Anda di halaman 1dari 10

PENENTUAN ANTIOKSIDAN DALAM KULIT BUAH

DELIMA PUTIH MENGGUNAKAN BEBERAPA PELARUT


POLAR DENGAN METODE DPPH SECARA
SPEKTROFOTOMETRI Vis
Deden Gustaman Juhana
Kimia konsentrasi Analis Kimia, Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih (STABA)
Email: dedenjuhana@yahoo.com

Abstract

The equilibrium between the content of antioxidants and free radicals in the body is one of
the factors that can affect the health of the body, if the amount of free radicals continues to
grow while the fixed amount of antioxidants in the body, then the excess of free radicals
can not be neutralized so that the necessary antioxidants from outside. Antioxidants are
compounds that can counteract or reduce the negative impact oxidants in the body, in the
skin of white pomegranates are compounds that are antioxidants that elagitanin.
Compounds that are antioxidants can be measured using the 2,2-diphenyl-1picrylhydrazyl (DPPH). Has conducted research determination of antioxidants in the skin
of pomegranate with extracting some polar solvent, the results obtained ethanol pa and
propanol pa deliver high concentrations of antioxidants is highest among other solvents,
including solvent control that is 70% ethanol, so ethanol pa and propanol pa can be used
to obtain a high concentration of antioxidant extract from the bark of pomegranate white.
After testing one-way ANOVA obtained significance value of 0.000 <0.05, which indicates
that there is a significant difference in the average value of the concentration of
antioxidants in some polar solvents.
Keywords: antioxidant,
spectrophotometer.

Pomegranate

Skin

white,

Polar

Solvents,

DPPH,

berkembangnya reaksi oksidasi, dengan cara


mencegah terbentuknya radikal. Antioksidan
juga merupakan senyawa yang dapat
menghambat reaksi oksidasi, dengan
mengikat radikal bebas dan molekul yang
sangat reaktif. Akibatnya, kerusakan sel akan
dihambat (Winarsy, 2007).
Senyawa tanin merupakan senyawa
fenolik yang cenderung larut dalam air dan
pelarut polar (Harborne, 1996). Jadi pelarut
polar akan cenderung lebih melarutkan solut
yang polar dan pelarut non polar akan
melarutkan solut yang non polar atau disebut
dengan like dissolves like (Miryanti et al.,
2011).
Berdasarkan penelitian Macari et al., 2006.
Pengujian antioksidan tanaman obat dalam
etanol 70% menunjukkan aktivitas yang
tinggi
dibandingkan
dengan
dalam
konsentrasi ataupun beberapa pelarut lainnya,
maka dalam penelitian ini pelarut etanol 70%
dijadikan sebagai kontrol.

1. PENDAHULUAN
Delima (Punica granatum) merupakan
tumbuhan asli Persia dan daerah Himalaya di
India Selatan, perkembangan budidaya buah
ini telah menyebar di Timur Tengah, Arab
Saudi, Afghanistan, India sampai Asia
Tenggara termasuk Indonesia. Tanaman
delima ini sampai ke Indonesia karena
dibawa oleh para pedagang Persia pada tahun
1416 (Aprilistiyowati, 2014).
Senyawa yang terkandung dalam kulit
buah delima putih meliputi alkaloid
pelletierene, granatin, betulic acid, ursolic
acid, isoquercitrin, elligatanin, resin,
triterpenoid, kalsium oksalat dan pati
(Subagja, 2013).
Senyawa elligatanin (tannin) yang berada
di dalam kulit delima merupakan salah satu
senyawa
yang
bersifat
antioksidan.
Antioksidan merupakan senyawa pemberi
elektron (electron donor) atau reduktan,
senyawa ini memiliki berat molekul kecil,
tetapi
mampu
menginaktivasi
1

Teknik untuk mendapatkan ekstrak


antioksidan
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan metode maserasi. Maserasi
adalah proses ekstraksi dengan cara
perendaman serbuk dalam air atau pelarut
organik tanpa adanya pemanasan sampai
meresap yang akan melunakkan susunan sel,
sehingga zat-zat yang terkandung di
dalamnya akan terlarut, bertujuan agar
senyawa yang terkandung dalam contoh tidak
rusak (Hamdani, 2014).
Telah dilakukan uji pendahuluan tanin
secara kualitatif terhadap hasil ekstrak
beberapa pelarut polar, pengujian dilakukan
dengan cara mereaksikan beberapa mililiter
hasil ekstrak dengan larutan FeCl3 1%. Hasil
yang diperoleh terdapat kandungan tanin
terhadap hasil ekstrak tersebut.
Uji antioksidan di gunakan metode DPPH
(2,2-difenil-1-pikrilhidrazil).
DPPH
merupakan senyawa radikal nitrogen, metode
DPPH berfungsi untuk mengukur aktivitas
penghambat radikal bebas. DPPH akan
mengoksidasi senyawa dalam ekstrak
tanaman, senyawa yang aktif sebagai
antioksidan mereduksi radikal bebas DPPH
menjadi difenil pikril hidrazin. Proses ini
ditandai dengan memudarnya warna larutan
dari ungu menjadi kuning (Miryanti et al.,
2011; Widyastuti, 2010).
Penentuan ekstrak antioksidan dalam kulit
buah delima putih dapat ditentukan secara
kuantitatif
yaitu
menggunakan
spektrofotometer berdasarkan pengukuran
transmitan ataupun absorban dari cuplikan,
konsentrasi dapat dihitung dari persamaan
garis linier larutan standar (Haris D.D, 2010).
Berdasarkan hal diatas, penulis meneliti
Penentuan Antioksidan dalam Kulit Buah
Delima Putih Menggunakan Beberapa
Pelarut Polar dengan Metode DPPH secara
Spektrofotometri Vis.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini


antara lain sampel kulit buah delima putih
yang
sudah
matang,
2,2-difenil-1pikrilhidrazil (DPPH), tanin pa, aquadest,
metanol pro analis metanol 1:1, etanol pro
analis, etanon 1:1, etanol 70%, propanon pro
analis, propanol 1:1 dan FeCl3. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Spektrofotometer UV-Vis.
B. Prinsip
Reaksi penangkapan hidrogen oleh 2,2difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH) dari senyawa
antioksidan yang ditandai dengan berubahnya
warna ungu dari larutan DPPH menjadi
kuning, sisa dari DPPH yang tidak bereaksi
dengan antioksidan diukur menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang
516,0
nm.
Konsentrasi
antioksidan dapat dihitung dari persamaan
garis linear larutan standar.
C. Desain Penelitian
Desain
penelitian
menggunakan
perbandingan kelompok statistik yaitu
perbandingan penentuan daya antioksidan
dalam beberapa pelarut polar metode 2,2difenil-1-pikrilhidrazil
(DPPH)
secara
spektrofotometri Vis, dengan pengekstrak zat
antioksidan
menggunakan
larutan
pengekstrak aquadest, metanol pro analis,
metanol 1:1, etanol pro analis, etanol 1:1,
etanol 70%, propanol pro analis dan propanol
1:1. Menggunakan uji statistik ANOVA satu
arah.
Penentuan
banyaknya
pengulangan
menggunakan rumus ulang Gomez, rumus
ulang yaitu :
t(r -1) 20
Keterangan
:
t = Jumlah perlakuan
r = Jumlah pengulangan
20 = Derajat bebas untuk RAL (Rancang
Acak Lengkap)
Maka :
t(r 1) 20
8(r 1) 20
8r 8 20
r 28/8 = 3,5 = 4 4 kali pengulangan
Maka banyaknya sampel dalam penelitian
ini adalah 32 buah sampel ekstrak
antioksidan dalam kulit buah delima putih.

2. METODE PENELITIAN
A. Persiapan Alat dan Bahan
Pada tahap ini meliputi persiapan alat dan
bahan untuk menunjang kebutuhan dari mulai
pengambilan sampel sampai pelaksanaan
analisis secara instrumental. Alat yang
digunakan diantaranya botol gelap, gelas
kimia, labu ukur, buret, pipet tetes,
mikropipet, tip biru, corong, kertas saring,
blender, batang pengaduk, botol semprot,
gelas ukur, botol vial, neraca digital dan
kuvet.
2

D. Prosedur Kerja
1. Preparasi Sampel
Sampel kulit buah delima putih yang
sudah matang dikeringkan pada suhu ruangan.
Selama proses pengeringan kulit buah delima
putih ditimbang setiap 24 jam sekali sampai
didapat berat konstan, yang ditandai dengan
hilangnya kandungan air dalam kulit buah
delima putih. Sampel kulit buah delima putih
yang telah kering kemudian di blender
sampai halus.
Ditimbang sampel sebanyak 5,0 gram
kemudian dimasukkan kedalam botol gelap
ukuran 150 mL, penimbangan dilakukan
sebanyak 8 kali penimbangan dan
ditempatkan kedalam botol yang berbeda
kemudian diberi label. Ditambahkan kedalam
botol masing masing 100 mL larutan
pengekstrak: botol 1 aquadest, botol 2
metanol pa, botol 3 metanol 1:1, botol 4
etanol pa, botol 5 etanol 1:1 botol 6 etanol
70%, botol 7 propanol pa, dan botol 8
propanol 1:1.
Diekstrak secara maserasi selama 3x24
jam (72 jam). Dilakukan pemisahan ekstrak
dengan cara penyaringan sehingga didapat 8
filtrat atau ekstrak antioksidan. Masingmasing ekstrak dipipet sebanyak 2 mL,
kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi.
Ditambahkan 1 tetes larutan FeCl3 1%
kedalam masing-masing tabung reaksi.
Positif tanin larutan berwarna coklat
kehitaman atau hitam.

3. Pembuatan Kurva Kalibrasi Standar


Antioksidan
Ditimbang zat tanin sebanyak 100,0 mg
dalam gelas kimia. Ditambahkan aquadest
sebanyak 20 mL, di panaskan di penangas air
sambil diaduk sampai larut. Didinginkan,
kemudian dimasukkan kedalam labu ukur
secara kuantitatif. Gelas kimia dibilas dengan
aquadest. Dilarutkan dengan aquadest sampai
tanda tera pada labu ukur 100 mL,
dihomogenkan sehingga didapat larutan
induk standar tanin 1000 mg/L.
Dibuat deret standar tanin sebesar 30
mg/L, 40 mg/L, 50 mg/L, 60 mg/L dan 70
mg/L sebanyak 100 mL dengan cara
pengenceran dari larutan induk 1000 mg/L.
Diukur larutan induk sebanyak 3,0 mL, 4,0
mL, 5,0 mL, 6,0 mL, dan 7,0 mL dengan
menggunakan buret kemudian dimasukkan
masing-masing kedalam labu ukur 100 mL.
Dibilas dinding labu ukur dengan aquadest,
kemudian ditanda bataskan dengan aquadest
sampai tanda tera pada labu ukur 100 mL.
Dihomogenkan, sehingga didapat deret
standar 30 mg/L, 40 mg/L, 50 mg/L, 60 mg/L
dan 70 mg/L.
Masing-masing standar dipipet sebanyak
4 mL kemudian dimasukkan ke dalam labu
vial. Ditambahkan ke dalam masing-masing
labu vial DPPH sebanyak 4 mL, ditutup dan
dikocok pelan-pelan. Didiamkan selama 1015 menit, kemudian diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang
516,0 nm. Dibuat kurva standar dan
persamaan garis linear.

2. Penentuan Panjang Gelombang Maksimal


Pengukuran
Ditimbang 20,0 mg DPPH (2,2-difenil-1pikrilhidrazil) dalam gelas kimia ukuran 50
mL. Ditambahkan etanol pa sebanyak 20 mL,
diaduk sampai larut. Dipindahkan kedalam
labu ukur 100 mL secara kuantitatif, bilas
gelas kimia dengan etanol pa dan
dimasukkan kedalam labu ukur. Dilarutkan
sampai dengan etanol pa sampai tanda tera
pada labu ukur 100 mL, homogenkan.
Sehingga didapat larutan DPPH 200 mg/L.
Kuvet dibilas dengan sedikit larutan
DPPH, kemudian Kuvet di isi penuh sampai
tanda batas. Diukur dengan spektrofotometer
Vis, didapat panjang gelombang pengukuran
516,0 nm.

4. Pengukuran Sampel
Masing-masing ekstrak (8 ekstrak) dipipet
sebanyak 4 mL, kemudian dimasukkan
kedalam botol vial. Ditambahkan 4 mL
DPPH kedalam masing-masing botol vial.
Ditutup kemudian dikocok pelan-pelan.
Didiamkan selama 10 15 menit, kemudian
diukur dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 516,0 nm. Konsentrasi
masing-masing ekstrak antioksidan dihitung
dengan memplotkan pada kurva standar
antioksidan.
5. Pengujian Statistik
a. Linearitas
Linearitas diperoleh dari pengukuran
absrobansi deret standar antioksidan, dari
hasil pengukuran absorbansi kemudian

dibuat kurva linearitas


persamaan regresinya.

dan

dihitung

sebanyak 1 kali dari 4 replikan pada


masing-masing ekstrak antioksidan tanpa
spike sehingga didapat 32 data. Perhitungan
uji ANOVA satu arah menggunaka SPSS.

b. Akurasi
Pengujian akurasi pada penelitian ini
dilakukan dengan metode adisi standar,
metode ini dilakukan dengan cara
menambahkan sejumlah larutan standar
dengan konsentrasi tertentu pada matriks
contoh (pada penelitian ini sampel di spike
dengan larutan standar 2,0 mg/L) kemudian
dianalisis
dengan
metode
DPPH
menggunakan
alat
instrumen
spektrofotometer UV-Vis.
Contoh spike dibuat sebanyak 4
replikan dari masing-masing ekstrak,
pengukuran dilakukan sebanyak 1 kali
sehingga diperoleh 4 data pengukuran dari
masing-masing ekstrak. Persen perolehan
kembali (% Recovery) ditentukan dengan
menentukan berapa persen analit yang
ditambahkan dapat diperoleh kembali.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Preparasi Sampel
Sebagai tahap awal yang dilakukan
sebelum menganalisis penentuan antioksidan
dalam beberapa pelarut polar dengan metode
DPPH adalah preparasi sampel. Sampel kulit
buah delima putih dipotong kecil-kecil agar
proses pengeringan sampel pada suhu
ruangan lebih cepat, proses pengeringan
dilakukan sampai hilangnya kandungan air
pada kulit buah delima putih. Data
pengeringan sampel dapat dilihat sebagai
berikut.
Tabel 3.A Data Pengeringan Sampel
Berat sampel (gr)
Awal
286,41
24 jam
285,32
48 jam
284,63
72 jam
283,86
96 jam
282,47
120 jam
281,65
144 jam
281,23
168 jam
281,21
Kandungan air dalam sampel kulit buah
delima sebesar 1,82%.
Proses
ekstrasi
dilakukan
dengan
menggunakan beberapa pelarut polar selama
3x24 jam atau 72 jam secara maserasi.
Pemilihan waktu selama 3 hari didasarkan
pada pendapat Ansel H.C tahun 2008 dimana
biasanya maserasi dilakukan dalam waktu 3
hari, metode maserasi dipilih untuk
menghindari rusaknya senyawa yang bersifat
antioksidan. Penggunaan pelarut aquadest,
metanol pa, metanol 1:1, etanol pa, etanol 1:1,
propanol pa, propanol 1:1 merupakan pelarut
yang bersifat polar, sedangkan penggunaan
pelarut etanol 70% sebagai kontrol.
Setelah
proses
ekstraksi
selesai
selanjutnya dilakukan proses pemisahan
maserat (residu bahan tanaman) dengan filtrat
(pelarut pengekstrak), agar pada saat proses
pengukuran penetapan antioksidan dengan
metode
DPPH
menggunakan
spektrofotometer tidak ada residu yang
menyerap sinar datang dari lampu
spektrofotometer yang akan mempengaruhi

