Anda di halaman 1dari 35

CANDRA IRAWAN

ALKALOID
 Merupakan metabolit sekunder terbesar
 Umumnya ditemukan pada tumbuhan
Angiospermae dan tidak ditemukan atau tidak
sering terdapat dalam Gymnospermae
 Dapat ditemukan dalam berbagai tumbuhan, seperti
biji, daun, ranting, dan kulit kayu
 Semua alkaloid paling sedikit mengandung sebuah
atom nitrogen yang bersifat basa, biasanya terdapat
dalam cincin heterosiklik
 Alkaloid dibedakan dari komponen tumbuhan lain
berdasarkan sifat basanya (kation)
ALKALOID
 Biasanya terdapat dalam tumbuhan sebagai garam
berbagai asam organik
 Di laboratorium sebagai garam dengan asam klorida
dan asam sulfat
 Garam alkaloid (di lab) dan alkaloid bebas berupa
padatan berbentuk kristal, tidak berwarna, namun
beberapa alkaloid berbentuk cairan, umumnya
bersifat optis aktif
Contoh:

Nikotina
N CH3
Ergotamin

MeO O OH

Morfina
O
MeO
H3C N OMe
N
NH OMe
MeO
O N N
CH3 CH3
N

caffeine emetine

HO N

MeO

a
Quinin
Fungsi Alkaloid dalam Tumbuhan
Fungsi alkaloid dalam tumbuhan masih sangat
kabur. Beberapa pendapat mengenai kemungkinan
peranannya adalah:
 Berperan sebagai hasil buangan nitrogen, seperti
urea dan asam urat dalam hewan (tidak dianut lagi)
 Beberapa alkaloid mungkin bertindak sebagai
tandon penyimpanan nitrogen, meskipun banyak
alkaloid ditimbun dan tidak mengalami
metabolisme lebih lanjut meskipun sangat
kekurangan nitrogen
Fungsi Alkaloid dalam Tumbuhan

 Dapat melindungi tumbuhan dari serangan parasit


atau pemangsa tumbuhan (bukti yang mendukung
tidak ada, jadi hanya rekaan saja)
 Pengatur tumbuh, sebab beberapa merangsang
pertumbuhan dan yang lain menghambat
 Dapat menggantikan basa mineral dalam
mempertahankan kesetimbangan ion dalam
tumbuhan (Liebig). “Berdasarkan pengamatan pada
pelolohan nikotina ke biakan akar tembakau yang
meningkatkan pengambilan nitrat”.
Klasifikasi Alkaloid

Seperti metaboilt sekunder lainnya, alkaloid tidak


mempunyai tata nama sistematik. Penamaannya
secara trivial, misal: kuinin dan morfin. Akhiran -in
yang mencirikan alkaloid

Alkaloid diklasifikasikan berdasarkan:


 Reaksi Biogenesisnya
 Cincin Heterosiklik
 Nama genus, spesies, dan nama pakar
Klasifikasi Alkaloid Berdasarkan Reaksi Biogenesisinya

 Alkaloid Alifatik C4N atau C5N


 Kerangka Ornitin

CO2H
H2N
H NH2

 Kerangka Lisin

CO2H

H2N H
NH2
Klasifikasi Alkaloid Berdasarkan Reaksi Biogenesisinya

 Alkaloid Aromatik Jenis Fenilalanin


 Kerangka Fenilalanin

CO2H

H NH2

 Kerangka Tirosin

CO2H

H NH2

HO
Klasifikasi Alkaloid Berdasarkan Reaksi Biogenesisinya

 Alkaloid Aromatik Jenis Fenilalanin


 Kerangka 3, 4-dihidroksifenilalanin
HO
CO2H

H NH2

HO

 Alkaloid Indol yang berasal dari Triptofan


CO2H

NH2
H

N
Klasifikasi Alkaloid Berdasarkan Cincin Heterosiklik

 Pirolidin
 Biosintesis dari ornitin

H3COCH2C N

CH3

Higrine

 Piperidin
 Biosintesis dari lisin

CH3
N N
H3COCH2C

H H

Isopelleterin Koniin
Klasifikasi Alkaloid Berdasarkan Cincin Heterosiklik

 Pirolizidin
 Biosintesis dari ornitin-lisin
HO
CH2OH

 Quinolizidin Rectonicin

 Biosintesis dari 2 mol lisin


CH2OH

Lupine
Klasifikasi Alkaloid Berdasarkan Cincin Heterosiklik

 Piridin
 Biosintesis dari ornitin-lisin

Nikotina
Alkaloid Aromatik Kerangka Dasar Fenilalanin, Tirosin, dan 3,4-
dihidroksifenilalanin (Ar-C2N-Subunit)

Terbagi atas 4 golongan, yaitu:


 Alkaloid monosiklik sederhana (ArC2-N)
OH

HO
Me CO2H

H NHMe H NH2

HO

Ephedrim (obat asma) DOPA


(3,4-dihidroksifenilalanin)

 Isoquinolin (ArC2N-Alkil)

N Me

OH Me
Pellotine
Alkaloid Aromatik Kerangka Dasar Fenilalanin, Tirosin, dan 3,4-
dihidroksifenilalanin (Ar-C2N-Subunit)

Terbagi atas 4 golongan, yaitu:


 Benzilisoquinolin(ArC2N-C1Ar)

MeO

MeO OMe

OMe
Papaverin
Alkaloid Aromatik Kerangka Dasar Fenilalanin, Tirosin, dan 3,4-
dihidroksifenilalanin (Ar-C2N-Subunit)

 Alkaloid Amarillidaceae (ArC2N-C1Ar)

OH

HO

N
O

Licorin
Alkaloid Aromatik Kerangka Dasar Triptofan (Indol-C2N-Subunit)

Terbagi atas 2 golongan alkaloid, yaitu


 Alkaloid sederhana dari modifikasi triptofan
C2 Unit (dari asam piruvat)

 Alkaloid dari campuran metabolisme triptofan dan


mevalonat
C5 atau C9/C10 sub unit
Klasifikasi Alkaloid berdasarkan Genus, Spesies, dan Penemunya

• Berdasarkan genus, misal otropin dari


Atropabelladonna

• Berdasarkan spesies, misal kokain dari Erythaxylan


coca

• Berdasarkan penemu, misal Pelletierin


BIOSINTESIS ALKALOID

 Masalah yang menentukan pada biosintesis alkaloid


adalah mengenali titik percabangan pada jalur
metabolisme tempat terbentuknya senyawa antara yang
pada pengubahan berikutnya mengarah hanya ke
alkaloid tanpa berhubungan dengan golongan senyawa
lain

 Pictet dan Robinson mula-mula menemukan banyak


alkaloid aromatik mempunyai suatu unit struktur, yakni
β-ariletilamin. Penemuan lainnya yaitu alkaloid-alkaloid
tertentu dari jenis 1-benzilisokuinolin mengandung dua
unit β-ariletilamin
BIOSINTESIS ALKALOID

 Biosintesis alkaloid melibatkan reaksi-reaksi


sekunder (oksidatif fenol, metilasi atom oksigen,
metilasi nitrogen, atau oksidasi gugus amina, dll)
yang menyebabkan terbentuknya berbagai jenis
struktur alkaloid

 Keragaman struktur alkaloid dapat disebabkan oleh


keterlibatan fragmen-fragmen kecil yang berasal dari
jalur mevalonat, fenilpropanoid, atau poliasetat
BIOSINTESIS ALKALOID

• Banyak percobaan dengan senyawa bertanda


menunjukkan bahwa asam-asam amino ornitin dan
lisin merupakan senyawa awal (prekusor) dalam
biosintesis alisiklik

Stropharia Cubensis
Biosynthesis of aromatic Alkaloids
Phenylalanine Epinephrine

http://images.google.co.id/imgres
http://images.google.co.id
Metabolic engineering

Memelink (2004) Nature Biotechnology 22, 1526 - 1527 based on


Allen et al. (2004) Nature Biotechnology 22, 1559-1566 Lecture13_Alkaloids.pdf
Biosynthesis of Alkaloids Derived From
TRYPTOPHANE
Thank You

Situ Gintung

Anda mungkin juga menyukai