Anda di halaman 1dari 37

ALKALOID

FITOKIMIA

Kelompok 4 :
1. Ardiana Yanti
2. Ayu afni maulinda
3. Dewi sartika
4. Dharna S.B
5. Megawati
Heriani M.Farm.,Apt
S E J AR AH A LK A L O I D
Alkaloid dihasilkan oleh banyak organisme, mulai
dari bakteria , fungi (jamur), tumbuhan , dan hewan . Ekstraksi secara kasar
biasanya dengan mudah dapat dilakukan melalui teknik ekstraksi asam-basa.
Rasa pahit atau getir  yang dirasakan Llidah dapat disebabkan oleh alkaloid.
Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap bersifat basa pertama
kali dipakai oleh Carl Friedrich Wilhem Meissner (1819), seorang apoteker
dari Halle (jerman) untuk menyebut berbagai senyawa yang diperoleh dari ekstraksi
tumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu sudah dikenal,
misalnya, morfina , strikina , serta solania ). Hingga sekarang dikenal sekitar
10.000 senyawa yang tergolong alkaloid dengan struktur sangat beragam, sehingga
hingga sekarang tidak ada batasan yang jelas untuknya.
Pengertian alkaloid
Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali
dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul
senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam
dosis kecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan.
Alkaloid juga adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan
di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloid mengandung paling
sedikit satu atom nitrogen. Misalnya kuinin, morfin dan stiknin adalah alkaloid yang
terkenal dan mempunyai efek sifiologis dan fisikologis.
PERAN ALKALOID DALAM TUMBUHAN
01

Alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan


nitrogen seperti urea dan asam urat dalam
hewan
02
Beberapa alkaloid mungkin bertindak sebagai
tandon penyimpanan nitrogen meskipun banyak
alkaloid ditimbun dan tidak mengalami
metabolisme lebih lanjut meskipun sangat
kekurangan nitrogen.
Pada beberapa kasus, alkaloid dapat melindungi
03 tumbuhan dari serangan parasit atau pemangsa
tumbuhan. Meskipun dalam beberapa peristiwa bukti
yang mendukung fungsi ini tidak dikemukakan, mungkin
merupakan konsep yang direka-reka dan bersifat
‘manusia sentris’.

Alkaloid dapat berlaku sebagai pengatur tumbuh,


04 karena dari segi struktur, beberapa alkaloid
menyerupai pengatur tumbuh. Beberapa alkaloid
merangasang perkecambahan yang lainnya
menghambat.

Semula disarankan oleh Liebig bahwa alkaloid,


05 karena sebagian besar bersifat basa, dapat
mengganti basa mineral dalam mempertahankan
kesetimbangan ion dalam tumbuhan.
PENAMAAN DAN SIFAT-SIFAT FISIKA SERTA KIMIA

01 02 03

Penamaan Sifat-Sifat Sifat-Sifat


Alkaloid Fisika Alkaloid Kimia Alkaloid
01
PENAMAAN ALKALOID
Alkaloid tidak mempunyai tatanama sistematik, oleh karena itu, suatu alkaloid
dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kuinin, morfin, dan stiknin. Hampir
semua nama trivial ini berakhiran –in yang mencirikan alkaloid.

Karaktersistik yang lazim penamaan alkaloid


adalah Bahwa nama berakhiran ”ina”.
 Disamping itu alkaloid, seperti bahan alam
yang lain, diberi nama yang dikenal ”trivial”
(yaitu non-sistematik).
- Nama genus (contoh atropin dari Atropa
belladonna)
- Nama species (contoh, kokain dari
Erythroxyloncoca)
- Nama yang lazim untuk obat-obatan/aktifitas
fisiologik (contoh, emetin, emetat
Nama pakar kimia alkaloid yang
terkenal/penemunya (contoh, pelletierina).
02 Sifat-Sifat Fisika Alkaloid