c.

Presisi
Uji presisi dilakukan dengan menguji
kandungan antioksidan dalam kulit buah
delima putih dengan pengukuran sebanyak
1 kali dari 4 replikan pada masing-masing
ekstrak antioksidan tanpa spike. Presisi
diukur sebagai standar deviasi (SD) dan
standar deviasi relatif (RSD).
d.

Limit of Detection dan Limit of


Quantitation
Batas deteksi atau Limit of Detection
(LOD) adalah jumlah terkecil analit dalam
contoh yang dapat dideteksi yang masih
memberikan respon yang signifikan. Batas
kuantitasi atau Limit of Quantitation (LOQ)
merupakan kuantitas terkecil analit dalam
contoh yang masih dapat memenuhi kriteria
akurasi dan presisi. LOD dan LOQ
ditentukan dengan mengukur absorbansi
blanko
dari
masing-masing
larutan
pengekstrak dan konsentrasi terkecil
masing-masing sebanyak 1 kali dari 10
replikan pada masing-masing laruan
pengekstrak, sehingga diperoleh 80 data
pengukuran. Kemudian dihitung nilai
standar deviasi.
e.

Uji ANOVA Satu Arah


Uji ANOVA dilakukan dengan
menguji kandungan antioksidan dalam kulit
buah delima putih dengan pengukuran
4

hasil konsentrasi ekstrak antioksidan. 2 mL


ekstrak direaksikan dengan larutan FeCl3 1%
untuk mengetahui secara kualitatif apakah
terdapat kandungan tanin dalam ekstrak
sampel kulit buah delima putih, data
pengujian dapat dilihat sebagai berikut.

mg/L dengan interval setiap kenaikan


konsentrasi 10 mg/L, sehingga didapat 5
buah deret standar. Dilakukan pengukuran
absorbansi terhadap deret standar, kemudian
dari hasil pengukuran tersebut dibuat kurva
kalibrasi dan diperoleh persamaan regresi
dengan koefisien korelasi untuk penetapan
antioksidan. Konsentrasi deret standar ini
dipilih
karena
absorbansi
dari
spektrofotometer yang dihasilkan memasuki
nilai dari absorbansi pada 8 ekstrak
antioksidan pada sampel. Hasil pengukuran
deret standar dapat dilihat pada tabel 3.C dan
gambar 3.C berikut.
Tabel 3.C Hasil Pengukuran Deret Standar
Tanin
Standar Tanin
Konsentrasi
Absorbansi
(mg/L)
30
1,4865
40
1,1281
50
0,7403
60
0,4498
70
0,2107

Gambar 3.A Uji kualitatif Tanin Dengan


Larutan FeCl3 1%.
Dari hasil uji dengan larutan FeCl3 1%
semua ekstrak larutan berubah menjadi coklat
kehitaman, sehinggan dalam ekstrak tersebut
terkandung senyawa tanin.
B. Penentuan Panjang Gelombang Maksimal
Pengukuran
Untuk penentuan panjang gelombang
maksimal pengukuran antioksidan digunakan
larutan DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil)
dengan konsentrasi 200 mg/L, nilai panjang
gelombang maksimal dapat dilihat pada
gambar sebagai berikut.

Gambar 3.C Kurva Standar Tanin


Sebelum dilakukan pengukuran standar,
standar terlebih dahulu direaksikan dengan
radikal
bebas
DPPH
(2,2-difenil-1pikrilhidrazil) dengan perbandingan mL
standar dan mL DPPH adalah 1:1.
Perbandingan 1:1 digunakan agar jumlah
volume yang bereaksi sama sehingga tidak
ada volume berlebih. Konsentrasi DPPH
yang digunakan 200 mg/L, agar terdapat sisa
hasil reaksi untuk mengukur radikal bebas
DPPH yang telah bereaksi dengan standar
antioksidan tanin sehingga kadar antioksidan
dapat diukur. Sehingga didapat kurva standar
terbalik lurus kebawah yang dapat dilihat
pada gambar 4.2.2, Dari data tersebut terlihat
bahwa semakin tinggi konsentrasi maka
semakin kecil radikal DPPH dan semakin
tinggi standar tersebut bersifat antioksidan,

Gambar 3.B
Panjang
Gelombang
Maksimal
Dilihat dari gambar 3.B didapat panjang
gelombang maksimal untuk pengukuran
antioksidan pada 516,0 nm untuk pengukuran
antioksidan dengan absorbansi sebesar
0,5853.
C. Kurva Kalibrasi Standar Antioksidan
Standar yang digunakan adalah zat tanin.
Penentuan
konsentrasi
deret
standar
dilakukan pada rentang 30 mg/L sampai 70
5

persamaan garis linear yang dihasilkan y = 0,0323x + 2,418 dengan koevisien korelasi
0,9956. Adapun reaksi antara DPPH dengan
tanin sebagai berikut.

