Anda di halaman 1dari 25

ALKALOID

apt. Badrul Huda, S.Si., M.Farm


DEFINISI
SIFAT KIMIA
KLASIFIKASI
ALKALID
PENGERTIAN ALKALOID
► Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang
mengandung satu atau lebih atom nitrogen dan
biasanya berupa sistem siklis. Alkaloid mengandung
atom karbon, hidrogen, nitrogen dan pada umumnya
mengandung oksigen. Senyawa alkaloid banyak
terkandung dalam akar, biji, kayu maupun daun dari
tumbuhan dan juga dari hewan.
► Senyawa alkaloid merupakan hasil metabolisme dari
tumbuh–tumbuhan dan digunakan sebagai cadangan
bagi sintesis protein. Kegunaan alkaloid bagi
tumbuhan adalah sebagai pelindung dari serangan
hama, penguat tumbuhan dan pengatur kerja hormon
SIFAT KIMIA ALKALOID
► Umumnya mempunyai rasa yang
► Alkaloid bebas bersifat basa
pahit.
karena adanya pasangan
elektron bebas, garam pada ► Alkaloid dalam bentuk bebas
atom N-nya. tidak larut dalam air, tetapi
larut dalamkloroform, eter dan
► Mengandung atom nitrogen
pelarut organik lainnya yang
yang umumnya berasal dari
bersifat relative non polar.
asam amino.
► Alkaloid dalam bentuk
► Berupa padatan kristal yang
garamnya mudah larut dalam
halus dengan titik lebur
air, contohnya Strychnine HCl
tertentu yang bereaksi dengan
lebih larut dalam air daripada
asam membentuk garam.
bentuk basanya.
► Alkaloid berbentuk cair dan
► Dalam tumbuhan alkaloid
kebanyakan tidak berwarna.
berada dalam bentuk bebas,
dalam bentuk N-oksida atau
dalam bentuk garamnya.
Klasifikasi Alkaloid

menurut Alfinda, dkk (2008) senyawa golongan alkaloid


diklasifikasikan menurut jenis cincin heterosiklik nitrogen yang
merupakan bagian dari struktur molekul, dimana atom
nitrogen terletak pada cincin karbonnya. Yang termasuk pada
golongan ini adalah :

1. Alkaloid Piridin-Piperidin
Mempunyai satu cincin karbon mengandung
1 atom nitrogen. Yang t ermasuk dalam kelas
ini adalah : Conium maculatum dari famili
Apiaceae dan Nicotiana tabacum dari famili
Solanaceae.
2. Alkaloid Tropan
Mengandung satu atom nitrogen dengan gugus
metilnya (N-CH3). Alkaloid ini dapat mempengaruhi
sistem saraf pusat termasuk yang ada pada otak maupun
sun-sum tulang belakang. Yang termasuk dalam kelas
ini adalah Atropa belladona yang digunakan sebagai
tetes mata untuk melebarkan pupil mata, berasal dari
famili Solanaceae, Hyoscyamus niger, Dubuisia
hopwoodii, Datura dan Brugmansia spp, Mandragora
officinarum, Alkaloid Kokain dari Erythroxylum coca
(Famili Erythroxylaceae)
3. Alkaloid Kuinolin
► Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen. Yang
termasuk disini adalah ; Cinchona ledgeriana dari famili
Rubiaceae, alkaloid quinin yang toxic terhadap Plasmodium
vivax
4. Alkaloid Isoquinolin
► 2.cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen. Banyak
ditemukan pada famili Fabaceae termasuk Lupines (Lupinus
spp), Spartium junceum, Cytisus scoparius dan Sophora
secondiflora.
5. Alkaloid Indol
► Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 cincin indol . Ditemukan
pada alkaloid ergine dan psilocybin, alkaloid reserpin dari
Rauvolfia serpentine, alkaloid vinblastin dan vinkristin dari
Catharanthus roseus famili Apocynaceae yang sangat efektif
pada pengobatan kemoterapy untuk penyakit Leukimia dan
Hodgkin‟s.
► 6. Alkaloid Imidazol
► Berupa cincin karbon mengandung 2 atom nitrogen. Alkaloid ini ditemukan
pada famili Rutaceae. Contohnya; Jaborandi paragua.
► 7. Alkaloid Lupinan
► Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom N, alkaloid ini ditemukan pada
Lunpinus luteus (fam : Leguminocaea).
► 8. Alkaloid Steroid
► Mengandung 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen dan 1 rangka steroid
yang mengandung 4 cincin karbon. Banyak ditemukan pada famili
Solanaceae, Zigadenus venenosus.
► 9. Alkaloid Amina
► Golongan ini tidak mengandung N heterosiklik. Banyak yang merupakan
tutrunan sederhana dari feniletilamin dan senyawa-senyawa turunan dari
asam amino fenilalanin atau tirosin, alkaloid ini ditemukan pada tumbuhan
Ephedra sinica (fam Gnetaceae)
10. Alkaloid Purin
► Mempunyai 2 cincin karbon dengan 4 atom
nitrogen. Banyak ditemukan pada kopi (Coffea
arabica) famili Rubiaceae, dan Teh (Camellia
sinensis) dari famili Theaceae, Ilex
paraguaricasis dari famili Aquifoliaceae,
Paullunia cupana dari famili Sapindaceae, Cola
nitida dari famili Sterculiaceae dan Theobroma
cacao.
Alkaloid tanpa atom nitrogen yang heterosilik
Dimana, atom nitrogen tidak terletak pada cincin karbon tetapi pada
salah satu atom karbon pada rantai samping.

Alkaloid Efedrin (alkaloid amine)


• Mengandung 1 atau lebih cincin karbon dengan atom Nitrogen pada
salah satu atom karbon pada rantai samping. Termasuk Mescalin dari
Lophophora williamsii, Trichocereus pachanoi, Sophora secundiflora,
Agave americana, Agave atrovirens, Ephedra sinica, Cholchicum
autumnale.

Alkaloid Capsaicin
• Dari Chile peppers, genus Capsicum. Yaitu ; Capsicum pubescens,
Capsicum baccatum, Capsicum annuum, Capsicum frutescens,
Capsicum chinense. (2; 14)
Penyebaran Alkaloid di Alam
Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik terbanyak
ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari
tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan.
Secara organoleptik, daun-daunan yang berasa sepat dan pahit,
biasanya teridentifikasi mengandung alkaloid. Selain
daun-daunan, senyawa alkaloid dapat ditemukan pada akar, biji,
ranting, dan kulit kayu. Alkaloid dihasilkan oleh banyak
organisme, mulai dari bakteria, fungi (jamur), dan hewan.
Ekstraksi secara kasar biasanya dengan mudah dapat dilakukan
melalui teknik ekstraksi asam-basa. Rasa pahit atau getir yang
dirasakan lidah dapat disebabkan oleh alkaloid.
Contoh tanaman : cokelat , tembakau , kecubug , kopi , buah
pare
Cara Ekstraksi dan Isolasi Alkaloid
Ekstraksi adalah Suatu proses pemisahan dari bahan padat
maupun cair dengan bantuan pelarut. pelarut yang digunakan
haruslah sesuai dengan senyawa yang akan kita ambil dari
bahan alam. Sedangkan Isolasi adalah suatu usaha bagaimana
caranya memisahkan senyawa yang bercampur sehingga kita
dapat menghasilkan senyawa tunggal yang murni

Alkaloid biasanya diisolasi dari tumbuhannya dengan menggunakan


metode ekstraksi. Metode ektraksi yang sering dipakai untuk alkaloid
yaitu refluks dan soxhletasi Pelarut yang digunakan ketika
mengekstraksi campuran senyawanya yaitu molekul air yang
diasamkan. Pelarut ini akan mampu melarutkan alkaloid sebagai
garamnya. Selain itu juga dapat membasakan bahan tumbuhan yang
mengandung alkaloid dengan menambahkan natrium karbonat. Basa
yang terbentuk kemudian dapat diekstraksi dengan pelarut organic
seperti seperti kloroform atau eter
Untuk alkaloid yang bersifat tidak tahan panas,
isolasi dapat dilakukan menggunakan teknik
pemekatan dengan membasakan larutannya
terlebih dahulu. Dengan menggunakan teknik ini
maka alkaloid akan menguap dan selanjutnya
dapat dimurnikan dengan metode penyulingan
uap...
Cara Ekstraksi Alkaloid secara Umum

