Anda di halaman 1dari 8

OBAT-OBAT

BATUK(ANTITUSIVA)
RAFICA TANJUNG
1. FISIOLOGI BATUK

Batuk adalah suatu reflek fisiologi yang dapat berlangsung baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
Reflek tersebut terjadi lazimnya karena adanya rangsangan pada selaput lendir pernapasan yan
terletak di beberapa bagian dari tenggorokan dan cabangcabangnya. Reflek tadi berfungsi
mengeluarkan dan membersihkan saluran pernapasan dari zat- zat perangsang itu, merupakan suatu
mekanisme perlindungan tubuh.

2. SEBAB-SEBAB BATUK

Reflek batuk dapat ditimbulkan oleh karena radang (infeksi saluran pernapasan, alergi), sebab-sebab

mekanis (debu), perubahan suhu yang mendadak dan rangsangan kimia (gas, bau-bauan). Batuk

(penyakit) terutama disebabkan oleh infeksi virus, misal virus influenza dan bakteri.Batuk dapat pula

merupakan gejala yang lazim pada penyakit tifus, radang paru- paru, tumor saluran pernapasan,

dekompensasi jantung, asam atau dapat pula merupakan kebiasaan.


3. PENGOBATAN

Pengobatan batuk pertama- tama hendaknya ditunjukan pada mencari dan mengobati penyebabnya.

Selanjutnya dilakukan pengobatan simptomatiknya, yang harus dibedakan dahulu antara batuk produktif

(batuk yang mengeluarkan dahak) dengan batuk yang non produktif.

Batuk produktif merupakan suatu mekanisme perlindungan dengan fungsi mengeluarkan zat asing (kuman,

debu dan lainnya) dan dahak dari tenggorokan. Maka pada azasnya jenis batuk ini tidak boleh ditekan.

batuk demikian, digunakan obat golongan ekspektoransia yang berguna untuk mencairkan dahak yang

kental dan mempermudah pengeluarannya dari saluran nafas. Sebaliknya batuk yang tidak produktif,

adalah batuk yang tidak berguna sehinggga harus ditekan. Untuk menekan batuk jenis ini digunakan obat

golongan pereda batuk, yang berkhasiat menekan rangsangan batuk yang bekerja sentral ataupun perifer.

Untuk batuk yang disebabkan alergi, digunakan yang dikombinasi dengan ekspektoransia. Misalnya sirup

Chlorphemin, mengandung antihistaminika Promethazine dan Diphenhidramin. Kadang –kadang diperlukan

ekspektoransia dan pereda batuk dalam suatu kombinasi, untuk maksud mengurangi frekuensi batuk, dan

tiap kali batuk cukup dapat dikeluarkan dahak yang kotor.


PENGGOLONGAN OBAT BATUK
Obat batuk dapat dibagi dalam dua golongan besar :

(a) Zat – zat yang bekerja sentral

Zat – zat ini menekan rangsangan batuk di pusat batuk yang terletak di sumsum lanjutan
(medula) dan mungkin juga bekerja di otak dengan efek menenangkan.

Zat ini terbagi atas :

 Zat – zat adiktif, yaitu Pulvis Opii, Pulvis Doveri dan Codein. Karena dapat menimbulkan
ketagihan, penggunaannya harus hati – hati.

 Zat – zat non adiktif, yaitu Noskapin, Dekstrometorfan, Pentoksiverin, Prometazin dan
Diphenhidramin.
(b) Zat – zat yang bekerja perifer

Obat ini bekerja di luar SSP, dan dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu :

 Emolliensia

Zat ini memperlunak rangsangan batuk, memperlicin tenggorokan sehingga tidak kering dan melunakkan selaput lendir

yang teriritasi. Contohnya Syrup Thymi, zat – zat lendir (seperti infus carrageen), akar manis.

 Ekspetoransia

Zat ini memperbanyak produksi dahak (yang encer) dan mengurangi kekentalannya sehingga mempermudah

pengeluarannya dengan batuk. Termasuk kedalamnya adalah Kalium Iodida, Amonium klorida, Kreosot, Guaiakol, Ipeka

dan minyak – minyak atsiri.

 Mukolitika

Zat ini bekerja mengurangi viskositas dahak (mengencerkan dahak) dan mengeluarkannya. Zat ini efektif digunakan

untuk batuk dengan dahak yang kental. Contohnya Asetilkarbosistein, Bromheksin, Mesna, Ambroksol.

 Zat – zat pereda

Zat ini meredakan batuk dengan cara menghambat reseptor sensibel di saluran napas. Contohnya oksolamin dan

Tipepidin.
(a) Kreosot

Zat cair kuning muda ini hasil penyulingan kayu sejenis pohon di Eropa, mengandung kira-kira 70 % Guaiakol sebagai

zat aktifnya. Zat ini mengurangi pengeluaran lendir pada bronchi dan membantu menyembuhkan radang yang

kronis, disamping khasiatnya sebagai bakterisida. Berhubung baunya tidak enak dan merangsang mukosa lambung,

maka lebih banyak digunakan guaiakol dalam bentuk esternya yaitu guaiakol karbonat, kalium guaiakol sulfonat dan

gliseril guaiakolat. Dalam usus, ester tersebut terurai menjadi guaiakol bebas. Kreosot dapat pula digunakan

sebagai obat sedotan (inhaler) dengan uap air

(b) Ipecacuanhae Radix

Akar dari tanaman Psychotria ipecacuanha (Rubiaceae) ini mengandung antara lain alkaloida emetin dan sefalin.

Zat-zat itu bersifat emetic, spasmolitik terhadap kejang-kejang saluran pernafasan dan mempertinggi secara

reflektoris sekresi bronchial. Penggunaan utamanya sebagai emetika pada kasus keracunan. Sebagai ekspektoransia

hanya digunakan terkombinasi dengan obat batuk lainnya.

(c) Ammonium klorida

Berkhasiat sebagai secretolytic. Biasanya diberikan dalam bentuk sirup, misalnya OBH. Pada dosis tinggi

menimbulkan perasaan mual dan muntah karenamerangsang lambung.


(d) Kalium Iodida

Menstimulir sekresi cabang tenggorokan dan mencairkan dahak, sehingga banyak digunakan dalam obat

asma. Efek sampingnya berupa gangguan tiroid, jerawat (acne), gatal-gatal (urticaria) dan struma

(e) Minyak terbang

Seperti minyak kayu putih, minyak permen, minyak anisi dan terpenten. Berkhasiat mempertinggi sekresi

dahak, melawan kejang (spasmolitika), anti radang, dan bakteriostatistik lemah.Minyak terpenten digunakan

sebagai ekspektoransia dengan cara inhalasi, yang dihirup bersama uap air, ternyata amat bermanfaat pada

radang cabang tenggorokan.

(f) Liquiritie Radix

Akar kayu manis dari tanaman Glycyrrhiza glabra, mengandung saponin yaitu sejenis glukosida yang bersifat

aktif di permukaan. Khasiatnya berdasarkan sifatnya yang merangsang selaput lender dan mempertinggi

sekresi zat lendir


(g) Kodein

Alkaloida candu ini paling banyak digunakan untuk mengobati batuk, berdasarkan sifat peredanya terhadap pusat

batuk. Efek sampingnya antara lain, menimbulkan adiksi dan sembelit. Codipront (Mack) mengandung kodein dan

antihistaminika Feniltoloksamin, keduanya terikat pada suatu resin dengan tujuan memperoleh khasiat jangka

panjang. Etil-morfin (dionin) memiliki khasiat pereda batuk sama dengan kodein, sehingga sering digunakan dalam

sirup obat batuk. Disamping itu juga digunakan sebagai analgetika. Karena khasiatnya dapat menstimulir sirkulasi

pembuluh darah mata, maka juga digunakan untuk menghilangkan udema conjungtiva (pembengkakan di mata).

(h) Dekstrometrorfan

Khasiatnya sama dengan kodein, tetapi tidak bersifat analgetik dan adiktif

(i) Bromheksin

Turunan sikloheksil ini bersifat mukolitik, yaitu dapat mencairkan dahak yang kental, sehingga mudah dikeluarkan

dengan batuk. Efek sampingnya berupa gangguan lambung usus, pusing dan berkeringat

Anda mungkin juga menyukai