Tabel 3.D Pengukuran Sampel

Ekstrak
Aquadest
Metanol pa
Metanol 1:1
Etanol pa
Etanol 1:1
Etanol 70%
Propanol pa
Propanol 1:1

Rata-rata
(mg/L)
61,85
67,45
63,00
70,32
59,99
65,58
70,70
60,61

Simpang
Baku
0,1459
0,8178
0,0982
0,1377
1,2526
1,1864
0,0224
0,0981

Dari analisis antioksidan pada beberapa


larutan pengekstrak dengan metode DPPH
secara keseluruhan menunjukkan konsentrasi
yang
bervariasi,
didapat
konsentrasi
antioksidan tertinggi yang melebihi kontrol
yaitu etanol 70% ada pada ekstrak propanol
pa dan etanol pa. Larutan propanol pa dan
etanol pa jika dalam sekali mengekstrak lebih
baik dari pelarut aquadest, metanol pa,
metanol 1:1, etanol 1:1, etanol 70% dan
propanol 1:1.
Pelarut dipengaruhi oleh sifat fisika dan
kimia pada proses ekstraksi. Sifat fisika dan
kimia yang meliputi kepolaran, dapat
mempengaruhi interaksi antara pelarut
dengan zat terlarut serta kelarutannya. Hal ini
dapat dilihat pada tabel 4.3 bahwa pelarut
propanol dalam keadaan pro analis dengan
sifat polar yang rendah lebih baik dalam
mengekstrak antioksidan pada kulit buah
delima putih dari pelarut lain yang digunakan
dalam penelitian ini.
Tabel 3.D Kepolaran Pelarut
Pelarut
Rumus
Titik
Konstanta
Kimia
Didih
Dielektrik
Aquadest
H2 O
1000C
80
Metanol
CH3OH
650C
33
Etanol
C2H5OH 790C
30
0
Propanol C3H7OH 97 C
20
Jika suatu larutan pro analis bila
ditambahkan
dengan
aquadest
maka
konstanta dielektrik akan naik sehingga sifat
kepolarannya bertambah dan titik didih
meningkat. Ketika ekstraksi terjadi proses
yang disebut like dissolves like, larutan
propanol pa dan larutan etanol pa dapat
mengekstak senyawa antioksidan lebih
banyak dikarenakan sifat antioksidan dalam
kulit buah delima putih lebih dapat terekstrak
dengan pelarut yang sifat kepolarannya
rendah.

Menghasilkan :

Gambar 3.C Reaksi DPPH dengan Tanin.


Dilihat dari gambar diatas terjadi ikatan
hidrogen antara atom N pada molekul DPPH
dengan atom H yang terikat pada O pada
molekul tanin, ikatan hidrogen ini terjadi
karena interaksi elektrostatik antara atom
hidrogen
yang
terikat
pada
atom
elektronegatif dengan atom elektronegatif
lainnya. Interaksi elektrostatik tersebut
diperkuat oleh kecilnya ukuran ato hidrogen
yang mudah terjadinya interaksi dipol dipol
antara atom donor proton (O) dengan atom
akseptor proton (N), secara sederhana
interaksi ini ditulis dengan N --- H O.
D. Pengukuran Sampel
Sampel dari hasil berbagai ekstrak
dilakukan pengukuran dengan metode DPPH
menggunakan spektrofotometer, pengukuran
dilakukan tanpa melakukan spike terhadap
sampel. Pengulangan pengujian antioksidan
dilakukan sebanyak 4 kali dari masingmasing ekstrak sehingga diperoleh 32 data
pengukuran. Pengukuran dilakukan pada
panjang gelombang yang sama 516,0 nm,
dari hasil pengukuran tersebut konsentrasi
antioksidan dalam ekstrak diplot terhadap
persamaan garis linear standar. Hasil
pengukuran antioksidan dapat dilihat pada
tabel 3.D berikut.
6

Konsentrasi
DPPH
(2,2-difenil-1pikrilhidrazil) yang digunakan untuk
mengukur kadar antioksidan dalam sampel
yaitu sebesar 200 mg/L. Konsentrasi ini
dipakai karena memberikan absorbansi yang
baik dalam mengukur ekstrak antioksidan,
mL ekstrak antioksidan dalam sampel
direaksidan dengan DPPH sebanyak 1:1. Hal
ini dilakukan agar jumlah volume antara
sampel dengan DPPH sama banyak.
Konsentrasi yang tersisa diukur dengan
spektrofotometer. Warna yang dihasilkan
antara DPPH dengan ekstrak dapat dilihat
pada gambar 3.D.

