Anda di halaman 1dari 29

ALKALOID

KELOMPOK 1

1. EZI LINDA JELITA : 1110017411009


2. WIRDATUL JANNAH .R : 1410017411031
3. RIKA DEFIA SARI : 1410017411041
4. FIRMAN WAHYUDI : 1410017411033
5. ANDEV HALIM PAMUNGKAS : 1410017411039
6. AYUNI CHENDRA KASIH :1410017411035
7. WIDYA OKTARI :1410017411040

Kimia Organik
metabolit primer metabolit sekunder

•ahli kimia memberikan arti yang lebih sempit


tentang istilah bahan alam yakni senyawa kimia yang
• Karbohidrat berkaitan dengan metabolit sekunder saja seperti
• Lemak alkaloid, terpenoid, golongan fenol, feromon
• protein dan sebagainya.
Pengertian
Alkaloid

Alkaloid adalah senyawa yang mempunyai struktur heterosiklik yang


mengandung atom N didalam intinya dan bersifat basa, karena itu dapat larut dalam
asam-asam serta membentuk garamnya, dan umumnya mempunyai aktifitas fisiologis
baik terhadap manusia ataupun hewan.
Alkaloid merupakan senyawa yang mengandung atom nitrogen yang tersebar
secara terbatas pada tumbuhan
Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap bersifat basa) pertama
kali dipakai oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner (1819), seorang apoteker dari
Halle (Jerman) untuk menyebut berbagai senyawa yang diperoleh dari ekstraksi
tumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu sudah dikenal, misalnya, morfina,
striknina, serta solanina).
Sejarah Alkaloid
Sejarah alkaloid hampir setua peradaban manusia. Manusia telah menggunakan
obatobatan yang mengandung alkaloid dalam minuman, kedokteran dan racun
selama 4000 tahun. Obat-obatan pertama yang diketemukan secara kimia
adalah opium, getah kering Apium Papaver somniferum. Opium telah
digunakan dalam obat-obatan selama berabad-abad dan sifat-sifatnya sebagai
analgesik maupun narkotik telah diketahui.

Derosne (1803) mengisolasi alkaloid semi murni dari opium dan diberi nama
narkotin.

Seturner (1805) mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap opium dapat


berhasil mengisolasi morfin.

Pelletier dan Caventon (1817-1820) melanjutkan penelitian di bidang kimia


dalam waktu singkat menemukan Stikhnin, Emetin, Brusin, Piperin, kaffein,
Quinin, Sinkhonin, dan Kolkhisin.
Pelletier dan Caventon ( 1826) juga memperoleh Koniin
suatu alkaloid yang memiliki sejarah cukup terkenal.
Alkaloid tersebut tidak hanya yang bertanggung jawab
atas kematian Socrates akibat dari hisapan udara yang
beracun, tetapi karena struktur molekulnya yang
sederhana.
koniin” merupakan alkaloid yang pertama kali yang di
karakteristik seperti : - optis aktif - Titik leleh
- Jumlah atom O - Jumlah atom C
Sumber Alkaloid
Pada waktu yang lampau sebagian besar sumber alkaloid
• Pada tanaman berbunga, angiosperma (Familia Leguminoceae, Papavraceae,
Ranunculaceae, Rubiaceae, Solanaceae,Berberidaceae)
• Pada tumbuhan monokotil (Familia Solanaceae dan Liliaceae).

Pada tahun-tahun berikutnya penemuan sejumlah besar alkaloid terdapat pada hewan,
serangga, organisme laut, mikroorganisme dan tanaman rendah.

Beberapa contoh yang terdapat pada berbagai sumber adalah


- Isolasi muskopiridin dari sebangsa rusa;
- Kastoramin dari sejenis musang Kanada ;
- Turunan Pirrol-Feromon seks serangga ;
- Saksitoksin - Neurotoksik konstituen dari Gonyaulax catenella ;
- Pirosiamin dari bacterium Pseudomunas aeruginosa;
- Khanoklavin-i dari sebangsa cendawan, Claviceps purpurea ;
- Likopodin dari genus lumut Lycopodium.
STRUKTUR “ ALKALOID “ ANTARA LAIN :
N CH3

N
MORPIN
A
N CH3
OH O
NIKOTIN O H
N CH3 N CH3

O
O O2CCH3 CH3O
CH3CO2 O H
HEROIN KODEINA
7
“ NIKOTIN “ adalah alkaloid yang paling sederhana, dimana pada
dosis tinggi bersifat toksik, pernah digunakan sebagai insektisida. Tapi
dalam dosis sangat rendah (seperti pada rokok ) nikotin bertindak
sebagai stimulan terhadap sistim saraf otonom.

“MORPIN “ adalah alkaloid yang pertama diisolasi dari getah dan


biji candu Papaver Somniferum
“ KODEIN “ adalah derivat metoksi dari morpin (analgesik =
penghilang rasa nyeri) juga meupakan penyembuh batuk.
Akhir-akhir ini telah digantikan dengan “ DEKSTRO-METORFAN “
(suatu obat sintetik) yang tidak membuat ketagihan (nonaddictive),
perhatikan kemiripan strukturnya.
N CH3

CH3O OH DEKSTROMETORFAN
o
“ HEROIN “ tidak terdapat dialam, melainkan di sistesis dari morpin di
Laboratorium, heroin merupakan penghilang nyeri yang ampuh
(digunakan pada penderita kanker akut untuk penghilang rasa nyeri)
9
Ciri Ciri Alkaloid
1. Mengandung Atom nitrogen umumnya berasal dari asam amino
2. Berupa kristal atau serbuk amort
3. Berbentuk cairan yaitu koniin, nikotin dan spartein
4. Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N-oksida
atau bentuk garamnya
5. Mempunyai rasa yang pahit
6. Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
kloroform, eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat relative non
polar
7. Dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air
8. Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas pada
atom N-nya
9. Alkaloid dapat membentuk endapan dengan bentuk iodide dari Hg, Au
dan logam berat lainnya (dasar untuk identifikasi alkaloid)
Klasifikasi Alkaloid
berdasarkan beberapa cara, yaitu :
1. Berdasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang
merupakan bagian dari struktur molekul. Berdasarkan hal
tersebut, maka alkaloida dapat dibedakan atas beberapa jenis
seperti alkaloida pirolidin, alkaloida piperidin, alkaloida
isokuinolin, alkaloida kuinolin, dan alkaloida indol.
2. Berdasarkan jenis tumbuhan darimana alkaloida
ditemukan
Cara ini digunakan untuk menyatakan jenis alkaloida yang
pertama-tama ditemukan pada suatu jenis tumbuhan. Berdasarkan
cara ini, alkaloida dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu
alkaloida tembakau, alkaloida amaryllidaceae, alkaloida erythrine
dan sebagainya. Cara ini mempunyai kelemahan, yaitu :
beberapa alkaloida yang berasal dari tumbuhan tertentu dapat
mempunyai struktur yang berbeda-beda
3. Berdasarkan asal-usul biogenetik

Cara ini sangat berguna untuk menjelaskan hubungan antara

berbagai alkaloida yang diklasifikasikan berdasarkan berbagai jenis cincin

heterosiklik. Dari biosintesa alkaloida, menunjukkan bahwa alkaloida berasal

hanya dari beberapa asam amino tertentu saja. Berdasarkan hal tersebut,

maka alkaloida dapat dibedakan atas tiga jenis utama, yaitu :

a. Alkaloida alisiklik yang berasal dari asam-asam amino ornitin dan lisin.

b. Alkaloida aromatik jenis fenilalanin yang berasal dari fenilalanin, tirosin

dan 3,4-dihidrofenilalanin.

c. Alkaloida aromatik jenis indol yang berasal dari triptofan


4. Sistem klasifikasi berdasarkan Hegnauer yang paling

banyak diterima, dimana alkaloida dikelompokkan atas :

a. Alkaloida sesungguhnya

Alkaloida ini merupakan racun, senyawa tersebut menunjukkan

aktivitas fisiologis yang luas, hampi tanpa terkecuali bersifat basa,

umumnya mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik,

diturunkan dari asam amino, biasanya terdapat dalam tanaman

sebagai garam asam organik. Beberapa pengecualian terhadap

aturan tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolokhat yang

bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin heterosiklik dan

alkaloida quartener yang bersifat agak asam daripada bersifat basa.


b. Protoalkaloida
Protoalkaloida merupakan amin yang relative sederhana
dimana nitrogen asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik.
Protoalkaloida diperoleh berdasarkan biosintesa dari asam amino
yang bersifat basa. Pengertian amin biologis sering digunakan untuk
kelompok ini.
CONTOH :

C6H6 CH3
EFEDRIN
H -C - C - H

OH NH- CH3

CH3O
NH – CO – (CH2)4 – CH = CH – CH (CH3)2

OH

KAPSALSINA
c. Pseudoalkaloida
Pseudoalkaloida tidak diturunkan dari prekusor asam amino. Senyawa ini
biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloida yang penting dalam kelompok ini
yaitu steroidal dan purin.
Contoh :

H-N
=O

H-N − =O
O
INTEGERRINA
N
HN
=O
CH3Cl2CH-CH
N(CH3)2
17
TATA NAMA
Sampai sekarang masih belum bisa memberi nama alkaloid secara pasti, tapi
yang sudah dilaksanakan adalah :
1. Berasal dari nama tumbuhan asalnya yaitu nama genus / spesiesnya.
Contoh dari nama genus ( atropin dari Atropa belladonna)
dari nama species (kokain dari Erythroxyloncoca)

2. Sipenemu boleh memberi nama menurut keinginannya, misal nama


daerah atau nama kota dsb.
Contoh : Spegazzinina dan Pelletierina

19
Sifat Fisika

Kebanyakan alkaloid yang telah diisolasi berupa padatan kristal tidak larut

dengan titik lebur yang tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi.

Sedikit alkaloid yang berbentuk amorf dan beberapa seperti; nikotin dan

koniin berupa cairan.

Kebanyakan alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang

kompleks, species aromatik berwarna (contoh berberin berwarna kuning dan

betanin berwarna merah).

Pada umumnya, basa bebas alkaloid hanya larut dalam pelarut organik,

meskipun beberapa pseudoalkalod dan protoalkaloid larut dalam air.

Garam alkaloid dan alkaloid quartener sangat larut dalam air.


Sifat Kimia
Yang perlu diperhatikan dalam pendeteksian adalah sifat kimia
 Bila sampel kering, biasanya alkaloid quarterner tidak
terditeksi,karena dia tidak larut dalam benzen, chloroform (pelarut
organik)
 Bila sampel basah, chloroform dengan air membentuk azeotrop,
dimana alkaloid quarterner ikut bersama chloroform.
Bila ditambahkan asam, alkaloid ikut bersama asam.
 Alkaloid yang bersifat basa sangat lemah, akan larut dalam asam
membentuk garam. Garam tersebut dapat terhidrolisis kembali dalam air
membentuk alkaloid.
I H+ I +
- N - - N -
.. I
H2 O

 Alkaloid di pasaran dalam bentuk garam sebab alkaloid ini cenderung


teroksidasi di udara.
I
- N - + O2 - N -

=O

22
Identifikasi Alkaloida
1. Berdasarkan sifat spesifik.

Alkaloid dalam larutan HCl dengan pereaksi Mayer dan Bouchardhat

membentuk endapan yang larut dalam alkohol berlebih. Protein juga

memberikan endapan, tetapi tidak larut dalam dalam alkohol berlebih.

2. Berdasarkan bentuk basa dan garam-nya / Pengocokan

Alkaloid sebagai basanya tidak larut dalam air, sebagai garamnya larut baik

dalam air. Sebaiknya pelarut yang digunakan adalah pelarut organik : eter

dan kloroform. Pengocokan dilakukan pada pH : 2, 7, 10 dan 14.Sebelum

pengocokan, larutan harus dibasakan dulu, biasanya menggunakan natrium

hidroksida, amonia pekat, kadang-kadang digunakan natrium karbonat dan

kalsium hidroksida.
3. Reaksi Gugus Fungsionil
a. Gugus Amin Sekunder
Reaksi SIMON : larutan alkaloida + 1% asetaldehid + larutan na.
nitroprussida = biru-ungu.
Hasil cepat ditunjukkan oleh Conilin, Pelletierin dan Cystisin.
Hasil lambat ditunjukkan oleh Efedrin, Beta eucain, Emetin,
Colchisin dan Physostigmin.
b. Gugus Metoksi
Larutan dalam Asam Sulfat + Kalium Permanganat = terjadi formaldehid,
dinyatakan dengan reaksi SCHIFF. Kelebihan Kalium Permanganat
dihilangkan dengan Asam Oksalat.
Hasil positif untuk Brucin, Narkotin, koden, Chiksin, Kotarnin, Papaverin,
Kinidin, Emetin, Tebain, dan lain-lain
c. Gugus Alkohol Sekunder
Reaksi SANCHES : Alkaloida + Larutan 0,3% Vanilin dalam HCl
pekat, dipanaskan diatas tangas air = merah-ungu.
Hasil positif untuk Morfin, Heroin, Veratrin, Kodein, Pronin,
Dionin, dan Parakonidin.
d. Gugus Formilen
 Reaksi WEBER & TOLLENS :
Alkaloida + larutan Floroglusin 1% dalam Asam Sulfat (1:1),
panaskan = merah.
 Reaksi LABAT :
Alkaloida + Asam Gallat + asam Sulfat pekat, dipanaskan diatas
tangas air = hijau-biru.
Hasil positif untuk Berberin, Hidrastin, Kotarnin, Narsein,
Hidrastinin, narkotin, dan Piperin.
e. Gugus Benzoil
Reaksi bau : Esterifikasi dengan alcohol + Asam Sulfat pekat = bau
ester.
Hasil positif untuk Kokain, Tropakain, Alipin, Stivakain, Beta
eukain, dan lain-lain.
f. Reaksi GUERRT
Alkaloida didiazotasikan lalu + Beta Naftol = merah-ungu.
Hasil positif untuk kokain, Atropin, Alipin, Efedrin, tropakain,
Stovakain, Beta eukain, dan lain-lain.
g. Reduksi Semu
Alkaloida klorida + kalomel + sedikit air = hitam
Tereduksi menjadi logam raksa.
Raksa (II) klorida yang terbentuk terikat dengan alkaloid sebagai kompleks.
Hasil positif untuk kokain, Tropakain, Pilokarpin, Novokain, Pantokain,
alipin, dan lain-lain.
h. Gugus Kromofor
 Reaksi KING :
Alkaloida + 4 volume Diazo A + 1 volume Diazo B + natrium
Hidroksida = merah intensif.
Hasil positif untuk Morfin, Kodein, Tebain dan lain-lain.
 Reaksi SANCHEZ :
Alkaloida + p-nitrodiazobenzol (p-nitroanilin + Natrium Nitrit +
Natrium Hidrolsida) = ungu kemudian jingga.
Hasil positif untuk alkaloida opium kecuali Tebain, Emetin, Kinin,kinidin
setelah dimasak dengan Asam Sulfat 75%.
4. Pereaksi untuk analisa lainnya

a. Iodium-asam hidroklorida

Merupakan pereaksi untuk golongan Xanthin. Digunakan untuk pereaksi

penyemprot pada lempeng KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dimana akan

memberikan hasil dengan noda ungu-biru sampai coklat merah.

b. Iodoplatinat

Pereaksi untuk alkaloid, juga sebagai pereaksi penyemprot pada lempeng

KLT dimana hasilnya alkaloid akan tampak sebagai noda ungu sampai

biru-kelabu.

c. Pereaksi Meyer (Larutan kalium Tetraiodomerkurat)

Merupakan pereaksi pengendap untuk alkaloid


Kegunaan Alkaloid
1. Alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen seperti urea dan
asam urat dalam hewan.
2. Sebagai tandon penyimpanan nitrogen meskipun banyak alkaloid
ditimbun dan tidak mengalami metabolisme lebih lanjut meskipun
sangat kekurangan nitrogen.
3. Melindungi tumbuhan dari serangan parasit atau pemangsa
tumbuhan
4. Sebagai pengatur tumbuh, karena dari segi struktur, beberapa
alkaloid menyerupai pengatur tumbuh. Beberapa alkaloid
merangasang perkecambahan yang lainnya menghambat.

Anda mungkin juga menyukai