Anda di halaman 1dari 23

Mahfur, M. Farm.

, Apt
Muhammad Walid, M. Farm., Apt
Metode Pemisahan

Adalah suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau


memurnikan suatu senyawa atau kelompok senyawa yang mempunyai
susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan,baik dalam skala
laboratorium maupun skala industri.

Prinsipnya adalah : memisahkan dua zat atau lebih yang tercampur

Metode yang digunakan antara lain


a. Filtrasi d. Destilasi
b. Sublimasi e. Ekstraksi
c. Kristalisasi f. Adsorbsi
g. Kromatografi
Filtrasi
Merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari cairannya
dengan menggunakan alat berpori (penyaring).

Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara


pelarut dan zat terlarutnya.

Penyaringan di laboratorium dapat menggunakan kertas saring, kain flanel,


kapas dan penyaring buchner.

Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang
kuat dilengkapi dengan alat penghisap.
Sublimasi

Sublimasi merupakan
. metode pemisahan campuran dengan menguapkan
zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang
tidak menyublim akan tertinggal. bahan-bahan yang menggunakan metode
ini adalah bahan yang mudah menyublim.
Contoh : kamfer dan iod.
Kristalisasi

Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat


yang terlarut dalam suatu larutan.

Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan
perbedaan titik beku.

Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi


pendinginan..

Contoh :
- Pembuatan Garam
- Pembuatan gula pasir
Destilasi

Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan


yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang
mempunyai titik didih yang berbeda.

Dasar pemisahan adalah titik didih yang berbeda.


Absorbsi

Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan


dari pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat
sehingga menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi.
Ekstraksi

Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan campuran


dalam pelarut yang sesuai.

Dasar metode pemisahan ini adalah kelarutan bahan dalam pelarut tertentu.

Berdasarkan proses dalam melakukanya. Ekstraksi dapat dibedakan menjadi


3 bagian yaitu :
a. Ekstraksi Cair- cair

b. Ekstraksi Padat - cair

c. Ekstraksi Super Kritis


Kromatografi

Cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan pelarut


pada suatu lapisan zat tertentu.

Atau : pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kecepatan zat


terlarut yang bergerak bersama-sama dengan pelarutnya pada
permukaan benda penyerap.

Dasar pemisahan metode ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu,


daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan volatilitas (daya penguapan).
Kromatografi dibagi menjadi 4 :
a. Kromatografi kertas
b. Kromatografi Gas / GLC (Gas Liquid Chromatografi)
c. HPLC (High Performance Liquid Chromatography)
d. Kromatografi Kolom
e. Kromatografi lapis tipis
Ada referensi lain ( Buku Harborne) yang menyatakan tentang
kromatografi, di bagi menjadi 4 yaitu :

1. KKT ( Kromatografi Kertas)

2. KLT ( Kromatografi Lapis Tipis)


3. KGC ( Kromatografi Gas Cair)

4. KCKT ( Kromatografi Cair Kinerja Tinggi)


Pemilihan kromatografi

Tergantung pada sifat kelarutan dan keadsirian senyawa yang akan dipisahkan.

1. KKT (Kromatografi Kertas) Kertas saring Whatman

Ekstrak yang larut dalam air antara lain Karbohidrat, asam amino,
basa asam nukleat, senyawa organik dan senyawa fenolat.

Keuntungannya KKT adalah mudah dan murah, nilai Rf nya besar.

Kelemahannya, senyawa golongan alkohol tidak tercampur


( n- butanol) sehingga harus ditambahkan pelarut lain

n- butanol : asam asetat : air


4:1:5
Biasanya untuk golongan glukosida dan senyawa fenol
Bilangan Rf

Merupakan jarak yang ditempuh senyawa pada bagian kromatografi


dari titik awal penotolan hingga akhir bercak.

Bilangan Rf dilakukan dengan jalan mengukur jarak antara titik awal


dan pusat bercak yang dihasilkan senyawa dan jarak ini kemudian
dibagi dengan jarak titik awal dan garis depan.

