Disusun Oleh :
Nama : Rismayanti
NIM : 1911102415029
Kelas :D
Kelompok :5
Dosen Pengampu : Chaerul Fadly Mouchtar Lutfi,
S. Farm, M. Biomed.
FAKULTAS FARMASI
2021
A. Judul Praktikum
Identifikasi senyawa minyak atsiri dan antrakuinon
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu memiliki kemampuan dan
keterampilan skrinning fitokimia kandungan yang ada simplisia
dengan metode KLT. Reaksi warna dan pengendapan.
C. Tinjauan Pustaka
Skrining fitokimia merupakan salah satu upaya yang
dapat di lakukan untuk mengetahui fitokimia atau bahan aktif
yang merupakan metabolit sekunder pada tumbuhan ( sri
purwanti , 2017 )
Senyawa antrakuinon merupakan salah satu senyawa
metabolit sekunder yang termasuk golongan kuinolon
penelitian dalam Biosintesis yang berasal dari turunan fenol (
ariningsih , dkk, 2003 )
Prinsip kerja klt yaitu memisahkan sampel berdasarkan
perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang
digunakan jika larutan dan campuran larutan digunakan lwn
semakin dekat dengan kepolaran antara sampel dengan
elemen maka sampel akan menjadi terbawa oleh fase gerak
menggunakan elemen polar diperoleh 4 noda nilai RF yang
dihasilkan masing-masing noda yaitu noda satu dan noda 2 (
ariningsih dkk,2018 )
Fase dia merupakan yang dilalui sama fase gerak
untuk memisahkan komponen-komponen yang ada di
campuran sampel ( sri purwanti , 2017 )
Fase Gerak merupakan zat yang bisa digunakan untuk
memisahkan komponen-komponen yang ada di campuran (
sri purwanti, 2017 )
Fase diam ada beberapa jenis, yaitu :
1. Silika gel
2. Silika dimodifikasi hidrokarbon
3. Serbuk simplisia
4. Alumina
5. Selulosa penukar ion
6. Gel sephadex
Fase gerak ada beberapa jenis, yaitu :
1. Plat tipis silika gel
2. Kromatografi cair
3. Kromatografi gas
Kelebihan :
1. Klt lebih banyak digunakan untuk tujuan
analisis
2. Identifikasi pemisahan komponen dapat
dilakukan dengan pereaksi warna
berflouensi akan dengan radiasi
menggunakan sinar ultraviolet.
3. Dapat dilakukan elusi secata mekanik (
casending , menurun ( descending ) atau
dengan cara elusi 2 dimensi
4. Ketepatan penentuan kadar akan lebih
baik karena kompenen yang akan
ditentukan merulakan bercak yang tidak
bergerak
5. Hanya membutuhkan waktu sedikit
pelarut
6. Biaya yang dibutuhkan terjangkau
7. Jumlah perlengkapan sedikit
8. Preparasi sampel yang mudah
9. Dapat untuj memisahkan senyawa
hdifrofilik ( lipid dan hidrokarbon ) yang
dengan metode kertas tidak bisa. (
ganjdar dan rohman, 2007 )
Kekurangan :
1. Butuh ketekunan dan kesabaran yang
ekstrak untuk mendapatkan bercak atau
noda yang di diharapkan
2. Butuh sistem tirial and eror untuk
menentukan sistem eluen yang cocok
3. Memerlukan waktu yang cukup lama jika
dilakukan secara tidak tekun
D. Alat Dan Bahan
Alat :
1) TLC Chamber
2) Pipa kapiler
3) Lampu UV 254 m, dan 366 nm
4) Alat gelas
5) Alat penyemprot untuk penampak bercak atau noda
6) Pinset
Bahan :
E. Metode Kerja
a) Identifikasi golongan senyawa dengan metode KLT
Di amati seluruh noda termasuk warna noda dan hitung nilai Rf noda
yang positif
Disiapkan fase diam yaitu plat KLT silica gel GF 24 yang telah di beli garis
batas atas dan bawah masing – masing 1 cm
Diamati pergerakan fase gerak pada plat KLT , jangan sampai melewati
garis ke atas plat KLT
Disiapkan fase diam, plat KLT silica gel 254 yang telah di beri garis
batas dan bawah masing – masing 1 cm
Di amati pergerakan fase gerak pada plat KLT tidak boleh garis batas
pada plat KLT
HASIL PERCOBAAN
a. TABEL PERCOBAAN
Kelompok 2
Minyak Atsiri Antrakuinon
4,7 2,7
5,3 3,2
6,5 5,1
7,1 6,0
7,5 7,2
Diketahui :
1. 4,7
2. 5,3
3. 6,5
4. 7,1
5. 7,5
A. Menghitung Nilai Rf Dan hRf Minyak Atsiri Penampak
Noda
Jarak yang ditempuh oleh zat yang diteliti
Rumus Rf =
Jarak yang ditempuh oleh pelarut
a. Rf = 4,7 = 0,5875
8
b. Rf = 5,3 = 0,6625
8
c. Rf = 6,5 = 0,8125
8
7,1
d. Rf = = 0,8875
8
e. Rf = 7,5 = 0,9375
8
Diketahui :
a. 2,7
b. 3,2
c. 5,1
d. 6,0
e. 7,2
A. Menghitung Nilai Rf Dan hRf Minyak Atsiri
Penampak Noda
Jarak yang ditempuh oleh zat yang diteliti
Rumus Rf =
Jarak yang ditempuh oleh pelarut
a. Rf = 2,7 = 0,3375
8
3,2
b. Rf = = 0,4
8
c. Rf = 5,1 = 0,6375
8
6,0
d. Rf = = 0,75
8
e. Rf = 7,2 = 0,9
8
PEMBAHASAN
PENUTUP
a. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini kita dapat mengetahui
percobaan minyak atsiri yang merupakan bercak merah pada
percobaan pada nomor 5. Kemudian terdapat hasil percobaan
dari antrakuinon yang bewarna kuning pada nomor 5 yang
menandakan bahwa percobaan tersebut mengandung
antrakuinon atau antron .
b. SARAN
Setelah melakukan praktikum mahasiswa wajib
membersihkan alat yang digunakan, lakukan lah praktikum
dengan hati – hati.
DAFTAR PUSTAKA
Harbone , J ,1996. Metode Fitokimia penuntun cara modern
menganalisis tumbuhan . cetakan kedua . Penerjemah :
Padmawinata , K dan I Soedino Bandung : Penerbit ITB
Sri Purwanti , Sonja V.T . Lumova , Samsurianto. Skrinning
fitokimia daun saliara ( Lantana Camara L ) sebagai
pestisida nabati penekan di Kalimantan Timur .
Pendidikan Biologi FKIP Unmul , ISBN 978-602-50942-
0-0
Ariningsih I, Solichatun dan Anggarwulan E, 2018.
Pertumbuhan kalus dan produksi antrakuinon
mengkudu ( Morinda Atrifolia ) pada media Murashige
Skoog ( MS ) dengan penambahan ion Ca+ dan Cu2+
J. blof 1 : 39 – 43
Sopiah, B., Handa, M dan Emmy Y. 2019. Skrinning Fitokimia
dan Potensi Aktifitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun
Hijau dan Daun Merah Kastuba. Jurnal Ilmu
Kefarmasian Indonesia. Vol. 17 No. 1 April 2019 : 27-
33.
Sudewi, S dan Prof. Dr. Julius. P. 2018. Penyusunan Bahan
Ajar Sediaan Farmasi. Universitas SAM Ratulangi.