Anda di halaman 1dari 41

FITOKIMIA

Alkaloid dan Glikosida

Paula M. Kustiawan, Ph.D., M.Sc.


• ALKALOIDA : metabolit sekunder yang
mengandung satu atau lebih atom –N-
(nitrogen), biasanya bersifat basa dan Sebagian
besar atom nitrogennya merupakan bagian dari
cincin heterosiklik
Alkaloid • Alkaloid dapat ditemukan dalam berbagai
bagian tumbuhan seperti daun, biji, dan kulit
batang
• Beberapa alkaloid bersifat racun namun banyak
juga yang penting dalam pengobatan
• Misal: Kuinin dan morfin yang memiliki efek
biologis
Beberapa efek farmakologis alkaloid
1. Analgesik dan narkotik: morfin dan kodein
2. Stimulansia sentral: kofein
Alkaloid
3. Anti asma: efedrin
4. Antihipertensi: reserpin
5. Relaksan otot halus: atropin dan papaverin
6. Relaksan otot skeletal: tubocurarin
Penggolongan alkaloid
• True Alkaloid/ Alkaloid sejati:
- Atom N berasal dari asam amino
- Bersifat basa
- Bersifat racun dan memiliki efek biologis yang luas
- Atom N berada pada cincin heterosiklik
- Terdapat dalam bentuk garam dengan asam organik
Contoh: Atropin, Morfin
Penggolongan Alkaloid

• Pengecualian pada kolkhisin


dan asam aristolokhat
dimana atom N tidak berada O
CH3
O
CH3O
pada cincin heterosiklik NH
O OH

(tidak memiliki cincin CH3O


O
NO2

heterosiklik) dan tidak OCH3

bersifat basa O
OCH3 OCH3
13. Kolkhisina 14. Asam aristolokhat-II
Penggolongan Alkaloid

• Pseudoalkaloid:
• Memiliki karakteristik seperti
CH3
alkaloid tetapi tidak berasal N CH3
dari asam amino. O CH3
H3C N
N
• Ada dua jenis yaitu alkaloid CH3 H

steroid dan purin H H


O N N
H3C
CH3
N
• Contoh steroid: Konesin H3C
18. Konessina 19. Kaffeina
• Contoh purin: kafein, teofilin,
teobromin
Proto alkaloids (Alkaloida Sederhana)

- Merupakan molekul sederhana

- Biogenetiknya dari asam amino


Penggolongan - Mempunyai atom –N- bukan heterosiklik
Alkaloid
- Bersifat basa

- Sering disebut Biological Amines

Contoh: Meskalin, Efedrin, Dimetiltriptamin


Sifat fisika dan kimia Alkaloid
Sifat fisik : Kristal, amorphous, liquid, tidak berwarna (umumnya)
• Alkaloid basa pada umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik kurang polar seperti kloroform, eter dan sejenisnya
• Garam alkaloid pada umumnya larut dalam air, alkohol-alkohol dan
tidak larut dalam pelaur kurang polar
Sifat Kimia: Pada umumnya alkaloid bersifat basa (atom N) tingkat
kebasaan dari alkaloid ditentukan pada gugus substitusi atom N
Deteksi Alkaloid  reaksi pengendapan
(Mayer)
Bahan (20 g)
Refluks dg.80% EtOH, saring, filtrat diuapkan kering

1. Metoda Wall Residu


Air, saring

Endapan filtrat
Diasamkan dg HCl 1%
+ Pereaksi Mayer

Konfirmasi Endapan putih

+ Amonia Alkaloida (+)


+ Kloroform
Lap. Kloroform
+ HCl 1%
Lapisan Air
Pereaksi Mayer

Endapan putih [alkaloida (+)]