► sampel bahan tumbuhan diekstraksi dengan petroleum eter


► Eekstrak petroleum eter dipisahkan,
► Residu yang diperoleh diekstraksi menggunakan MeOH atau EtOH 95%.
► Ekstrak methanol/etanaol ini dipekatkan kemudian diasamkan dengan
larutan asam tartrat
► selanjutnya dipartisi dengan pelarut etil asetat hingga diperoleh 2 fase
► Fase etil asetat mengandung alkaloid netral atau alkaloid dengan
kebasaan rendah sedangkan fase asam yang telah dipisahkan dibasakan
kembali menggunakan amonia atau Na2CO3. Ekstraksi dengan etil asetat
kembali menghasilkan 2 fase.
► Fase etil asetat mengandung alkaloid basa sedangkan fase basa
mengandung alkaloid kuarterner ( garam alkaloid).
Fraksinasi Alkaloid
► Fraksinasi merupakan prosedur pemisahan yang
bertujuan untuk memisahkan golongan utama
kandungan yang satu dari kandungan yang lain.
Fraksinasi dilakukan secara bertingkat
berdasarkan tingkat kepolarannya yaitu dari non
polar, semi polar, dan polar. Fraksinasi ini
umumnya dilakukan dengan menggunakan
metode corong pisah atau kromatografi
Prinsip dari fraksinasi adalah penggabungan senyawa berdasarkan
bercak noda pada lempeng dengan pengamatan pada UV 254 nm dan
366. Tujuan dilakukan penggabungan adalah untuk memisahkan dan
memperoleh senyawa dalam jumlah yang maksimal, di mana
penggabungannya didasarkan pada nilai Rf yang sama dan
penampakan warna yang ditunjukan itu sama.

Untuk alkaloid, yang banyak dipakai adalah KLT pada plat


silica gel dengan eluen campuran MeOH-NH4OH pekat (200:3).
Beberapa eluen lain yang juga bisa dipakai adalah campuran
MeOH-CHCl3 dan campuran CHCl3-dietil amin.
Untuk deteksi mula-mula digunakan sinar UV di mana noda
alkaloid akan berfluoresensi. Beberapa pereaksi penampak noda
yang biasa dipakai untuk alkaloid adalah pereaksi Dragendorf
yang akan memberikan noda berwarna coklat jingga dengan latar
belakang kekuningan bagi alkaloid.
Karakterisasi Alkaloid
Karakterisasi alkaloid dapat dilihat dengan
menggunakan spektrofotometer UV – VIS dan
Spektrofotometer Infrared (IR)
► Spektrofotometer Uv – Vis
informasi yang dapat diperoleh dari alat ini
yakni salah satunya berupa panjang gelombang
maksimum suatu senyawa. Panjang gelombang
cahaya ultraviolet adalah terentang antara 200 –
400 nm sedangkan sinar tampak yaitu 400 nm
(ungu) ke 750 nm (merah). Supratman, 2010).
Oleh karena itu, hanya senyawa yang
membentuk spectrum pada panjang gelombang
tersebut yang dapat diperiksa dengan
spectrometer UV – Vis.
► Spektroskopi Infrared (IR)
Spektroskopi ini didasarkan pada vibrasi
suatu molekul. Spektroskopi inframerah
merupakan suatu metode yang mengamati
interaksi molekul dengan radiasi
elektromagnetik yang berada pada daerah
panjang gelombang 0.75 - 1.000 µm atau
pada bilangan gelombang 13.000 - 10
cm-1. Jadi prinsipnya alat ini akan
mengukur serapan infra merah pada suatu
gugus fungsi yang mempunyai daerah
serapan yang berbeda.Karakteristik
senyawa alkaloid secara umum pada
spektrofotometer Infrar red (IR) Yaitu dapat
diketahui gugus N-H (3311,55 cm-1), C-H
alifatik (2921,96 cm-1), C-N (1130,21
cm-1), C=O (1735,81 cm-1), C-H aromatik,
Skrining Fitokimia
► Skrining fitokimia atau penapisan kimia merupakan
tahapan awal uji kualitatif terhadap
senyawa-senyawa metabolit sekunder dan
mengidentifikasi kandungan kimia yang terkandung
dalam tumbuhan, karena pada tahap ini kita bisa
mengetahui golongan senyawa kimia yang dikandung
tumbuhan yang sedang kita uji/teliti.
Pembuatan Larutan Pereaksi
Pembuatan larutan kloroform beramonia
• Sebanyak 1 ml ammonia pekat 28 % ditambahkan kedalam 250 ml kloroform. Kemudian
dikeringkan dengan penambahan 2,5 gram natrium sulfat anhidrat dan disaring.
Pembuatan pereaksi meyer
• Senyawa HgCl2 sebanyak 1,5 gram dilarutkan dengan 60 ml akuades. Ditempat lain
dilarutkan KI sebanyak 5 gram dalam 10 ml akuades. Kedua larutan yang telah dibuat
tersebut kemudian dicampur dan diencerkan dengan akuades sampai volume 100 ml.
Pereaksi Meyer yang diperoleh selanjutnya disimpan dalam botol gelap.
Pembuatan pereaksi dragendorf
• Bismut subnitrat sebanyak 1 gram dilarutkan dalam campuran 10 ml asam asetat glacial dan
40 ml akuades. Ditempat lain 8 gram KI dilarutkan dalam 20 ml akuades. Kedua larutan yang
telah dibuat dicampur kemudian diencerkan dengan akuades sampai volumenya 100 ml.
Pereaksi Dragendorf ini harus disimpan dalam botol yang berwarna gelap dan hanya dapat
digunakan selama periode beberapa minggu setelah dibuat.
Pembuatan pereaksi wegner
• Senyawa KI sebnayak 2 gram dan iodine sebanyak 1,3 gram dilarutkan dengan akuades
sampai volumenya 100 ml kemdian disaring. Pereaksi wegner ini juga harus disimpan dalam
botol gelap.
Identifikasi Alkaloid dengan pereaksi-pereaksi
yang pesifik yaitu sebagai berikut:
1.Reaksi Dragendorf

• Pereaksi dragendorf mengandung bismut nitrat dan merkuri klorida


dalam nitrit berair. Ketika suatu alkaloid ditambahkan pereaksi
dragendorf maka akan menghasilkan endapan jingga.

2.Reaksi Meyer

• Pereaksi meyer mengandung kalium iodida dan merkuri klorida. Ketika


sampel ditambah pereaksi meyer maka akan timbul endapan kuning atau
larutan kuning bening lalu ditambah alkohol endapannya larut. Namun
tidak semua alkaloid mengendap dengan reaksi mayer.

Reaksi Bauchardat

• Pereaksi bauchardat mengandung kalium iodida dan iood. Sampel


ditambah pereaksi bauchardat menghasilkan endapan coklat merah lalu
ditambah alkohol endapannya larut.
► Uji skrining fitokimia dengan metode Culvenor-Fitzgerald (Harborne,
1987).
► Bahan tanaman segar sebanyak 5 – 10 gram diekstraksi dengan campuran
kloroform beramonia
► dipanaskan, dikocok dan disaring.
► Ditambahkan 5 tetes asam sulfat 2 N pada filtrat,    kemudian kocok dan
didiamkan sampai terbentuk dua lapisan.
► Lapisan asam (atas) dipipet dan dimasukkan ke dalam tiga buah tabung reaksi.
► Ke dalam tabung reaksi yang pertama ditambahkan dua tetes pereaksi meyer.
► Ke dalam tabung reaksi kedua ditambahkan dua tetes pereaksi dragendorf dan
kedalam tabung reaksi ketiga dimasukkan dua tetes pereaksi wagner.
► Adanya senyawa alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan putih pada
tabung reaksi yang pertama dan timbulnya endapan berwarna coklat
kemerahan pada tabung reaksi kedua dan ketiga.
Cara Identifikasi Alkaloid
► 1.Kromatografi lapis tipis (KLT)
Kromatografi lapis tipis (KLT) digunakan
untuk menentukan jumlah komponen suatu
senyawa (Djaswir Darwis, 2004). Pemisahan
terjadi karena suatu proses keseimbangan
yang berturut-turut dari molekul komponen
antara dua fasa, yaitu fasa diam dan fasa
gerak. Perbedaan interaksi dari berbagai
molekul komponen dengan fasa diam akan
menyebabkan komponen bergerak dengan
kecepatan yang berbeda, hingga komponen
tersebut terpisah satu sama lain.
Prosedur uji dengan KLT dilakukan untuk lebih menegaskan
hasil yang didapat dari skrining fitokimia. Secara umum untuk
alkaloid yang banyak dipakai adalah KLT pada pelat selika gel
dengan eluen campuran MeOH-NH4OH pekat (200:3). Beberap
eluen yang juga biasa dipakai adalah campuran MeOH-CHCl3
dan campuran CHCl3 - dietil amin. Kadang – kadang digunakan
juga pelat yang terbuat dari silica gel yang telah dicampur
dengan KOH 0,5 M. Dengan pelat jenis ini, eluen yang
digunakan berupa campuran EtOH 70 % - NH4OH 25% atau
campuran CHCl3-EtOH. Untuk pelat yang terbuat dari campuran
silica gel dan formamida 15% digunakan eluent campuran EtOAc
– n-heptane-dietilamin. Untuk deteksi mula-mula digunakan sinar
Uv dimana noda alkaloid akan berfluorosensi. Beberapa pereaksi
penampak noda yang bisa dipakai untuk mendeteksi alkaloid
adalah pereaksi dragendrof yang akan memberikan noda
berwarna coklat jingga dengan latar belakang kekuningan bagi
alkaloid.
The End…

Anda mungkin juga menyukai