Bilangan yang didapat antara 0,01 hingga 0,99

Biasanya dikalikan 100 yang dikenal dengan hRf

RM merupakan bilangan yang didapat apabila kita


membandingkan Rf dengan sederet senyawa yang
strukturnya berkaitan.
2. KLT (Kromatografi Lapis Tipis)

Dapat menggunakan fase diam :

a. Silika gel

b. Alumunium oksida

c. Celite

d. Kalsium hidroksida

e. Damar penukar ion

f. Magnesium phospat
g. Poliamida
h. Sphadex
i. Polivinil pirolidon
j. Selulosa
k. Campuran antara dua zat diatas
Silikagel 254 biasanya akan memberikan sinar (Fluorisensi), tetapi tergantung
senyawa kimia aktifnya.

Apabila tidak muncul bercak, maka bisa disemprot dengan senyawa asam sulfat
pekat, yang biasanya untuk menunjukkan adanya senyawa golongan steroid dan
lipid.
3. Kromatografi Gas Cair / KGC

Pemisahan senyawa dalam kolom tergantung pada pengaliran gas


melalui kolom dengan laju terkendali
Bagian KGC antara lain :
a. Pipa kapiler kolom berupa pipa kapiler kecil
b. Pemanas yang memiliki suhu antara 50 hingga 350 drajat C. Suhu
dapat masuk kedalam kolom yang bisa diatur suhunya, sehingga
cuplikan dapat dilarutkan dengan pelarutnya (heksan atau eter)
dengan cara disuntikkan.

c. Aliran Gas, biasanya menggunakan gas Argon atau Nitrogen.

d. Gawai / Detektor, yang memiliki fungsi untuk mengukur


senyawa ketika senyawa itu dialirkan melalui media.
Untuk mendeteksi suatu senyawa sering kali di tambahkan gas hidrogen
dalam campuran untuk menangkap elektron senyawa yang di deteksi,
hingga diperoleh puncak (Peach) yang berbeda.
Rv adalah volume gas pembawa yang diperlukan untuk mengelusi suatu
komponen dari kolom atau dinyatakan dengan waktu resestensi atau Rt

RT adalah waktu yang diperlukan untuk mengelusi komponen dari kolom.

Rumus untuk mengukur luas puncak :

1. Tinggi puncak X lebar puncak pada setengah tinggi = 94 % luas


puncak  khusus yang puncaknya simetris.

2. Luas puncak setara dengan luas segitiga yang terbentuk oleh kedua
garis singgung yang ditarik melalui pada satu titik.

Komponen hasil dari analisa KCG dapat dianalisa dengan


spektrofotometri.
4. Kromatografi cair kinerja tinggi ( KCKT)

Fungsi utama KCKT pada dasarnya memiliki kemampuan dalam


memisahkan berbagai komponen penyusun dalam suatu sampel.

Pemisahannya secara isokratik

KCKT digunakan dalam kondisi-kondisi berikut :

1. Pemisahan berbagai senyawa organik / anorganik / spesimen biologis

2. Analisis ketidakmurnian (impurities)

3. Analisis senyawa-senyawa yang tak mudah menguap (non-volatil)

4. Penentuan molekul-molekul netral, ionik maupun zwitter ion

5. Isolasi dan pemurnian senyawa


6. Pemisahan senyawa-senyawa dengan struktur kimia yang mirip
7. Pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah kecil (trace elements)
KCKT digunakan untuk pemisahan senyawa minyak adsiri, terpenoid
tinggi, fenol, alkaloid, lipid, gula.

Bagian KCKT

1. Wadah fase gerak


2. Fase gerak
3. Pompa
Pompa yang digunakan sebaiknya mampu memberikan
4. Kolom
tekanan hingga 5000 psi dan mampu mengalirkan fase gerak
5. Fase diam
dengan kecepatan 3 ml/menit.
6. Detektor

Untuk keperluan preparatif, pompa yang digunakan harus


mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan hingga 20
ml/menit.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai