Anda di halaman 1dari 8

GANGGUAN CITRA TUBUH

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Keperawatan Jiwa

Oleh :

Astri Annisa Fitri (0432950119016)


Bunga Alpiah (0432950119012)
Ema Hazmanita (0432950119026)
Hanifah Huwaida (0432950119030)
Joana Asmara (0432950119014)
Siti Khodijah (0432950119031)

Dosen Pengampu :

Ns.Yusrini, M.Kep,Sp.Kep.J

JURUSAN D-III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH BEKASI
2021
GANGGUAN CITRA TUBUH

A. Definisi
Citra tubuh adalah integrasi persepsi, pikiran dan perasaan individu tentang bentuk,
ukuran, berat tubuh dan fungsi tubuh serta bagian-bagiannya yang digambarkan
dalam bentuk penampilan fisik (Fontaine, 2003).
Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari
terhadap tubuhnya termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang
ukuran, fungsi, penampilan dan potensi tubuh (Stuart-Laraia, 2005).
Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas terhadap perubahan bentuk, struktur
dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan (Stuart-Laraia, 2005).
Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan diri dalam cara memandang dan menerima
gambaran tubuh (Nanda, 2005).
B. Tanda dan Gejala
Beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut dapat menunjukan tanda dan gejala,
seperti:
a. Syok Psikologis
Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan dan
dapat terjadi pada saat pertamatindakan.syok psikologis digunakan sebagai
reaksi terhadap ansietas. Informasi yang terlalu banyak dan kenyataan perubahan
tubuh membuat klien menggunakan mekanisme pertahanan diri seperti
mengingkari, menolak dan proyeksi untuk mempertahankan keseimbangan diri.
b. Menarik diri
Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan , tetapi karena
tidak mungkin maka klien lari atau menghindar secara emosional. Klien menjadi
pasif, tergantung , tidak ada motivasi dan keinginan untuk berperan dalam
perawatannya.
c. Penerimaan atau pengakuan secara bertahap
Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau berduka
muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi dengan gambaran diri
yang baru.

C. Rentang Respon
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang kosnep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
2. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari
dirinya.
3. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan
merasa lebih rendah dari orang lain.
4. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek
identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial kepribadian
pada masa dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain.

D. Masalah Keperawatan yang Mungkin Terjadi


a. Gangguan Citra Tubuh : Perubahan bentuk tubuh
b. Harga Diri Rendah
c. Penyakit Fisik

E. Pengkajian Keperawatan
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor presipitasi,
penilaian stressor , suberkoping yang dimiliki paien. Setiap melakukan pengajian
,tulis tempat pasien dirawat dan tanggal dirawat isi pengkajian meliputi:
a. Identitas pasien. Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, tanggal MRS, informan, tanggal pengkajian , No Rumah pasien dan
alamat pasien.
b. Keluhan utama/ Alasan MRS
Keluhan biasanya berupa menyendiri (menghindar dari orag lain), komunikasi
kurang atau tidak ada, berdiam diri dikamar, menolak interaksi dengan orang
lain, tidak melakukan kegiatan sehari - hari, dependen
b. Faktor predisposisi. Meliputi Kehilangan , perpisahan , penolakan orang tua
,harapan orang tua yang tidak realistis ,kegagalan / frustasi berulang , tekanan
dari kelompok sebaya; perubahan struktur sosial. Terjadi trauma yang tiba tiba
misalnya harus dioperasi , kecelakaan, dicerai suami , putus sekolah ,PHK,
perasaan malu karena sesuatu yang terjadi ( korban perkosaan , dituduh kkn,
dipenjara tiba – tiba) perlakuan orang lain yang tidak menghargai pasien/
perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.
c. Aspek Fisik / Biologis
Meliputi hasil pengukuran tanda vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB)
dan keluhan fisik yang dialami oleh pasien.
d. Aspek Psikososial meliputi :
1) Genogram yang menggambarkan tiga generasi.
2) Konsep diri:
a) Citra tubuh
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak
menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan
terjadi.Menolakpenjelasan perubahan tubuh , persepsi negatip tentang
tubuh.Preokupasi dengan bagia tubuh yang hilang , mengungkapkan
keputus asaan, mengungkapkan ketakutan.

b) Identitas diri
Ketidak pastian memandang diri , sukar menetapkan keinginan dan tidak
mampu mengambil keputusan.
c) Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit , proses
menua, putus sekolah, PHK
d) Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya : mengungkapkan
keinginan yang terlalu tinggi.
e) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri sendiri,
gangguan hubungan sosial , merendahkan martabat , mencederai diri,
dan kurang percaya diri. Pasien mempunyai gangguan / hambatan dalam
melakukan hubunga social dengan orang lain terdekat dalam kehidupan,
kelempok yang diikuti dalam masyarakat.
f) Status Mental
Kontak mata pasien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak mata ,
kurang dapat memulai pembicaraan , pasien suka menyendiri dan kurang
mampu berhubungan dengan perawat.
g) Mekanisme Koping
Pasien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakan nya
pada orang orang lain( lebih sering menggunakan koping menarik diri).
h) Aspek Medik
Terapi yang diterima pasien bisa berupa therapy farmakologi ECT,
Psikomotor, therapy okupasional, TAK , dan rehabilitas.
F. Diagnosa Keperawatan sdki
Beberapa diagnosa gangguan citra tubuh adalah potensial gangguan citra tubuh yang
berhubungan dengan efek pembedahan serta menarik diri yang berhubungan dengan
perubahan penampilan (Keliat, 1998). Adapun Diagnosa yang mungkin muncul diantaranya:
a. Gangguan konsep diri : Gangguan Citra Tubuh
b. Isolasi sosial : menarik diri
c. Defisit Perawatan Diri
Berikut ini merupakan data objektif dan data subjektif yang sering ditemukan pada
gangguan citra tubuh :
Data Objektif :
a. Mengurung diri
b. Dari hasil pemeriksaan dokter, pasien mengalami goncangan emosi.
c. Hilangnya bagian tubuh.
d. Perubahan anggota tubuh baik bentuk maupun fungsi.
e. Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu.
f. Menolak melihat bagian tubuh.
g. Aktifitas sosial menurun.

Data Subyektif :
a. Nafsu makan tidak ada.
b. Sulit tidur
c. Pasien suka mengeluh nyeri di dada.
d. Pasien mengeluh sesak nafas.
a. Menolak perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puas dengan hasil operasi.
b. Mengatakan hal negatif tentang anggota tubuhnya yang tidak berfungsi.
c. Mengungkapkan perasaan tidak berdaya, tidak berharga, keputusasaan.
d. Menolak berinteraksi dengan orang lain.
e. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh yang
terganggu.
f. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi.
g. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.
G. Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi
therapeutic :
1. Sapa pasien dengan ramah dan baik secara verbal dan non verbal.
2. Perkenalkan diri dengan sopan.
3. Tanyakan nama lengkap pasien dan nama panggilan yang disukai pasien.
4. Jelaskan tujuan pertemuan.
5. Jujur dan menepati janji.
6. Tunjukkan sikap empati
7. dan menerima pasien apa adanya.
8. Beri perhatian pada pasien dna perhatikan kebutuhan dasar pasien
9. Setiap bertemu hindarkan dari memberi nilai negatif

Tindakan
Observasi :
 Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
 Identifikasi budaya,agama,jenis kelamin dan umur terkait citra tubuh
 Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial
 Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
 Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah

Terapeutik

 Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya


 Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
 Diskusikan kondisi stress yang mempengaruhi citra tubuh
(mis.luka,penyakit,pembedahan)
 Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis
 Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh
Edukasi

 Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh


 Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
 Anjurkan menggunakan alat bantu (mis.pakaian,wig,kosmetik)
 Anjurkan mengikuti kelompok pendukung (mis.kelompok sebaya)
 Latih fungsi tubuh yang dimiliki
 Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun kelompok.

H. Implementasi
Pelaksanaan atau implementasi perawatan merupakan tindakan dari rencana
keperawatan yang disusun sebelumnya berdasarkan prioritas yang telah dibuat
dimana tindakan yang diberikan mencakup tindakan mandiri dan kolaboratif. Pada
situasi nyata sering impelmentasi jauh berbeda dengan rencana, hal ini terjadi karena
perawat belum terbiasa menggunakan rencana tertulis dalam melaksanakan tindakan
tindakan keperawatan yang biasa adalah rencana tidak tertulis yaitu apa yang
dipikirkan, dirasakan, itu yang dilaksanakan. Hal ini sangat membahayakan pasien
dan perawat jika berakibat fatal dan juga tidak memenuhi aspek legal. Sebelum
melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan
singkat apakah rencana perawatan masih sesuai dan dibutuhkan pasien sesuai kondisi
saat ini. Setelah semua tidak ada hambatan maka tindakan keperawatan boleh
dilaksanakan. Pada saat akan dilaksanakan tindakan keperawatan maka kontrak
dengan pasien dilaksanakan. Dokumentasikan semua tidakan yang telah
dilaksanakan beserta respon pasien (Keliat, 2006,).
I. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menilai aspek dari tindakan yang
dilakukan secara terus menerus terhadap respon pasien evaluasi adalah hasil yang
dilihat dan perkembangan persepsi pasien pertumbuhan perbandingan perilakunya
dengan kepribadian yang sehat.Evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP:
S : Respon subyektif pasien terhadap keperawatan yang telah dilaksanakan
O : Respon objektif pasien terhadap keperawatan yang dilaksanakan
A : Analisa ulang atas data subyektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah
masih tetap atau masuk giliran baru.
P : Perencanaan untuk tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon pasien.

S : Klien mengatakan sudah dapat menerima keadaan diri


O : Pasien sudah bisa membuka diri untuk berinteraksi sosial dengan orang
sekitar
A : lanjutkan intervensi
P : buat promosi kesehatan dukungan keluarga, sosial dan kepercayaan diri
J. Referensi
Potter, P.A, Perry, A.G.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, Dan Praktik.Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk. Jakarta :
EGC.

Samura, Jul Asdar Putra. 2011. Hubungan Perubahan Fisik Pada Masa Pubertas
Dengan Citra Tubuh Remaja Putri Kelas 1 Di SMP Nusantara Lubuk Pakam.
Volume 1 No 1.

Stuart dan Sundeen. 1995. Buku Keperawatan (Ahli Bahasa) Achir Yani S.Hamid,
Edisi 3. Jakarta : EGC

Scheffers,M.,van Busschbach,J.,T., Bosscher, R. J.,Aerts, L.C., Wiersma, D.,&


Schoevers,R.A. (2017).

Anda mungkin juga menyukai