Anda di halaman 1dari 12

Klasifikasi Alkaloid

Alkaloida, senyawa organik bahan alam tidak punya tatanama sistematik, karena itu dinyatakan
dengan nama trivial, berakhiran –ina seperti pada karbohidrat dengan akhira - osa, misal :
kuinina, morfina, strikh-nina. Dibanding steroid dan flavonoid punya struktur dasar, alkaloida
struktur beragam, klasifikasi alkaloida rumit dan belum ada klasifikasi seragam, umum digolong-
kan berdasarkan pada :

Didasari dengan metabolisme pathway (metabolic pathway) yang dipakai untuk membentuk v
Menurut kesamaan sumber asal molekulnya (precursors)

molekul itu. Kalau biosintesis dari sebuah alkaloid tidak diketahui, alkaloid digolongkan
menurut nama senyawanya, termasuk nama senyawa yang tidak mengandung nitrogen (karena
struktur molekulnya terdapat dalam produk akhir. sebagai contoh: alkaloid opium kadang disebut
"phenanthrenes"), atau menurut na

ma tumbuhan atau binatang dimana senyawa itu diisolasi. Jika setelah alkaloid itu dikaji,
penggolongan sebuah alkaloid dirubah menurut hasil pengkajian itu, biasanya mengambil nama
amine penting-secara-biologi yang mencolok dalam proses sintesisnya.

v Menurut Jenis cincin heterosiklik nitrogennya

Menurut klasifikasi ini dikenal, misalnya alka-loida pirolidina, piperidina, isokuinolina, indol,
kuinolina dan sebagainya.

v Meneurut Asal tumbuhan terdapatnya


Dasar awal alkaloida ditemukan pada tumbuh-an, misal : alkaloida tembakau, alkaloida Ama-
ryllidaceae, alkaloida Erythrina dan sebagainya. Kesulitan, ada alkaloida tidak hanya terdapat
pada satu tumbuhan, misal : nikotina, selain dalam temba-kau dari Keluarga Solanaceae, juga
terdapat dalam tumbuhan lain yang tidak ada hubungan sama sekali dengan tembakau.
Kelemahan lain, beberapa alkaloida berasal dari satu tumbuhan tertentu dapat mempunyai
struktur yang sangat berbeda-beda. Cara ini mempunyai kelemahan, yaitu : beberapa alkaloida
yang berasal dari tumbuhan tertentu dapat mempunyai struktur yang berbeda-beda.

v Menurut asal – usul biogenetinya

Cara ini dapat menjelaskan hubungan antara satu alkaloida dengan alkaloida lainnya yang
diklasifikasi berdasarkan cincin heterosillik, merupakan perluasan sistem berdasarkan cincin
heterosikliknya. Biosintesis menunjukkan bahwa alkaloida berasal dari beberapa asam amino
tertentu saja. Berdasarkan ini, alkaloida dibedakan atas 3 golongan utama, yaitu :

1. Alkaloida alisiklik yang berasal dari asam amino ornitin dan lisin

2. Alkaloida aromatik jenis fenilalanin yang berasal fenilalanin, tirosin dan 3,4 – dihidroksifenil-
alanin

3. Alkaloida aromatik jenis indol, yang berasal dari triptofan

v Menurut sistem klasifikasi yang diterima, menurut Hegnauer, Aktivitas, asal – usul asam
aminonya dan sifat kebasa-annya alkaloid dikelompokkan sebagai
1) Alkaloid sesungguhnya

Alkaloid sesungguhnya adalah racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas phisiologi yang
luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa; lazim mengandung Nitrogen dalam cincin
heterosiklik, diturunkan dari asam amino, biasanya terdapat “aturan” tersebut adalah kolkhisin
dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin heterosiklik dan
alkaloid quartener, yang bersifat agak asam daripada bersifat basa. Alkaloid jenis ini memiliki
ciri-ciri; toksik, perbedaan keaktifanfisiologis yang besar, basa, biasanya mengandung atom
nitrogen di dalamcincin heterosiklis, turunan asam amino, distribusinya terbatas dan biasanya
terbentuk di dalam tumbuhan sebagai garam dari asam organik. Tetapi ada beberapa alkaloid ini
yang tidak bersifat basa, tidak mempunyai cincin heterosiklis dan termasuk alkaloid kuartener
yang lebih condong bersifat asam. Contoh dari alkaloid ini adalah koridin dan serotonin. Koridin
Serotonin

2) Protoalkaloid

Protoalkaloid merupakan amin yang relatif sederhana dimana nitrogen dan asam amino tidak
terdapat dalam cincin heterosiklik. Protoalkaloid diperoleh berdasarkan biosintesis dari asam
amino yang bersifat basa. Pengertian ”amin biologis” sering digunakan untuk kelompok ini.
Contoh, adalah meskalin, ephedin dan N,Ndimetiltriptamin. Alkaloid jenis ini memiliki ciri-ciri;
mempunyai struktur amina yang sederhana, di mana atom nitrogen dari asam aminonya tidak
berada di dalam cincin heterosiklis, biosintesis berasal dari asam amino dan basa, istilah
biologycal amine sering digunakan untuk alkaloid ini. Contoh dari alkaloid ini adalah meskalina
dan efedrina.

.
3) Pseudoalkaloid

Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari prekursor asam amino atau alkalois semu. Senyawa
biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloid yang penting dalam khas ini, yaitu alkaloid steroidal
(contoh: konessin dan purin (kaffein). Alkaloid jenis ini memiliki ciri-ciri; tidak diturunkan dari
asam amino dan umumnya bersifat basa. contohnya adalah kafeina ,

v Berdasarkan atom nitrogennya, alkaloid dibedakan atas:

a. Alkaloid dengan atom nitrogen heterosiklik, Dimana atom nitrogen terletak pada cincin
karbonnya. Yang termasuk pada golongan ini adalah :

1. Alkaloid Piridin-Piperidin

Mempunyai satu cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen. Yang termasuk dalam kelas ini
adalah : Conium maculatum dari famili Apiaceae dan Nicotiana tabacum dari famili Solanaceae.

2. Alkaloid Tropan

Mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya (N-CH3). Alkaloid ini dapat
mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada pada otak maupun sun-sum tulang
belakang. Yang termasuk dalam kelas ini adalah Atropa belladona yang digunakan sebagai tetes
mata untuk melebarkan pupil mata, berasal dari famili Solanaceae, Hyoscyamus niger, Dubuisia
hopwoodii, Datura dan Brugmansia spp, Mandragora officinarum, Alkaloid Kokain dari
Erythroxylum coca (Famili Erythroxylaceae)

3. Alkaloid Quinolin

Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen. Yang termasuk disini adalah ; Cinchona
ledgeriana dari famili Rubiaceae, alkaloid quinin yang toxic terhadap Plasmodium vivax

4. Alkaloid Isoquinolin

Mempunyai 2 cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen. Banyak ditemukan pada famili
Fabaceae termasuk Lupines (Lupinus spp), Spartium junceum, Cytisus scoparius dan Sophora
secondiflora

5. Alkaloid Indol

Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 cincin indol . Ditemukan pada alkaloid ergine dan
psilocybin, alkaloid reserpin dari Rauvolfia serpentine, alkaloid vinblastin dan vinkristin dari
Catharanthus roseus famili Apocynaceae yang sangat efektif pada pengobatan kemoterapy untuk
penyakit Leukimia dan Hodgkin‟s.

6. Alkaloid Imidazol
Berupa cincin karbon mengandung 2 atom nitrogen. Alkaloid ini ditemukan pada famili
Rutaceae. Contohnya; Jaborandi paragua.

7. Alkaloid Lupinan

Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom N, alkaloid ini ditemukan pada Lunpinus luteus (fam
: Leguminocaea).

8. Alkaloid Steroid

Mengandung 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen dan 1 rangka steroid yang mengandung 4
cincin karbon. Banyak ditemukan pada famili Solanaceae, Zigadenus venenosus.

9. Alkaloid Amina

Golongan ini tidak mengandung N heterosiklik. Banyak yang merupakan tutrunan sederhana dari
feniletilamin dan senyawa-senyawa turunan dari asam amino fenilalanin atau tirosin, alkaloid ini
ditemukan pada tumbuhan Ephedra sinica (fam Gnetaceae)

10. Alkaloid Purin


Mempunyai 2 cincin karbon dengan 4 atom nitrogen. Banyak ditemukan pada kopi (Coffea
arabica) famili Rubiaceae, dan Teh (Camellia sinensis) dari famili Theaceae, Ilex paraguaricasis
dari famili Aquifoliaceae, Paullunia cupana dari famili Sapindaceae, Cola nitida dari famili
Sterculiaceae dan Theobroma cacao.

b. Alkaloid tanpa atom nitrogen yang heterosilik Dimana, atom nitrogen tidak terletak pada
cincin karbon tetapi pada salah satu atom karbon pada rantai samping.

1. Alkaloid Efedrin (alkaloid amine)

Mengandung 1 atau lebih cincin karbon dengan atom Nitrogen pada salah satu atom karbon pada
rantai samping. Termasuk Mescalin dari Lophophora williamsii, Trichocereus pachanoi, Sophora
secundiflora, Agave americana, Agave atrovirens, Ephedra sinica, Cholchicum autumnale.

2. Alkaloid Capsaicin

Dari Chile peppers, genus Capsicum. Yaitu ; Capsicum pubescens, Capsicum baccatum,
Capsicum annuum, Capsicum frutescens, Capsicum chinense.

4. Identifikasi Senyawa Alkaloid

1. Berdasarkan sifat spesifik.

Alkaloid dalam larutan HCl dengan pereaksi endapan, tetapi tidak larut dalam dalam alcohol
berlebih.
2. Berdasarkan bentuk basa dan garam-nya / Pengocokan

Alkaloid sebagai basanya tidak larut dalam air, sebagai garamnya larut baik dalam air. Sebaiknya
pelarut yang digunakan adalah pelarut organik : eter dan kloroform. Pengocokan dilakukan pada
pH : 2, 7, 10 dan 14.Sebelum pengocokan, larutan harus dibasakan dulu, biasanya menggunakan
natrium hidroksida, amonia pekat, kadang-kadang digunakan natrium karbonat dan kalsium
hidroksida.

3. Reaksi Gugus Fungsionil

a. Gugus Amin Sekunder

Reaksi SIMON : larutan alkaloida + 1% asetaldehid + larutan na.

nitroprussida = biru-ungu.

Hasil cepat ditunjukkan oleh Conilin, Pelletierin dan Cystisin.

Hasil lambat ditunjukkan oleh Efedrin, Beta eucain, Emetin, Colchisin dan Physostigmin.

b. Gugus Metoksi
Larutan dalam Asam Sulfat + Kalium Permanganat = terjadi formaldehid, dinyatakan dengan
reaksi SCHIFF. Kelebihan Kalium Permanganat dihilangkan dengan Asam Oksalat.

Hasil positif untuk Brucin, Narkotin, koden, Chiksin, Kotarnin, Papaverin, Kinidin, Emetin,
Tebain, dan lain-lain.

c. Gugus Alkohol Sekunder

Reaksi SANCHES : Alkaloida + Larutan 0,3% Vanilin dalam HCl pekat, dipanaskan diatas
tangas air = merah-ungu.Hasil positif untuk Morfin, Heroin, Veratrin, Kodein, Pronin, Dionin,
dan Parakonidin.

d. . Gugus Formilen

· Reaksi WEBER & TOLLENS :

Alkaloida + larutan Floroglusin 1% dalam Asam Sulfat (1:1),

panaskan = merah.

· Reaksi LABAT :
Alkaloida + Asam Gallat + asam Sulfat pekat, dipanaskan diatas tangas air = hijau-biru.

Hasil positif untuk Berberin, Hidrastin, Kotarnin, Narsein, Hidrastinin, narkotin, dan Piperin.

e. Gugus Benzoil

Reaksi bau : Esterifikasi dengan alcohol + Asam Sulfat pekat = bau ester.

Hasil positif untuk Kokain, Tropakain, Alipin, Stivakain, Beta eukain, dan lain-lain.

f. Reaksi GUERRT

Alkaloida didiazotasikan lalu + Beta Naftol = merah-ungu.

Hasil positif untuk kokain, Atropin, Alipin, Efedrin, tropakain, Stovakain, Beta eukain, dan lain-
lain.

g. Reduksi Semu

Alkaloida klorida + kalomel + sedikit air = hitam Tereduksi menjadi logam raksa.
Raksa (II) klorida yang terbentuk terikat dengan alkaloid sebagai kompleks.

Hasil positif untuk kokain, Tropakain, Pilokarpin, Novokain, Pantokain, alipin, dan lain-lain.

h. Gugus Kromofor

· Reaksi KING :

Alkaloida + 4 volume Diazo A + 1 volume Diazo B + natrium Hidroksida = merah intensif.


Hasil positif untuk Morfin, Kodein, Tebain dan lain-lain.

· Reaksi SANCHEZ :

Alkaloida + p-nitrodiazobenzol (p-nitroanilin + Natrium Nitrit + Natrium Hidrolsida) = ungu


kemudian jingga. Hasil positif untuk alkaloida opium kecuali Tebain, Emetin, Kinin, kinidin
setelah dimasak dengan Asam Sulfat 75%.

4. Pereaksi untuk analisa lainnya

a. Iodium-asam hidroklorida
Merupakan pereaksi untuk golongan Xanthin. Digunakan untuk pereaksi penyemprot pada
lempeng KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dimana akan memberikan hasil dengan noda ungu-
biru sampai coklat merah.

b. Iodoplatinat

Pereaksi untuk alkaloid, juga sebagai pereaksi penyemprot pada lempeng KLT dimana hasilnya
alkaloid akan tampak sebagai noda ungu sampai biru-kelabu.

c. Pereaksi Meyer (Larutan kalium Tetraiodomerkurat)

Merupakan pereaksi pengendap untuk alkaloid.

Anda mungkin juga menyukai