Dari hasil reaksi diatas terjadi ikatan


hidrogen antara atom N pada molekul DPPH
dengan atom H yang terikat pada O pada
molekul elagitanin. ikatan hidrogen ini sama
terjadi pada reaksi antara DPPH dengan
standar antioksidan tanin.
E. Pengujian Statistik
Setelah dilakukan analisis antioksidan
terhadap beberapa ekstrak, maka selanjutnya
dilakukan uji statistik untuk melihat
keefektifan prosedur yang digunakan serta
kinerja teknis yang dilakukan. Uji statistik ini
meliputi pengujian terhadap beberapa
parameter, yaitu linearitas, akurasi, presisi,
limit deteksi dan limit kuantitasi, pengujian
parameter tersebut mengacu pada standar
metode statistik menurut Harmita, 2004. Uji
statistik dilakukan terhadap beberapa ekstrak
antioksidan.
1. Linearitas
Langkah awal uji statistik adalah dengan
membuat kurva linearitas dari larutan
standar pada rentang konsentrasi 30 50
mg/L, dengan perolehan persamaan regresi
dan nilai koefisien korelasi sebagaimana
disajikan pada tabel 4.4.1 berikut.
Tabel 3.E.1 Data Persamaan Regresi
Linear dan Koefisien Korelasi

Gambar 3.D Reaksi Warna DPPH


dengan Antioksidan
Keterangan :
A = Warna DPPH sebelum ditambah
dengan ekstrak antioksidan kulit buah
delima putih.
B = Perubahan warna yang dihasilkan
setelah DPPH direaksikan dengan
antioksidan kulit buah delima putih.
Adapun reaksi yang dihasilkan antara
DPPH dengan antioksidan dalam sampel
(tanin) dapat dilihat pada gambar 4.3.

Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai


koefisien korelasi untuk uji statistik
penentuan antioksidan sesuai dengan
ketentuan menurut Pearson dengan batas
kepercayaan 95% yaitu 0,878 (df=n-2), dan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang linear antara pengukuran konsentrasi
terhadap respon alat dengan menerapkan
metode 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH).
2. Akurasi dan Presisi
Selanjutnya untuk uji parameter akurasi
dan presisi. Pengujian akurasi dilakukan
dengan melakukan spiking standar pada
sampel dengan konsentrasi 2,0 mg/L dan
untuk pengujian presisi tidak dilakukan
spike karena konsentrasi antioksidan yang
didapat besar. Pengujian akurasi dilakukan
untuk melihat efisiensi perolehan kembali
analit yang ditambahkan setelah diberikan
perlakuan berupa penerapan metode DPPH.
Dari pengukuran ini diperoleh nilai akurasi

Menghasilkan :

Gambar 3.D Reaksi


Antioksidan Elagitanin

DPPH

dengan

yang dinyatakan dengan % recovery dan


nilai presisi yang dinyatakan dengan %
RSD. Data akurasi dan presisi untuk ekstrak
antioksidan dari beberapa pelarut dapat
dilihat pada tabel 3.E.2 sebagai berikut.
Tabel 3.E.2 Data Akurasi dan Presisi

beberapa pelarut polar dengan metode


DPPH dapat dilihat pada tabel 3.E.3 berikut.
Tabel 3.E.3 Data LOD dan LOQ

Limit deteksi analisis antioksidan pada


beberapa
pelarut
polar
dengan
spektrofotometer didapatkan sebesar 0,0125
mg/L untuk ekstak aquades, 0,0120 mg/L
untuk ekstrak metanol pa, 0,0081 mg/L
untuk ekstrak metanol 1:1, 0,0100 mg/L
untuk ekstrak etanol pa, 0,0108 mg/L untuk
ekstrak etanol 1:1, 0,0098 mg/L untuk
ekstrak etanol 70%, 0,0045 mg/L untuk
ekstrak propanol pa dan 0,0100 mg/L untuk
ekstrak propanol 1:1, nilai ini menunjukkan
bahwa sinyal antara sampel dan blanko
dapat dibedakan pada konsentrasi masingmasing ekstrak tersebut. Metode ini tidak
dapat membedakan sinyal antara blanko
dan sampel pada konsentrasi dibawah dari
nilai masing-masing ekstrak tersebut.
Limit kuantitasi ditentukan untuk
mengetahui konsentrasi terendah yang
dapat ditentukan oleh suatu metode pada
tingkat ketelitian dan ketepatan yang baik.
Nilai limit kuantitasi berdasarkan hasil
penelitian didapatkan sebesar 0,1254 mg/L
untuk ekstak aquades, 0,1022 mg/L untuk
ekstrak metanol pa, 0,0813 mg/L untuk
ekstrak metanol 1:1, 0,0998mg/L untuk
ekstrak etanol pa, 0,0359 mg/L untuk
ekstrak etanol 1:1, 0,0326 mg/L untuk
ekstrak etanol 70%, 0,0150 mg/L untuk
ekstrak propanol pa dan 0,0333 mg/L,
konsentrasi analit yang terukur di bawah
nilai masing-masing ekstrak tersebut
memberikan ketelitian dan ketepatan yang
kurang baik.
4. Pengujian ANOVA Satu Arah
Tujuan dan pengujian ANOVA ini
adalah untuk mengetahui apakah ada
pengaruh dan berbagai kriteria yang diuji
terhadap hasil yang diinginkan. Dalam
penelitian ini digunaka uji ANOVA satu
jalur, yang didasarkan pada 1 pengamatan
kriteria yaitu melihat apakah terdapat
perbedaan konsentrasi antioksidan yang
signifikan dari beberapa pengekstrak
pelarut polar. Dengan hipotesis sebagai
berikut.

