1. Jamu
OBAT
2. OHT (obat herbal terstandar) TRADISIONAL
3. Fitofarmaka
Permenkes RI No.
949/Menkes/Per/VI/2000
■ Obat Bebas
Obat Bebas, merupakan obat yang pada kemasan ditandai dengan
lingkaran hitam, mengelilingi bulatan berwarna hijau
Obat bebas umumnya berupa suplemen vitamin dan mineral, obat gosok,
beberapa analgetik-antipiretik, obat gosok, beberapa antasida. Obat
golongan ini dapat dibeli di Apotek, toko obat, toko kelontong, warung.
■ Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas yaitu obat yang digunakan untuk mengobati penyakit ringan
yang dapat dikenali oleh penderita sendiri. Definisi Obat bebas terbatas termasuk
obat keras dimana pada setiap takaran yang digunakan diberi batas dan pada
kemasan ditandai dengan lingkaran hitam mengelilingi bulatan berwarna biru.
Contoh obat bebas terbatas antara lain Dulcolax, Methicol, Panadol Cold&Flu
Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.6355/Dirjen/SK/69
tanggal 5 November 1975 ada tanda peringatan P No.1 sampai P
No.6
Obat Keras
• berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Ada 14 macam, Contoh
Gol 2 Amfetamin, Deksanfentamin, Levamfetamin, Metamfetamin
• berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Gol 3 Ada 9 macam, Contoh: Amobarbital, Pentobarbital, Siklobarbital.
• berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Ada
Gol 4 60 macam, Contoh : Allobarbital, Alprazolam, Diazepam.
Obat
Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan
Gol • narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat
1
tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya yaitu Tanaman Papaver
Somniferum L, Opium Mentah, Tanaman Ganja, Heroina.
Gol • narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
2
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya yaitu Morfina, Tebaina, Petidina.
Gol • narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
3
ringan mengakibatkan ketergantungan. Contohnya yaitu Kodeina, Nikokodina,
Propiram.
Obat Wajib Apotek Obat-Obat Tertentu
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Menurut Peraturan Kepala Badan
919/Menkes/Per/X/1993 Tentang Kriteria Obat Pengawas Obat dan Makanan Republik
yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep, obat wajib Indonesia Nomor 7 Tahun 2016
apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan Tentang Pedoman Pengelolaan Obat-
pada pasien tanpa resep dokter dengan
Obatan Tertentu Yang sering
mengikuti peraturan dari Menteri Kesehatan.
Obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter disalahgunakan,
harus memenuhi kriteria :
• Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan Obat-Obat Tertentu adalah obat-
pada wanita hamil, anak dibawah usia 2 tahun obat yang bekerja di sistem susunan
dan orang tua di atas 65 tahun syaraf pusat selain Narkotika dan
• Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak Psikotropika, yang pada penggunaan di
memberikan risiko pada kelanjutan penyakit. atas dosis terapi dapat menyebabkan
• Penggunaan tidak memerlukan cara dan atau
ketergantungan dan perubahan khas
alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga
pada aktivitas mental dan perilaku,
kesehatan.
• Penggunaan diperlukan untuk penyakit yang terdiri atas obat-obat yang
prevalensinya tinggi di Indonesia. mengandung Tramadol,
• Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan Triheksifenidil, Klorpromazin,
yang dapat dipertanggungjawabkan untuk Amitriptilin dan/atau Haloperidol.
pengobatan sendiri.
OBAT TRADISIONAL
Contoh : Cursil
BENTUK- BENTUK
OBAT
■ Bentuk obat atau bentuk sediaan obat adalah wujud obat
yang diberikan kepada pasien. Obat dapat diberikan
kepada pasien dalam bentuk pil, kapsul, suspensi, serbuk,
salep, obat tetes, dsb.
■ Bentuk sediaan obat dapat dibagi menjadi tiga bentuk:
padat, cair, dan gas.
PADAT
■ Tablet.
– Tablet merupakan sediaan obat berbentuk bundar atau pipih. Tablet
paling sering dijumpai di Indonesia karena bentuk ini mudah dan
praktis dalam pemakaian, penyimpanan dan juga dalam
produksinya. Tablet tidak sepenuhnya berisi obat, biasanya tablet
juga dilengkapi dengan zat pelengkap atau zat tambahan yang
berguna untuk menunjang agar obat tepat sasaran.
Jenis-jenis tablet
• Tablet biasa. • Tablet salut, antara lain:
• Tablet kompresi. • Tablet salut gula.
• Tablet kompresi ganda. • Tablet salut film.
• Tablet yang dikempa. • Tablet salut enteric.
• Tablet hipodermik. • Tablet effervescent.
• Tablet sublingual. • Chewable tablet.
