OLEH
BURHANUDDIN TAEBE
1. BATASAN
► Merupakan gol. senyawa organik terbanyak di alam, terdapat
hampir pada semua tumbuhan, sedikit dari hewan, mikroorga-
nisme, serangga, biota laut dan tumbuhan rendah.
► Berbagai batasan alkaloida, semua disertai pengecualian. Semua
mengandung satu atau lebih atom N dan biasa meru-pakan
bagian dari cincin heterosiklik, batasan ini tidak tepat, karena
ada senyawa nitrogen heterosiklik di alam, tidak diakui sebagai
alkaloida, misalnya pirimidin, pteridin, dan asam nukleat.
► Hampir semua memiliki aktivitas fisiologis , ada sangat bera-cun,
ada berguna dalam pengobatan, misal : kuinin, morfin dan
striknin.
► Alkaloida adalah senyawa organik yang mengandung
unsur nitrogen, bersifat basa, memiliki aktivitas
fisiologis dan terdapat dalam makhluk hidup.
► Terdapat pada bagian tumbuhan: biji, daun, kulit batang, kayu
dls. Kadar sangat kecil, biasa kurang dari 1%, ada cukup
tinggi, misal kulit kayu tumbuhan tahunan, mengandung 10 –
15% alkaloida (kulit kina mengandung sekitar 10% kuinin).
2. SEJARAH
► Sejarahnya hampir setua peradaban manusia. Telah diguna-
kan sebagai obat dalam minuman, kedokteran, teh, tapel, dan
racun selama 4.000 tahun. Tidak ada usaha untuk isolasi
komponen aktif dari ramuan tsb. hingga permulaan abad ke-
19
H2N O
H H CH3
N CH2OH N
HN
NH O
HN N N N
H
O
OH
H
MUSKOPIRIDIN KASTORAMIN SAKSITOKSIN PIROL
N O N
CH3
N
H
N
N N
H H
PIROLIDINA PIPERDINA ISOKUINOLIN
N N
H
KUINOLINA INDOL
2. Asal tumbuhan terdapatnya
► Dasar awal alkaloida ditemukan pada tumbuh-
an, misal : alkaloida tembakau, alkaloida Ama-
ryllidaceae, alkaloida Erythrina dan sebagainya.
► Kesulitan, ada alkaloida tidak hanya terdapat
pada satu tumbuhan, misal : nikotina, selain
dalam temba-kau dari Keluarga Solanaceae,
juga terdapat dalam tumbuhan lain yang tidak
ada hubungan sama sekali dengan tembakau.
► Kelemahan lain, beberapa alkaloida berasal
dari satu tumbuhan tertentu dapat mempunyai
struktur yang sangat berbeda-beda.
3. Berdasar atas asal – usul biogenetinya
► Cara ini dapat menjelaskan hubungan antara satu
alkaloida dengan alkaloida lainnya yang diklasifikasi
berdasarkan cincin heterosillik, merupakan perluasan
sistem berdasarkan cincin heterosikliknya.
► Biosintesis menunjukkan bahwa alkaloida berasal dari
beberapa asam amino tertentu saja.
► Berdasarkan ini, alkaloida dibedakan atas 3 golongan
utama, yaitu :
1.Alkaloida alisiklik yang berasal dari asam amino
ornitin dan lisin
2.Alkaloida aromatik jenis fenilalanin yang berasal
fenilalanin, tirosin dan 3,4 – dihidroksifenil-
alanin
3.Alkaloida aromatik jenis indol, yang berasal dari
triptofan
ALKALOIDA ALISIKLIK
O
COOH CH2OH
HO
CH
2HN CH3 OCHOCH2 C6H5
NH2 N
NH2 CH2OH N
CH30
ORNITIN HIGRINA HIOSIAMINA RETRONESINA
CH2OH
O
COOH
NH O
HC
NH2 N
NH N
H
LISIN ISO[PELETIERINA PSEUDOPELETIERINA LUPININA
ALKALOIDA FENILALANIN
H3CO
R1 COOH
N(CH3)2 N(CH3)2
NH2 H3CO HO
R2
OCH3
R1 R2 HORDENINA MEZKALINA
H H FENILALANIN
H OH TIROSIN O
OH OH 3,4 - DIHIDROKSI
FENILALANIN HO N
O
OCH3
OCH3
BERBERINA
H3CO
H3CO HO
NCH3
H3CO N CH3
H3CO
H3CO O
OCH3 NCH3
H3CO
OCH3 HO
COOH HO
H
HOOC CH3
N
H
HO
N N
H3CO
NH
N O O
NO2
H3CO O
OCH3
OCH3 OCH3
KOLKHISINA ASAM ARISTOLOKHAT - 11
N CH3
O CH3
H3C N
CH3 H N
O N N
H H
(H3C)2N CH3
KONESINA KOFEINA
Biosintesis
► Biosintesis alkaloida dimulai dengan dasar pada
hasil analisis ciri struktur yang sama dalam
berbagai molekul alkaloida. Kesimpulan hasil
analisis dan didukung oleh penelitian menggu-
nakan senyawa bertanda, terungkap mekanis-me
biosintesis alkaloida.
