Anda di halaman 1dari 28

Suspensi & Emulsi

FTS Non Solid & Steril


2021/2022
SUSPENSI
Pemflokulasi (Floculating Agent)
Setelah serbuk dibasahi dan didispersi dengan baik, maka selanjutnya diarahkan dengan berbagai
cara agar menghasilkan flokulasi yang terkontrol, sehingga mencegah pembentukan endapan padat
yang sukar didispersi kembali.
Bahan yang dapat digunakan untuk menghasilkan flokulasi dalam suspensi seperti elektrolit,
surfaktan dan polimer.

AlCl3
Adalah perbandingan antara Ho (tinggi
Hu suspensi sebelum mengendap) terhadap
Ho Hu (tinggi suspensi setelah mengendap)
Contoh perhitungan:
Formula A (60 menit)  suspensi deflokulasi
F = 20/15,6 = 1,3

Formula B (60 menit)


F = 20/12,9 = 1,5

Derajat flokulasi Formula B


= 1,5/1,3 = 1,15
Contoh grafik volume sedimentasi (F)
terhadap waktu

Contoh hasil perhitungan derajat


flokulasi pada formula A-E
Metode presipitasi dilakukan dengan melarutkan zat aktif pada pelarut organik, pada
percobaan ini digunakan NaOH yang terlebih dahulu dilarutkan dalam aquadest.

Metode dispersi, suspensi dibuat dengan cara menambahkan bahan aktif dalam
mucilago yang telah dibuat terlebih dahulu.
Fungsi:
• Sulfadiazine, sulfamerazine dan
sulfadimidin (Trisulfa) = zat aktif
yang berkhasiat sebagai antibiotik
• Asam sitrat = acidifier yang menjaga
pH dan stabilitas suspensi
• Metil paraben = pengawet untuk
mencegah pertumbuhan mikroba
pada suspensi
• NaOH = mereduksi ukuran partikel
• Sirupus simplex = corrigen saporis
• AlCl3 = flocculating agent)
• SLS (Sodium Lauril Sulfat) = wetting
agent
• CMC-Na = suspending agent
Apabila ukuran partikel terlalu kecil (< 3 µm)
menyebabkan suspensi mengikuti sistem dispersi koloid,
dimana seharusnya adalah dispersi kasar. Hal ini
berakibat terjadinya interaksi antar partikel yang
kemudian membentuk agegrat yang kompak dan
akhirnya terbentuk caking.

Ukuran partikel ideal 10 – 50 µm


Suspensi yang dibuat dengan cara
presipitasi dan dispersi dimasukkan
dalam tabung kemudian diletakkan
pada alat uji, diputar 3600 pada 20
rpm sampai semua endapan suspensi
terdispersi kembali. Dicatat waktu
yang diperlukan untuk semua
endapan terdispersi kembali.

Hasil uji redispersibilitas


• metode presipitasi pada hari
pertama rata-rata 26 menit, pada
hari ketiga rata-rata 19,5 menit.
• metode dispersi pada hari
pertama rata-rata 18 menit, pada
hari ketiga rata-rata 19 menit.
Hasil dari uji redispersibilitas
menunjukkan bahwa suspensi yang
dibuat dengan metode dispersi lebih
cepat terdispersi kembali dibanding
suspensi yang dibuat dengan metode
presipitasi
Uji pH pada suspensi presipitasi maupun dispersi menunjukkan pH yang konstan dari hari
pertama hingga hari kedua yaitu pH 4 (presipitasi) dan pH 6 (dispersi). pH sediaan yang ideal
yaitu 6,5 – 7,5 karena rentang pH tersebut cocok dengan pH tubuh.
EMULSI
5 gram
Perhitungan HLB Campuran
HLB Tween 80 = 15
HLB Span 80 = 4,5 Cara 2
HLB Campuran (X)
Cara 1
HLB Campuran Tween 80 15 (X – 4,5)
= (75% x 15) + (25% x 4,5)
= 11,25 + 1,125 X
= 12,375
Span 80 4,5 (15 – X)

(X – 4,5) : (15 – X) = 7,5 : 2,5


2,5 (X – 4,5) = 7,5 (15 – X)
2,5X – 11,25 = 112,5 – 7,5X
2,5X + 7,5X = 112,5 + 11,25
10X = 123,75
X atau HLB Campuran = 12,375
Jika HLB target diketahui dan dicari berat emulgator yang dibutuhkan:

Seorang apoteker akan membuat emulsi paraffin 100 ml.


Emulgator yang digunakan sebanyak 5% (HLB campuran 12) yang merupakan campuran
tween 80 dan span 80.
Berapa tween 80 (HLB 15) dan span 80 (HLB 4,5) yang diperlukan?

Berat emulgator = 5% x 100 ml = 5 g


B1 = X = Tween 80
B2 = 5 – X = Span 80

(X * 15) + ((5 - X )* 4,5) = 12 x 5


Berat emulgator = 5% x 100 ml = 5 g 15X – 4,5X + 22,5 = 60
10,5X = 60 – 22,5
Tween 80 = [(12 – 4,5) / (15 – 4,5)] x 100% X = (60 – 22,5) / 10,5
= (7,5/ 10,5) x 100% = 71% X = 3,6
Berat yang dibutuhkan  71% x 5 g = 3,6 g
Berat yang dibutuhkan
Span 80 = 5 g – 3,6 g = 1,4 g Tween 80 = 3,6 g
Span 80 = (5 – 3,6) = 1,4 g
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai