Anda di halaman 1dari 184

Curriculum vitae

• Nama : Heriani. S.Si., M.Farm., Apt


• Umur : 30 Tahun
• Alamat : Kpg. 1 p. Pabri
• Anak : 1 ( perempuan)
• Suku : Bugis
• Hp : 085255596655
BENTUK-BENTUK SEDIAAN OBAT
Apa itu obat?

Obat adalah suatu bahan atau paduan


bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan
a.Diagnosis
b. Mencegah
c. Mengurangkan
d. Menghilangkan
e. Menyembuhkan
Penggolongan obat berdasarkan :

1.Jenisnya
2. Mekanisme kerja obat
3. Tempat atau lokasi pemakaian
4. Cara pemakaian
5. Efek yang ditimbulkan
6. Daya kerja atau terapi
7. Asal obat dan cara
….pembuatannya
Obat berdasarkan jenisnya
1. Obat bebas

Adalah obat yg boleh digunakan tanpa resep


dokter merupakan tanda obat paling ‘aman’.
obat ini digunakan untuk mengobati gejala
penyakit yg ringan
Contoh : vitamin/multivitamin, obat batuk
2. Obat bebas terbatas

adalah obat-obatan yg dalam jumlah


tertentu dapat dibeli tanpa resep dokter

Contoh : obat anti mabuk (antimo), obat flu


(procold), obat kutu air (daktarin)

Obat bebas terbatas terkandung zat/bahan yg


relatif toksik, maka pada kemasannya perlu
dicantumkan tanda peringatan (P1-P6)
3. Obat Keras

Adalah obat berkhasiat keras, untuk


memperolehnya harus dengan resep dokter.
Bila digunakan sembarangan dapat
berbahaya, bahkan meracuni tubuh,
memperparah penyakit atau menyebabkan
kematian
Obat-obatan yg termasuk obat keras :

• Semua antibiotika
• Semua obat hormon
• Semua obat suntik
• Semua obat sulfa
• Antihistamin
• Papaverin,noscapine, narceine serta
garamgaramnya
• Adrenalin serta garam-garamnya
• Digitalis serta glikosida-glikosidanya
• Zat-zat radioaktif
• Hydantoin serta derivate-derivatenya
Golongan psikotropika berdasarkan
penggunaannya :
1. Psikotropika golongan I
hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan ex ;ectasy
2. Psikotropika Golongan II
boleh diresepkan tetapi menyebabkan ketergantungan yg besar,
tidak disarankan digunakan dalam jangka panjang, ex:
amfetamin dan secobarbital
3. Psikotropika golongan III
boleh diresepkan, penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan
ketergantungan contoh : amobarbital, pentobarbital, glutetimide
4. Psikotropika golongan IV
obat yg lazim diresepkan, boleh digunakan dalam jangka pendek contoh:
diazepam, meprobatame, dan allobarbital
Ada 3 tipe psikotropika
berdasarkan efeknya :

• Halusinogen (memberikan efek halusinasi)

• Perangsang susunan saraf pusat

• Penekan susunan saraf pusat


Golongan psikotropika berdasarkan penggunaannya :

• Psikotropika golongan I
hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan
• Psikotropika Golongan II
boleh diresepkan tetapi menyebabkan ketergantungan yg
besar, tidak disarankan digunakan dalam jangka panjang
• Psikotropika golongan III
boleh diresepkan, penggunaan jangka panjang dapat
menyebabkan ketergantungan
• Psikotropika golongan IV
obat yg lazim diresepkan, boleh digunakan dalam jangka
pendek
menurut UU no.22 tahun 1997 tentang
5. Narkotika narkotika adalah zat atau obat yg berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yg dapat menimbulkan
pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yg
menggunakan dengan memasukkannya ke
dalam tubuh manusia.

Pengaruh tersebut dapat berupa pembiusan,


hilang rasa sakit, rangsangan semangat,
halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan
yg menyebabkan efek ketergantungan bagi
pemakainya.
Golongan narkotika berdasarkan penggunaannya :

1.Narkotika golongan I

• hanya digunakan untuk pengembangan ilmu


pengetahuan, potensi ketergantungan sangat besar
• contoh : kokain, ganja, heroin
2. Narkotika golongan II
• boleh digunakan dalam terapi kesehatan, tetapi
berpotensi tinggi mengakibatkan ketergantunga
• contoh : hydrocodone, hydromorphine, morfin,
fentanil, dan alphaprodine
Obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian

1. Obat dalam
• obat yg dikonsumsi
secara peroral/masuk
ke dalam tubuh, misal
tablet parasetamol,
sirup obat batuk
2. Obat luar
• obat yg dipakai secara
topikal / tubuh bagian
luar, misal : salep
fungiderm, betadine
cair
3. Narkotika golongan III
• banyak digunakan dalam terapi, potensi
ketergantungan cukup rendah
• contoh : kodein, acetyldihydrocodein,
ethylmorphine, norcodeine
• Narkotika yg beredar resmi hanya digunakan
untuk kepentingan pengobatan atau ilmu
pengetahuan. Di luar itu, narkotika merupakan
“peredaran gelap” untuk disalahgunakan orang-
orang yg tidak bertanggung jawab
Oral
Obat yg dikonsumsi melalui mulut kemudian
dimaksudkan ke dalam saluran cerna,
contoh : tablet, serbuk, sirup
Tablet
Menurut Formularium Nasional Edisi II

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa cetakdalam
bentuk umumnya tabung pipih yang kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung obat dengan atau tanpa zat pengisi.

