PRAKTIKUM FITOKIMIA
KELAS E
KELOMPOK 4
OLEH :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2018
Nilai Rf yang diperoleh selalu berupa pecahan dan akan lebih mudah
bila bilangan Rf dikalikan 100 yang dinyatakan sebagai hRf. Kromatografi
lapis tipis dapat digunakan untuk pemeriksaan identitas kemurnian
senyawa obat, pemeriksaan simplisia tanaman dan hewan, pemeriksaan
komposisi dan komponen aktif sediaan obat menurut label deklarasi dan
untuk penentuan kuantitatif masing-masing senyawa aktif campuran
senyawa obat. (Hanani, 2015)
Satu kekurangan KLT yang asli ialah kerja penyaputan pelat kaca
dengan penjerap. Kerja ini kemudia agak diringankan dengan adanya
penyaput otomatis. Meskipun begitu, dengan menggunakan alat itu pun
tetap diperlukan tindakan pencegahan tertentu. Pelat kaca harus
dibersihkan hati-hati dengan aseton untuk menghilangkan lemak.
Kemudian bubur silica gel (atau penjerap lain) dalam air harus dikocok
kuat-kuat selama jangka waktu tertentu (misalnya 90 detik) sebelum
penyaputan. (Harborne, 1984)
onen 65 matahari
min -darah
toksikurkumin n
(stahl, 1985)
Rf pembanding xantorizol
Rf 1. 0,03 Rf 6 0,73
Rf 2. 0,13 Rf 7 0,85
Rf 3 0,38 Rf 8 0,90
Rf 4 0,44
Rf 5 0,50
(farmakope herbal indonesia, 2008)
Perhitungan nilai Rf
SETELAH PENYEMPROTAN
Perhitungan nilai Rf
Baku pembanding :
4,9
titik 1 Rf = 16 = 0, 31 hRf = 0,31 x 100 = 31
5,5
titik 2 Rf = 16 = 0, 34 hRf = 0,34 x 100 = 34
6
titik 3 Rf = 16 = 0, 38 hRf = 0,38 x 100 = 38
Curcuma Xanthorrizha :
5,6
titik 1 Rf = 16 = 0, 35 hRf = 0,34 x 100 = 34
titik 2 Rf = 8 = 0, 5 hRf = 0,51 x 100 = 50
16
Curcuma Domesticae :
foto kromatogram
VIII. PEMBAHASAN
Terlampir
IX. KESIMPULAN
Terlampir
X. DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Farmakope Herbal
Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Materia Medika
Indonesia Jilid III. Jakarta: Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan.
3. Hanani, E. 2015. Analisis Fitokimia. Jakarta: EGC.
4. Harborne, J. B. 2006. Metode Fitokimia. Penuntun Cara Modern
Menganalisis Tumbuhan, cetakan kedua. Diterjemahkan oleh K. Padmawati
& I. Sudiro, Terbitan kedua. Bandung: Penerbit ITB.
5. Stahl, E. 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi,
diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. Bandung: ITB.