Dari data dapat dilihat bahwa


nilai %recovery untuk masing-masing
ekstrak memenuhi nilai rentang ratarata %recovery yang dipersyaratkan untuk
penentuan analit dengan konsentrasi sekitar
0,001% dan 0,01% (10 mg/L dan 100mg/L),
di mana menurut standar metode pada
konsentrasi tersebut nilai % recovery ratarata yang dipersyaratkan adalah 90-107.
Dengan demikian, untuk ekstrak aquadest,
metanol pa, metanol 1:1, etanol pa, etanol
1:1, etanol 70%, propanol pa, dan propanol
1:1 nilai %recovery yang diperoleh masuk
dalam rentang nilai yang dipersyaratkan.
Sedangkan untuk penentuan nilai presisi
yang dinyatakan dengan % RSD, semua
pelarut
untuk
ekstrak
antioksidan
menunjukkan bahwa nilai %RSD < 2/3 CV
Horwitz, yang menunjukkan bahwa
keterulangan penerapan prosedur penetapan
antioksidan dengan metode 2,2-difenil-1pikrilhidrazil (DPPH) pada sampel spike
adalah baik.
3. Limit Deteksi (LOD) dan Limit
Kuantitasi (LOQ)
Parameter uji statistik selanjutnya adalah
limit deteksi (LOD) dan kuantitasi (LOQ)
yang merupakan batas terkecil konsentrasi
yang masih dapat terukur oleh instrumen.
Pada daerah limit deteksi, nilai konsentrasi
yang diperoleh belum dapat ditentukan
akurasi dan presisinya secara pasti karena
respon yang diperoleh dapat berasal dari
adanya gangguan (noise) pada instrumen.
Sehingga
untuk
pengujian
analit
konsentrasi rendah, hal ini menjadi
tantangan dan resiko, di mana sulit untuk
menentukan apakah respon yang terukur
merupakan respon dari analit atau respon
dari gangguan. Perolehan nilai LOD dan
LOQ pada penentuan antioksidan dalam
kulit buah delima putih menggunakan
8

Ha: Dari beberapa pelarut pengekstrak


didapat perbedaan konsentrasi secara
signifikan terhadap pelarut kontrol yaitu
etanol 70%.
Ho: Dari beberapa pelarut pengekstrak
didapat
tidak
terdapat
perbedaan
konsentrasi secara signifikan terhadap
pelarut kontrol yaitu etanol 70%.
Tabel 4.E.4 Data Pengamatan Uji
ANOVA Satu Arah

laporan skripsi. Selain itu, penulis juga


mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ketua Sekolah Tinggi Analis Bakti


Asih Suryatmana Tanuwidjaja, Drs.,
M.Si.
2. Ketua Program Studi S-1 Kimia Euis
Yuliani,
Dra.,M.Si.
Sekaligus
pembimbing dalam penyusunan
skripsi.
3. Penguji I, Tuti Rustiana, S,Si., MM.
4. Penguji II, Eem Hayati, S.Pd., M.Kes.
5. Penguji
III,
Windha
Novita
Suryapratiwi, M.Si.
6. Para Staf
Administrasi Sekolah
Tinggi Analis Bakti Asih
7. Ibunda Nyimas Tuti Herlina dan
Ayahanda Agus Juhana yang selalu
memberikan doa serta dukungan
selama ini
8. Semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu

Berdasarkan tabel data pengamatan


diatas, diketahui nilai F hitung lebih besar
dari F tabel dengan nilai F hitung sebesar
154,913 dan nilai F tabel pada df1=7 dan
df2=31 dengan probabilitas 0,05 sebesar
2,32 atau nilai signifikasi 0,000 lebih kecil
dari 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak,
terdapat perbedaan nilai rata-rata kadar
antioksidan secara signifikan. Karena hasil
uji ANOVA Ha diterima maka dilakukan
uji lanjut Post Hoc (LSD), untuk
mengetahui perbandingan dari satu ekstrak
ke ekstrak antioksidan lainnya.
Setelah dilakukan uji lanjut Post Hoc
(LSD) maka perlakuan yang memberikan
nilai
rata-rata
yang
sama
dalam
mengekstraksi antioksidan dalam kulit buah
delima putih adalah ekstrak etanol pa
dengan ekstrak propanol pa dengan nilai
signifikasi 0,440 dan ekstrak etanol 1:1
dengan ekstrak propanol 1:1 dengan nilai
signifikasi sebesar 0,211.

6. REFERENSI
Afriani, L. H. (2010). Pengawet Makanan
Alami dan Sintetis. Bandung:
Alfabeta.
Ansel, H. C. (2008). Pengantar Bentuk
Sediaan Farmasi. Edisi Keempat.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Aprilistiyowati. (2014). Buah Sakti Dari
Surga. Yogyakarta: Balqist.
Armala, M. M. (2009). Daya Antioksidan
Fraksi Air Ekstrak Herba Kenikir
(Cosmos caudatus H. B. K.) dan
Profil KLT. Skripsi, 39. Fakultas
Farmasi Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.

4. KESIMPULAN
Pelarut etanol pa dan propanol pa
memberikan konsentrasi antioksidan paling
tinggi diantara pelarut lainnya, termasuk
pelarut kontrol yaitu etanol 70%. Sehingga
pelarut etanol pa dan propanol pa dapat
digunakan untuk mendapatkan konsentrasi
ekstrak antioksidan yang tinggi dari kulit
buah delima putih.

Badri, S. (2012). Metode Statistika Untuk


Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta:
Ombak.

5. UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Euis Yuliani, Dra.,M.Si. sebagai pembimbing
yang telah membimbing penulis dalam
pelaksanaan penelitian dan penyusunan

Gandjar, I.G dan Rohman A. (2007). Kimia


Farmasi
Analisis.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Harborne, J. B. (2006). Metode Fitokimia,


Penuntun
Cara
Moderen
Menganalisis Tumbuhan. Bandung:
ITB.

Subagja, H. P. (2013). Saktinya Buah Naga


dan Buah Delima, Tangkal Penyakitpenyakit Mematikan. Jogjakarta:
Flashbooks.

Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan


Validasi
Metode
dan
Cara
Perhitungannya. Dalam Majalah
Ilmu Kefarmasian [Online], Vol 1 (3),
19
halaman.
Tersedia:
journal.ui.ac.id/index.php/mik/article
[01 Oktober 2015].

Widyastuti, N. (2010). Pengukuran Aktivitas


Antioksidan
Dengan
Metode
CUPRAC, DPPH, Dan FRAP Serta
Korelasinya Dengan Fenol Dan
Flavonoid Pada Enam Tanaman.
Bogor: IPB.

Irmawati. (2013). Keajaiban Antioksidan.


Jakarta Timur: Padi

Winarsi, H. (2007). Antioksidan Alami dan


Radikal
Bebas,
Potensi
dan
Aplikasinya
dalam
Kesehatan.
Yogyakarta: Kanisius.

Lisnasari, L. (2011). Tugas: Rekayasa Proses


[Online].
Tersedia:
https://www.scribd.com/doc/5623134
1/Pelarut-Polar-Dan-Non-Polardengan-titik-didh-dan-leleh
[30
November 2015].

Yunila, W. (2013). 20 Buah Sakti Tumpas


Berbagai
Macam
Penyakit.
Jagakarsa-Jakarta: Buku Pintar.
Yunita. (2012). Uji Aktivitas Antioksidan
Ekstrak dan Fraksi Ekstrak Daun
Cabe Rawit (Capsicum Frutescens L)
dan Identifikasi Golongan Senyawa
dari Fraksi Teraktif. [Online].
Tersedia:
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/203
13524-S43777-Uji%20aktivitas.pdf

Macari PdAT, Portela CN, Polhit AM.


(2006). Antioxidant, cytotoxic and
UVB-absorbing activity of Maytenus
guyanensis Klotzch (Celastraceae)
bark extracts. [Online], Vol 36 (4), 7
halaman.
Tersedia:
http://www.researchgate.net/profile/
Adrian_Pohlit2/publication/2500211
47_Antioxidant_cytotoxic_and_UVB
absorbing_activity_of_Maytenus_gu
yanensis_Klotzch._%28Celastraceae
%29_bark_extracts/links/53f1f4f40cf
2f2c3e7fc9ebe.pdf?inViewer=true&p
dfJsDownload=true&&origin=public
ation_detail&inViewer=true
[11
November 2015].

------. (1996). Wisconsin Department of


Natural
Resources
Laboratory
Certification Program. Analytical
Detection Limit Guidance and
Laboratory Guide for Determining
Method Detection Limits [Online].
Tersedia:
http://dnr.wi.gov/regulations/labcert/
documents/guidance/-LODguide.pdf
[01 Oktober 2015].

Miryanti, A. (2011). Ekstrak Antioksidan


Dari Kulit Buah Manggis (Garcinia
Mangostana
L).
Bandung:
Universitas Katolik Parahyangan.
Rohmatussolihat.
(2009).
Antioksidan,
Penyelamat Sel-sel Tubuh Manusia.
[Online], BioTrends, vol 4 (1), 6
halaman.
Tersedia
:
https://www.scribd.com/doc/283286
561/Artikel-AntioksidanPenyelamat-Sel-Sel-Tubuh-Manusiapdf. [01 Agustus 2015].

10

Anda mungkin juga menyukai