DISUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia
disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat
pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk
diselenggarakan secara formal atau pun tidak formal dan memperoleh sertifikat
yang dikeluarkan oleh sekelompok/ badan yang bertanggung jawab pada keilmuan
kode etik oleh sebagian besar profesi terutama profesi kesehatan. Dan karena
adanya perubahan globalisasi yang sering bisa membuat profesi menjadi tidak
globalisasi maka akan tidak menjadi tidak percaya diri untuk menjalankan
profesinya tersebut.
Pengetahuan mengenai etika profesi ini penting bagi Anda yang bekerja di
bidang kefarmasian karena akan berperan dalam membantu Anda untuk melayani
masyarakat.
Pengertian Kode etik profesi adalah suatu sistem norma, nilai serta aturan
professsional tertulis yang dengan secara tegas menyatakan apa yang benar serta
baik, dan juga apa yang tidak benar serta tidak baik bagi professional. Kode etik
tersebut menyatakan perbuatan apa yang benar / salah, perbuatan apa yang harus
sebaik-baiknya kepada pemakai atau juga customernya. Dengan adanya kode etik
disatukan dengan latar belakang pendidikan yang sama, memiliki keahlian yang
dalam bidang kesehatan. Ciri khusus pertama profesi apoteker mempunyai sistim
nilai yang mengikat tingkah apoteker baik sesama kolega, sejawat maupun
terhadap anggota masyarakat. Ciri khusus yang kedua bersifat otonom memiliki
identitas tertentu, memiliki kelompok seprofesi (komunitas) yang disebut sistem
otonom.
No.36 tahun 2014) Pasal 66 ayat 1 bahwa Setiap tenaga kesehatan dalam
nilai dan sistem otonom sebagai profesi apoteker di Indonesia diwadahi dalam
PEMBAHASAN
dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Obat, pelayanan Obat atas Resep dokter, pelayanan informasi Obat serta
pengembangan Obat, bahan Obat dan Obat tradisional harus dilakukan oleh
yang didasari oleh suatu standar kompetensi, dan etika Etika profesional farmasi
masyarakat.
B. Kode Etik Tenaga Teknis Kefarmasian
dipercaya.
teman sejawat atau teman sejawat profesi lain untuk mendapatkan hasil
masyarakat.
dimiliki.
4) Seorang ahli Farmasi Indonesia harus selalu melibatkan diri dalam usaha
penting, bunyinya:
teman sejawat.
D. Kasus
kelurahan Suding ini menuturkan, dia membeli obat kadaluarsa tersebut disalah
satu apotek di Daya. Dia mencari obat diare, saat itu kata Mrs. M dirinya hendak
membeli obat Lacto-B, suplemen makanaq namun oleh penjaga Apotek jenis obat
yang memiliki komposisi dan kegunaan yang sama dengan Lacto-B. Mrs. M pun
mengikuti apa yang diberikan oleh petugas apotek tersebut setelah obat itu dia beli
dan dikonsumsikan langsung ke anaknya dengan cara dicampurkannya ke dalam
susu anaknya, si anak tadi pun mengalami muntah hingga lima kali setelah
mengkonsumsi obat tersebut, Mrs. M mengaku sangat panic, dia pun kemudian
nomor registrasi POM SI.044 216 731 tersebut memiliki masa kadaluwarsa 19
diberikan obat yang sudah kadaluarsa oleh pihak apotek, dapat dikategorikan ke
dalam kasus pelanggaran kode etik apoteker. Kode etik apoteker Indonesia itu
sendiri merupakan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak dan nilai-nilai
pelaksanaan dimana salah satu pedomannya yaitu seorang Apoteker harus yakin
bahwa obat yang diserahkan kepada pasien adalah obat yang terjamin
mutu, keamanan, khasiat, dan cara pakai obat yang tepat. Berdasarkan pasal di
atas, apoteker sebagai mitra pasien dalam menjalani pengobatan seharusnya lebih
o b a t k e p a s i e n . N a m u n , a p o t e k e r t i d a k menjelaskan tanggal
kadaluwarsa.
PENUTUP
A. Kesimpulan
keadaan sediaan farmasi baik dari fisik maupun pada tanggal kadaluwarsa, dan
penyimpanan obat di apotek yang sesuai. Terkait pasien yang telah terjadi
keracunan pada saat mengkonsumsi obat, pasien langung di rujuk ke dokter untuk
di tindak lanjuti, dan untuk pihak apotek mendapatkan teguran akan hal tersebut
agar bisa menjadi pembelajaran untuk kesalahan yang seharusnya bisa ditangani.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1990, The Role Of The Pharmacist In Health Care System, Jakarta:
Yogyakarta: Liberty
Depkes RI, 2009, Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan
Indonesia: Jakarta.
Jakarta.
Tenaga Kesehatan.