2. Metoda KIANG-DOUGLAS
Bahan
Refluks 80% EtOH
Saring, pekatkan
Residu di + air

Lap. air
Amonia
+ kloroform

Lap. Air kloroform


Pekatkan/uapkan
+ HCl 2N

Lap. Kloroform lap. Air/asam


Pereaksi Mayer

Endapan putih

[Alkaloida (+)]
Deteksi Alkaloid
 Reaksi Reagen Kandungan Hasil

pengendapan Dragendorff K[BiI4] oranye


Mayer K2[HgI4] Kuning-putih
Garam Reinecke (NH4Cr[CNS]4(NH3)2) Pink,
mengambang
Scheiblers Wolframat-asam fosfat Kuning, amorph
Sonnenschein Molibdat-asam fosfat Kuning, lalu biru
hijau
Larutan tanin 5% dalam air Kecoklatan
Hager Asam pikrat jenuh Kuning
Wagner I/KI Merah coklat
Deteksi Alkaloid  Reaksi warna
• Pereaksi Untuk Reaksi Warna
a. Asam nitrat pekat: brusin berwarna merah: kolkhisin berwarna violet
b. Sulfonitrar (pereaksi Erdmann): konesin berwarna kuning kemudian hijau
biru
c. Sulfomolibdat (pereaksi Frochde): morfin berwarna violet
d. Sulfovanadat (Mandelin): strikhin berwarna violet
e. Sulfoformalin (Marquis): morfin berwarna merah kemudian biru
f. H2SO4 + p-dimetilamino benzaldehid (Wasicky): alkaloid indol berwarna
biru violet atau merah
g. Alkaloid ergot: Erlich (Van-Urk): p-dimetilaminobenzaldehida dalam
suasana asam memberi warna biru atau hijau-abu2
Isolasi alkaloid
BAHAN
Petroleum eter / PE

Ekst. PE Bahan
-95% EtOH / MeOH
-filter, filtrat diuapkan
-residu dipartisi antara
EtOAc dan 2% as tartrat
HO
O
H3C H N
N
EtOAc lap. Air asam
NH (Alk. Netral & basa lemah)
H O + EtOAc
O
O N CH3 - Basakan dg amonia
H

EtOAc Lap. basa


(Alk. Basa kuat) (Alk. Kuaterner/garam
N amonium)

34. Ergotamina O O

O NH4OH O
Suhu kamar
Glu O O N

35. Swerosida 36. Gentianina


Alkaloida berasal dari Ornithine

Alkaloida berasal dari lysin

Alkaloida berasal dari asam nikotinat


Penggolongan Alkaloida berasal dari polyacetate

Alkaloid Alkaloida berasal dari asam anthranilat

berdasarkan Alkaloida berasal dari phenylalanine & tyrosine

Biogenesisnya Alkaloida berasal dari tryptophan

Alkaloida berasal dari histidine

Alkaloida dari jalur isoprenoida

Alkaloida lain-lain
Alkaloid yang berasal dari ornitin
• Ornitin merupakan salah satu asam amino
• Alkaloid dari ornitin dapat dikelompokkan menjadi:
1. Alkaloid tropan
2. Alkaloid pirolizidin
3. Alkaloid nikotin
OH

CH3

N HO N
H2N
H2N CO2H CH3
N

Ornitin Tropan pirolizidin Nikotin


Alkaloid dari Ornitin
Contoh alkaloid tropan:
• Atropina
• Scopolamina
• Hyoscina
• Hyoscyamin
• Cocaina
Contoh alkaloid pirolizidin
Atropa belladona
• Retronecine
• Platynecine
• Indicine
Alkaloid dari Lysin
• Memiliki inti piperidine

N
H

• Contoh alkaloid: Lupinine, Anabasina, Anaferina, Lobelina,


Lycopodina
OH O
O
N
N N CH3
H H
Anaferina Lobelina
Alkaloid dari asam nikotinat
• Memiliki inti piridin

• Contoh: Nikotin, Arecolin (Areca catechu), Ricinin (Ricinus communis),


Dioskorin, Anatabin
CO2CH3

N N
H3C
Nikotin Arecolin
N CH3
Alkaloid dari fenilalanin dan tyrosin
O
O

OH
OH
H NH2 NH2
H
HO
Fenilalanin Tyrosin
Asam amino yang memiliki gugus aromatik

H3CO NH2

Contoh alkaloid
H3CO

OCH3
Mescaline
• Mescaline, Lophopora williamsii – sebagai HALLUSINOGENIK

Alkaloid dari • Ephedrine, Ephedra sinica – sebagai SIMPATHOMIMETIKA


• Papaverine, Papaver somniverum – SMOOTH MUSCLE RELAXANT

phenilalanin • Tubocurarine, Chondrodendron tomentosum–SKELETAL MUSCLE


RELAXANT

dan tyrosin • Tetrandrine, Cyclea peltata – ANTITUMOR


• Codeine, Papaver somniverum – ANALGETIC & ANTITUSSIVE
yang • Colchicine, Colchicum autumnale – SUPPRESION OF GOUT
• Emetine, Cephaelis ipecacuanha – EMETICA
memiliki • Thalicarpine, Thalictrum dassycarpum – ANTITUMOR

aktivitas • Glaziovine, Octoea glaziovii – ANTIDEPRESSANT


• Morphine, Papaver somniverum – NARCOTIC ANALGESIC
farmakologi • Fagaronine, Fagara zanthoxyloides – ANTITUMOR
Alkaloid dari tryptophan
• Asam amino yang memiliki gugus aromatic (gugus indol)
O

Contoh alkaloid: Psilocybin, Echinulin,


OH
H
NH2 Reserpine, Ergotamine, dll
N
H
Tryptophan

Indol

Alkaloid indol monoterpen


• Alkaloid dengan gugus indol dan gusus monoterpen
Alkaloid indol monoterpen
O-Glu
H
H NH
N O
CH3O NH
H H
N
OCH3 H H
H O
CH3O HO
O OCH3 O
O OCH3 Strictosidine
OCH3
11. Reserpina
Reserpine
• Ajmalicine, Catharanthus roseus – HYPOTENSIVE
• Ajmaline, Rauvolfia sp. – ANTIARRYTHMIA
AKTIVITAS •

Camptothecine, Camtotheca acuminata – ANTICANCER
Deserpidine, Rauvolfia canescens – HYPOTENSIVE
FARMAKOLOGI • Iboganine, Tabernanthe iboga – PSYCHOMIMETIC

DARI •

Leurocrystine, Catharanthus roseus – ANTICANCER
Quinidine, Remijia sp. – CARDIAC DEPRRESANT
MONOTERPENE • Quinine, Cinchona sp. – ANTIMALARIA
• Rescinamine, Rauvolfia sp. – HYPOTENSIVE
INDOL • Reserpine, Rauvolfia vomitoria – HYPOTENSIVE
ALKALOID • Strychnine, Strychnos nux vomica – CNS DEPRESSANT
• Vincaleucoblastine, Catharanthus roseus – ANTICANCER
• Vincamine, Vinca major – HYPOTENSIVE
Alkaloid dari Histidin
O

N
OH
NH2
N
H
Histidine

• Contoh:
O
H H
O OH
CH3 O CH3 N
N N
O H O H NH
N N
N H
Pilocarpine Epi-pilocarpine Spinachin
Pilocarpus jaboramdi
Glikosida
Glikosida

• Glikosida merupakan salah satu kandungan aktif tanaman


yang termasuk dalam kelompok metabolit sekunder
• Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua
bagian senyawa, yaitu gula dan bukan gula
• Secara kimiawi, glikosida adalah senyawa asetal dengan
satu gugus hidroksi dari gula yang mengalami kondensasi
dengan gugus hidroksi dari komponen bukan gula
• Keduanya dihubungkan oleh suatu bentuk ikatan berupa
jembatan oksigen (O – glikosida, dioscin), jembatan
nitrogen (N-glikosida, adenosine), jembatan sulfur (S-
glikosida, sinigrin), maupun jembatan karbon (C-glikosida,
barbaloin)
• Bagian gula biasa disebut glikon sedangkan bagian bukan
gula disebut sebagai aglikon
• Apabila glikon dan aglikon saling terikat maka senyawa ini
disebut sebagai glikosida
Aglikon
• Aglikon dari glikosida terdiri dari banyak jenis senyawa
kimiawi
• Senyawa-senyawa tersebut meliputi senyawa-senyawa
Glikosida alkoholik dan fenolik, isotiosianat, nitril sianogenetik,
turunan antrasen, flavonoid dan steroid
Glikon (bagian Gula)
• Glikosida sering diberi nama sesuai bagian gula yang
menempel didalamnya dengan menambahkan kata oksida
• Sebagai contoh, glikosida yang mengandung glukosa
disebut glukosida, yang mengandung arabinosa disebut
arabinosida, yang mengandung galakturonat disebut
galakturonosida
• Gula yang sering menempel pada glikosida adalah β-D-
glukosa
Fungsi Glikosida

• Fungsi glikosida sebagai cadangan gula temporer


glikosida adalah meruapakan cadangan gula temporer (cadangan gula sementara)
bagi tanaman. Cadangan gula di dalam bentuk ikatan glikosides ini tidak dapat
diangkut dari sel satu ke sel yang lain, oleh karena adanya bagian aglikon.
• Proses pembentukan glikosida merupakan proses detoksikasi
proses sintesa senyawa glokosida adalah merupakan proses detoksikasi, sedang
anglikonnya merupakan sisa metabolisme
• Proses glikosidasi untuk menjaga diri terhadap pengaruh luar yang mengganggu
proses glikosidasi di dalam tanaman dimaksudkan untuk menjaga diri terhadap
serangan serangga atau binatang lain dan untuk mencegah timbulnya penyakit pada
tanaman.
Fungsi glikosida

• Penggunaan glikosida dimana beberapa diantara glikosida


merupakan obat yang sangat penting, misalnya yang berkhasiat
kardiotonik, yaitu glikosida dari Digitalis, Strophanthus, Colchicum,
Conyallaria, Apocynum
• berkhasiat laksatifa/pencahar seperti Senna, Aloe, Rheum, Cascara
Sagrada dan Frangula yang mengandung glikosida turunan
antrakinon emodin
• Gaulterin adalah glikosida dari gaulteria yang dapat menghasilkan
metal salisilat sebagai analgesik
Berdasarkan aglikonnya, Glikosida
dapat digolongkan menjadi:
• Glikosida Tanin
• Glikosida cardioaktif
Penggolongan • Glikosida aldehid
Glikosida • Glikosida Antrakinon
• Glikosida saponin
• Glikosida Sianogenik
• Glikosida isotiosianat
• Glikosida flavonol
• Glikosida fenol
• Glikosida alcohol
• Glikosida lakton
Glikosida Saponin

• Saponin adalah segolongan senyawa glikosida yang mempunyai struktur steroid dan
mempunyai sifat-sifat khas dapat membentuk larutan koloidal dalam air dan membuih bila
dikocok
• Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sapogenin
• Glikosida saponin bisa berupa saponin steroid maupun saponin triterpenoid
• Saponin merupakan senyawa berasa pahit menusuk dan sering mengakibatkan iritasi terhadap
selaput lendir
• Saponin juga bersifat bisa menghancurkan butir darah merah lewat reaksi hemolisis
• banyak diantaranya digunakan sebagai racun ikan
• Saponin yang berpotensi keras atau beracun seringkali disebut sebagai sapotoksin
Sapogenin
Klasifikasi
Glikosida saponin
• Contoh Glikosida
dengan Sapogenin yang
berupa steroid:
Diosgenin, liquorice
sebagai ekspektoran
• Contoh Glikosida
dengan Sapogenin yang
berupa triterpenoid: β-
amyrin, ginsenosida dari
gingseng
Glikosida Jantung (steroid)

• Glikosida steroid disebut juga glikosida


jantung karena memiliki daya kerja kuat
dan spesifik terhadap otot jantung
• Secara kimiawi bentuk struktur glikosida
jantung sangat mirip dengan asam
empedu yaitu bagian gula yang menempel
pada posisi tiga dari inti steroid
• bagian aglikonnya berupa steroid yang
terdiri dari dua tipe yaitu tipe kardenolida
dan tipe bufadienolida
Contoh Glikosida jantung

Digitalis
• Daun/serbuk daun dari Digitalis purpurea atau D.lanata
• Daun digitalis memiliki beberapa kandungan glikosida jantung antara lain: Digoksin, digitoksin,
digitalin, digitonin
• Digoksin adalah glikosida jantung yang paling banyak digunakan
Strophantus
• Merupakan biji yang dikeringkan dari tanaman Strophantus kombe atau Strophantus hispidus.
• Mengandung glikosida jantung: strofosida
Adonis
• Merupakan bagian herba dari tanaman Adonis vernalis
• Glikosida jantung yang terkandung adalah adonitoksin, simarin, dan vernadigin
Glikosida antrakinon
• Beberapa jenis obat pencahar yang berasal dari
tanaman mengandung glikosida sebagai isi aktifnya
• Glikosida-glikosida yang terdapat di dalam obat
pencahar tersebut mengandung turunan antrasen
atau antrakinon sebagai aglikonnya
• Glikosida antrakinon terdapat pada tanaman famili
Rubiaceae, leguminoseae, Rhamnaceae, Ericaceae,
Euphorbiaceae, Lythraceae, Saxifragraceae,
Scrophulariaceae dan Verbenaceae
• Simplisia yang mengandung glikosida ini antara lain
Rhamni purshianae Cortex, Rhamni Frangulae Cortex,
Aloe, Rhei Radix, dan Sennae Folium
• Beberapa contoh glikosida antrakinon: Aloin,
Barbaloin, Aloesin
Glikosida sianogenik

• Glikosida sianogenik memiliki aglikon yang mengandung gugus cyanohydrin


• Tumbuhan menyimpan glikosida sianogenik dalam vokuola  jika ada
serangan dari luar maka tumbuhan akan melepaskan glikosida sianogenik
dan mengaktifkan dengan bantuan enzim dalam sitoplasma
• Enzim akan memutus gula pada molekul glikosida diikuti dengan
terbentuknya struktur cyanohydrin dan melepaskan racun hydrogen
sianida
• Contoh senyawa glikosida sianogenik: Amigdalin dan prunasin  rasa pahit
pada almond, linamarin dan lotaustralin pada singkong
Glikosida sianogenik

• Glikosida sianogenik memiliki aglikon yang mengandung gugus cyanohydrin


• Tumbuhan menyimpan glikosida sianogenik dalam vokuola  jika ada
serangan dari luar maka tumbuhan akan melepaskan glikosida sianogenik
dan mengaktifkan dengan bantuan enzim dalam sitoplasma
• Enzim akan memutus gula pada molekul glikosida diikuti dengan
terbentuknya struktur cyanohydrin dan melepaskan racun hydrogen
sianida
• Contoh senyawa glikosida sianogenik: Amigdalin dan prunasin  rasa pahit
pada almond, linamarin dan lotaustralin pada singkong
Glikosida isotiosianat

• Glikosida yang memiliki atom sulfur


• Contoh glikosida: sinigrin dari black
mustard dan sinalbin dari white mustard
Glikosida flavonoid

• Glikosida ini memiliki aglikon berupa flavonoid


• Flavonoid memiliki efek antioksidan
Contoh glikosida flavonoid:
• Rutin (glikon: Rutinosa; aglikon: kuersetin)
• Hesperidin (glikon: rutinosa; aglikon: hesperetin)
• Naringin (glikon: Rutinosa; aglikon: naringenin)
• Quercitrin (glikon: Rhamnosa; aglikon: Kuersetin)
Deteksi

• Difenilamina Untuk deteksi glikosida dan glikolipid


Larutkan 5 gram difenilamina dalam 50 ml etanol. Tambahkan 40 ml asam klorida pekat dan 10 ml asam
asetat glasial. Semprotkan pada plat dan tutup dengal plat kaca yang lain. Panaskan pada suhu 110 derajat
celcius selama 30-40 menit sampat tebentuk spot yang terlihat. spot biru menunjukkan adanya glikolipid
• Tetranitro difenil Untuk deteksi cardiac glikosida
Larutan 1: larutan jenuh 2,3’,4,4’-tetranitrodifenil dalam toluen
Larutan 2: larutukan 10 gram kalium hidroksidaa dalam campuran 50 ml aquades dan 50 ml metanol
Prosedur kerja: semprot plat dengan larutan 1, keringkan pada suhu ruang, kemudian semprot dengan
larutan 2. Hasil positif akan terlihat bila terbentuk spot berwarna biru.

Deteksi berdasarkan aglikonnya (missal glikosida flavonoid mengikuti deteksi flavonoid)

Anda mungkin juga menyukai