Anda di halaman 1dari 69

FARMAKOGNOSI II

MATERI 2

METABOLIT SEKUNDER
ALKALOID
ALKALOID
Definisi:
Alkaloid: „Alkali-like“
•Senyawa (basa) organik yang mengandung atom N yang
berasal dari asam amino (dan memiliki aktivitas
farmakologis dalam kadar rendah)
•Keberadaan alkaloid: tanaman tinggi, tanaman rendah,
organisme laut, binatang, m.o
CO2 + H2O
hn PRIMARY METABOLISM

Photosynthesis Glucose Carbohydrates

SECONDARY SECONDARY
G
METABOLISM L METABOLISM
Building Blocks Y
C
O
Phenyl- L
Y
propanoids Amno Acids S Fatty Acids
Flavonoids I Lipids
Proteins S
Alkaloids synthesis
enzymes Acetyl CoA
regulation Acetogenins
Nucleic
Terpenes
Acids Citric Acid
Steroids
reproduction Cycle
RNA DNA
CO2 + H2O + ATP
13.4 A simplified view of the major pathways of secondary-metabolite
biosynthesis
Sifat Fisika & Kimia Alkaloid

Sifat fisika
• Umumnya berbentuk kristal/padatan dengan TL yang
jelas.
• Kadang amorf atau cairan kental (nikotin, coniine)
• Umumnya tidak berwarna, kec Berberine (poli
aromatik)
• Alkaloid basa larut dlm pelarut organik
• Alkaloid garam larut dalam air.
Sifat kimia:
• Basa
• Sifat kebasaan alkaloid tergantung pd substitusi pada
atom N
Klasifikasi Alkaloid
 True-alkaloid (alkaloid sejati):
 Berasal dari asam amino

 Bersifat basa

 Atom N ada pada cincin heterosiklis

 Terdapat dalam bentuk garam dengan asam organik

 Memiliki aktivitas biologis (co: kokain, morfin)

 Rasa pahit, bentuk padatan warna putih


Klasifikasi alkaloid
 Pseudo alkaloid:
•Memiliki karakteristik seperti alkaloid tetapi tidak berasal dari
asam amino, misal alkaloid terpen (aconitin: akaloid diterpen)
dan alkaloid dari jalur metabolisme asetat (coniin), sifat
kebasaan rendah
•Atom N masuk ke dalam molekul pada tahap akhir proses
biosintesis.
Klasifikasi alkaloid
 Proto alkaloid:
Amin sederhana dimana atom N nya bukan merupakan
bagian dari cincin heterosiklik, bersifat basa dan berasal
dari asam amino, misal efedrin, meskalin (kaktus)

meskalin
Penamaan Alkaloid
 Penamaan senyawa alkaloid sering diberi akhiran “in”
(codein, tebain)
 Berdasarkan tanaman penghasil ( atropin  Atropa
belladonna)
 Berdasarkan nama penemu ( alkaloid pelletierin 
pelletier)
 Senyawa pertama yang ditemukan: morfin (1805 oleh
Serturner); emetin oleh pelletierin 1817; striknin 1817;
kuinin 1827; piperin 1827; kafein 1819; nikotin 1829;
hiosiamin 1833; atropin 1833; papaverin 1848.
Fungsi Alkaloid
 Fungsi alkaloid dalam tumbuhan utk mempertahankan
diri dari serangan mikroorganisme, virus ataupun
serangga, pengatur tumbuh
 Sedangkan alkaloid sbg cadangan makanan masih
menjadi perdebatan para peneliti.
Fakta mengenai alkaloid:
Tidak semua senyawa yang mengandung atom N
adalah alkaloid, contoh: asam amino, piridin

Kebasaan alkaloid berbeda-beda bahkan ada yang


bersifat amfoterik misal chepalin dan asam, misal:
kolkhisin
O

NH

O
O
Keberadaan:

Umumnya terdapat dalam bentuk garamnya dengan asam


organik atau anorganik atau dalam kombinasi dengan asam
tertentu

Ada yang terdapat dalam bentuk glikosida, misal α-chaconin

Gula-O
Umumnya merupakan campuran kompleks dari jalur
biogenesis yang sama, yang didominasi salah satu
konstituen

Kandungan alkaloid dapat bervariasi pada tiap tahap


pertumbuhan tumbuhan
Alkaloid yang tidak mengandung oksigen dalam struktur
kimianya biasanya pada suhu kamar bersifat cair (nikotin,
koniin, spartein)

Alkaloid yang mengandung oksigen akan berbentuk kristal,


umumnya kristal tidak berwarna, pada kasus tertentu
berwarna (berberine), beberapa berupa amorph
Persebaran
 Tersebar luas di tumbuhan dikotiledon (famili
Apocynaceae, Papaveraceae, Fabaceae,
Berberidaceae, Loganiaceae, Ranunculaceae,
Rubiaceae, Rutaceae, Solanaceae)
 Hanya beberapa di tumb monokotiledone ( Liliaceae,
Amaryllidaceae)
 Persebaran ada di kulit batang, batang, daun, akar,
buah, biji
 Alkaloid dalam jamur ( genus Psilocybe, Conocybe
kandungan psilosin dan psilosinin  senyawa dalam
susunan saraf yang menimbulkan efek halusinasi)
 Alkaloid dalam lumut (genus Lycopodium)
 Alkaloid dari hewan ( jenis spons Ptilocaulis spiculifer 
mengandung ptilomikalin)
Stereokimia:

Sebagian besar optik aktif (biasanya levorotatori), kecuali yang


termasuk gugus purin
Kebasaan

Tergantung pada keberadaan lone pair elektron dari atom


N, tipe heterosiklis dan substitusinya

Electron withdrawing group yang dekat dengan atom N


menurunkan kebasaan

Elektron donating group menaikkan kebasaan


Kebasaan

•Piridin, kuinolin dan isokuinolin: basa


•Pirolidin merupakan basa kuat
•Pirol dan indol, bersifat asam

N N N NH
H

N N
H H
•Alkaloid basa biasanya terdapat di tanaman dalam bentuk
garam dengan asam mineral seperti HCl, H2SO4, HNO3, atau
asam organik seperti asam tartrat, sulfamat dan maleat,
mekonat, isobutirat dan benzoat, atau dalam kombinasi
dengan tanin

•Alkaloid yang non basa adalah alkaloid amida, ammonium


kuartener, laktam, N-oxid
Plant Tissue Culture
Alkaloid Berdasarkan Biogenesis

A. Alkaloid heterosiklis yang berasal dari asam amino:


1. Ornithin
2. Tirosi dan Fenilalanin
3. Triptofan
4. Asam antranilat
5. Asam nikotinat
6. Histidin
7. Lisin
B. Alkaloid heterosiklis yang berasal dari nukleotid purin
C. Alkaloid yang terbentuk melalui transaminasi: terpenoid
alkaloid
D. Alkaloid yang terbentuk melalui transaminasi dimana N
atom terletak pada eksosiklis
1. Alkaloid yang berasal dari L-Ornithin
Alkaloid Pyrrolidine
• L-ornitin merupakan AA bukan protein akan membentuk
alkaloid dengan inti cincin pirolidin (C4N) juga inti tropan
• Dibentuk dari asam glutamat  dekarboksilasi  metilasi 
oksidasi  membentuk senyawa aktif N-metil-1-pirolinium
kation  pirolidin, tropan, pirolisidin
1. Alkaloid yang berasal dari L-Ornithin
Alkaloid Pyrrolidine

Punya inti pirolidin

Ada 3 group :
• Alkaloid tropan (atropin, -
skopolamin, hyosiamin)
• Alk. Nikotin : jml sangat kecil
• Alk. Pyrrolizidin (byk di suku
asteraceae).
Atropa belladona
Herba: 0,3 – 0,6% alkaloid terdiri atas (-)-hyosiamin, (-)-hyosin
Akar: 0,4 – 0,8% alkaloid terdiri atas (-)-hiosiamin, (-)-hyosin, (-)-cuscohigrin
Biosynthetic pathways of tropane alkaloids and nicotine

Sato F. et.al. PNAS 2001;98:367-372

©2001 by The National Academy of Sciences


• Tugas:
• Cari alkaloid, Inti, dan tanaman penghasil alkaloid yang
berasal dari L-ornitin
• Contoh: Kokain  Tropan  Erythroxyon coca
2. Alkaloid yang berasal L-tirosin dan
Fenilalanin
• Proses dekarbosilasi AA L-tirosin dan fenilalanin
membentuk tiramin dengan adanya reaksi N-metiasi 
horenin.
Alkaloid yang berasal tirosin
Alkaloid yang
Alkaloid yang berasal
berasal Fenilalanin
dari fenilalanin

Ephedra sp.
3. Alkaloid yang berasal dari Triptofan
Indole
• L-Triptofan merupakan AA aromatik yang memiliki inti
indol, kuinolin, dan kelompok alkaloid indol-terpen.

