 38P
f. Daftar Pustaka
Colby. 1992. Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma. Jakarta:
EGC.
Harjasasmita. 1996. Ikhtisar Biokimia dasar B. Jakarta: FKUI.
Poedjiadi, Supriyanti. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Bandung: UI Pres.
Setyawati, AN. 2010. Handout Ajar Siklus Krebs. diakses pada tanggal 20
Maret 2020 pukul 22.34 WIB
Toha. 2001. Biokimia, Metabolisme Biomolekul. Bandung: Alfabeta.
Wirahadikusumah. 1985. Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid.
Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai