Anda di halaman 1dari 6

1

Jurnal Ilmiah Berkala: Sains dan Terapan Kimia


Vol. 16 No. 1, Januari 2022

Testing Antioxidant Activity In Lemon (Citrus Limon) Fruit Drinks


Marketed In Makassar City Using Dpph (2.2 Diphenyl-1-Picrylhydrazyl)
Method

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA MINUMAN SARI BUAH


LEMON (Citrus limon) YANG DIPASARKAN DI KOTA MAKASSAR
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DPPH (2,2 diphenyl-1-
picrylhydrazyl

A Asmawati Saad1, Rahmi2, Desi Reski Fajar3, and Ira Widya Sari4
DIII Farmasi, Institut Ilmu Kesehatan pelamonia, Makassar, 90125, Indonesia
1234

Email: asmasaad88@gmail.com

ABSTRAK

Pola kehidupan manusia saat ini banyak mengalami perubahan, pola hidup yang tidak sehat. Gaya hidup serba
instan dapat memicu terjadinya penyakit degenarif  yang diawali oleh reaksi oksidasi yang berlebih di dalam
tubuh sehingga dapat menyebabkan terbentuknya radikal bebas. Minuman sari buah lemon (Citrus limon)
merupakan minuman fungsional yang menjadi salah satu sumber antioksidan yang dapat menangkal radikal
bebas. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari minuman sampel
berdasarkan nilai IC50.Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif laboratorium dengan menggunakan
minuman sari buah lemon dari 3 merk sebagai sampel kemudian dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan
menambahkan DPPH  dan diukur menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Hasil yang diperoleh yaitu dengan
nilai 1,091.17 µg/mL untuk sampel A, sampel B dengan nilai 1,114.50 µg/mL dan sampel C dengan nilai
527.261 µg/mL. Berdasarkan hasil uji aktivitas antioksidan dari minuman A, B dan C termasuk dalam
kategori sangat lemah dengan nilai IC50 yang melebihi 200 µg/mL..

Keywords: Minuman sari buah lemon, antioksidan, DPPH, IC50

Received: date of submission; Accepted: date of acceptance: Available online: date of publication

1. PENDAHULUAN
Pola kehidupan manusia saat ini telah mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu.
Selain gaya hidup, pola makan juga berubah dengan pola makan yang tidak sehat, seperti makanan
instan (fast food), gizi yang tidak seimbang, kurang olahraga, istirahat dan kondisi lingkungan yang
memburuk akan menyebabkan orang sering terpapar zat berbahaya yang dapat menyebabkan
penyakit dan kondisi degeneratif atau keturunan (Yuslianti, 2018)
Sebagian besar penyakit degeneratif diprakarsai oleh reaksi oksidasi berlebihan dalam sel-sel
tubuh manusia. Reaksi oksidasi terjadi setiap saat termasuk ketika proses pernapasan dan
metabolisme dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan terbentuknya radikal bebas. Radikal bebas
merupakan senyawa yang tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak berpasangan sehingga
dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis dan degeneratif (Sine & Pardosi, 2021). Radikal
bebas dalam jumlah normal bermanfaat bagi kesehatan, misalnya untuk menghentikan peradangan,
2
Author et al / Vol. 16 No. 1, Januari 2022 (1-5)