• Tablet bukal. • Tablet hisap.
■ Kaspul merupakan sediaan obat padat dikemas ke dalam
sebuah cangkang berbentuk tabung keras maupun lunak
yang dapat larut.
■ Kaplet. Bentuk sediaan obat kaplet (kapsul tablet)
merupakan sediaan berbentuk tablet yang dibungkus
dengan lapisan gula dan pewarna menarik.
■ Pil. Sediaan obat berbentuk bundar dengan ukuran yang
kecil.
■ Serbuk. Sediaan obat yang berbentuk remahan yang
merupakan campuran kering obat dan zat kimia yang
dihaluskan.
■ Supositoria. Merupakan sediaan padat dalam berbagai
bobot dan bentuk.
CAIR
Sediaan obat cair adalah obat yang mengandung berbagai zat
kimia terlarut. Biasanya dikonsumsi dengan melalui mulut
(oral) atau secara topikal.
Larutan (Solutio). Solutio merupakan larutan obat yang merupakan campuran
homogen yang terdiri dari 2 zat kimia obat atau lebih.
■ Elixir. Elixir adalah suatu larutan yang mengandung alkohol dan diberi
pemanis, mengandung obat dan diberi bahan pembau.
■ Sirup. Sirup merupakan larutan zat kimia obat yang dikombinasikan dengan
larutan gula sebagai perasa manis. Biasa digunakan untuk obat dan suplemen
anak-anak.
■ Emulsi. Emulsi merupakan campuran dari zat kimia yang larut dalam minyak
dan larut dalam air. Untuk membuat obat dengan sediaan emulsi dibutuhkan
zat pengemulsi atau yang biasa disebut dengan emulgator agar salah satu zat
cair dapat terdispersi dalam zat cair yang lain.
■ Suspensi. Merupakan campuran obat berupa zat padat yang kemudian
terdispersi dalam cairan. Biasanya pada petunjuk penggunaan obat terdapat
keterangan: “dikocok dahulu”. Suspensi terbagi ke dalam berbagai jenis
berdasarkan cara pemakaiannya: suspensi oral, suspensi topikal, suspensi
optalmik, dan lain-lain.
■ Injeksi. Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk
yang harus dilaruntukan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien
yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.
■ Guttae. Merupakan sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau suspensi,
dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan
menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang
dihasilkan penetes beku yang disebuntukan Farmacope Indonesia.
– Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain: Guttae (obat dalam), Guttae Oris (tetes
mulut), Guttae Auriculares (tetes telinga), Guttae Nasales (tetes hidung), Guttae
Ophtalmicae (tetes mata).
■ Galenik. Galenik adalah sediaan obat berbentuk cairan yang merupakan sari dari
bahan baku berupa hewan atau tumbuhan.
■ Extract. Ekstrak merupakan sediaan obat berbentuk cairan pekat yang didapatkan
dari pengekstraksian zat dari nabati maupun hewani yang kemudian diberi pelarut.
■ Immunosera. Sediaan obat berbentuk cairan berisikan zat immunoglobin yang
diperoleh dari serum hewan lalu dimurnikan. Biasanya Immunosera digunakan untuk
menetralisir racun hewan serta sebagai penangkal virus dan antigen.
GAS
Phytotoxins
Zootoxins
Bacteriotoxins
– Environmental
– Occupational
– Therapeutic
– Dietary
– Accidental
– Deliberate
Types of Toxic Effects
Mutagenesis - UV light
Teratogenesis - thalidomide
Target Organ Toxicity
Central Nervous System – lead
Immune System - isocyanates
Liver - ethanol, acetaminophen
Respiratory Tract - tobacco smoke, asbestos, ozone
Eye - UV light (sunlight)
Kidney - metals
Skin - UV light, gold, nickel
Reproductive System – dibromochloropropane
Klasifikasi Keracunan
1. Menurut cara terjadinya keracunan
Self Poisoning Meracuni diri sendiri
Attempted Suicide Usaha bunuh diri
Accidental Poisoning Tidak disengaja
Homicidal Poisoning Akibat pembunuhan
Neurotoksik
Kardiotoksik
Nefrotoksik
Hepatotoksik
Immunotoksik
Hemotoksik
genotoksik
DAMPAK EFEK TOKSIK
■ Inflamasi
■ Nekrosis (Kematian Sel)
■ Penghambatan enzim
■ Biochemical uncoupling (Pelepasan Biokimia)
■ Sintetis mematikan (Apoptosis)
■ Peroksidasi lipid
■ Terbentuknya ikatan kovalen
■ Neoplasma
■ Toksisitas reproduksi
Bahan - Bahan Kimia yang
Mengakibatkan Ketoksikan
• RADIKAL BEBAS ( FREE RADICAL )
• PESTISIDA
• ZAT KIMIA RUMAH TANGGA DAN
LOGAM BERAT
• OBAT-OBATAN (NAPZA)
Logam berat
■ Logam berat mempunyai berat 5 gram atau lebih untuk setiap cm3,
sedangkan logam yang beratnya kurang dari 5g adalah logam
ringan.
■ Dalam tubuh makhluk hidup logam berat termasuk dalam mineral
“trace” atau mineral yang jumlahnya sangat sedikit
■ Beberapa mineral trace adalah esensiil karena digunakan untuk
aktivitas kerja system enzim misalnya seng (Zn), tembaga (Cu), besi
(Fe) dan beberapa unsur lainnya seperti kobalt (Co), mangaan (Mn)
dan beberapa lainnya. Beberapa logam bersifat non-esensiil dan
bersifat toksik terhadap makhluk hidup misalnya : merkuri (Hg),
kadmium (Cd) dan timbal (Pb).
Unsur-unsur logam berat adalah unsur yang
mempunyai nomor atom dari 22 sampai 92
(Waldichuk, 1974) yaitu sejumlah unsur seperti
merkuri (Hg), arsen (As), kadmium (Cd),
tembaga (Cu), timah (Sn), seng (Zn), timah
hitam (Pb), kobalt (Co), khromium (Cr), nikel
(Ni) dan vanadium (Va) dan terletak dalam
periode tiga sampai tujuh dalam susunan berkala
Pengelompokan berdasarkan
urutan daya racun
1. Kelas B : sangat beracun : Hg, Pb, Sn, Cu
– Paling efektif untuk berikatan dg gugus sulfihidril (-SH)
2. Kelas antara : Daya Racun Sedang : Ni, Zn
3. Kelas A : Daya racun rendah : Mg
Urutan toksisitas logam
■ Daftar urutan tinggi ke rendah
Hg2+ > Cd2+ > Ag+ Ni2+ Pb2+> As2+ > Cr2+ > Sn2+ > Zn2+
■ Golongan Depresan
– mengurangi aktifitas fungsional tubuh
– merasa tenang, pendiam dan bahkan
membuatnya tertidur dan tidak sadarkan diri.
■ Opioida (morfin, heroin/putauw, kodein),
■ Sedatif (penenang),
■ hipnotik (obat tidur),
■ tranquilizer (anti cemas),
■ alkohol dalam dosis rendah,
■ dan lain-lain.
■ Golongan Stimulan
– merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja.
– menjadi aktif, segar dan bersemangat .
■ Golongan ini
– Kokain, Amfetamin (shabu, ekstasi), Kafein.
■ Golongan Halusinogen
– menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali
menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu.
■ Golongan ini tidak digunakan dalam terapi medis.
■ Golongan ini termasuk
– Kanabis (ganja),
– LSD,
– Mescalin,
– Pensiklidin (PCP),
– berbagai jenis jamur,
– tanaman kecubung
NAPZA YANG TERDAPAT DI MASYARAKAT
SERTA AKIBAT PEMAKAIANNYA
◦ Methamfetamin
◦ lama kerja lebih panjang dibanding MDMA (dapat mencapai 12 jam) dan efek
halusinasinya lebih kuat.
◦ Nama lainnya shabu-shabu, SS, ice, crystal, crank.
◦ Cara penggunaan :
◦ Dalam bentuk pil di minum peroral
◦ Dalam bentuk kristal, dibakar dengan menggunakan kertas aluminium foil dan asapnya
dihisap (intra nasal) atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus
(bong).
◦ Dalam bentuk kristal yang dilarutkan, dapat juga melalui intra vena.
Efek Ekstasi
Efek lanjutan
setelah 1 jam
• Mual dan muntah, •Euforia,
• Tubuh terasa panas suhu •Sensasi terhadap sinar, suara dan
sentuhan meningkat sehingga sesuatu
(tubuh meningkat), yang normal kelihatan lebih baik,
• Jantung berdebar •Meningkatnya rasa ingin berdekatan
(perangsangan simpatik), (romantis), terbuka, dan cinta, maka
disebut “love drug”
• Ketegangan otot terutama
rahang (gerakan •Energi meningkat, percaya diri dan
mengunyah), banyak bicara,
•Berkeringat, dehidrasi dan sangat
• Pupil melebar sehingga susah haus, dan
melihat dengan fokus,
•Depresi, iritable, gelisah, dan
• Bingung atau panik. paranoid.
Lisergid Acid diethylamine
( LSD )
– Termasuk dalam golongan halusinogen
– Nama jalanan : acid, trips, tabs
– Bentuk: seperti kertas berukuran kotak
seperempat perangko dalam banyak warna
dan gambar; berbentuk pil, kapsul
– Cara: meletakkan permukaan lidah dan
bereaksi setelah 30-60 menit sejak
pemakaian dan hilang setelah 8-12 jam.
– Efek: tripping, yang biasa digambarkan
seperti halusinasi terhadap tempat, warna
dan waktu.
Efek setelah memakai LSD
■ otot terasa melilit (sakit),
■ Lemah, mati rasa dan gemetar,
■ Mual, muntah, dan tersa tergoncang-
goncang,
■ Denyut jantung dan tekanan darah
meningkat,
■ pernapasan cepat dan dalam, dan
■ gangguan koordinasi.
Halusinasi karena LSD
■ warna kelihatan lebih cerah, suara lebih keras,
dan tajam,
■ distorsi ruang dan waktu,
■ tubuh terasa terbang atau merupakan bagian
dari benda lain,
■ emosional swing (tiba-tiba berubah dari
gembira ke sedih tanpa ada alasan atau
sebaliknya), dan
■ halusinasi flash back (merasa mengalami
peristiwa lampau) walaupun sudah lama tidak
menggunakan LSD.
Efek Halusinasi yang
menakutkan
■ cemas dan takut yang luar biasa,
■ ada laba-laba yang menjalar diseluruh tubuhnya,
■ panik yang dapat merangsang perbuatan yang beresiko,
■ paranoid, dan
■ bunuh diri.
PSILOSIBIN
( Magic Mashroom )
■ Psilosibin adalah halusinogen yang terdapat pada jamur
yang tumbuh pada kotoran sapi, kuda atau kerbau.
Secara kimiawi psilosibin mirip dengan LSD sehingga
mempunyai efek yang serupa.
ZAT ADIKTIF LAIN
bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif selain yang
disebut Narkotika dan Psikotropika, meliputi:
■ Alkohol
– Keppres No. 3 tahun 1997 tentang
Pengawasan dan Pengendalian Minuman
Beralkohol.
– mengandung etanol (etil alkohol), menekan
susunan syaraf pusat.
– Merupakan gaya hidup atau bagian dari
budaya.
- Golongan A : kadar etanol 1 – 5 %
( Bir ).
- Golongan B : kadar etanol 5 – 20 %
(Berbagai minuman anggur )
- Golongan C : kadar etanol 20–45 %
(Whisky, Vodca, Manson House, Johny
Walker ).
■ Tembakau
■ Pemakaian sangat luas di masyarakat.
■ Kadar nikotin yang bisa diserap oleh tubuh per
batangnya 1-3 mg.
■ Dosis letal: 60 mg nikotin sekali pakai.
■ Pemakaian ROKOK dan ALKOHOL terutama pada
remaja, pintu masuk penyalahgunaan NAPZA
■ Kafein
■ zat stimulansia
■ dapat menimbulkan ketergantungan jika
dikonsumsi melebihi 100 mg /hari atau
lebih dari dua cangkir kopi
■ ketergantungan psikologis.
■ Minuman energi sering kali
menambahkan kafein dalam
komposisinya.
DASAR TERAPI
ANTIDOT
Definisi
Sasaran terapi
Strategi terapi
Tata cara pelaksanaannya
DEFINISI
■ Terapi antidot (loomis) tata cara yang secara
khas ditujukan untuk membatasi intensitas efek
toksik zat kimia atau untuk menyembuhkannya shg
bermanfaat dlm mencegah timbulnya bahaya
selanjutnya.
TERAPI NON SPESIFIK
1.Menghambat Absorpsi ZB pemberian arang aktif, mengeluarkan racun
dari lambung, pemberian pencahar
1. Keracunan melalui kulit :
lakukan pencucian dengan sabun dan air (jangan gunakan
pelarut organik)
■ Uji toksisitas akut, yaitu uji untuk mengetahui nilai LD50 dan dosis
maksimal yang masih dapat ditoleransi oleh binatang percobaan,
yang hasilnya akan ditranformasi pada manusia. Uji ini umumnya
menggunakan 2 spesies hewan coba, dengan dua jalur pemberian dan
dengan pemberian dosis tunggal.
Uji toksisitas akut
1. Untuk obat-obat yang digunakan jangka lama atau terapi penyakit kronis.
2. Zat kimia yang potensial menimbulkan karsinogenik.
Dosis yang dipakai : Dosis tinggi (100x dosis terapi)
Lama Uji : pada tikus 24 bulan pada mencit 18 bulan.
FDA per kelompok minimal 25 ekor per jenis kelamin, dan harus hidup
sampai akhir percobaan.
Kematian tak lebih 50% bukan karena kanker. Dosis yang dipakai adalah
dosis tertinggi yang tidak menyebabkan kematian.
Evaluasi : adanya Neoplasma dibandingkan kontrol.