B. Tinjauan Pustaka
Sterilisasi adalah sebuah proses yang dirancang untuk mencapai keadaan steril.
Secara tradisional kondisi steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat
penghancuran dari semua mikroorganisme hidup. Formulasi sediaan steril merupakan salah
satu bentuk sediaan farmasi yang paling banyak dipakai terutama saat pasien dioperasi,
diinfus, disuntik, mempunyai luka terbuka yang harus diobati dan sebagainya. Semuanya
membutuhkan kondisi steril karena pengobatan yang bersentuhan langsung dengan sel
tubuh, lapisan mukosa organ tubuh, dan dimasukkan langsung kedalam cairan atau rongga
tubuh memungkinkan terjadinya infeksi bila obat tidak steril. Karena itu, dibutuhkan sediian
obat yang steril dan jugadalam kondisi isohidris dan isotonis agar tidak mengiritasi.
Produk steril adalah sediaan teraseptis dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari
mikroorganisme hidup. Sediaan parenteral ini merupakan sediaan yang unik diantara bentuk
obat terbagi-bagi, karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa
kebagian dalam tubuh. Karena sediaan mengelakkan garis pertahanan pertama dari tubuh
yang paling efisien, yakni membran kulit dan mukosa, sediaan tersebut harus bebas dari
kontaminasi mikroba dan dari komponen toksik dan harus mempunyai tingkat kemurniaan
tinggi dan luar biasa. Semua komponen dan proses yang terlibat dalam penyediaan produk
ini harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi secara fisik,
kimia atau mikrobiologi.
Bentuk sediaan steril bisa berbagai bentuk, yaitu cair, padat, atau semi padat. Proses
pembuatannya sama dengan sediaan non steril. Namun, dalam pembuatan sediaan steril kita
perlu mengetahui proses sterilisasinya yang berkaitan dengan stabilitas bahan aktif maupun
bahan-bahan tambahannya. Dengan demikian, dalam pembuatan sediaan steril bekal
pengetahuan tidak sekedar pengetahuan formulasi sediaan, tetapi juga pemahaman kimia
fisika yang berkaitan dengan stabilitas proses pembuatan, sehingga menghasilkan sediaan
yang dikehendaki.
C. Alat Dan Bahan
Alat
7. Penjepit Kayu
Bahan
Alat
1. Autoclave 2. Ampul
3. Glassware 4. Vial
7. Las ampul
Bahan
1. Tapol 2. Aquadest
• Batas kebasaan
• Batas arsen
• Batas timbal
Pada Percobaan pratikum ini Untuk uji Metode kebasaan dilakukan dengan pembilasan gelas
dengan aquadest dan aqua bebas CO2. Aqua bebas CO2 dibuat dengan memanaskan air dan
setelah mendidih ditutup dan diharapkan tidak ada udara yang masuk. Botol di autoklav pada
115°C selama 15 menit, atau disebut dengan sterilisasi panas basah. Mekanisme sterilisasi dengan
membunuh mikroorganisme lewat tekanan uap yang merusak kerja sel penyusun mikroorganisme
pada pembentukan koagulasi protein, ini dilakukan pada 3 botol infuse.
Setelah itu, diambil 100 mL isi dan dituang dalam Erlenmeyer dan ditambah indikator
metil merah, lalu dititrasi dengan H2SO4 0,01 N. Titrasi ini direplikasi 3 kali untuk tiap botol
infus. Blanko dibuat dengan cara mentitrasi aqua bebas CO2 dengan titran H2SO4.
Batas timbal merupakan batasan kualitatif dengan menambahkan Asam Klorida PPb dan
Natrium Sulfida P dalam air. Warna yang timbul jika mengandung timbal adalah coklat.
Batas Arsen dipipet 5 ml air dari wadah yang dikerjakan menurut cara yang tertera pada batas
kebasaan, kedalam tabung reaksi Ditambahkan 5 ml Asam Hipofosfit encer P As Dipanaskan
diatas penangas air selama 30 menit Dilihat ada tidaknya warna coklat
F. Hasil Percobaan
a. Uji Wadah Gelas untuk Injeksi
Sampel 2
3,220-2,85 : 0,37 (mL)
3,100-2,85 : 0,25 (mL)
3,160-2,85 : 0,31 (mL)
Rata-rata : 0,72 (mL)
Syarat pada farmakope : syarat kebasaan untuk
Sampel 3 volume botol lebih dari 100 mL H2SO4 yang
3,440-2,85 : 0,59 (mL) dibutuhkan tidak lebih dari 0,5
4,820-2,85 : 1,97 (mL)
4,220-2,85 : 1,37 (mL)
Rata-rata :-3,01 (mL)
2. Uji batas timbal
Tidak terbentuk warna coklat pada larutan uji
2. Aquadest Jernih
Keterangan : Tidak ada bercak kering pada tutup karet yang disterilkan
Kesimpulan : Karena pencucian dengan larutan Teepol beberapa kali (2x)dapat
membuat wadah jernih, serta tidak adanya bercak pada tutup karet.
Pembahasan : Untuk mencuci dan mensterilkan botol infus, ampul, dan vial digunakan
metode sterilisasi panas kering. Mikroorganisme akan mengalami kekeringan jika
dipaparkan pada suhu tinggi dan akibatnya sel akan lisis dan mati. Kekurangan sterilisasi
panas kering yaitu masih bertahannya endospora bakteri. Setelah direndam dan dididihkan
dengan Teepol 1% lalu dicuci dengan aquadest dan di sterilkan pada temperatur 2000C oven
selama 1 jam. Oven merupakan alat sterilisasi yang menggunakan udara panas kering,
dimana fungsi oven adalah mensterilkan alat-alat gelas yang tidak berskala. Prinsip oven
yaitu menghancurkan lisis mikroba menggunakan panas udara kering. Untuk sterilisasi
panas kering sangat diperhatikan penempatan bahan yang akan disterilisasi, yaitu sebisa
mungkin tidak renggang atau seminimal mungkin hindari adanya celah agar aliran udara
tidak dapa menembus dan terdistribusi, selain itu agar bahan tidak pecah atau retak karena
bahan tersebut akan memuai pada pemanasan.
b. Pencucian ampul, vial dan botol infuse
2. Aquadest Jernih
Keterangan : Tidak ada bercak kering pada wadah gelas yang disterilkan
Kesimpulan : belum steril sepenuhnya jika belum dioven
Pembahasan : Untuk mencuci dan mensterilkan botol infus, ampul, dan vial digunakan
metode sterilisasi panas kering. Mikroorganisme akan mengalami kekeringan jika
dipaparkan pada suhu tinggi dan akibatnya sel akan lisis dan mati. Kekurangan sterilisasi
panas kering yaitu masih bertahannya endospora bakteri. Setelah direndam dan dididihkan
dengan Teepol 1% lalu dicuci dengan aquadest dan di sterilkan pada temperatur 2000C oven
selama 1 jam. Oven merupakan alat sterilisasi yang menggunakan udara panas kering,
dimana fungsi oven adalah mensterilkan alat-alat gelas yang tidak berskala. Prinsip oven
yaitu menghancurkan lisis mikroba menggunakan panas udara kering. Untuk sterilisasi
panas kering sangat diperhatikan penempatan bahan yang akan disterilisasi, yaitu sebisa
mungkin tidak renggang atau seminimal mungkin hindari adanya celah agar aliran udara
tidak dapat menembus dan terdistribusi, selain itu agar bahan tidak pecah atau retak karena
bahan tersebut akan memuaipada pemanasan.
G. Pembahasan