1. Umumnya mempunyai 1 atom N


2. alkaloid yang telah diisolasi berupa padatan kristal tidak
larut dengan titik lebur yang tertentu atau mempunyai
kisaran dekomposisi.
3. Alkaloid berbentuk amorf dan beberapa seperti; nikotin
dan koniin berupa cairan.
4. Alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang
kompleks, species aromatik berwarna (contoh berberin
berwarna kuning dan betanin berwarna merah).
5. Alkaloid hanya larut dalam pelarut organik
03
Sifat-sifat
Sifat-sifat Kimia
Kimia Alkaloid
Alkaloid

1. alkaloid bersifat basa


2. Sifat Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa
tersebut sangat mudah mengalami
dekomposisi, terutama oleh panas dan sinar
dengan adanya oksigen.
Struktur dan Klasifikasi Senyawa Alkaloid

Alkaloid secara umum mengandung paling sedikit


satu buah atom nitrogen yang bersifat basa dan
merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Dari segi
1. Struktur senyawa biogenetik, alkaloid diketahui berasal dari sejumlah
kecil asam amino yaitu ornitin dan lisin yang
alkaloid menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin dan tirosin
yang menurunkan alkaloid jenis isokuinolin, dan
triftopan yang menurunkan alkaloid indol.
2. Sistem klasifikasi senyawa alkaloid
menurut Hegnauer, alkaloid dikelompokkan atas:

Alkaloid sesungguhnya Protoalkaloid Pseudoalkaloid

Protoalkaloid merupakan amin


Pseudoalkaloid tidak
Alkaloid sesungguhnya adalah yang relatif sederhana dimana
diturunkan dari prekursor
racun, senyawa tersebut nitrogen dan asam amino
asam amino. Senyawa biasanya
menunjukkan aktivitas fisiologi tidak terdapat dalam cincin
bersifat basa. Ada dua seri
yang luas heterosiklik. Protoalkaloid
alkaloid yang penting dalam
diperoleh berdasarkan
khas ini, yaitu alkaloid
biosintesis dari asam amino
steroidal. Contohnya: konessin
yang bersifat basa. Contohnya
dan purin (kaffein).
adalah meskalin, ephedin dan
 
N,N-dimetiltriptamin.
Berdasarkan atom nitrogennya, alkaloid dibedakan
atas:
A. Alkaloid dengan atom nitrogen heterosiklik
Dimana atom nitrogen terletak pada cincin karbonnya. Yang termasuk
pada golongan ini adalah:
• Alkaloid Piridin-Piperidin
Mempunyai satu cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen.
Struktur inti:

Reduksi

N N
H
Piridin Piperidin 1. Turunan Piperidin

2. Turunan Propil-Piperidin.
Golongan ini dibagi dalam 4 sub golongan:
3. Turunan Asam Nikotinan.

4. Turunan Pirinin dan Pirolidin


B. Alkaloid Tropan Mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya (N-CH3).
Alkaloid ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang
ada pada otak maupun sumsum tulang belakang.
N-CH3

1. Hiosiamin dan Skopolamin.


2. Senyawa ini berfungsi sebagai analgetik narkotik yang
Golongan ini dibagi dalam 3 sub golongan: menstimulasi pusat syaraf, selain itu juga berfungsi
sebagai antiemetik dan midriatik.
3. Atropin, Apotropin, dan Belladonina

C. Alkaloid Quinolin
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom
nitrogen.
Golongan ini dibagi dalam 4 sub golongan:
1. Kinina, Kinidina, Sinkonidin, Sinkonidina.
N
2. Akronisina
3. Camptothecin
4. Viridicatin
Mempunyai 2 cincin karbon mengandung 1 atom
nitrogen.
N Golongan ini dibagi dalam 4 sub golongan:
1. Morfin
D. Alkaloid Isoquinolin 2. Emetina
3. Hidrastina dan Karadina
4. Beberina

