FARMASI FISIK
KELOMPOK 2
EMULSIFIKASI
A. TUJUAN
1. Mengetahui jumlah emulgator golongan sulfraktan yang digunakan dalam
pembuatan emulsi.
2. Membentuk emulsi dengan menggunakan emulgator golongan sulfraktan.
3. Mengevaluasi kestabilan suatu emulsi.
4. Menentukan HLB butuh minyak yang digunakan dalam pembuatan emulsi.
B. DASAR TEORI
Emulsi adalah suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamika yang
mengandung paling sedikit dua fase cair yang tidak bercampur, satu diantaranya
didispersikan sebagai globul dalam fase cair lain. Sistem ini dibuat stabil dengan
bantuan suatu zat pengemulsi atau emulgator (Martin, 1993).
Pada emulsi farmasetik, fase yang digunakan biasanya air dan fase yang
lainnya adalah minyak, lemak, atau zat-zat seperti lilin (Lund, 1994).
Sistem emulsi minyak dalam air (M/A) adalah sistem dengan fase
terdispersinya (fasediskontinyu) adalah minyak dan fase pendispersinya (fase
kontinyu) adalah air. Sebaliknya, emulsi air dalam minyak (A/M) adalah emulsi
dengan air sebagai fase terdispersi dan minyak sebagai fase pendispersinya.
Selain dua tipe emulsi yang telah disebutkan sebelumnya, ada suatu sistem
emulsi yang lebih kompleks yang dikenal dengan emulsi ganda misalnya pada
emulsi M/A, di dalam globul minyak yang terdispersi dalam fase air terdapat
globul air sehingga membentuk emulsi A/M/A. Sebaliknya, apabila terdapat
globul minyak di dalam air pada emulsi A/M akan membentuk emulsi M/A/M.
Pembuatan emulsi ganda ini dapatdilakukan dengan tujuan untukmemperpanjang
kerja obat, untuk makanan, dan untuk kosmetik.
Emulsi memiliki viskositas yang bervariasi dari cairan hingga semi solid.
Secara umum, istilah emulsi lebih dikenal sebagai sediaan cair yang ditujukan
untuk pemberian oral. Emulsi yang ditujukan untuk penggunaan eksternal
biasanya lebih dikenal dengan nama krim, losion, atau obat gosok. Emulsi yang
diberikan dengan cara topikal memiliki diameter ukuran globul yang berkisar
antara 0,1 – 100 μm.
(Lund, 1994)
1. Alat
a. Batang pengaduk
b. Cawan porselin
c. Gelas kimia
d. Gelas ukur
e. Pengaduk elektrik
f. Penangas air
g. Stopwatch
h. Timbangan analitik
2. Bahan
a. Aquadest
b. Parafin cair
c. Span 60
d. Tween 60
D. BAGAN KERJA
1. Pembuatan HLB butuh minyak dengan jarak HlB lebar
Dihitung jumlah tween dan span yang diperlukan untuk setiap nilai HLB
butuh.
