Anda di halaman 1dari 24

SIMPLISIA

ANALISIS KUALITATIF

Oleh : Nur Patria Tjahjani


PEMERIKSAAN LENGKAP
 Organoleptis , meliputi bau, warna, rasa, bentuk.
 Makroskopik
 Mikroskopik
 Analisis kimia :
 Lignin (sel batu ) : irisan /serbuk + floroglusin
HCl → periksa di HCl p →dd. Sel merah.
 Suberin, kutin, m. lemak, m. atsiri : Serbuk + Sudan
III → jingga.
 Pati dan aleuron : serbuk + yodium 0,1 N → pati (biru),
aleuron ( kuning coklat)
 Lendir : bahan kering/ serbuk+Rutenium Lp→ merah
intensif, setelah dipanaskan 15 menit
PEMERIKSAAN LENGKAP (LANJUTAN)
 Zat samak ( tanin) : Serbuk besi (III) ammonium
sulfat LP →hijau/biru sampai hitam.
 Turunan katekol :
Serbuk/bahan + vanillin P 10%b/v dalam etanol 90%P
kemudian HCl→merah intensif.
 Antrakinon : serbuk + pereaksi Borntrager → merah
( Ammonia dalam NaOH 10 % )
 1,8 Dioksiantrakinon bebas : Bahan / serbuk + KOH
etanolis 90% P → merah.
 Fenol yang mudah menguap :
Hasil mikrosublimasi + as. Fosfomolibdat + H2SO4p →biru.
Hasil mikrosublimasi + as. Diazobenzensulfonat LP → jingga
hingga merah.
 Asam silikat, bahan diabukan dilihat di mikroskop, asam
silikat dalam bentuk khas.
PENGOLAHAN DAN PENGEMASAN
 Simplisia adalah bahan alamiah yang
dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami perubahan apapun dan kecuali
dinyatakan lain .berupa bahan yang
dikeringkan.
 Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa
tanaman utuh/bagian tanaman/eksudat tanaman
 Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara
spontan keluar dari tanaman atau dengan cara
tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat-zat
nabati lainnya yang bengan cara tertentu
dipisahkan dari tanamannya.
SIMPLISIA (LANJUTAN )
 Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan
utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang
dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia
murni.
 Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia

yang berupa bahan pelikan / mineral yang belum


diolah atau telah diolah dengan cara sederhana
dan belum berupa zat kimia murni
Faktor-faktor yang berpengaruh pada kualitas
simplisia:
1. Bahan baku simplisia

2. Proses pembuatan simplisia

3. Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia


1. BAHAN BAKU SIMPLISIA
 Tumbuhan Obat

 Tumbuhan liar Tumbuhan budidaya

Tanaman tanaman Sengaja u/ prod


simplisia
Di hutan/ pagar
Tempat lain tan
TOGA
perkebunan

Tanaman hias Tumpang sari


1. BAHAN BAKU ( LANJUTAN )
 Tumbuhan Liar

 Umur Bag yg Tanpa Tanpa


Diolah
 dipanen Bibit unggul

 Tdk Daun atas Jenis sp


 Diketahui tengah,
 bawah Usnea sp
Tempat

Tumbuh
2. PROSES PEMBUATAN SIMPLISIA
 Dasar Pembuatan Simplisia
 Cara pengeringan
a. cepat, untuk mencegah tumbuhnya jamur.
b. suhu rendah, untuk mencegah
kerusakankandungan simplisia.
 Proses fermentasi
Dikontrol agar tidak berkelanjutan
 Proses Khusus
a. penyulingan minyak atsiri
b. pengentalan eksudat
c. pengeringan sarian
d.pembuatan pati talk.
CARA PEMBUATAN SIMPLISIA
1. Pengumpulan bahan baku
2. Sortasi Basah/Garbling/Melasi
3. Pencucian
4. Perajangan
5. Pengeringan
6. Sortasi kering
7. Pengepakan
8. Penyimpanan
9. Distribusi
1. PENGUMPULAN BAHAN BAKU
 Variasi kadar zat aktif simplisia, tergantung
dari bagian tanaman yang digunakan
 Umur tanaman, misalnya daun hiosiamin
dan daun atropa (atropin), awal
pertumbuhan paling banyak pada akar,
pertumbuhan maksimal pada tahun kedua.
 Waktu panen, misalnya simplisia dengan
minyak atsiri waktu panen pagi hari.
 Lingkungan tempat tumbuh, misalnya
ketinggian, keadaan tanah, cuaca.
2. SORTASI BASAH/GARBLING/MELASI
 Tanah Bahan tanaman lain
 Kerikil Bagian lain dari tanaman
 Rumput Bahan yang rusak

3. Pencucian
1. Air dari mata air, adanya cemaran mikroba.
2. Air sumur, adanya cemaran mikroba.
3. Air PAM, adanya kapur, contoh : rimpang yang
mengandung kurkumin akan menjadi lebih tajam
warnanya ( Kalk kurkuminat) tapi kadar kurkuminnya
makin rendah.
FRAZIER (1978)
 Pencucian sayuran
 Sekali →mikroba turun 25 %
 Tiga kali→mikroba turun 58%

 Bakteri pencemar air


 Pseudomonas, Proteus
 Micrococcus, Bacillus
 Streptococcus, Enterobacter
 KMnO4 sebagai pencuci tidak boleh terlalu banyak,
digunakan 1 %, sebab KMnO4 sebagai oksidator akan
mengakibatkan banyak zat aktif yang hilang.
4. PERAJANGAN
 Pengupasan kulit luar ; akar, batang, rimpang, buah,
korteks dibuang.
 Rimpang, merajang tidak boleh terlalu tipis. Jika
terlalu tipis banyak m.a yang hilang. Jika terlalu
tebal pengeringan sukar (kira-kira 2-3 mm).
 Alat yang digunakan :
1. Perajangan
a. Pisau stainless steel
b. Perajang khusus, perajang singkong (Rasingko)
150-200 kg/jam
2. Pengupasan
Pengupas kulit, ALPA KL 180 150-200 kg/ jam.
contoh : biji kedelai, saga, kecipir, dll
5. PENGERINGAN
1. Dalam tumbuhan hidup, proses
metabolisme (sintesis, transformasi,
penggunaan isi sel), kapang tidak
tumbuh, enzim tidak merusak.
2. Setelah dipetik, sel mulai mati, air masih
banyak, sehingga kapang tumbuh, enzim
merusak, simplisia busuk.
3. Setelah dikeringkan, sel mati air ‹40%,
kapang tidak tumbuh, enzim tidak aktif.
4. Syarat kadar air simplisia ‹ 10%
PENGERINGAN SIMPLISIA TERTENTU
 Perlahan-lahan Secepat mungkin

 Fermentasi Menghindari proses penguapan

 Zat aktif kompleks Zat aktif mudah menguap

 Vanili, buah kola kuncup bunga cengkeh

 Minyak atsiri tahan pemanasan tapi tidak tahan terhadap


:
1. uap air panas
2. air panas
3. hembusan angin
FAKTOR- FAKTOR PENGERINGAN :
1. Waktu pengeringan
Cepat, mencegah kapang dan reaksi enzimatis
2. Suhu pengeringan
30 – 90 0 C terbaik, kurang lebih atau sama dengan
60 0 C. Termolabil 30 – 40 0 C atau pada vakum 5
mm Hg.
3. Kelembaban
kandungan air bahan, tempat pengeringan.
4. Aliran udara
lancar tidak terlalu cepat/kering, membawa kabur
simplisia.
5. Luas permukaan bahan
tidak menumpuk tipis 3 – 5 mm ( max ) ideal
7. PENGEPAKAN DAN PENYIMPANAN
 Faktor – faktor yang mempengaruhi kemunduran
mutu simplisia :
1. Cahaya : isomerisasi, polimerisasi,rasemisasi.

2. Oksigen udara : Oksidasi terjadi perubahan bentuk, cair


jadi kental, rata jadi berbutir-butir.
3. Reaksi kimia intern : enzimatis, polimerisasi, otooksidasi

4. Dehidrasi : kelembaban di luar rendah, kisut mengecil.

5. Penyerapan air : higroskopis, kempal, basah, mencair

6. Pengotoran : debu, pasir, ekskresi hewan

7. Serangga, ulat, tikus, kecoa.

8. Kapang, karena kadar air tinggi terjadi kerusakan


jaringan.
9. Reaksi dengan wadah ; senyawa fenol dengan wadah
logam, akan membentuk khelat irreversibel.
CATATAN UNTUK PENYIMPANAN SIMPLISIA

 Simplisia yang berupa kulit kayu, akar, kayu


serta yang mengandung damar lebih tahan
dalam penyimpanan karena kurang menyerap
air udara.
 Beberapa simplisia daun atau herba kering
dapat menyerap uap air udara hingga 10 – 15
% bobot.
 Senyawa glikosida mudah terurai pada kadar
air lebih dari atau sama dengan 8 %
 Pedoman umum kadar air simplisia ‹ 5 %
bobot bahan ( supaya tidak terjadi reaksi
hidrolisis enzimatis )
PEMBUATAN DAN PENYIMPANAN
SIMPLISIA SECARA KHUSUS
1. Minyak atsiri, pembuatan dengan destilasi
Penyimpanan dalam wadah terisi penuh, tertutup
baik dan terlindung dari cahaya pada suhu kamar.
2. Hewan
a. Tubuh hewan atau bagiannya
dikeringkan dengan penjemuran atau
pengeringan buatan, wadah tertutup kedap.
b. Minyak lemak, dalam wadah tertutup baik dan
terisi penuh.
c. Lemak dan lilin hewan, dalam wadah tertutup
baik.
d. Madu dan hasil olah cair, dalam wadah tertutup
baik dan terisi penuh.
SIMPLISIA DENGAN PERLAKUAN KHUSUS
1. Minyak nabati padat
Lemak coklat, lemak pala disimpan dalam
wadah tertutup baik, pada suhu kamar dan suhu
rendah.
2. Jamur, lumut kerak dan spora paku-pakuan.
Dijemur di bawah sinar matahari, diwadahi
dalam kantong plastik / kaleng bila perlu diberi
bahan penyerap air dan penyerap O2
3. Minyak atsiri
Penyimpanan dalam wadah berisi penuh
( mencegah penguapan dalam wadah ),
terlindung cahaya pada suhu kamar.
WADAH / BUNGKUS
 Syarat wadah / bungkus ; inert, tidak beracun, mampu
melindungi terhadap cemaran mikroba, kotoran dan
serangga, penguapan zat aktif, cahaya, uap air.
 Bungkus yang palin g lazim : karung goni ( simplisia ).
 Sering juga : kantong plastik, peti, drum dari kayu /
karton, drum/ kaleng, dari besi berlapis.
 Simplisia cair : botol dan guci porselen.
 Simplisia beraroma ; peti kayu berlapis timah, kertas
timah.
 Wadah alumunium : mudah divakumkan, korosif /tidak
inert sehingga harus dilapisi.
 Wadah gelas : terbaik, inert, mudah pecah.
 Wadah plastik : baik,tidak tahan panas dan terjadi
pengembunan jika suhu turun.
PENYIMPANAN SIMPLISIA KERING

1. Suhu tergantung sifat simplisia :


Suhu kamar ( 15 – 30° C )
Tempat sejuk ( 5 – 15° C )
Tempat dingin ( 0 – 5° C )
2. Kelembaban serendah mungkin.

3. Dalam ruang / gudang penyimpan


terpisah.
4. Bersih bagian dalam / lingkungan.

5. Ventilasi baik tapi dicegah masuknya


cahaya matahari langsung dan mencegah
masuknya serangga.
PRINSIP PENYIMPANAN
1. Prinsip penyimpanan : FIFO ( First In First Out )
2. Label wadah :
 Nama jenis
 Asal bahan
 Tanggal penerimaan dan pemasukan dalam
gudang
 Tanda pengesahan pemeriksaan / uji mutu
 Data lain yang diperlukan.
3. Penyimpanan tidak terlalu lama/ dalam jangka
waktu tertentu dilakukan pengecekan dan uji mutu.
4. Simplisia rusak / tercemar harus dikeluarkan.
5. Simplisia beracun / mengandung racun.
disimpan terpisah, dikunci dan diberi tanda racun.
PEMERIKSAAN MUTU SIMPLISIA
1. Memenuhi persyaratan umum edisi terakhir dari
FI, Ekstra FI, MMI.
2. Jika tidak ada pada ke -3 buku, harus memenuhi
persyaratan seperti yang disebutkan dalam
paparannya.
3. Disediakan contoh sebagai simplisia pembanding
yang setiap periode tertentu diganti.
4. Pemeriksaan mutu harus secara cepat, meliputi :
kurang kering berubah warna/bau
ditumbuhi kapang berserangga
mengandung lendir termakan serangga

Anda mungkin juga menyukai