E. Alkaloid Indol Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 cincin indol.


Golongan ini dibagi dalam 6 sub golongan:
1. Reserpina
N 2. Vinblastina, Vinleusina, Vinrosidina, Vinkristina
H 3. Striknina dan Brusina
4. Fisostigmina dan Eserina
5. Ergotoksina, Ergonovina, dan Ergometrina
6. Kurare
N
F. Alkaloid Imidazol
Berupa cincin karbon mengandung 2 atom nitrogen.
N
H
G. Alkaloid Lupinan
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom N,

H. Alkaloid Steroid Mengandung 2 cincin karbon dengan 1 atom


nitrogen dan 1 rangka steroid yang mengandung 4
CH3 cincin karbon.
Alkaloid steroid terbagi atas 3 golongan yaitu:
CH3
- Golongan I: Sevadina, Germidina, Germetrina,
Neogermetrina, Gemerina, Neoprotoperabrena,
Veletridina.
- Golongan II: Pseudojervina, Veracrosina,
Isorobijervosina.
- Golongan III: Germina, Germidina, Germitrina,
Protoveratrin, Sevadina, Jervina, Rubijervina,
Isoveratromina,
I. Alkaloid Amina
Golongan ini tidak mengandung N heterosiklik. HO NH2
Banyak yang merupakan tutrunan sederhana dari NH2
feniletilamin dan senyawa-senyawa turunan dari COOH
asam amino fenilalanin atau tirosin.
Golongan ini dibagi dalam 4 sub golongan: Feniletilamin Fenilalanin
1. Efedrina
2. Kolkisina
3. d-Norpseudo Efedrina
4. Meskalina

Mempunyai 2 cincin karbon dengan 4 atom nitrogen.


J. Alkaloid Purin
Susunan inti heterosiklik yang terdiri dari cincin
N pirimidin yang tergabung dengan Imidazole.
N
Golongan ini dibagi dalam 3 sub golongan:
N 1. Kafeina (1,3,7 trimetil Xanthin)
N 2. Theobromina (3,7 dimetil Xanthin)
H 3. Theofilina (1,3 dimetil Xanthin)
Klasifikasi Alkaloida
Alkaloid biasanya diklasifikasikan menurut kesamaan sumber asal
molekulnya (precursors), didasari dengan metabolisme pathway (metabolic
pathway) yang dipakai untuk membentuk molekul itu. Kalau biosintesis dari
sebuah alkaloid tidak diketahui, alkaloid digolongkan menurut nama senyawanya,
termasuk nama senyawa yang tidak mengandung nitrogen (karena struktur
molekulnya terdapat dalam produk akhir. sebagai contoh: alkaloid opium kadang
disebut "phenanthrenes"), atau menurut nama tumbuhan atau binatang dimana
senyawa itu diisolasi. Jika setelah alkaloid itu dikaji, penggolongan sebuah
alkaloid diubah menurut hasil pengkajian itu, biasanya mengambil nama amine
penting-secara-biologi yang mencolok dalam proses sintesisnya.
Klasifikasi  alkaloid dapat dilakukan berdasarka
beberapa cara yaitu :
A. Berdasarkan jenis cicin heterosiklik
Nitrogen yang merupakan baian dari struktur molekul. Berdasarkan hal tersebut,
alkaloid dibedakan atas beberapa jenis seperti :

 Pyridine adalah turunan dari aromatik heterocyclic, senyawa


organik dengan rumus kimia C5H5N digunakan sebagai pelapor ke
Agrokimia dan obat-obatan, dan juga penting sebagai larutan dan
reagen.
 contohnya: piperine, coine, trigonelline, arecoline, arecaridie,
 
guvacine, cystine, lobeline, nikotina, anabasine, sparaine, pelletirin
e.

Golongan Piridina
 Pyrrolidine, juga dikenal sebagai tetrahidroirola, meru

Pyrrolidine, juga dikenal sebagai tetrahidropirola, merupakan senyawa


organik dengan rumus kimia C4H9N. Ia merupakan senyawa amina siklik
dengan 6 cincin beranggora lima yang terdiri dari empat atom karbon
dan satu atom nitrogen.