Tinggi emulsi dalam tabung di usahakan sama dan dicatat waktu mulai
memasukan emulsi kedalam tabung
Diamati jenis ketidak stabilan emulsi yang terjadi selama 6 hari. Bila
terjadi creaming, ukur tinggi emulsi yang membentuk cream
Ditentukan pada nilai HLB berapa emulsi tampak relatif paling stabil
2. Perhitungan
a. R/ Parafin cair 20%
Emulgator 5%
Aquadest 25 mL
Tween 60 14,9
Span 60 4,7
5
Emulgator = ×25 mL=1,25 g
100
1) HLB 9
Tween 60 14,9 4,3
4,3
Tween 60 = × 1,25 g = 0,52 g
10,2
5,9
Span 60 = × 1,25 g = 0,72 g
10,2
2) HLB 10
Tween 60 14,9 5,3
10
5,3
Tween 60 = × 1,25 g = 0,64 g
10,2
4,9
Span 60 = × 1,25 g = 0,60 g
10,2
3) HLB 11
Tween 60 14,9 6,3
11
6,3
1,25 g 0,77 g
Tween 60 = 10,2
3,9
Span 60 = × 1,25 g = 0,47 g
10,2
4) HLB 12
Tween 60 14,9 7,3
12
7,3
Tween 60 = × 1,25 g = 0,89 g
10,2
2,9
Span 60 = × 1,25 g = 0,35 g
10,2
5) HLB 13
13
8,3
Tween 60 = × 1,25 g = 1,01 g
10,2
1,9
Span 60 = × 1,25 g = 0,23 g
10,2
b. Peritungan Creaming
Keterangan : Hv : Tinggi creaming pada emulsi
Ho : Tinggi larutan emulsi
Hv 25
HLB 9 = = =1
Ho 25
Hv 25
HLB 10 = = =1
Ho 25
Hv 25
HLB 11 = = =1
Ho 25
Hv 25
HLB 12 = = =1
Ho 25
Hv 25
HLB 13 = = =1
Ho 25
1) Hari ke-2
Hv 5
HLB 9 = = = 0,2
Ho 25
Hv 14
HLB 10 = = = 0,56
Ho 25
Hv 3
HLB 11 = = = 0,12
Ho 25
Hv 6
HLB 12 = = = 0,24
Ho 25
Hv 9
HLB 13 = = = 0,36
Ho 25
2) Hari ke-3
Hv 5,2
HLB 9 = = = 0,2
Ho 25
Hv 14,6
HLB 10 = = = 0,58
Ho 10
Hv 3
HLB 11 = = = 0,12
Ho 25
Hv 5,5
HLB 12 = = = 0,22
Ho 25
Hv 9
HLB 13 = = = 0,36
Ho 25
3) Hari ke-4
Hv 5
HLB 9 = = = 0,2
Ho 25
Hv 14,4
HLB 10 = = = 0,57
Ho 25
Hv 3
HLB 11 = = = 0,12
Ho 25
Hv 6
HLB 12 = = = 0,24
Ho 25
Hv 9,2
HLB 13 = = = 0,36
Ho 10
4) Hari ke-5
Hv 5
HLB 9 = = = 0,2
Ho 25
Hv 14
HLB 10 = = = 0,56
Ho 25
Hv 3
HLB 11 = = = 0,12
Ho 25
Hv 6
HLB 12 = = = 0,24
Ho 25
Hv 8,9
HLB 13 = = = 0,35
Ho 25
5) Hari ke-6
Hv 5,2
HLB 9 = = = 0,2
Ho 25
Hv 15
HLB 10 = = = 0,6
Ho 25
Hv 3
HLB 11 = = = 0,12
Ho 25
Hv 5,5
HLB 12 = = = 0,22
Ho 25
Hv 9
HLB 13 = = = 0,36
Ho 25
F. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini bahan yang di gunakan untuk membuat emulsi yaitu
parafin cair (20 %), elmugator (5 %), aquades (25 ml), tween 60 (14,19), dan span 60
(4,7). Pada percobaan emulsifikasi ini awalnya akan dibuat satu seri emulsi dengan
nilai HLB butuh jaarak lebar yang masing-masing adalah 9,10,11,12,13, dan 14.
Bahan yang digunakan adalah minyak dan air, sedangkan untuk emulgator digunakan
emulgator kombinasi surfaktan yaitu Tween 80 dan Span 80. Pencampuran Tween
80 dengan air karena nilai HLB Tween 80 relatif tinggi yaitu sebesar 15. Nilai HLB
yang tinggi menunjukkan bahwa Tween 80 bersifat polar sehingga dapat bercampur
dengan air yang bersifat polar. Sedangkan Span 80 dicampur dengan fase minyak,
karena Span 80 memiliki nilai HLB yang lebih rendah yaitu 4,3 dan menunjukkan
bahwa Span 80 bersifat non polar sehingga dapat bercampur dengan minyak.