► Pictet dan Robinson, menemukan bahwa alka-
loida aromatik mempunyai suatu struktur, yak-ni
β – ariletilamina. Kedua menemukan alka-loida
tertentu dari jenis 1 – benzilisokuinolin, seperti
laudanosina, mengandung 2 unit β – ariletilamina
yang berkondensasi
R1 R1 H3CO
NH2 NH N CH3
R2 R2 H3CO
R1 OCH3
R1
R2 OCH3
R2
H O H OH
H O
C H C N
+ N H C N
ALDEHIDA AMINA
H C N
H C N
IMONIUM
C C
C C C C O
H O O H
ENOL / FENOL
► Berdasarkan reaksi Mannich maka biosintesis
dari laudanosina sbb :
HO HO HO
CHO
NH2 NH2
HO HO HO
3,4- DIHIDROKSI FENILALANIN
MANNICH
H3CO H O
N CH3 N
H3CO HO
OCH3 OH
LAUDANOSINA
OCH3 OH
► Reaksi biosintesis tersebut didukung oleh ppercobaan
demgan senyawa bertanda, seperti percobaan Barton,
menunjukkan kondensasi Mannich dapat terjadi di
dalam jaringan tumbuhan.
► Pecobaan lain, kondensasi Mannich dapat in vitro
pada suhu kamar dan pH netral. Reaksi pokok seperti
biosintesis laudanosina, merupakan dasar dalam bio-
sintesis alkaloida.
► Selain reaksi dasar di atas, biosintesis alkaloida meli-
batkan pula reaksi – reaksi sekunder, menyebabkan
terbentuknya berbagai jenis struktur alkaloida. Salah
satu reaksi sekunder, ialah reaksi rangkap oksidatif
fenol pada posisi orto atau para gugus fenol. Reaksi
ini berlangsung dengan radikal bebas, diikuti oleh
rangkapan radikal menghasilkan ikatan karbon –
karbon.
OH O O O O
(O)
COOH
O O
+ CH2COCH3 - CO2
N N N
H3 C
(O) (H)
NCH3 O NCH3 O NCH3 O
TROPINON
CH2OH
H H
C6H5 C - COOH
NCH3 NCH3
OH OCOCH - C6H5
CH2OH
TROPINA HIOSIAMINA
► Biosintesis dari alkaloida yang berasal dari lisin,
seperti isopeletierina dan pseudopeletierina,
mengikuti pokok – pokok reaksi sama seperti
diuraikan untuk ornitin.
COOH
NH2 NCH3 O
ISOPELETIERINA
NH2
NCH3 O
PSEUDOPELETIERINA
► Biosintesis nikotina dan anabasina, dengan senyawa bertanda
menunjukkan cincin pirolidina nikotina dan cincin piperidina
anabasina, berasal dari ornitin dan lisin. Sedang cincin piridina
dari kedua alkaloida berasal dari asam nikotinat.
► Dari percobaan ini diketahui gugus amino yang terikat dari
ornitin digunakan membentuk cincin pirolidina dari nikotina.
Ternyata pula bahwa - N – metilornitin digunakan pula tanpa
menyingkirkan gugus metil. Berdasarkan hasil percobaan ini,
maka :
O
* * * * * *H * *
H2N COOH HN H2N NH N
CH3 CH3
COOH
* N
*
N
CH3
ASAM NIKOTINAT
N
NIKOTINA
► Hubungan biogenetik berbagai alkaloida jenis
fenilalanin, dari fenil alanin, tirosin dan 3,4 – dihidroksi
fenilalanin, dijelaskan: modifikasi paling sederhana
dari asam amino ini ialah dekarboksilasi menghasilkan
alkaloida dengan karbon – ariletilamina, seperti
hordenina dan mezkalina
COOH
HO COOH COOH
H3CO
NH2 N(CH3)2
HO H3CO
3,4 - DIHIDROKSI MEZKALINA
FENILALANIN
► Perubahan unit β – ariletilamina melalui norlaudano-
sina dan retikulina---- berberina dan morfina menun-
jukkan pula hubungan biogenetik antara kelompok
alkaloida ini.
► Biosintesis alkaloida indol hampir semuanya berasal
dari asam amino triptofan. Alkaloida indol sederhana
seperti serotinina dan psilosi-bina terbentuk sebagai
hasil dekarboksilasi dari turunan triptofan yang seban-
ding. Akan tetapi untuk alkaloida kompleks berasal
dari pengga-bungan turunan asam mevalonat dan
triptofan. Bentuk sederhana , satu molekul dimetilalil
pirofosfat diinkorporasikan ke dalam triptofan -----
asam lisergat, lewat khanoklavina dan agroklavina,
ketiga alkaloida ini ditemukan bersama – sama dalam
Claviseps purpurea.
(O), CO2
COOH HO
-CO2 CHO
NH2 NH2
HO HO HO
HO H3CO
NH N CH3
HO H3CO
OH OCH3
OH OCH3
NORLAUDANOSINA LAUDANOSINA
H3CO H3CO
N CH3 N
HO (O) HO CH2
OH OH
OCH3 OCH3
RETIKULINA
H3CO
O
N
HO O
OCH3
N CH3
H
H3CO OCH3
O
SALUTARIDINA BERBERINA
H3CO H3CO H3CO
H3CO
HO HO HO
1 2 3
HO
N CH3 N CH 3 N CH3
H H H N CH3
H
H3CO H3CO H3CO
OH H3CO
O OAc
SALUTARIDINA SALUTARIDINOL TEBAINA
4
A
6 5
O O O O
N CH3 N CH 3 N CH3 N CH 3
H H H H H
O O O O H 3CO
H
H
KODEINONA NEOPINONA ORIPAVINA
7
B
H3CO HO HO
8 C
O O O
HO HO O
KETERANGAN
NH2 NH2
N N
H H
TRIPTOFAN SEROTININA
OPO3H2
N(CH3)2
N
H
PSILOSIBINA
OOP
H2N
COOH
NH2
N N
H H
TRIPTOFAN
HOH2C
NHCH3 NCH3 HOOC
NCH3
N N
H H N
H
KHANOKLAVINA AGROKLAVINA ASAM LISERGAT
HO OHC
OOP
O - Glc O - Glc
O O
H3COOC H3COOC
LOGANINA SEKOLOGANINA
COOH
NH2
N
H
TRIPTOFAN
N NH
N N
H H
O - Glc
O O
H3COOC H3COOC
SERPENTINA STRIKTOSDINA
Sifat – sifat
► a. Sifat Fisika, kebanyakan padatan kristal dengan
titik lebur tertentu, sedikit berbentuk amorf dan hanya
ada beberapa berbentuk cair (nikotina dan koniina).
Umum tidak berwarna, hanya beberapa berwarna,
misalnya berberina dan serpentins (kuning), betanina
(merah). Kelarutan alkaloida bebas hanya larut dalam
pelarut organik, pseudo dan protoalkaloida larut
dalam air, betanina (merah) bentuk garamnya dan
alkaloida kuaterner larut dalam air. Alkaloida
seringkali optik aktif dan biasanya hanya satu dari
isomer optik dijumnpai di alam, beberapa terdapat
dalam bentuk rasemat, kadang juga satu tumbuhan
mengandung satu isomer dan tumbuhan lain
mengandung enantiomernya
► b. Sifat kimia, umunya bersifat basa, sifat ini ter-
gantung pada adanya pasangan elektron dari nitro-
gen. Jika gugus fungsional berdekatan nitrogen ber-
sifat melepaskan elektron (misalnya gugus alkil) maka
kesediaan elektron nitrogen naik dan senyawa bersi-
fat basa. Sebagai contoh trietilamin lebih basa dari
dietilamin dan dietilamin lebih basa dari etilamin.
(C2H5)3 N (C2H5)2 N (C2H5) N
N
N N N
PIRIDIN PIPERIDIN QUINOLIN ISOQUINOLIN
► Sistem cincin anggota – lima, pirol hanya akan
merupakan aromatik penuh (4 π + 2 elektron),
bila pasangan elektron pada nitrogen dilibatkan
dalam aromatisitas, sehingga pirol dan indol
yang analog benzenoidnya buka basa. Kenya-
taan senyawa tersebut bersifat asam karena
pembentukan anion menaikkan ketersediaan
elektron nitrogen. Namun demikian pirolidin
bersifat basa sangat kuat seperti piperidin.
N N N
H H H
PIROL INDOL PIROLIDIN
► Kebasaan alkaloida menyebabkan pada
penyimpanannya sangat mudah mengalami
dekomposisi, terutama jika ada panas dan
sinar dengan oksigen, ----- reaksi berupa N –
oksida.