membunuh bakteri dan mengontrol tonus otot polos pembuluh darah dan organ dalam tubuh,
sedangkan dalam jumlah berlebih dapat mengakibatkan stres oksidatif, yang merupakan
ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan sistem pertahanan antioksidan dalam tubuh.
Keadaan ini dapat menyebabkan kerusakan oksidatif mulai dari tingkat sel, jaringan, hingga organ
tubuh yang mempercepat proses penuaan dan munculnya penyakit (Puspitasari, wulansari,
Maligan, & Nugrahini, 2016)
Tubuh membutuhkan asupan yang mengandung senyawa yaitu antioksidan yang mampu
menangkap dan menetralkan radikal bebas tersebut sehingga reaksi lebih lanjut yang menyebabkan
stres oksidatif dapat berhenti dan kerusakan sel yang dapat menyebabkan penyakit dapat dihindari.
Antioksidan dapat diperoleh dari sayuran atau buah-buahan dan bahkan pada bunga (Parwata,
2016). Seperti dalam penelitian (Zakiyah, Fauziyah, Nurlaela, Farikha, & Sakina, 2021)Indonesia
kaya akan keanekaragaman hayati seperti tumbuhan, hewan dan mineral yang dapat dimanfaatkan
secara empiris untuk kesehatan. Salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah buah yang dapat
mendukung kebutuhan serat dan vitamin. Salah satu buah yang cukup populer dan mudah
ditemukan di Indonesia adalah lemon (Citrus limon). Buah lemon adalah tanaman yang memiliki
komposisi utama gula dan asam sitrat. Kandungan buah lemon meliputi vitamin (C, A, B1 dan P),
flavonoid, limonene, tanin, mineral dan mengungkapkan bahwa penggalian kulit Citrus limon dan
Citrus sitnensis memiliki aktivitas atioxidant (Krisnawan, Budiono, Sari, & Weilinten, 2017) .
Namun, seiring dengan meningkatnya kesibukan masyarakat, khususnya di daerah perkotaan dan
banyaknya produk instan yang serba cepat dan praktis, berbagai produk makanan bermunculan.
Salah satu produk makanan yang saat ini banyak dipasarkan adalah produk minuman jus lemon. Jus
buah adalah cairan bening atau sedikit bening, tidak difermentasi, diperoleh dari hasil pengepresan
buah-buahan matang dan segar yang dapat diminum untuk memenuhi kebutuhan vitamin, serat dan
lain-lain. Menurut statistik konsumsi pangan tahun 2021, pada periode 2016 data konsumsi sari
buah apel berada di angka 5,22 dan meningkat pada tahun 2021 menjadi 11,47 per kapita yang
berarti pada periode 2016 – 2022 terjadi peningkatan konsumsi minuman jus buah yang cukup
tinggi di Indonesia (Kementrian Pertanian, 2021). Pengujian minuman dari jus buah telah
dilakukan oleh (Nurvianaa, Karmindya, & Suhendy, 2021) mengatakan bahwa aktivitas
antioksidan jus getah bening dalam bubuk instan telah meningkat secara signifikan berbeda dengan
jus getah bening segar. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh (Darwis, Wahyuni, &
Damayanti, 2018)
Metode DPPH (2,2 diphenyl-1-picrylhydrazyl) merupakan metode sederhana yang dapat
digunakan untuk menguji kandungan antioksidan karena prosesnya mudah dan cepat. Prinsip kerja
metode DPPH adalah pengukuran kuantitatif aktivitas antioksidan yaitu dengan mengukur
penangkapan radikal DPPH oleh senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan menggunakan
spektrofotometri UV-Vis sehingga dengan demikian akan diketahui nilai aktivitas penekanan
radikal bebas yang dinyatakan dengan nilai IC 50 (Konsentrasi Penghambatan ). Nilai IC 50
didefinisikan sebagai besarnya konsentrasi senyawa uji yang dapat menurunkan radikal bebas
sebanyak 50% (Yunanto, Bambang, & Eko, 2009). Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik
untuk menguji aktivitas antioksidan minuman jus lemon yang dipasarkan di Kota Makassar dengan
menggunakan metode DPPH.