Alkaloid terpen indol


Rauwolfia serpentina
Catharantus roseus
4. Alkaloid yang berasal Asam Antranilat
Sebagai prekursor asam antranilat akan membentuk alkaloid
dengan inti kuinasolin, kuinolin, kampotekin.
5. Alkaloid yang berasal dari Asam
nikotinat  Alkaloid Piridin
Terbentuk dari gliseraldehid-3-fosfat dengan asam L-aspartat
yng memiliki inti piridin.
Alkaloid dr asam nikotinat  nikotin, anabasin.
H
N

N
OH
O
P
OH
O
Alkaloid piridin
Alkaloid yang berasal Asam Nikotinat
Biosintesis Nikotin
6. Alkaloid yang berasal dari Histidin
Histidin merupakan AA yang memiliki inti imidazol  alkaloid
inti imidazol.
Alkaloid: Pilokarpin (Pilocarpus microphyllus)

Alkaloid imidazole

Pilocarpus jaborandi
Alkaloida dari histidine
H
N H
CH3 N
- CO2

N H2N
N NH2
L-His
Histamin

HOOC CH3

NH2 CH3

L-Leu

H H
N NH CH3
N
CH3 CH3
HOOC
CH3
N H2N N O
CH3
L-His Dolichotheline
Isovaleric acid
H3C HO
H CH3
N H CH3 H
N N

N
O O N N
O
O O O
Pilocarpine
Isopilocarpine Pilosine

R R
H H
N NH2 N

COOH O
CH3 H2N
N N O
L-His R = Me, L-Thr
R = Ph, L-Phe
7. Alkaloid yang berasal L-lisin

• Pembentukan alkaloid L-liisn mirip dengan L-ornitin.


• Inti piperidin (C5N) akan terbnetuk melewati kation 1-
piperidinium  hasilnya alkaloid piperin, lobelin
• Contoh: piperidin
• TUGAS!!!
Biosintesis piperidin
Piper nigrum
Alkaloid Purin
Diterpenoid alkaloids
Alkaloid Amina Eksosiklis

Alkaloids without heterocyclic nitrogen atoms


PERTEMUAN KE 2
Identifikasi Alkaloid
1. Reaksi Pengendapan
2. Reaksi Warna
3. Reaksi pembentukan kristal
4. KLT
5. Spektrum UV
6. Spektrum IR
7. MS
1. Peraksi pengendap
Larutan Alkaloid netral atau asam dpt diendapkan dg pereaksi yg
berisi logam berat spt Hg, Bi.
1ml lart alkaloid dlm tb reaksi + 1ml HCl + reagent  hasil

Reagen Kandungan Hasil


Dragendorff K[BiI4] oranye
Mayer K2[HgI4] Kuning-putih
Garam Reinecke (NH4Cr[CNS]4(NH3)2) Pink,
mengambang
Scheiblers Wolframat-asam fosfat Kuning, amorph
Sonnenschein Molibdat-asam fosfat Kuning, lalu
biru hijau
Larutan tanin 5% dalam air Kecoklatan
Hager Asam pikrat jenuh Kuning
Wagner I/KI Merah coklat
2. Reaksi warna
 Alkaloid dg pereaksi H2SO4 and HNO3 akan memberikan
warna spesifik
 1ml larutan alkaloid dlm cawan porselen + pereaksi waran.
– Pereaksi Marquis : camp. 2 tetes lart formaldehid & 1 ml
H2SO4
– Pereaksi Frohde : camp. Lart 1% ammonium molibdat &
H2SO4
– Pereaksi Mandelin: camp 0,5% ammonium vanadat dlm
H2SO4
– Pereaksi Vitali : 1 tetes larutan uji dibiarkan menguap
residu + HNO3 pekat  panaskan di ta, amati warna
dibasahi dgn uap NH3  warna tertentu.
Tabel. Reaksi warna alkaloid

Alkaloida Warna yang terbentuk dgn pereaksi

Frohde Mandelin Marquis

Morfin Violet-biru Biru-coklat Violet

Kodein Biru hijau-coklat biru violet

hidromorfin biru - Kuning-violet

Tebain biru Hijau-kuning Kuning-violet

atropin - - merah

Skopolamin Kuning-biru - -

kinin Kuning-kehitaman Hijau kuning kuning

papaverin Biru hijau Biru hijau Merah anggur


3. Reaksi Kristal
• Alkaloida + lart garam logam berat (emas klorida, platina
klorida, merkuri klorida), asam pikrat atau asam pikrolonat
 endapan kristal  KLT  Kolom
4. Kromatografi Lapis Tipis
• penggunaan KLT untuk identifikasi alkaloida dan
senyawa lain telah berkembang dan mrpk alat analisis
yang cukup peka, cepat dan terpercaya.
– Fase diam : silica gel G atau silica gel GF 254
– Fase gerak: senyawa yang bersifat basa.
– Campuran methanol & ammonia ( 100 :1,5)
– Campuran benzen, aseton, eter & amoniak 25%
(40:60:10:3)
– Campuran methanol, aseton, trietanolamin (30:30:1)
– Campuran kloroform, aseton & dietilamin (50:40:10)
KLT:

•Silika gel, aluminium oksida, kieselgur, selulosa


•Pada basa kuat, silikagel yang bersifat asam lemah dapat
mengikat alkaloid (pada fase gerak netral)
•TLC: UV, Dragendorff (+NaNO2)
•Alkaloid dengan amina primer dan sekunder negatif palsu
•Kumarin, hidroksiflavon, triterpen dan kardenolida ttt
positif palsu
•Alkaloid purin: mureksid (Kalium perklorat + setetes HCl,
diuapkan, ditambah amoniak = ungu)
•Alkaloid morphin: reagen Marquis (H2SO4 + setetes
formaldehida = ungu)
Deteksi Bercak Alkaloid (KLT) Wagner, 1996

1. Sinar UV 254
• Pemadaman kuat pd alkaloid indol, quinolin, isoquinolin,
purin.
• Pemadaman lemah : alkaloid tropan
2. Sinar UV 366
• Berfluoresensi biru, biru-hijau, violet: akar rauvolfia,
kulit kina, akar ipekak.
• Fluoresensi kuning: colchicine, sanguinarin, berberine
3. Pereaksi Semprot: Dragendorff, iodoplatinat dll
Identifying the Spots

Commercial TLC plate after Same TLC plate held under a


development UV lamp -
in normal lighting Note the appearance of
additional spots
Interpreting the Data
The Rf value for each spot should be
calculated. Rf stands for "ratio of
fronts" and is characteristic for any
given compound on the same
stationary phase using the same
mobile phase for development of
the plates. Hence, known Rf values
can be compared to those of
unknown substances to aid in their
identifications.
5. Spektrum UV dan IR

• Spektrum UV : Memberi petunjuk jenis gugus atau ikatan


kimia yang ada dalam molekul.
• Spektrum IR: jenis gugus dan ikatan kimia
Kromatografi Kolom
 Untuk isolasi alkaloid skala besar
 Prinsipnya: penempatan campuran alkaloid (lar) di atas
kolom yg berisi serbuk penyerap (selulose, silika, poliamida),
lalu dielusi bertahap dg pelarut yg sesuai.
 Ukuran garis tengah:panjang kolom → 1:10 hingga1:30
 Sampel:fase diam → 1:50 hingga 1:500
 Ukuran fase diam 100-300 mesh
Kolom kromatografi
Referensi
 Paul M. Dewick, 2002, Medicinal Natural Product A Biosynthetic
Approach, 2nd Ed., John Wiley and Sons, Ltd.
 Cannel R.J.P., 1998. How to Approach the Isolation of a Natural Product.
Natural Products Isolation, Totowa: Humana Press.
 Mann, J., et al., 1994, Natural Products: Their Chemistry and Biological
Significance, Longman, UK
 Samuelsson, G., 1999, Drugs of Natural Origin-A Textbook of
Pharmacognosy, 4th revised Ed., Apotekarsocieteten, Sweden
 Bruneton, J., 1999, Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal Chemistry, 2nd
Ed., translated by Halton, C.K., Intercept Ltd., New York
 Hänsel, R., Sticher, O. (Eds.), 2007, Pharmakognosie-Phytopharmazie, 8th
Ed., Springer
 Jurnal-jurnal terkait

Anda mungkin juga menyukai