Contohnya: Hygrine, cuscohygrine, nikotina


Golongan Pyrrolidine

Contohnya : Alkaloid Opium (papaverine, narcotine,


narceine), sanguinarine, hydrastine, berberine, emetine,
berbamine, oxyacanthine.
 
Golongan Isokulina

Golongan Kuinolina
Contohnya: Kuinina, kuinidina, dihidrokuinina,
dihidrokuinidina,strychnine, br ucine, veratrine, cevadine.
Contohnya : atropine, kokaina, ecgonine,
scopolamine, catuabine

Golongan Tropane

• Thypetramines: serotapin, DMT, MEO-
DMT, bufotemine, psiclybin
• Ergolines(alkaloid-alkaloi dari ergot) : 
ergine, ergotamine, lysergicacid
• Beta carboline: harmine, harmaline, tetrhamonhdrine
• Yohimbans: reserepine, yohimbine
• Alkaloid vinca: vinblastine, vinchristine
Golongan Indola • Alkaloid kratom(Mitragyna
speciosa):mitragynie,hydrogsine
• Alkaloid tabernhate iboga:ibogaine,vocagine, corcodaine
o   Alkaloid strchnox mux vomice: strchinye, brucine
2.Berdasarkan jenis
tumbuhan dari mana 3. Berdasarkan asal-usul biogenetic, alkaloid
alkaloida ditemukan. dibedakan atas tiga jenis utama yaitu :
Cara ini digunakan untuk menyatakan
a. Alkaloid alisiklik yang berasal dari asam-asam
jenis alkaloid yang pertama-tama amino ornitin dan lisin.
ditemukan pada suatu jenis tumbuhan. b. Alkaloid aromatik jenis fenilalanin yang berasal
dari fenilalanin, tirosin dan 3,4-
dihidrofenilalanin.
c. Alkaloid aromatik jenis indol yang berasal dari
triptopan.
,
Reaksi Senyawa Alkaloid
Reaksi umum untuk alkaloid
1. Reaksi pengendapan untuk alkaloid
- Reaksi Mayer : HgI2
· Cara : zat + pereaksi Mayer timbul endapan kuning atau larutan kuning
bening → + alakohol endapannya larut. Reaksi dilakukan di objek glass lalu
Kristal dapat dilihat di mikroskop. Jika dilakukan di tabung reaksi lalu
dipindahkan, Kristal dapat rusak. Tidak semua alkaloid mengendap dengan
reaksi mayer. Pengendapan yang terjadi akibat reaksi mayer bergantung
pada rumus bangun alkoloidnya.
- Reaksi Bouchardat
· Cara : sampel zat + pereaksi Bouchardat  → coklat merah, + alkohol
 → endapan larut.

2. Reaksi warna
Dengan asam kuat : H2SO4 pekat dan HNO3 pekat (umumnya menghasilkan
warna kuning atau merah)
-Pereaksi Marquis
Zat + 4 tetes formalin + 1 ml H 2SO4 pekat (melalui dinding tabung, pelan-pelan)  →
warna.
Pereaksi Forhde : larutan 1% NH4 molibdat dalam H2SO4 pekat
  Zat + pereaksi Forhde  → kuning kecoklatan
 Zat + diazo A (4 bagian) + diazo B (1 bagian) + NaOH sampai alkalis  → warna
merah intensif.
 
- Reaksi Nelzer Larutan zat dalam alkohol absolut + 1 tetes CuSO 4 dan CS2 à
warna coklat seperti minyak.
- Reaksi Mandelin : zat + H2SO4 + FeCl3àwarna
- Reaksi Roux: 1 tts NaOH + 1 tts KMnO 4 + 20 tts Na nitroprusid à kocok à
larutan dan endapan, larutan diambil.
3 . Reaksi Kristal:
- Reaksi Kristal dragendorf
Pada objek glass, zat +HCl aduk, lalu teteskan dragendorf di pinggirnya dan
jangan dikocok, diamkan 1 menit  Kristal dragendorf
- Reaksi Fe-complex & Cu-complex:
Pada objek glass, gas ditetesi dengan Fe-compleks dan Cu-complex lalu tutup
dengan cover glass  panaskan sebentar, lalu lihat Kristal yang terbentuk.
Identifikasi Senyawa Alkaloid
1. Alkaloid Derivat Fenil Alanin
Alkaloid Amin, Efedrin HCl
Asal (efedrin)  : Ephedra vulgaris
Organoleptis    : serbuk putih halus, tidak berbau,
rasa pahit 2. Alkaloid Benzil Isokuinolon
Kelarutan        : larut dalam lebih kurang 4 Morfin
bagian air Asal : Papaver somniferum
Reaksi Identifikasi: Sinonim           : Dionin
1. Larutan zat dalam air + PbSO4 + NaOH  violet. Organoleptis   : kristal putih
2.Larutan zat dalam air +NaOH 0,1 N + 3 ml Kelarutan         : larut dalam 12 bagian air
CCl4  dikocok , dibiarkan  pisahkan lapisan organik + Reaksi Identifikasi:
sedikit tembaga à kocok à keruh lalu terbentuk 1. Reaksi KING, SANCHEZ, dan FESEZ (+)
endapan. Zat + H2SO4 + FeCl3  dipanaskan dalam air
3. Reaksi oksidasi oleh KMnO4  bau benzaldehid. mendidih  berwrna biru + HNO 3  berwarna
4. Reaksi iodoform (+) merah/coklat merah tua.
5. Reaksi Nelzer: Larutan zat dalam alkohol absolut 1.  Reaksi iodoform (+)
+ 1 tetes CuSO4 dan CS2  coklat minyak. 2. Reaksi FROHDE: kuning hijau.
6. Zat + sulfanilat + NaOH  merah. 3. Reaksi MANDELIN: kuning hijau.
7. Larutan zat dalam air + HCl, + H 2O2 + NaCl + 4. Reaksi MARQUIS: ungu dalam waktu lama.
6 tetes NaOH  merah violet. 5. Larutan zat dalam HCl + I2 à endapan yang larut
8. Larutan zat dalam air + AgNO3  endapan dalam spiritus. 
(AgCl), dicuci dengan air, + NH 4OH  endapan akan
larut kembali.
Pada waktu yang lampau sebagian besar sumber alkaloid adalah pada
tanaman berbunga, angiosperma (Familia Leguminoceae, Papavraceae,
Ranunculaceae, Rubiaceae, Solanaceae,Berberidaceae) dan juga pada
Sumber Alkaloid tumbuhan monokotil (Familia Solanaceae dan Liliaceae). Pada tahun-tahun
berikutnya penemuan sejumlah besar alkaloid terdapat pada hewan,
serangga, organisme laut, mikroorganisme dan tanaman rendah. Beberapa
contoh yang terdapat pada berbagai sumber adalah isolasi muskopiridin
dari sebangsa rusa; kastoramin dari sejenis musang Kanada ; turunan
Pirrol-Feromon seks serangga ; Saksitoksin – Neurotoksik konstituen
dari Gonyaulax catenella ; pirosiamin dari bacterium Pseudomunas
aeruginosa; khanoklavin-I dari sebangsa cendawan, Claviceps purpurea ; dan
likopodin dari genus lumut Lycopodium.
Biosintesis Senyawa Alkaloid
Reaksi yang khas yang terlibat dalam biosintesis berbagai kelas
alkaloid, termasuk sintesis basa Schiff dan reaksi
MannichDekarboksilasi dan transaminase asam amino menghasilkan
aldehid yang dapat membentuk basa Schiff. Basa schiffini kemudian
bereaksi dengan karbonium melalui kondensasi mannich membentuk
alkaloid.
 
Cara Penentuan Struktur Senyawa Alkaloid

Dua metode yang paling banyak digunakan untuk menyeleksi


tanaman yang  mengandung alkaloid. 

Meliputi ekstraksi sekitar 20 gram bahan tanaman kering yang direfluks dengan 80% etanol.
Setelah dingin dan disaring, residu dicuci dengan 80% etanol dan kumpulan filtrat diuapkan. Residu
yang tertinggal dilarutkan dalam air, disaring, diasamkan dengan asam klorida 1% dan alkaloid
diendapkan baik dengan pereaksi Mayer atau dengan Siklotungstat. Bila hasil tes positif, maka
konfirmasi tes dilakukan dengan cara larutan yang bersifat asam dibasakan, alkaloid diekstrak kembali
1. Prosedur Wall ke dalam larutan asam. Jika larutan asam ini menghasilkan endapan dengan pereaksi tersebut di
atas, ini berarti tanaman mengandung alkaloid.

Dengan penyerap yang cocok merupakan metode yang lazim untuk memisahkan alkaloid
murni dan campuran yang kotor. Seperti halnya pemisahan dengan kolom terhadap bahan
alam selalu dipantau dengan  kromatografi lapis tipis. Untuk mendeteksi alkaloid secara
kromatografi digunakan sejumlah pereaksi. Pereaksi yang sangat umum adalah pereaksi
2. Kromatografi Dragendorff, yang akan memberikan noda berwarna jingga untuk senyawa alkaloid .
Mengidentifikasi dan penentuan struktur pada senyawa bahan alam ini kita dapat juga
 menggunkan berbagai metode, yaitu :

Metode KLT (Kromatografi Lapis Tipis)


01

02 Spektrofotometer UV (Ultra Violet)

Spektrofotometer FT-IR
03 (Fourier Transform Inftra Red)

Spektrofotometer NMR
04 (Nuclear Magnetic Resonance)
Alkaloid dapat diisolasi melalui metode ekstraksi antara
lain :
Prinsip soxhletasi :
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara
serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah
1. Soxhletasi dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari
dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan
Soxhlet merupakan ekstraksi dengan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-
pelarut yang selalu baru, umumnya molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong
dilakukan menggunakan alat khusus menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari
telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun
sehingga terjadi ekstraksi konstan
kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga
dengan adanya pendingin balik terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di
(kondensor). sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau
sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan.
Keuntungan metode ini adalah :
a. Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak
dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung.
b. Digunakan pelarut yang lebih sedikit
c. Pemanasannya dapat diatur

Kerugian metode ini adalah:
a. Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di
sebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi
peruraian oleh panas.
b. Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui
kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah
dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.
c. Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan
pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air,
karena seluruh alat yang berada di bawah kondensor perlu berada pada
temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.
2. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada
temperatur titik didihnya, selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut yang relatif konstan
dengan adanya pendingin balik. Ekstraksi refluks
digunakan untuk mengektraksi bahan-bahan yang
tahan terhadap pemanasan.
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara
sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama
dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan
penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-
molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju
labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada
pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secar
Prinsip refluks: a berkesinambungan sampai penyarian sempurna,
penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4
jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
Keuntungan metode ini adalah :
Digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang
mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan
langsung.

Kerugian metode ini adalah :


Membutuhkan volume total pelarut yang besar dan
sejumlah manipulasi dari operator.
Kegunaan Senyawa Alkaloid

