Anda di halaman 1dari 8

Nama : hanifah huwaida

Prodi : d3 keperawatan
Nim : 0432950119030
Ruang : aster
LAPORAN PENDAHULUAN (LP) KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
“KEBUTUHAN ELIMINASI”

A. Definisi
Menurut kamus bahasa Indonesia, eliminasi adalah pengeluaran,
penghilangan, penyingkiran dan penyisihan.
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin
atau bowel (feses). Eliminasi pada manusia digolongkan menjadi 2 macam.
Yaitu :
1. Defekasi
Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk
hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah padat
yang berasal dari sistem pencernaan.
2. Miksi
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih
terisi. Miksi ini ini sering disebut dengan buang air kecil.
B. Anatomi dan fisiologi sesuai kebutuhan terkait
Defekasi
1. Saluran gastrointestinal bagian atas Makanan yang masuk akan dicerna
secara mekanik dan kimiawi di mulut dan di lambung dengan bantuan
enzim, asam lambung, selanjutnya makanan yang sudah dalam bentuk
chyme didorong ke usus halus. (Tarwoto Wartonah, 2006. Universitas
Sumatera Utara 6)
2. Saluran gastrointestinal bagian bawah Saluran gastrointestinal bawah
meliputi usus halus dan usus besar. Usus halus terdiri atas duodenum,
jejenum, dan ileum yang panjangnya kira-kira 6 meter dan diameter 2,5
cm. usus besar terdiri atas cecum, colon, dan rectum yang kemudian
bermuara pada anus. Panjang usus besar sekitar 1,5 meter dan diameternya
kira-kira 6 cm. Usus menerima zat makanan yang sudah berbentuk chyme
setengah padat dari lambung untuk mengarbsorbsi air, nutrient, dan
elektrolit. Usus sendiri mensekresi mucus, potassium, bikarbonat, dan
enzim Tarwoto Wartonah, 2006. Chyme bergerak karena adanya peristaltic
usus dan akan berkumpul menjadi feses di usus besar. Dari makan sampai
mencapai rectum normalnya diperlukan waktu 12 jam. Gerakan kolon
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: Haustral Shuffing adalah gerakan
mencampur chyme untuk membantu arbsorbsi air, Kontraksi Haustral
adalah gerakan untuk mendorong materi cair dan semi padat sepanjang
kolon, Gerakan Peristaltik adalah berupa gelombang, gerakan maju ke
anus Tarwoto Wartonah, 2006.
Miksi
1. Ginjal merupakan organ seperti buncis yang berwarna cokelat kemerah-
merahan dan berbada dikedua sisi kolumna vertebral posterior terhadap
peritoneum dan terletak pada otot punggung bagian dalam. Ginjal
terbentang dari vertebra torakalis kedua belas sampai vertebra
lumbalisketiga.Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang
disebut kapsula.
2. Ureter Urin meninggalkan tubulus dan memasuki duktus pengumpul yang
akan mentranspor urin ke pelvis renalis. Sebuah ureter bergabung dengan
setiap pelvis renalis sebagai rute keluar pertama pembuangan urin. Ureter
merupakan struktur tubular yang memiliki panjang 25 sampai 30 cm dan
berdiameter 1,25 cm pada orang dewasa. Ureter membentang pada posisi
retroperitoneum untuk memasuki kandung kemih di dalam rongga pelvis pada
sambungan ureterovesikalis. Urin yang keluar dari ureter ke kandung kemih
umumnya steril. Gerakan peristaltik ureter menyebabkan urin masuk ke
kandung kemih dalam bentuk semburan. Ureter masuk ke dalam dinding
posterior kandung kemih dengan posisi miring agar mencegah refluks urin
dari kandung kemih ke ureter.
3. Kandung Kemih merupakan suatu organ cekung yang dapat berdistensi dan
tersusun atas jaringan otot serta merupakan wadah tempat urin dan merupakan
organ ekskresi. Apabila kosong, kandung kemih berada dalam rongga panggul
di belakang simfisis pubis. Pada pria, kandung kemih terletak pada rectum
bagian posterior dan pada wanita terletak pada dinding anterior uterus dan
vagina. Kandung kemih dapat menampung sekitar 600 ml urin, walaupun
pengeluaran urin normal sekitar 300 ml.
4. Uretra Urin keluar dari kandung kemih melalui uretra dan keluar dari tubuh
melalui meatus uretra. Dalam kondisi normal, aliran urin yang mengalami
turbulensi membuat urin bebas dari bakteri. Merman mukosa melapisi uretra,
dan kelenjar uretra mensekresi lendir ke dalam saluran uretra. Lendir
dianggap bersifat bakteriostatis dan membentuk plak mukosa untuk
menecegah masuknya bakteri. Lapisan otot polos yang tebal mengelili uretra.
C. Gangguan-gangguan pada kebutuhan terkait
Gangguan Eliminasi urin
a. Retensi Urin
b. Inkontinensia urin
Gangguan Eliminasi Fekal
a. Konstipasi
b. Impaction
c. Diare
d. Inkontinensia Fekal
e. Flatulens
f. Hemoroid
D. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan eliminasi
Riwayat keperawatan eliminasi fekal dan urin membantu perawat
menentukan pola defekasi normal klien. Perawat mendapatkan suatu
gambaran feses normal dan beberapa perubahan yang terjadi dan
mengumpulkan informasi tentang beberapa masalah yang pernah terjadi
berhubungan dengan eliminasi, adanya ostomy dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pola eliminasi.
Pengkajiannya meliputi:
a. Pola eliminasi
b. Gambaran feses dan perubahan yang terjadi
c. Masalah eliminasi
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti : penggunaan alat bantu, diet,
cairan, aktivitas dan latihan, medikasi dan stress.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik abdomen terkait dengan eliminasi alvi meliputi inspeksi,
auskultasi, perkusi dan palpasi dikhususkan pada saluran intestinal. Auskultasi
dikerjakan sebelum palpasi, sebab palpasi dapat merubah peristaltik.
Pemeriksaan rektum dan anus meliputi inspeksi dan palpasi. Inspeksi feses,
meliputi observasi feses klien terhadap warna, konsistensi, bentuk permukaan,
jumlah, bau dan adanya unsur-unsur abdomen. Perhatikan tabel berikut :
KARAKTERISTIK FESES NORMAL DAN ABNORMAL
Karakteristik Normal Abnormal Kemungkinan penyebab

Warna Dewasa : Pekat / putih Adanya pigmen empedu


kecoklatan (obstruksi empedu);
pemeriksaan diagnostik
Bayi : kekuningan menggunakan barium

Hitam / spt ter. Obat (spt. Fe); PSPA


(lambung, usus halus);
diet tinggi buah merah
dan sayur hijau tua (spt.
Bayam)

Merah PSPB (spt. Rektum),


beberapa makanan spt
bit.

Pucat Malabsorbsi lemak; diet


tinggi susu dan produk
susu dan rendah
daging.

Orange atau Infeksi usus


hijau

Konsistensi Berbentuk, lunak, Keras, kering Dehidrasi, penurunan


agak cair / motilitas usus akibat
lembek, basah. kurangnya serat, kurang
latihan, gangguan
emosi dan laksantif
abuse.
Diare Peningkatan motilitas usus
(mis. akibat iritasi
kolon oleh bakteri).

Bentuk Silinder (bentuk Mengecil, bentuk Kondisi obstruksi rektum


rektum) dgn Æ pensil atau
2,5 cm u/ orang seperti benang
dewasa

Jumlah Tergantung diet (100


– 400 gr/hari)

Bau Aromatik : dipenga- Tajam, pedas Infeksi, perdarahan


ruhi oleh
makanan yang
dimakan dan
flora bakteri.

unsur pokok Sejumlah kecil Pus Infeksi bakteri


bagian kasar
makanan yg tdk Mukus Konsidi peradangan
dicerna, potongan
Parasit Perdarahan gastrointestinal
bak-teri yang
mati, sel epitel, Darah Malabsorbsi
lemak, protein,
unsur-unsur Lemak dalam Salah makan
kering cairan jumlah besar
pencernaan
(pigmen empedu Benda asing
dll)

3. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik saluran gastrointestinal meliputi tehnik visualisasi
langsung / tidak langsung dan pemeriksaan laboratorium terhadap unsur-
unsur yang tidak normal.
E. Diagnosis keperawatan
1. Inkontenensia urin
2. Retensi urin
3. Inkontenensia fekal
F. Intervensi keperawatan termasuk tujuan dan kriteria hasil
DX Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan criteria hasil
o Inkontenensia Setelah dilakukan - Identifikasi - Untuk melihat
urin tindakan penyebab perubahan BAK
o Retensi urin keperawatan selama inkontenensia di setiap hari
…x 24 jam, urine - Untuk
diharapkan gangguan - Identifikasi mengetahui status
eliminasi urin dapat perasaan dan BAK pasien
teratasi. persepsi terhadap setiap hari
Criteria hasil : inkontinensia - Untuk
- Pola eliminasi urine memberikan
dalam rentang informasi kepada
yang diharapakan pasien dan
- Pengeluaran urin keluarga
tanpa nyeri
- Intake dan output
24 jam seimbang
o Inkontenensia Setelah dilakukan - Identifikasi - Untuk melihat
fekal tindakan penyebab perubahan BAB
keperawatan selama inkontenensia di setiap hari
…x 24 jam, fekal - Untuk
diharapkan gangguan - Identifikasi mengetahui status
eliminasi feses dapat perasaan dan BAB pasien
teratasi. persepsi terhadap setiap hari
Criteria hasil : inkontinensia - Untuk
- Pola eliminasi fekal memberikan
dalam rentang informasi kepada
yang diharapakan pasien dan
- Pengeluaran feses keluarga
tanpa nyeri
Intake dan output 24
jam seimbang

G. Evaluasi
S : pasien merasa lebih aman dan tenang setelah mendapatkan penjelasan dan
didampingi oleh perawat
O : pasien sudah tidak gelisah
A : masalah belum teratasi
P : berikan informasi factual terkait perawatannya
H. Referensi
- Rohayati, eti. 2021. Keperawatan dasar I. Cirebon : lovrinz publishing
- Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Eliminasi. Terdapat pada :
http://911medical.blogspot.com/2007/06/asuhan-keperawatan-klien-
dengan-masalah.html
- Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol 3. enerbit
Kedokteran EGC: Jakarta.
- Harnawatiaj. 2010. Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Fekal.
Terdapat pada : http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/14/konsep-
dasar-pemenuhan-kebutuhan-eliminasi-fecal/
- Septiawan, Catur E. 2008. Perubahan Pada Pola Urinarius. Terdapat pada:
www.kiva.org
- Sjamsuhidajat. 2004. Buku Ajar Medikal Bedah. Penerbit Kedokteran
EGC: Jakarta.
- http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/950/6/BAB%20III.pdf

Anda mungkin juga menyukai