2. METODE PENELITIAN
2.1 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan untuk menguji Aktivitas Antioksidan pada minuman Jus Lemon
menggunakan Metode DPPH adalah 3 minuman kemasan jus lemon yaitu sampel, DPPH, etanol.
Sedangkan alat yang digunakan adalah Spektrofotometer UV-Vis, Labu Ukur, Beaker, pipet tetes,
sendok tanduk, batang pengaduk dan timbangan analitik
2.2 Pembuatan Larutan DPPH

Abbreviated title …
3
Jurnal Ilmiah Berkala: Sains dan Terapan Kimia
Vol. 16 No. 1, Januari 2022

Larutan DPPH 0,4 mM disiapkan dengan menimbang DPPH sebanyak 50 mg kemudian


dilarutkan hingga 100 mL dengan etanol 70% dalam labu ukur sehingga diperoleh konsentrasi 500
ppm.
2.3 Penentuan panjang gelombang maks (λ) dan absorbansi blanko
Disalurkan sebanyak 2 mL larutan DPPH 0,4 M dan ditambahkan 1 mL etanol 70%. Setelah
dibiarkan selama 30 menit di tempat gelap, penyerapan larutan diukur dengan spektrofotometer
UV-Vis pada panjang gelombang 400 - 700 nm.
2.4 Penentuan Operating time Larutan
Penentuan operating time dilakukan dengan menggunakan 2 mL larutan DPPH 0,4 mM
ditambahkan dengan 1 mL larutan uji 100 ppm (solusi uji S1, S2, S3). Larutan diukur
absorbansinya pada panjang gelombang maksimum yang telah diperoleh dengan interval waktu 5
menit sampai diperoleh absorbansi yang stabil dan tidak terlihat adanya penurunan absorbansi
2.5 Pengukuran Larutan Sampel
Sebanyak 0,5 mL dari masing – masing sampel minuman sari buah lemon dilarutkan dengan
etanol 70% di dalam labu ukur 100 mL lalu dihomogenkan, kemudian dicukupkan volumenya
sampai tanda batas sehingga kadarnya menjadi 5000 ppm. Larutan stok 5000 ppm kemudian
diencerkan lagi dengan memipet 2,4,6,8 mL dan dicukupkan volumenya dengan etanol hingga 100
mL hingga larutan 100 , 200, 300 dan 400 ppm. Pengujian dilakukan dengan memipet 2 mL
larutan sampel dari berbagai konsentrasi. Kemudian masing - masing ditambahkan 2 mL DPPH 0,4
mM dan ditambahkan dengan etanol 70%  sampai 2 mL dalam vial. Campuran kemudian
dihomogenkan dan dibiarkan selama operating time menit lalu serapannya diukur pada panjang
gelombang maksimum.. Dan itu dihitung dengan rumus:

% Inhibisi= x 100 %
Table 1. Nilai Konsentrasi Efisien (IC50)
Nilai IC50 Aktivitas
(µg/mL)
< 50  Sangat kuat
50 ppm – 100  Kuat
101 ppm – 150  Sedang
151 ppm – 200  Lemah
>200 Sangat lemah
(Handayani, et al., 2022)
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil penentuan panjang gelombang (λ) max dan absorbansi larutan baku DPPH (2,2
diphenyl-1-picrylhydrazyl)
Data hasil penentuan panjang gelombang maksimum yang diukur menggunakan
Spektrofotometri UV-Vis

Abbreviated title …
4
Author et al / Vol. 16 No. 1, Januari 2022 (1-5)

Gambar 1. Panjang Gelombang Maksimum DPPH

Data hasil penentuan absorbansi larutan blanko yang diukur pada panjang gelombang 519,8 nm :
Table 2. Absorbansi Larutan Blanko
No P/V Wavelength Abs.
1 519.81 0.780
2 406.61 0.369

3.1 Hasil Pengukuran Antioksidan Minuman Sari Buah Lemon (Citrus limon) dengan pereaksi
DPPH
Table 3 Hasil Pengukuran antioksidan sampel A
Konsentrasi Sampel (ppm) Abs % Inhibisi Persamaan Regresi Linear IC50
DPPH 0.780 y = 0.0141x + 34.615 1,091.17   µg/mL
A 100 0.499 36.025 R² = 0.918
200 0.485 37.820
300 0.483 38.076
400 0.463 40.641

Table 4 A Hasil Pengukuran antioksidan sampel B


Konsentrasi Sampel (ppm) Abs % Inhibisi Persamaan Regresi Linear IC50
DPPH 0.780 y = 0.0241x + 23.141 1,114.50 µg/mL
B 100 0.577 26.025 R² = 0.9496
200 0.564 27.692
300 0.550 29.487
400 0.519 33.461

Table 5 Hasil Pengukuran antioksidan sampel C


Konsentrasi Sampel (ppm) Abs % Inhibisi Persamaan Regresi Linear IC50
DPPH 0.780 y = 0.111x - 8.526 527.261µg/mL
C 100 0.733 6.025 R² = 0.9054
200 0.725 7.051
300 0.564 27.692
400 0.498 36.153

3.2 Pembahasan
Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan 3 minuman
kemasan sari buah lemon (Citrus limon) dengan merek berbeda sebagai sampel, dimana masing –
masing minuman diberi label dengan merk A, B dan C. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
aktivitas antioksidan dan IC50 dari minuman sari buah lemon dengan menggunakan pereaksi DPPH.
Prinsip dari reaksi ini yaitu dengan terjadinya interaksi antioksidan secara transfer elektron atau
radikal hidrogen sehingga dapat menetralkan radikal bebas dari DPPH (Sayuti & Yenrima, 2015).
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis, mekanisme kerja
spektrofotometri UV-Vis pada awalnya monokromator akan menerima cahaya dari sumber sinar
polikromatis dan mengubahnya menjadi sinar monokromatis melalui proses dispersi sehingga hanya
ada satu jenis cahaya dengan panjang gelombang yang sudah ditetapkan yang mengenai sampel,  
selanjutnya cahaya diteruskan menuju detektor untuk diubah menjadi arus listrik, selanjutnya
rekorder atau komputer menangkap besarnya arus listrik kemudian mengubahnya menjadi %
transmitan atau absorbansi dan diterjemahkan oleh spektrum. Spektrum akan akan menghasilkan
panjang gelombang dan absorbansi dari sampel dengan membentuk grafik (Irawan, 2019)
Hasil pengukuran panjang gelombang maksimum dan absorbansi larutan blanko. Tujuan dari
penentuan panjang gelombang maksimum yaitu agar dapat mengetahui daerah serapan yang bisa

Abbreviated title …
5
Jurnal Ilmiah Berkala: Sains dan Terapan Kimia
Vol. 16 No. 1, Januari 2022

dihasilkan berupa nilai absorbansi. Hasil pengukuran panjang gelombang dari larutan DPPH dengan
etanol yang diukur pada panjang gelombang 400 – 700 nm dengan menggunakan spektrofotometri
UV-Vis yaitu 519.81 nm dengan absorbansi larutan blanko yaitu 0.780 nm.
Pertama hasil IC50 dari uji aktivitas antioksidan yang dilakukan pada larutan uji minuman
sari buah lemon Sampel A yaitu sebesar 1,091.17 µg/mL, hasil dari sampel B yang diperoleh
sebesar 1,114.50 µg/mL dan yang terakhir hasil dari sampel C yang diperoleh yaitu sebesar 527.261
µg/mL. Dari hasil yang didapatkan tersebut diketahui nilai IC 50 dari sampel A, B dan C termasuk
dalam kategori sangat lemah yang ditentukan berdasarkan tabel konsentrasi efisien dengan nilai IC 50
antara lebih dari 200 µg/mL, namun ke tiga sampel ini masih memiliki aktivitas antioksidan. Hal ini
juga dapat dilihat dari perubahan warna yang terjadi yaitu dari warna ungu menjadi kuning pada
saat larutan sampel dengan konsetrasi 400 ppm ditambahkan DPPH. Perubahan warna ini terjadi
karena radikal DPPH direduksi sehingga memperoleh atom elektron atau hidrogen dari antioksidan
(Yang, Liu, Xia, & Wang, 25)
Dari tiga sampel yang digunakan menunjukan data bahwa masing – masing sampel memiliki
nilai IC50 dengan kategori sangat lemah, tetapi jika dibandingkan nilai IC 50 dari sampel C
merupakan yang paling mendekati range IC50 dengan nilai sebesar 527.261 µg/mL.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa aktivitas
antioksidan dari minuman A, B dan C termasuk dalam kategori sangat lemah dengan IC 50 melebihi
200 µg/mL dengan nilai masing – masing 1,091.17 µg/mL, 1,114.50 µg/mL dan 527.261 µg/mL.