1. Sebagai analgetik dan narkotik, analgetika (menghilangkan rasa sakit)


sedangkan narkotika (menghilangkan rasa sakit sekaligus juga menidurkan dan
membius). Contohnya analgesik pada migrain dari senyawa ergotamine yang
dapat ditemukan pada jamur ergot, analgesicKdan antitusif pada mitraginin
yang dapat ditemukan pada tanaman kratom serta kodein, adalah sejenis
obat golongan opiat yang digunakan untuk mengobati nyeri sedang hingga
berat, batuk (antitusif) dan diare.
2. Alkaloid mempengaruhi peredaran darah dan pernapasan, yang termasuk
dalam golongan ini adalah Varatrum, Rauwolfia (terutama sebagai penurunan
? tekanan darah). Lobelia (Lobelin murni ialah obat asma untuk stimulan pada
pernapasan), golongan simpatomimetika seperti efedrin dan meskalin, basa
purin.
3. Sebagai kemoterapeutika dan anti parasit, alkaloid kina sebagai anti malaria,
alkaloid dari Areca dan Granatum sebagai anti cacing, Ipecacuancha emetin
dan Cephalin sebagai anti amuba.
4. Sebagai stimulan uterus, Secale alakloid dan benzilisokinolin alkaloid dari
Hydrastis dan Berberis.
5. Sebagai anastetika lokal seperti Cocain, yang didapatkan dari tumbuhan
Erythroxylon coca.
Midriatika merupakan obat yang melebarkan pupil mata, seperti pada
alkaloid belladona yang dapat ditemukan pada tanaman Belladona.

Simplisia (bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun). Contohnya adalah Alkaloid Piridin-Piperidin yang dapat
ditemukan pada Conium maculatum dari famili Apiaceae dan Nicotiana tabacum
dari famili Solanaceae.

Digunakan sebagai bumbu dapur yaitu alkaloid turunan Piperidin,


meliputi piperini yang diperoleh dari Piperis nigri Fructus, yang
berasal dari tumbuhan Piperis nigri (fam: Piperaceae).

Digunakan antisasmodik dan sedative yaitu alkaloid turunan Propil-Piperidin,


meliputi koniin yang diperoleh dari Conii Fructus, yang berasal dari tumbuhan
Conium maculatum (Fam: Umbelliferae)

Sebagai anthelmentikum pada hewan yaitu alkaloid turunan Asam Nikotinan,


meliputi arekolin yang diperoleh dari Areca semen; yang berasal dari tumbuhan
Areca catechu (fam: Palmae).
 
Berikut adalah beberapa contoh senyawa alkaloid yang Atelah umum
dikenal dalam bidang farmakologi:

Senyawa Alkaloid (Nama Trivial)


- Nikotin Stimulan pada syaraf otonom
- Morfin Analgesik
- Kodein Analgesik, obat batuk
- Atropin Obat tetes mata
- Skopolamin Sedatif menjelang operasi
- Kokain Analgesik
- Piperin Antifeedant
- Quinin Obat malaria
- Vinkristin Obat kanker
- Ergotamin Analgesik pada migraine
- Reserpin Pengobatan simptomatis disfungsi ereksi
- Mitraginin Analgesik dan antitusif
- Vinblastin Anti neoplastik, obat kanker
- Saponin Anti bakteri
TUMBUHAN PENGHASIL ALKALOID
1. Daun sirih (sudewo,2007)
PIPERIS FOLIUM
- Nama Lain : Daun Sirih
- Nama tanaman asal : Piper Betle Keluarga : Piperaceae --
- Penggunaan : Antisariawan, Antiseptik
2. Lada Hitam ( Evan ,1997)
PIPERIS NIGRI FRUCTUS
4. Kecubung (Tjitrosoepomo, 1994).
Piper Nigrum Piperaceae Karminativa, Iritasi Lokal - Nama simplisia : Daturae Semen
3. Kulit Buah Delima (Depkes RI, 1989, Astawan, 2009) - Nama Tanaman Asal : Datura stramonium
- Nama simplisia : Punicae Cortex - Keluarga : Solanaceae
- Nama Tanaman Asal : Punica granatum L. - Zat berkhasiat : hiosin, co-oksalat, zat lemak,
-Keluarga : Punicaceae
atropin (hyosiamin) dan skopolamin.
- Zat berkhasiat : nicotine - Penggunaan : antispasmodik dan sedative
Penggunaan : taenifuga
5. Kulit kina (Wibisana, 2010).
- Nama simplisia : Cinchonae Cortex
- Nama Tanaman Asal : Cinchona succirubra
- Keluarga : Rubiaceae
- Zat berkhasiat : alkaloida kinina, saponin, flavonoida
dan politenol
- Penggunaan : anti malaria
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai