FITOKIMIA
Kelompok 4 :
1. Ardiana Yanti
2. Ayu afni maulinda
3. Dewi sartika
4. Dharna S.B
5. Megawati
Heriani M.Farm.,Apt
S E J AR AH A LK A L O I D
Alkaloid dihasilkan oleh banyak organisme, mulai
dari bakteria , fungi (jamur), tumbuhan , dan hewan . Ekstraksi secara kasar
biasanya dengan mudah dapat dilakukan melalui teknik ekstraksi asam-basa.
Rasa pahit atau getir yang dirasakan Llidah dapat disebabkan oleh alkaloid.
Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap bersifat basa pertama
kali dipakai oleh Carl Friedrich Wilhem Meissner (1819), seorang apoteker
dari Halle (jerman) untuk menyebut berbagai senyawa yang diperoleh dari ekstraksi
tumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu sudah dikenal,
misalnya, morfina , strikina , serta solania ). Hingga sekarang dikenal sekitar
10.000 senyawa yang tergolong alkaloid dengan struktur sangat beragam, sehingga
hingga sekarang tidak ada batasan yang jelas untuknya.
Pengertian alkaloid
Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali
dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul
senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam
dosis kecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan.
Alkaloid juga adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan
di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloid mengandung paling
sedikit satu atom nitrogen. Misalnya kuinin, morfin dan stiknin adalah alkaloid yang
terkenal dan mempunyai efek sifiologis dan fisikologis.
PERAN ALKALOID DALAM TUMBUHAN
01
01 02 03
Reduksi
N N
H
Piridin Piperidin 1. Turunan Piperidin
2. Turunan Propil-Piperidin.
Golongan ini dibagi dalam 4 sub golongan:
3. Turunan Asam Nikotinan.
C. Alkaloid Quinolin
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom
nitrogen.
Golongan ini dibagi dalam 4 sub golongan:
1. Kinina, Kinidina, Sinkonidin, Sinkonidina.
N
2. Akronisina
3. Camptothecin
4. Viridicatin
Mempunyai 2 cincin karbon mengandung 1 atom
nitrogen.
N Golongan ini dibagi dalam 4 sub golongan:
1. Morfin
D. Alkaloid Isoquinolin 2. Emetina
3. Hidrastina dan Karadina
4. Beberina
Golongan Piridina
Pyrrolidine, juga dikenal sebagai tetrahidroirola, meru
Golongan Kuinolina
Contohnya: Kuinina, kuinidina, dihidrokuinina,
dihidrokuinidina,strychnine, br ucine, veratrine, cevadine.
Contohnya : atropine, kokaina, ecgonine,
scopolamine, catuabine
Golongan Tropane
• Thypetramines: serotapin, DMT, MEO-
DMT, bufotemine, psiclybin
• Ergolines(alkaloid-alkaloi dari ergot) :
ergine, ergotamine, lysergicacid
• Beta carboline: harmine, harmaline, tetrhamonhdrine
• Yohimbans: reserepine, yohimbine
• Alkaloid vinca: vinblastine, vinchristine
Golongan Indola • Alkaloid kratom(Mitragyna
speciosa):mitragynie,hydrogsine
• Alkaloid tabernhate iboga:ibogaine,vocagine, corcodaine
o Alkaloid strchnox mux vomice: strchinye, brucine
2.Berdasarkan jenis
tumbuhan dari mana 3. Berdasarkan asal-usul biogenetic, alkaloid
alkaloida ditemukan. dibedakan atas tiga jenis utama yaitu :
Cara ini digunakan untuk menyatakan
a. Alkaloid alisiklik yang berasal dari asam-asam
jenis alkaloid yang pertama-tama amino ornitin dan lisin.
ditemukan pada suatu jenis tumbuhan. b. Alkaloid aromatik jenis fenilalanin yang berasal
dari fenilalanin, tirosin dan 3,4-
dihidrofenilalanin.
c. Alkaloid aromatik jenis indol yang berasal dari
triptopan.
,
Reaksi Senyawa Alkaloid
Reaksi umum untuk alkaloid
1. Reaksi pengendapan untuk alkaloid
- Reaksi Mayer : HgI2
· Cara : zat + pereaksi Mayer timbul endapan kuning atau larutan kuning
bening → + alakohol endapannya larut. Reaksi dilakukan di objek glass lalu
Kristal dapat dilihat di mikroskop. Jika dilakukan di tabung reaksi lalu
dipindahkan, Kristal dapat rusak. Tidak semua alkaloid mengendap dengan
reaksi mayer. Pengendapan yang terjadi akibat reaksi mayer bergantung
pada rumus bangun alkoloidnya.
- Reaksi Bouchardat
· Cara : sampel zat + pereaksi Bouchardat → coklat merah, + alkohol
→ endapan larut.
2. Reaksi warna
Dengan asam kuat : H2SO4 pekat dan HNO3 pekat (umumnya menghasilkan
warna kuning atau merah)
-Pereaksi Marquis
Zat + 4 tetes formalin + 1 ml H 2SO4 pekat (melalui dinding tabung, pelan-pelan) →
warna.
Pereaksi Forhde : larutan 1% NH4 molibdat dalam H2SO4 pekat
Zat + pereaksi Forhde → kuning kecoklatan
Zat + diazo A (4 bagian) + diazo B (1 bagian) + NaOH sampai alkalis → warna
merah intensif.
- Reaksi Nelzer Larutan zat dalam alkohol absolut + 1 tetes CuSO 4 dan CS2 à
warna coklat seperti minyak.
- Reaksi Mandelin : zat + H2SO4 + FeCl3àwarna
- Reaksi Roux: 1 tts NaOH + 1 tts KMnO 4 + 20 tts Na nitroprusid à kocok à
larutan dan endapan, larutan diambil.
3 . Reaksi Kristal:
- Reaksi Kristal dragendorf
Pada objek glass, zat +HCl aduk, lalu teteskan dragendorf di pinggirnya dan
jangan dikocok, diamkan 1 menit Kristal dragendorf
- Reaksi Fe-complex & Cu-complex:
Pada objek glass, gas ditetesi dengan Fe-compleks dan Cu-complex lalu tutup
dengan cover glass panaskan sebentar, lalu lihat Kristal yang terbentuk.
Identifikasi Senyawa Alkaloid
1. Alkaloid Derivat Fenil Alanin
Alkaloid Amin, Efedrin HCl
Asal (efedrin) : Ephedra vulgaris
Organoleptis : serbuk putih halus, tidak berbau,
rasa pahit 2. Alkaloid Benzil Isokuinolon
Kelarutan : larut dalam lebih kurang 4 Morfin
bagian air Asal : Papaver somniferum
Reaksi Identifikasi: Sinonim : Dionin
1. Larutan zat dalam air + PbSO4 + NaOH violet. Organoleptis : kristal putih
2.Larutan zat dalam air +NaOH 0,1 N + 3 ml Kelarutan : larut dalam 12 bagian air
CCl4 dikocok , dibiarkan pisahkan lapisan organik + Reaksi Identifikasi:
sedikit tembaga à kocok à keruh lalu terbentuk 1. Reaksi KING, SANCHEZ, dan FESEZ (+)
endapan. Zat + H2SO4 + FeCl3 dipanaskan dalam air
3. Reaksi oksidasi oleh KMnO4 bau benzaldehid. mendidih berwrna biru + HNO 3 berwarna
4. Reaksi iodoform (+) merah/coklat merah tua.
5. Reaksi Nelzer: Larutan zat dalam alkohol absolut 1. Reaksi iodoform (+)
+ 1 tetes CuSO4 dan CS2 coklat minyak. 2. Reaksi FROHDE: kuning hijau.
6. Zat + sulfanilat + NaOH merah. 3. Reaksi MANDELIN: kuning hijau.
7. Larutan zat dalam air + HCl, + H 2O2 + NaCl + 4. Reaksi MARQUIS: ungu dalam waktu lama.
6 tetes NaOH merah violet. 5. Larutan zat dalam HCl + I2 à endapan yang larut
8. Larutan zat dalam air + AgNO3 endapan dalam spiritus.
(AgCl), dicuci dengan air, + NH 4OH endapan akan
larut kembali.
Pada waktu yang lampau sebagian besar sumber alkaloid adalah pada
tanaman berbunga, angiosperma (Familia Leguminoceae, Papavraceae,
Ranunculaceae, Rubiaceae, Solanaceae,Berberidaceae) dan juga pada
Sumber Alkaloid tumbuhan monokotil (Familia Solanaceae dan Liliaceae). Pada tahun-tahun
berikutnya penemuan sejumlah besar alkaloid terdapat pada hewan,
serangga, organisme laut, mikroorganisme dan tanaman rendah. Beberapa
contoh yang terdapat pada berbagai sumber adalah isolasi muskopiridin
dari sebangsa rusa; kastoramin dari sejenis musang Kanada ; turunan
Pirrol-Feromon seks serangga ; Saksitoksin – Neurotoksik konstituen
dari Gonyaulax catenella ; pirosiamin dari bacterium Pseudomunas
aeruginosa; khanoklavin-I dari sebangsa cendawan, Claviceps purpurea ; dan
likopodin dari genus lumut Lycopodium.
Biosintesis Senyawa Alkaloid
Reaksi yang khas yang terlibat dalam biosintesis berbagai kelas
alkaloid, termasuk sintesis basa Schiff dan reaksi
MannichDekarboksilasi dan transaminase asam amino menghasilkan
aldehid yang dapat membentuk basa Schiff. Basa schiffini kemudian
bereaksi dengan karbonium melalui kondensasi mannich membentuk
alkaloid.
Cara Penentuan Struktur Senyawa Alkaloid
Meliputi ekstraksi sekitar 20 gram bahan tanaman kering yang direfluks dengan 80% etanol.
Setelah dingin dan disaring, residu dicuci dengan 80% etanol dan kumpulan filtrat diuapkan. Residu
yang tertinggal dilarutkan dalam air, disaring, diasamkan dengan asam klorida 1% dan alkaloid
diendapkan baik dengan pereaksi Mayer atau dengan Siklotungstat. Bila hasil tes positif, maka
konfirmasi tes dilakukan dengan cara larutan yang bersifat asam dibasakan, alkaloid diekstrak kembali
1. Prosedur Wall ke dalam larutan asam. Jika larutan asam ini menghasilkan endapan dengan pereaksi tersebut di
atas, ini berarti tanaman mengandung alkaloid.
Dengan penyerap yang cocok merupakan metode yang lazim untuk memisahkan alkaloid
murni dan campuran yang kotor. Seperti halnya pemisahan dengan kolom terhadap bahan
alam selalu dipantau dengan kromatografi lapis tipis. Untuk mendeteksi alkaloid secara
kromatografi digunakan sejumlah pereaksi. Pereaksi yang sangat umum adalah pereaksi
2. Kromatografi Dragendorff, yang akan memberikan noda berwarna jingga untuk senyawa alkaloid .
Mengidentifikasi dan penentuan struktur pada senyawa bahan alam ini kita dapat juga
menggunkan berbagai metode, yaitu :
Spektrofotometer FT-IR
03 (Fourier Transform Inftra Red)
Spektrofotometer NMR
04 (Nuclear Magnetic Resonance)
Alkaloid dapat diisolasi melalui metode ekstraksi antara
lain :
Prinsip soxhletasi :
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara
serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah
1. Soxhletasi dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari
dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan
Soxhlet merupakan ekstraksi dengan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-
pelarut yang selalu baru, umumnya molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong
dilakukan menggunakan alat khusus menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari
telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun
sehingga terjadi ekstraksi konstan
kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga
dengan adanya pendingin balik terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di
(kondensor). sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau
sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan.
Keuntungan metode ini adalah :
a. Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak
dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung.
b. Digunakan pelarut yang lebih sedikit
c. Pemanasannya dapat diatur
Kerugian metode ini adalah:
a. Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di
sebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi
peruraian oleh panas.
b. Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui
kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah
dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.
c. Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan
pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air,
karena seluruh alat yang berada di bawah kondensor perlu berada pada
temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.
2. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada
temperatur titik didihnya, selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut yang relatif konstan
dengan adanya pendingin balik. Ekstraksi refluks
digunakan untuk mengektraksi bahan-bahan yang
tahan terhadap pemanasan.
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara
sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama
dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan
penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-
molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju
labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada
pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secar
Prinsip refluks: a berkesinambungan sampai penyarian sempurna,
penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4
jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
Keuntungan metode ini adalah :
Digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang
mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan
langsung.
Simplisia (bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun). Contohnya adalah Alkaloid Piridin-Piperidin yang dapat
ditemukan pada Conium maculatum dari famili Apiaceae dan Nicotiana tabacum
dari famili Solanaceae.