Menurut Buku Pelajaran Teknologi Farmasi

Tablet adalah sediaan obat padat takaran tunggal. Sediaan ini dicetak dari serbuk
kering, kristal atau granulat,umumnya dengan penambahan bahan pembantu,pada
mesin yang sesuai dengan menggunakan tekanan tinggi. Tablet dapat memiliki
bentuk silinder,kubus, batang dan cakram serta bentuk seperti telur atau peluru.

Menurut British Pharmacopeae ( BP 2002)

Tablet adalah Sediaan padat yang mengandung satu dosis dari beberapa bahan
aktif dan biasanya dibuat dengan mengempa sejumlah partikel yang seragam.
1. Tablet KEMPA DAN CETAK
MACAM-MACAM TABLET
CAPLET : TABLET BERBENTUK KAPSUL TAK
BERSALUT
BOLUS : TABLET YANG BERUKURAN
BESAR
CAPSITAB : tablet berbentuk bersalut gula/film
FINES : bahan sediaan obat berbentuk serbuk
halus

TRITURAT : tablet kecil silidris


Berdasarkan cara pemakaian
Tablet kunyah yang umumnya
tidak pahit, biasanya dibuat
untuk anak-anak,
Mis: obat rongga mulut,
antibiotik, antasid,
multivitamin.

Tablet kunyah
Tablet yang dibuat sedemikian
rupa, agar menghasilkan tablet
yang akan larut dalam mulut
secara berlahan.

Tablet Hisap
Tablet yang di buat agar
menghasilkan reaksi kimia
asam basa. Terdapat di
kemasan etiket * tidak untuk
ditelan

Tablet larut
KAPLET
KAPSULA (Kotak kecil)  kapsul
Perbedaan Kapsul Keras & Lunak
KAPSUL LUNAK
KAPSUL KERAS
UKURAN KAPSUL

Ukuran Kapsul : 000 00 0 1 2 3 4 5


Untuk Hewan : 10 11 12
CAIR ( SOLUTIO)
DEFENISI
• Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau
lebih zat kimia yang terlarut.
 Mis : terdispersi secara molecular dalam pelarut yang sesuai
atau campuran pelarut yang saling bercampur.
Jenis larutan

 Larutan encer : larutan yang mengandung sejumlah kecil zat A yang


terlarut.

 Larutan jenuh : larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A yang


dapat larut dalam air pada tekanan dan temperatur tertentu.

 Larutan lewat jenuh : larutan yang mengandung jumlah zat A yang


terlarut melebihi batas kelarutannya di dalam air pada temperatur
tertentu.
Sediaan Larutan
SIRUP

POTIONES
GUTTAE

LAR.ORAL

POTIO ELIXIR
EFFERVESCENT

SATURATIO NETRALISASI
1. Potiones (Obat Minum)
 Sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral,
mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan
pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut dalam air
atau berbentuk emulsi atau suspensi.
2. Elixir
 Sediaan yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan (pemanis,
pengawet, pewangi) sehingga memiliki bau dan rasa yang sedap dan
sebagai pelarut digunakan campuran air-etanol.

 Etanol berfungsi untuk mempertinggi kelarutan obat. Elixir dapat pula


ditambahkan glycerol, sorbitol, atau propilenglikol.
3. Sirup
– Sirup simplex, mengandung 65 % gula dalam larutan nipagin 0,25
%b/v
– Sirup obat, mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau
tanpa zat tambahan, digunakan untuk pengobatan.
– Sirup pewangi, tidak mengandung obat tetapi mengandung zat
pewangi atau penyedap lain. Penambahan sirup ini bertujuan
untuk menutup rasa atau bau obat yang tidak enak.
Sirup
Susu Kopi
5. Saturatio
 Obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam dan basa tetapi gas yang
terjadi ditahan dalam wadah sehingga larutan jenuh dengan gas.

 Pembuatan:
– Komponen basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air yang tersedia. Mis NaHCO3 digerus
tuang kemudian masuk botol.
– Komponen asam dilarutkan dalam 1/3 bagian air yang tersedia.
– 2/3 bagian asam masuk basa, gas dibuang seluruhnya. Sisa asam dituang hati-hati
lewat tepi botol, segera tutup dengan sampagne knop sehingga gas yang terjadi
tertahan.
6.Potio Effervescent
Saturatio yang CO2 nya lewat jenuh.

Pembuatan :
 Langkah 1 dan 2 sama dengan pada saturatio
 Langkah 3 : seluruh bagian asam dimasukkan ke dalam basa dengan hati-hati, segera tutup
dengan sampagne knop.Gas CO2 umumnya digunakan untuk pengobatan, menjaga stabilitas
obat, dan kadang-kadang dimasudkan untuk menyegarkan rasa minuman.

 Hal yang harus diperhatikan untuk sediaan saturatio dan potio effervescent adalah :
 Diberikan dalam botol yang kuat, berisi kira-kira 9/10 bagian dan tertutup kedap dengan
gabus atau karet yang rapat. Kemudian diikat dengan sampagne knop.
 Tidak boleh mengandung bahan obat yang sukar larut, karena tidak boleh dikocok.
Pengocokan menyebabkan botol pecah karena botol berisi gas dalam jumlah besar.
7. Guttae (drop)

 Obat tetes : sediaan cair berupa larutan, emulsi atau


suspensi, apabila tidak dinyatakan lain dimaksudkan untuk
obat dalam.

 Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes


yang menghasilkan tetesan yang setara dengan tetesan
yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan dalam
Farmakope Indonesia.

 Pediatric drop : obat tetes yang diguanakan untuk anak-


anak atau bayi.
GARGARISMA

GUTTAE OPTH LITUS ORIS

LAR.
TOPIKAL
GUTTAE
COLLYRIUM
NASALES

EPITHEMA
INHALATIONES
OBAT KOMPRES
1. Collyrium
 Sediaan berupa larutan steril, jernih,
bebas BAHAN asing, isotonis digunakan
untuk membersihkan mata, dapat
ditambahkan zat dapar dan zat
pengawet.

 Catatan :
 Pada etiket harus tertera : Masa
penggunaan setelah tutup dibuka dan
”obat cuci mata”.

 Collyrium yang tidak mengandung zat


pengawet hanya boleh digunakan lama
2 jam setelah botol dibuka tutupnya.
Yang mengandung pengawet dapat
digunakan paling lama 7 hari setelah
botol dibuka tutupnya.
2. Guttae ophthalmicae
 Obat tetes mata : larutan steril bebas partikel asing merupakan sediaan
yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan
pada mata.

 Tetes mata juga tersedia dalam bentuk suspensi, partikel halus dalam
bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan
pada kornea.
3. Gargarisma (Gargle)
 Gargarisma atau obat kumur
mulut adalah sediaan berupa
larutan umumnya dalam
keadaan pekat yang harus
diencerkan dahulu sebelum
digunakan.

 Dimaksudkan untuk
digunakan sebagai
pencegahan atau pengobatan
infeksi tenggorokan.

 Penandaan : Petunjuk
pengencern sebelum
digunakan dan ”hanya untuk
kumur, tidak ditelan”
4. Litus Oris
 Oles bibir adalah sediaan cair agak kental dan pemakaiannya
secara disapukan dalam mulut.

 Cth: Lar 10 % borax dalam gliserin


5. Guttae Nasales
 Tetes hidung adalah obat yang digunakan untuk hidung
dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung,

 Dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan


pengawet.

 Minyak lemak atau minyak mineral tidak boleh


digunakan sebagai cairan pembawa.
6. Inhalationes
 Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot hidung atau mulut atau disemprotkan
dalam bentuk kabut ke dalam saluran pernafasan.

 Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat halus sehingga dapat mencapai
bronkhioli.

 Inhalasi merupakan larutan dalam air atau gas.

 Penandaan : Pada etiket ditulis ”Kocok dahulu”


7. Epithema/Obat Kompres
 Cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin
pada tempat yang sakit dan panas karena radang atau
berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose,
digunakan untuk mengeringkan luka bernanah.

 Cth : Sol Rivanol, campuran Borwater-revanol


SUPPOSITORIA
Defenisi
• Supositoria adalah sediaan padat dalam
berbagai bobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rektum, vagina atau
uretra; umunmnya meleleh, melunak,
atau melarut pada suhu
tubuh.Supositoria dapat bertindak
sebagai :Pelindung jaringan
setempatPembawa zat terapeutik yang
bersifat lokal atau sistemik.
MACAM-MACAM SUPOSITORIA
• Berdasarkan tempat penggunaan :
a. Supositoria rektal
- berbentuk peluru
- digunakan melalui rektum atau anus
- bobot : 2-3 gram, yaitu dewasa 3 g, anak 2 g (menurut FI
III).
-Kurang lebih 2 gram (menurut FI IV).
- bentuk torpedo, keunggulannya : jika bagian yang besar
telah masuk melalui jaringan otot penutup anus, supositoria
akan tertarik masuk dengan sendirinya.
Bentuk kemasan
Suppositoria vagina
Cara pemakaian
• Keuntungan dan Kerugian

• a. Keuntungan
• a) Bisa mengobati secara bertahap
• b) Kalau missal obat einimbulkan kejang, atau panas reaksinya
lebih cepat, dapat memberikan efek local dan sistemik.
• c) Contoh memberikan efek local dulcolax untuk meningkatkan
defeksasi.
• b. Kerugian
• a) Sakit tidak nyaman daya fiksasi lebih lama dari pada IV.
• b) Kalau pemasangan obat tidak benar, obat akan keluar lagi.
• c) Tidak boleh diberikan pada pasien yang mengalami
pembedahan rekrtal.
SPREY (AEROSOL)
DEFENISI

