1. Definisi
Kromatografi lapis tipis (klt) adalah metode analisis yang digunakan untuk memisahkan
suatu campuran senyawa secara cepat dan sederhana. KLT merupakan salah satu metode
isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya serap (adsorpsi) dan daya partisi serta
kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen.
Oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka komponen
bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan pemisahan
(Hostettmann et al, 1995).
2. Prinsip kerja
Terjadinya hubungan kesetimbangan antara fase diam dan fase gerak, dimana ada
interaksi antara permukaan fase diam dengan gugus fungsi senyawa organik yang akan
diidentifikasi yang telah berinteraksi dengan fasa geraknya. Semakin dekat kepolaran antara
senyawa dengan eluent maka senyawa akan semakin terbawa fase gerak, sesuai dengan
prinsip ‘like dissolve like’
3. Pelarut
Fase diam
a. Silika gel merupakan fase diam yang sering digunakan pada TLC. Dalam
perdagangan dijual dengan variasi ukuran (diameter) 10-40µm. Makin kecil diameter
akan makin lambat kecepatan alir fase geraknya dengan demikian mempengaruhi
kualitas pemisahan. Luas permukaan silica gel bervariasi dari 300-1000 m2 /g.
Bersifat higroskopis, pada kelembaban relatif 45-75% dapat mengikat air 7-20%.
b. Alumina Banyak digunakan setelah silika gel, alumina termasuk kelompok fase diam
yang beraktifitas tinggi. Alumina yang digunakan TLC bersifat sedikit basa (pH 9),
ada juga yang bersifat netral (pH 7) dan alumina yang bersifat asam (pH 4). Juga
digunakan CaSO4 sebagai pengikat yang dapat menurunkan bebasaan pada tinggkat
tertentu. Sepertihalnya Silica gel, alumina dikenal dengan atau tanpa pengikat dan
bahan indicator. Pemberian namapun identik dengan silika gel dengan code G.H.P.F.
c. Selulosa Menggunakan selulosa sebagai fase diam maka mekanisme pemisahannya
sama seperti mekanisme pemisahan pada kromatografi kertas. Perbedaannya hanya
serat selulosenya pada TLC/KLT lebih pendek dari pada serat selulosa kromatografi
kertas. Panjang serat bervariasi 2-20 µ. Serat lebih pendek menyebabkan difusi
rendah selama elusi dan menghasilkan bercak yang sempit (lebih kecil). Selulosa
untuk TLC terdapat dim bentuk selulosa serat asli (contohnya MN 300) dan selulosa
mikrokristal (contohnya Avicel). Fase diam selulosa biasanya digunakan senyawa
yang bersifat polar.
Fase gerak
Pelarut organik yang sering digunakan sebagai fase gerak (deret eluotropik)
non polar Parafin cair
Petroleum eter
Sikloheksana
Karbon tetraklorida
Benzena
Toluena
Kloroform
Dietileter
Etilasetat
Aseton
n-propanol
etanol
asetonitril
methanol
polar air
KROMATOGRAFI KOLOM
1. Definisi
Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat unt
uk memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Alat tersebut berupa pipa gelas
yang dilengkapi suatu kran dibagian bawah kolom untuk mengendalikan aliran zat cair,
ukuran kolom tergantung dari banyaknya zat yang akan dipindahkan. Secara umum
perbandingan panjang dan diameter kolom sekitar 8:1 sedangkan daya penyerapnya
adalah 25-30 kali berat bahan yang akan dipisahkan. Teknik banyak digunakan dalam
pemisahan senyawa-senyawa organik dan konstituen-konstituen yang sukar menuap
sedangkan untuk pemisahan jenis logam-logam atau senyawa anorganik jarang dipakai
(Yazid,2005, hal 98)
2. Prinsip kerja
Didasarkan pada absorbsi komponen 2 campuran dengan afinitas berbeda terhadap
permukaan fase diam.
3. Pelarut
1. Fase diam
Absorben padat yaitu Silika gel atau alumina
2. Fase gerak
Eluen yaitu campuran cairan murni
VAKUM EVAPORATOR
1. Definisi
Rotary Vacuum Evaporator merupakan alat yang menggunakan prinsip vakum
distilasi.. Rotary Evaporator mampu menguapkan pelarut dibawah titik didih sehingga
zat yang terkandung di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang tinggi. Banyak cairan
organik yang tidak dapat didistilasi pada tekanan atmosfer karena temperatur yang d
iperlukan untuk berlangsungnya distilasi dapat menyebabkan senyawa terdekomposisi
(biasanya terjadi pada senyawa bertitik didih lebih dari 200oC)
2. Prinsip kerja
-Prinsip utama alat ini terletak pada penurunan tekanan sehingga pelarut dapat
menguap pada suhu di bawah titik didihnya dan terpisah dari sumbernya dengan
pemanasan secara vakum.
-Rotary vakum evaporator adalah instrumen yang menggunakan prinsip destilasi
(pemisahan). Prinsip utama dalam instrumen ini terletak pada penurunan tekanan pada
labu alas bulat dan pemutaran labu alas bulat hingga berguna agar pelarut dapat menguap
lebih cepat dibawah titik didihnya
3. Pelarut
4. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan
Instrumen ini lebih disukai, karena hasil yang diperoleh sangatlah akurat. Bila
dibandingkan dengan teknik pemisahan lainnya, misalnya menggunakan teknik
pemisahan biasa yang menggunakan metode penguapan menggunakan oven. Maka
bisa dikatakan bahwa instrumen ini akan jauh lebih unggul. Karena pada instrumen ini
memiliki suatu teknik yang berbeda dengan teknik pemisahan yang lainnya. Dan
teknik yang digunakan dalam rotary vakum evaporator ini bukan hanya terletak pada
pemanasannya tapi dengan menurunkan tekanan pada labu alas bulat dan memutar
labu alas bulat dengan kecepatan tertentu. Karena teknik itulah, sehingga suatu pelarut
akan menguap dan senyawa yang larut dalam pelarut tersebut tidak ikut menguap
namun mengendap. Dan dengan pemanasan dibawah titik didih pelarut, sehingga
senyawa yang terkandung dalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi.
5. Contoh aplikasi
Sebanyak 50 gram serbuk simplisia daun beluntas dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
(500 ml) kemudian direndam dengan 250 ml pelarut etanol 96% p.a, ditutup dengan
aluminium foil dan dibiarkan selama 7 hari, sambil sesekali dikocok. Ekstrak yang
diperoleh dipekatkan dengan menggunakan vacum rotary evaporator pada suhu 70oC
sehingga diperoleh ekstrak pekat daun beluntas. Ekstrak pekat daun beluntas
dicampurkan dengan etanol 96% p,a kemudian dipartisi dengan n-heksana. Ekstrak
yang diperoleh dilakukan uji fitokimia flavonoid. Ekstrak yang positif mengandung
flavonoid dilanjutkan untuk di isolasi dan pemurnian dengan teknik kromatografi
lapis tipis (KLT) menggunakan fase diam GF254 dengan ukuran 20 cm x 20 cm dan
fase gerak campuran dari n-butanol-asam asetat-air (BAA) (4:1:5). Selanjutnya isolat
relatif murni diidentifikasi menggunakan spektrofotometer Ultra Violet – Visibel.