DAFTAR PUSTAKA
Terimakasih kepada labortorium DIII Farmasi Institut Ilmu kesehatan Pelamonia yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelititan ini.

DAFTAR PPUSTAKA

Dwisatyadini, M., & Anisah, S. (2017). Studi Pemanfaatan Tanaman Berkhasiat Obat untuk
Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Degeneratif dalam Keluarga. Jakarta: Repository
Universitas Terbuka.
Handayani, T. H., Budiman, M. A., Amalia, L. R., Pribadi, A., Elfitya, R. R., & Ferdian, R. p.
(2022). Aktivitas Antioksidan, Total Fenolik, dan Total Flavonoid Madu Apis mellifera dari
Hutan Akasia (Accacia crassicarpa) Riau, Indonesia dengan Beberapa Perlakuan
Pengeringan. Jurnal Biologi Indonesia, 18(2), 231-243.
Irawan, A. (2019). Kalibrasi Spektrofotometer sebagai Penjaminan Mutu Hasil Pengukuran dalam
Kegiatan Penelitian dan Pengujian. Indonesian Journal Of Laboratory, 1(2), 1-9.
Nurvianaa, V., Karmindya, R., & Suhendy, H. (2021). Karakterisasi dan Perbandingan Aktivitas
Antioksidan Sari Buah Limus dan Sediaan Serbuk Instan Sari Buah Limus (Mangifera
foetida Lour) . Prosiding Seminar Nasional Diseminasi Penelitian (pp. 105-114).
Tasikmalaya: Prodi Studi S1 Farmasi STIKes BTH Tasikmalaya.
Kementrian Pertanian. (2021). Buku Buletin Konsumsi pangan 2021. Jakarta: Sekretariat Jendral
Kementrian Pertanian.

Abbreviated title …
6
Author et al / Vol. 16 No. 1, Januari 2022 (1-5)

Krisnawan, A. H., Budiono, R., Sari, D. R., & Weilinten, S. (2017). Potensi Antioksidan Ekstrak
Kulit dan Perasan Daging Buah lemon (Citrus Lemon) Lokal dan Impor. Jakarta: Pukom
UMJ.
Parwata, I. M. (2016). Bahan Ajar Antioksidan. Bali: Program Pascasarjana Kimia.
Puspitasari, M. L., wulansari, T. V., Maligan, J. M., & Nugrahini, P. N. (2016). Altivitas
Antioksidan Suplemen Herbal Daun Sirsak (Annona Muricata L.) Dan Kulit Manggis
(Garcinia mangostana L.). Jrunal pangan dan Agroindustri, 4(1).
Sayuti, K., & Yenrima, R. (2015). Antioksidan Alami dan Sintetik. Padang: Andalas University
Press.
Sine, Y., & Pardosi, L. (2021). Perubahan Kandungan Antioksidan Kacang Gude (Cajanus cajan
(L) Millsp.) pada Proses Fermentasi Tempe Gude. Jurnal Pendidikan Biologi Undiksa,
8(1), 1-6.
Yang, L., Liu, H., Xia, D., & Wang, S. (25). ntioxidant Properties of Camphene-Based
Thiosemicarbazones. Molecules, 25(5), 1192.
Yuslianti, E. R. (2018). Pengantar Radikal Bebas Dan Antioksidan. Yogyakarta: Penerbit
Deepublish.

Zakiyah, W., Fauziyah, A., Nurlaela, Farikha, S., & Sakina, I. (2021). Efektivitas Senyawa
Antioksidan dalam Saffron (Crocus Sativus L). PharmaCine, 2(1), 36-42.

Abbreviated title …

Anda mungkin juga menyukai