 Aerosol adalah bentuk sediaan yang


mengandung satu atau lebih zat
aktif dalam wadah kemas tekan,
berisi propelan yang dapat
memancarkan isinya berupa kabut
hingga habis, dapat digunakan
untuk obat dalam atau obat luar
dengan menggunakan propelan
yang cocok.
 Propelan adalah bagian bahan dari
aerosol yang berfungsi mendorong
sediaan keluar dari wadah lewat
saluran, katup sampai habis. Selain
itu juga dapat berfungsi sebagai
solvent atau cosolvent.
Aerosol (MDI)
• 3 tipe bentuk sediaan untuk saluran
pernafasan, yaitu : metered-dose
Inhaler (MDIs), dry-powder Inhaler dan
nebulizers.
• MDIs adalah sistem yang paling umum
digunakan selama lebih dari 50 tahun.
• Volume produk biasanya 25-100 µm,
yang dikemas dalam wadah kaleng kecil
(canister).
dry-powder Inhaler
nebulizers
EKSTRAK
Pengertian ekstrak

• Ekstrak adalah sediaan pekat diperoleh dengan cara ekstraksi


senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani
dengan pelarut yang sesuai (Anonim, 1995)
• Salah satu kriteria ekstrak yang baik yakni terdapat senyawa
aktif, baik secara kuantitas dan kualitas sehingga memiliki
aktivitas biologis tinggi.
Ektrak dan ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan


kimia yang dapat larut sehinggga terpisah dari
bahan yang tidak dapat larut dengan
menggunakan pelarut cair. Senyawa aktif yang Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair
terdapat dalam berbagai simplisia dapat dibuat dengan menyari simplisia nabati atau
digolongkan kedalam golongan minyak atsiri, hewani menurut cara yang cocok. diluar pengaruh
alkaloida, falvonoida dan lain-lain. Dengan matahari langsung (Ditjen POM, 1979).
diketahuinya senyawa aktif yang dikandung
simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut
dan cara ekstraksi yang tepat (Ditjen POM, 2000).
Tujuan ekstraksi

• Untuk menarik semua zat aktif dan komponen kimia


yang terdapat didalam simplisia
BAHAN BAKU
SIMPLISIA BASAH

PROSES PASCA
PANEN

SIMPLISIA KERING
KONTROL CPOTB
MUTU

EKSTRAKSI

EKSTRAK
Penguapan ekstrak

• Tujuan penguapan.
penguapan ekstrak dimaksudkan untuk mendapatkan
konsistensi ekstrakyang lebih pekat. Tujuannya yaitu untuk
menghilangkan cairan penyari yang digunakan, agar pada
ekstraksi corong pisah hanya didapat dua lapisan.
Macam-macam ekstrak

• Ekstrak cair : tingtur, maserat


minyak
( extracta fluida atau liquida)
• Semi solid : ekstrak kental
(extracta spissa)
• Kering : ekstrak kering ( extracta
sicca)
Tahap-tahap ekstraksi

Tanaman segar

Pencucian,
perajangan,penge
ringan
Penyerbukan/simplisia
kering

Penambahan pelarut Air, etanol, eter

Sparasi dan permurnian

Evaporasi (pemekatan)
Jenis jenis penguapan

• Penguapan dengan rotavapor (pemanasan)


• Penguapan biasa dengan suhu ruangan
Macam-macam ekstraksi
• 1. secara dingin
a. maserasi (perendaman)
b. soxhletasi
c. perkolasi
2. ekstraksi secara panas
a. metode refluks
b. destilasi uap
maserasi
soxhletasi
PERKOLASI

• PENYARIAN BERKESINAMBUNG-AN
SAMPAI SEMPURNA
• BAHAN DIKUMPULKAN DALAM WAHA
YANG SESUAI
• BILA KRAN DIBUKA AKAN MENETES,
TETESANNYA DPT DIATUR
KECEPATANNYA
• KEUNTUNGAN TIDAK MEMERLUKAN
LANGKAH TAMBAHAN UNTUK
MENYARING BAHAN
• DIBANDING DG REFLUKS TIDAK
MEMERLUKAN PEMANASAN
• EKSTRAKSI LAMA
destilasi uap
Salep
PENGERTIAN

 Salep adalah sediaan berlemak dengan konsistensi


sedemikian rupa agar mudah digunakan pada kulit atau
 Salep adalah sediaan semipadat dimaksudkan untuk
digunakan pada jaringan kulit dengan atau tanpa bahan
berminyak.
 Beberapa sediaan farmasi yang merupakan
sediaan setengah padat atau tergolong dalam
salep adalah :
 Pasta
 Krim
 Gel
 Cerata
 Oculenta
 kataplasma
Macam-macam basis salep

• Basis hidrokarbon (bersifat lemak)Memberikan


efek emolien, dapat melekat dikulit dalam waktu
yang lama-sukar dicuciDapat mengurangi
penguapan kelembapan pada kulitmudah
menyebar saat digunakan di kulit, lunak
• Basis yang dapat dicuci dengan air
Adalah emulsi minyak dalam air (krim),
vanishing krimDapat digunakan pada luka
yang basah, dengan sistem emulsi minyak
dalam air mempunyai kemampuan menyerap
cairan yang dikeluarkan oleh lukaJika
digunakan dapat membentuk lapisan tipis
semipermeabel (setelah air menguap pada
tempat yang digunakan), tapi kalau emulsi air
dalam minyak dari sediaan semipadat akan
membentuk lapisan hidrofobik pada kulit.
• Basis yang larut dalam air (tidak mengandung
lemak)/ greaseless
Basis ini sangat mudah melunak dengan
penambahan air, sehingga larutan ini tidak
efektif jika dicampur dengan larutan berair.
(lebih baik jika dicampur dengan bahan yg
tidak berair atau bahan padat)Basis terdiri dari
kombinasi polietilenglikol (PEG)dengan BM
tinggi (padat)dan PEG dengan BM rendah
(cair)Sifat dapat larut dalam air karena ada
gugus polar dan ikatan eter
Obat bentuk sediaan setengah padat :

• Digunakan sebagai obat luar


• Untuk terapi / kosmetika / pelindung kulit
PASTA
DEFENISI

• Pasta adalah salep yang


mengandung lebih dari
50% zat padat serbuk.
Karena merupakan
salep yang tebal, keras
dan tidak meleleh pada
suhu badan maka
digunakan sebagai
salep penutup atau
pelindung. (buku
farmasetika, prof. Drs.
Moh. Anief, Apt.)
Karakteristik Pasta
• Daya adsorbs pasta lebih besar
• Sering digunakan untuk mengadsorbsi
sekresi cairan serosal pada tempat
pemakaian.
Sehingga cocok untuk luka akut.
• Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang
berbulu.
• Mengandung satu atau lebih bahan obat
yang ditujukan untuk pemakaian topikal.
• Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.
• Tidak memberikan rasa berminyak seperti
unguentum.
• Memiliki persentase bahan padat lebih
besar dari pada salep yaitu
mengandung bahan serbuk (padat) antara
40 %- 50 %
CONTOH
• Kelebihan Pasta
1. Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih
baik dari unguentum untuk luka
akut dengan tendensi mengeluarkan caira
2. Bahan obat dalam pasta lebih melekat
pada kulit sehingga meningkatkan daya
kerja
local
3. Konsentrasi lebih kental dari salep
4. Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan
kurang berlemak dibandingkan dengan
sediaan salep.
• Kekurangan Pasta
1. Karena sifat pasta yang kaku
dan tidak dapat ditembus, pasta
pada umumnya tidak sesuai
untuk pemakaian pada bagian
tubuh yang berbulu.
2. Dapat mengeringkan kulit dan
merusak lapisan kulit epidermis
3. Dapat menyebabkan iritasi
kulit
• Pasta berlemak
• Pasta berlemak merupakan suatu
salep yang mengandung lebih dari 50%
zat padat (serbuk). Sebagai
baha n dasar salep digunakan
vaselin dan paraffin cair. Bahan tidak
berlemak seperti Glycerinum,
Mucylago atau sabun biasa digunakan
untuk antiseptik atau pelindung kulit.
• Komposisi salep ini memungkinkan
penyerapan dan pelepasan cairan
berair yang tidak normal di kulit.
Karena jumlah lemak lebih sedikit
dibanding jumlah serbuk padatnya,
maka untuk menghomogenkan lemak-
lemak tersebut harus dilelehkan
terlebih dahulu.
• Pasta kering
• Mengandung ± 60% zat padat (serbuk).
• Pasta pendingin
Merupakan campuran serbuk minyak
lemak dan cairan berair dikenal
dengan salep 3 dara.
• Pasta Detifriciae (Pasta Gigi)
Merupakan campuran kental terdiri dari
serbuk dan Glycerinum yang digunakan
untuk pembersih gigi. Pasta gigi yang
digunakan sekarang ini adalah pasta gigi
triaminsolon yang merupakn preparat
antiinflamasi yang dipakai secara topikal
pada mukosa di selaput gigi.
KRIM (CREAM)
• Krim : sediaan semipadat dengan sistem emulsi yang
tidak jernih, tidak tembus cahaya, konsistensinya
tergantung pada tipe emulsinya
• Menurut Farmakope Indonesia III definisi Cream adalah
sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air
tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk
pemakaian luar. Dan menurut Farmakope Indonesia
IV,Cream adalah bentuk sediaan setengah padat
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau
terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Sedangkan
menurut Formularium Nasional Creamadalah sediaan
setengah padat, berupa emulsi kental mengandung air
tidak kurang dari 60 % dan dimaksudkan untuk
pemakaian luar.
• Adapun kelebihan menggunakan sediaan cream adalah :
1. Mudah menyebar rata
2. Praktis
3. Lebih mudah dibersihkan atau dicuci dengan air terutama tipe
m/a (minyak dalam air)
4. Cara kerja langsung pada jaringan setempat
5. Tidak lengket, terutama pada tipe m/a ( minyak dalam air )
6. Bahan untuk pemakaian topical jumlah yang diabsorpsi tidak
cukup beracun, sehinggapengaruh aborpsi biasanya tidak
diketahui pasien.
7. Aman digunakan dewasa maupun anak – anak.
8. Memberikan rasa dingin, terutama pada tipe a/m ( air dalam
minyak
9. Bisa digunakan untuk mencegah lecet pada lipatan kulit
terutama pada bayi, pada fase a/m ( air dalam minyak )
karena kadar lemaknya cukup tinggi.
10. Bisa digunakan untuk kosmetik, misalnya mascara, krim mata, krim
kuku, dan deodorant.
11. Bisa meningkatkan rasa lembut dan lentur pada kulit, tetapi
tidak menyebabkan kulit berminyak.
• Di samping kelebihan tersebut, ada kekurangan di
antaranya yaitu :
1. Mudah kering dan mudah rusak khususnya
tipe a/m ( air dalam minyak )
karena terganggu system campuran terutama
disebabkan karena perubahan suhu dan perubahan
komposisi disebabkan penambahan
salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran 2
tipe crem jika zat pengemulsinya tidak tersatukan.
2. Susah dalam pembuatannya, karena pembuatan cream
mesti dalam keadaan panas
3. Mudah lengket, terutama tipe a/m ( air dalam minyak )
4. Gampang pecah, disebabkan dalam pembuatan
formulanya tidak pas.
• Krim M/A (Minyak dalam Air)
• Biasanya digunakan pada kulit, mudah dicuci, sebagai pembawa dipakai
pengemulsi campuran surfaktan. Sistem surfaktan ini juga bisa mengatur
konsistensi. Campuranpengemulsi yang sering dipakai yaitu :
1. Emulsifying wax BP.
2. Lannette wax (campuran etil & stearil alkohol yang disulfonasi).
3. Cetrimide emulsifying wax.
4. Cetomakrogol emulsifying wax.
5. Asam – asam lemak, seperti palmitat, stearat
• Sifat Emulsi M/A Untuk Basis Cream :
1. Dapat diencerkan dengan air.
2. Mudah dicuci dan tidak berbekas.
3. Untuk mencegah terjadinya pengendapan zat maka ditambahkan zat yang
mudah bercampur dengan air tetapi tidak menguap (propilen glikol).
4. Formulasi yang baik adalah cream yang dapat mendeposit lemak dan
senyawa pelembab lain sehingga membantu hidrasi kulit.
• Krim A/M (Air dalam Minyak)
Konsistensi dapat bervariasi, sangat tergantung pada komposisi fase minyak & fase
…….cair. Cream ini mengandung zat pengemulsi A/M yang spesisifik, seperti :
1. Ester asam lemak dengan sorbitol
2. Garam – garam dari asam lemak dengan logam bevalensi 2
3. Adeps lanae.
Pengkajian efek obat
• Efek normal
ialah efek yang timbul pada sebagian besar
(kebayakan individu)
• efek abnormal
Ialah efek yang timbul pada sebagian kecil
individu atau kelompok individu tertentu

Kedua efek tersebut dapat terjadi pada dosis


lazim yang dipergunakan didalm terapi
Efek samping
• Ialah efek yang tidak menjadi tujuan
pengobatan
• Efek yang bisa menguntungkan atau
merugikan tergantung pada kondisi dan situasi
pasien
• Misalnya : antihistamin : tujuan untuk
melawan kerja histamin
Efek samping obat
• Setiap obat mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan
efek samping, oleh karena seperti halnya efekfarmakologik,
efek samping obat juga merupakan hasilinteraksi yang
kompleks antara molekul obat dengan tempat kerja spesifik
dalam sistem biologik tubuh. Kalau suatu efek farmakologik
terjadi secara ekstrim, inipunakan menimbulkan pengaruh
buruk terhadap sistem biologik tubuh.
Angka kejadian yang dilaporkan cukup beragam. Dari negara-negara Barat,
ternyata angka-angka yangdidapatkan cukup mengejutkan, yakni:
• Dari pasien rawat tinggal, yang rata-rata menerima 5-
10 jenis obat selama 10 hari perawatan di rumahsakit, + 25% nya akan
menderita 1 macam atau lebih efek samping obat dari berbagai derajad,
dan 1%menderita efek samping yang membahayakan kehidupan. Pada
pasien rawat tinggal ini, efek sampingyang berat paling banyak terjadi pada
pengobatan kemoterapi kanker

• Di praktek swasta,kemungkinan terjadinya efek samping jauh lebih besar. Terbukti d


ari pasien akut yangmasuk rumah sakit (hospital admission), + 25% nya ternyata
disebabkan karena atau berhubungandengan efek samping obat.

Dari kematian di rumah sakit, 0,24 - 2,9% adalah karena efek samping obat.
olongan umur yang terbanyak mengalami efek samping adalah orang tua. Kelompok ini
umumnyamenerima jenis obat cukup banyak, sedangkan respons farmakokinetik dan
farmakodinamik tidak sama
Jenis jenis efek samping

- Aksi farmakologik yang berlebihan


Efek samping yang dapat diperkirakan (toksik)
- Respon karena perhentian obat
(penyakit muncul semula)
- Efek samping yang bukan efek
farmakologi utama (telahdapat
diperkirakan berdasarkan
penelitian-penelitian yang telah
dilakukan secara sistematik
sebelum obat mulaidigunakan untuk
pasien.

- Reaksi alergi
- Faktor genetik
Efek samping yang dapat diperkirakan
- Reaksi idiosinkratik (efek yang tidak
lazim)
DEMAM

RUAM KULIT

LUPUS
ALERGI

GANGGUAN SISTEM
DARAH

GANGGUAN
PERNAFASAN
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG
TERJADINYA EFEK SAMPING OBAT

• Faktor bukan obat


-.Intrinsik dari pasien, yakni umur,
..jenis kelamin, genetik, kecenderungan unt ..uk alergi,
penyakit, sikap dankebiasaan ..hidup.)
- Ekstrinsik di luar ..pasien, yakni dokter (pemberi
obat) ..dan lingkungan, misalnya pencemaran oleh
..antibiotika.
Faktor obat
a.Intrinsik dari obat, yaitu sifat dan p
otensi obat …untuk menimbulkan
efek samping.
b.Pemilihan obat.
c.Cara penggunaan obat.d) Interaksi
antar obat.
BAGAIMANA EFEK SAMPING SUATU
OBAT DITEMUKAN?
• Melakukan penelitian sebelumnya
• Melakukan uji klinik
• Penelitian berkelanjutan
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN EFEK SAMPING

• Pemilihan obat dengan farmakologik yang sama


• Selalu harus ditelusur riwayat rinci mengenai pemakaian obat oleh pasien
pada waktu-waktu sebelumpemeriksaan, baik obat yang diperoleh melalui
resep dokter maupun dari pengobatan sendiri.
• Gunakan obat hanya bila ada indikasi jelas, dan bila tidak ada alternatif
non-farmakoterapi.
• Hindari pengobatan dengan berbagai jenis obat dan kombinasi sekaligus.
• Berikan perhatian khusus terhadap dosis dan respons pengobatan pada: a
nak dan bayi, usia lanjut, danpasien-pasien yang juga menderita gangguan
ginjal, hepar dan jantung. Pada bayi dan anak, gejala diniefek samping
seringkali sulit dideteksi karena kurangnya kemampuan komunikasi,
misalnya untukgangguan pendengaran.
• Perlu ditelaah terus apakah pengobatan harus diteruskan, dan segera hent
ikan obat bila dirasa tidakperlu lagi.
• Bila dalam pengobatan ditemukan keluhan atau gejala penyakit baru, atau
penyakitnya memberat, selaluditelaah lebih dahulu, apakah perubahan
tersebut karena perjalanan penyakit, komplikasi, kondisi
pasienmemburuk, atau justru karena efek samping obat
Penanganan

• Segera hentikan semua obat bila diketahui ata


u dicurigai terjadi efek samping.
• Upaya penanganan klinik tergantung bentuk ef
ek samping dan kondisi penderita
TINDAK LANJUT SESUDAH TINDAK
LANJUT SESUDAH MENGHADAPI
KASUS EFEK SAMPING OBAT
• Dibuat laporan dokumentasi lengkap mengenai kasus efek s
amping yang bersangkutan dan dilaporkanke lembaga yang
berwenang, yakni ke Panitia MESO (Monitoring Efek
Samping Obat) di BadanPengawasan Obat dan Makanan,
• Jika anda bekerja di rumah sakit
cobalah bahas di Panitia Farmasi dan Terapi rumah sakit. De
nganmengacu ke sumber-sumber referensi, dicari
kemungkinan faktor risiko terhadap kasus efek
sampingtersebut. Apakah faktor risiko ini kemudian dapat
dihindari? Tergantung kepada faktor risikonya. Jikasalah
dosis maka mungkin penentuan dosis dapat lebih di
cermati.
Dosis
Defenisi

• Dosis suatu obat adalah dosis pemakaian sekali


untuk peroral atau injeksi.
Dalam pemberian terapi obat yang rasional, dosi
s obat merupakan !aktor penting dlmmenghasilk
an e!ek yang diinginkan, bahkan dpt membahay
akan jika terjadi over dosis.
Jumlah obat yang diberikan kepada penderita
dalam satuan berat atau satuan isi atau unit-unit
lainnyaSatuan berat : mikrongram (µg), miligram
(mg), gram (g)Satuan isi : mililiter (ml) / cc, liter
(l)Satuan unit : UI
Pembagian dosis
Dosis Maksimum
Dosis maksimum digunakan untuk pemakaian
sekali dalam satu hari.

Dosis lazim
Dosis lazim merupakan petunjuk yang tidak
mengikat, tetapi digunakan sebagai pedoman
umum. Dosis lazim biasanya ditentukan dalam
bentuk range minimum-maksimum/hari.
Sebagai contoh: CTM dosis lazimnya 6-16
mg/hari, dan dosis maksimum 40 mg/hari.

Dosis terapi
Dosis terapi adalah dosis yang diberikan dalam
keadaan biasa dan dapat menyembuhkan
pasien.
Dosis minimum
Dosis minimum adalah takaran dosis terendah
yang masih dapat memberikan efek
farmakologis (khasiat) kepada pasien apabila
dikonsumsi.

. Dosis maksimum
Dosis maksimum adalah takaran dosis tertinggi
yang masih boleh diberikan kepada pasien dan
tidak menimbulkan keracunan.

. Dosis toksik
Dosis toksik adalah takaran dosis yang apabila
diberikan dalam keadaan biasa dapat
menimbulkan keracunan pada pasien. (takaran
melebihi dosis maksimum)
. Dosis Letalis
Dosis letalis adalah takaran obat yang apabila
diberikan biasa dapat menimbulkan kematian
pada pasien,
Hal-hal yang mempengaruhi dosis
• Faktor obat
Dipengaruhi oleh sifat fisika, daya larut air
lemak, bentuk kristal/amor
• Faktor rute pemberian obat
Dosis obat yang diberikan melalui rute/cara
pemberian apapun, harus mencapai
dosis terapi pada target organ. Dengan memp
ertimbangkan berbagai faktor,misalnya faktor yang
membatasi kemampuan absorbsi obat pada
pemberian peroral, maka dosis oral berbeda
dengan dosis obat yang diberikan se"ara
parenteral.
• faktor penderita
Dipengaruhi oleh umur (anak, dewasa,
geriatri), berat badan normal, obesitas,
• Indikasi dan patologi penyakit.
a. Penyebab penyakit
b.keadaan patofisiologis, misalnya pada
gangguan fungsi hepar dan atau
gangguan fungsi ginjal,
beberapa jenis obat
dikontraindikasikan, atau perlu
diturunkan dosisnya, atau
diperpanjang internal pemberiannya
Perhitungan Dosis Obat untuk Anak

Anak bukanlah miniatur dewasa, karena organ t


ubuhnya (hepar, ginjal, saluran pencernaan) dan
SPP belum berfungsi secara sempurna,
• luas permukaan tubuh
• kecepatan metabolisme basal
• serta volume dan distribusi cairan tubuh berb
eda dengan orang dewasa, maka besar dosis
pada anak ditentukan berdasarkan
padakeadan fisiologi anak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
dosis obat
CARA PEMBERIAN OBAT
KEPADA PENDERITAORAL :
1. Dimakan /diminumPARENTERAL :
2. subkutan,
3. Intramuskular
4. Intravena
5. intraperitoneal, dsb
6. REKTAL,
7. VAGINAL,
8. URETRALLOKAL,
9. TOPIKAL, TRANSDERMAL
10. sublingual,
11. intrabukal,
12. intraligament, dsb
FAKTOR / KARAKTERISTIK
PENDERITA
1. Umur : neonatus, bayi, anak, dewasa,
geriatrik
2. Berat badan
3. Jenis kelamin (untuk obat gol.
Hormon)Ras : slow & fast acetylator
4. Toleransi
5. Obesitas
6. Sensitivitas
7. Keadaan pato-fisiologi
8. gangguan hati,
9. ginjal,
10. Kelainan sal.pencernaan
11. KehamilanLaktasi
12. Circadian rhythm (proses biologis 24
jam)
13. Lingkungan
Arti % dalam Campuran Obat

1. % berat / berat = gram/gram % misal : Boorzalf 10% = tiap 100 g zalf mengandung
10 g acidum boricum
2. % berat / volume = gram / ml % misal : 1% morphine HCl = 1 g morphine HCl dlm
100 ml larutan / injeksi
3. % vol. / vol = ml / ml % misal : alkohol 70% = tiap 100 ml campuran mengandung
70 ml ethylalkohol murni
4. % vol / berat = ml / gram % misal : kadar minyak 10% dlm suatu simplisia berarti
tdp 10 ml minyak dlm 100 g simplisia
Alat Penakar Dosis u/ Obat Minum
• Dalam Bentuk Sendok
• Sendok makan = 15 cc
• Sendok teh = 5 cc
Karena ada variasi volume dlm bentuk
sendok yang digunakan, maka
idealnya :tiap wadah obat minum
dilengkapi dgn sendok yang sesuai
(ada batas ukurannya)tiap penderita
memiliki gelas-obat yang diberi tanda
dgn garis untuk sendok makan dan
untuk sendok teh
Dalam menghitung dosis obat untuk
anak, perlu dibedakan antara:
• rematur
• Neonatus (1 bulan)
• infant s.d 1 tahun
• Balita >1-5 tahun
• Anak 6- 12 tahun
Berdasarkan umur

. Rumus young (untuk anak <8 tahun)

n : umur dalam tahun


. Rumus dilling (untuk anak Besar-sama dengan
8 tahun)

n : umur dalam tahun


. Rumus Fried (untuk bayi)

n : umur dalam bulan


Berdasarkan berat badan
. Rumus Thermich

n : berat badan dalam kilogram


Rumus untuk menentukan persentase
DM obat

Persentase DM sekali :
Persentase DM sehari :
dr. yusuf,.M
SIP : 123/DU-01/VII/2019
Jl. Maju Terus No 21 Kupang
Kupang. 2 april 2019

R/ Digitoxin 0,5 mg
Luminal 10 mg
CTM 2 mg
Amoxicin 250 mg
m.f. Pulv. dtd.No X
S. tdd.pulv. ac

Pro: Yanti ( 11 thn )


Alamat : Jl. Kini Balu 35 kupang

Terjemahan Latin :
E R/ : recipe : ambillah
E m.f.pulv.dtd.No.X : misce fac pulveres da tales doses nomero decim : campur dan buat serbuk bagiberikan
dalam dosis demikian sebanyak 10 bungkus
E S.t.d.d.pulv.ac : signa ter de die pulverem... ante coenam : tandai 3 x sehari ... bungkus sebelum makan
E Pro : untuk

Anda mungkin juga menyukai