Dari data pengamatan dapat dilihat bahwa semua emulsi mengalami creaming
sehingga dapat dikatakan tidak ada yang stabil. Tinggi creaming pada emulsi dengan
HLB 9 jauh lebih tinggi dibandingkan tinggi creaming pada emulsi lainnya. Hal ini
menunjukkan bahwa emulsi minyak oleum ricini dengan air pada HLB 9 paling tidak
stabil jika dibandingkan dengan emulsi pada HLB lainnya. Sedangkan pada HLB 14
memiliki creaming yang lebih rendah dari pada yang lainnya. Hal ini menunjukkan
pula bahwa emulsi pada HLB 14 yang paling stabil dibandingkan dengan yang
lainnya.
Dari praktikum pertama diduga minyak X yang digunakan memiliki HLB butuh 14.
Untuk memperjelas hasil emulsi, kembali dilakukan praktikum dengan menggunakan
jarak HLB butuh dengan jarak pendek, dimana HLB yang digunakan mendekati HLB
14, yaitu HLB butuh masing-masing 13.25, 13.50, 13.75, 14.25, 14.5, dan 14.75.
setelah emulsi dibuat, masing-masing emulsi tetap mengalami creaming. Namun
lama pembentukan masing-masing emulsi berbeda-beda. Yang paling lama
mengalami creaming adalah emulsi dengan nilai HLB butuh 14,25.
Dari percobaan ini dibandingkan pula keadaan sediaan emulsi kelas A dan kelas B
dengan sistem pengocokan berbeda. Kelas A menggunakan homogenizer dan kelas B
menggunakan lumpang alu. Didapatkan sistem emulsi yang lebih stabil adalah emulsi
yang menggunakan sistem pengocokan homogenizer.
campurkan fase minyak terlebih dahulu (minyak dan span) kemudian disusul
dengan mencampurkan fase air (tween dan air) di aduk dengan batang
pengaduk dan tetap mengukur suhu dengan termometer, apa bila suhu di
atas 60 c maka matikan hot plate untuk mengstabilkan suhu, apa bila suhu di
bawah 60 c maka hidup kan kembali hot plate untuk mendapatkan suhu
yang di inginkan. Setelah homogen, dicampurkan fase minyak dan fase air di
dalam satu wadah, aduk sampai tercampur rata dan dingin. Setelah
tercampur dan dingin, di masukkan kedalam gelas ukur 25 ml, lalu di beri
etiket sesuai perhitungan HLB masing-masing, dan diamati di hari pertama
pembuatan sampai 6 hari kedepan (pengamatan dalam 1 minggu)
pada percoban ini yang menjadi penguji pertama adalah gelas ukur HLB
9 dan hasil yang di dapatkan dari pengamatan pada saat hari pembuatan
emulsi, creaming berada di (1) dan hari ke-2,3,4,5,6 berada di (0,2).
Kedua, gelas ukur HLB 10 dan hasil yang di dapatkan dari pengamatan
pada saat hari pembuatan emulsi, creaming berada di (1) hari ke-2 di (0,56),
hari ke-3 di (0,58), hari ke-4 di (0,57), hari ke-5 di (0,56) dan hari ke-6 di (0,6).
Ketiga, gelas ukur HLB 11 dan hasil yang di dapatkan dari pengamatan
pada saat hari pembuatan emulsi, creaming berada di (1), dan hari ke-2,3,4,5
berada di (0,12).
Kelima, gela sukur HLB 13 dan hasil yang di dapatkan dari pengamatan
pada saat pembuatan emulsi, creaming beradi di (1), hari ke-2 di (0,36), hari
ke-3 di (0,36), hari ke-4 di (0,36), hari ke-5 di (0,35) dan hari ke-6 di (0,36).
G. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa
Emulsi adalah suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamika yang mengandung
paling sedikit dua fase cair yang tidak bercampur yaitu fase air dan fase minyak yang
mana jumlah elmugator yang di gunakan pada saat pembuatan emulsi adalah 1,25
gram dan pada pengamatan terjadi nya ketidakstabilan pada creaming.
DAFTAR PUSTAKA