Abstrak
Radikal bebas dapat menjadi penyebab penyakit degeneratif. Antioksidan dapat menghambat
radikal bebas. Daun Sirsak (Annona muricata L.) dan daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
telah diketahui manfaatnya sebagai antioksidan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui adanya aktivitas antioksidan kombinasi ekstrak etanol daun Sirsak dan ekstrak
etanol daun Jambu Biji terhadap radikal bebas DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Penarikan
senyawa-senyawa aktif dari daun Sirsak dan daun Jambu Biji dilakukan dengan proses
ekstraksi metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Kombinasi ekstrak etanol daun
Sirsak dan daun Jambu Biji dibuat dengan perbandingan (1:0) (0:1) (1:1) (1:2) dan (2:1)
dengan konsentrasi 20; 40; 60; 80 dan 100 μg/mL diuji aktivitas antioksidannya dengan
metode DPPH secara spektrofotometri Vis, hingga diperoleh nilai IC50.Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa nilai IC50 untuk ekstrak daun Sirsak (1:0) sebesar 28,251 μg/mL, nilai
IC50 ekstrak daun Jambu Biji (0:1) sebesar 6,933 μg/mL, nilai ekstrak kombinasi (1:1) sebesar
12,979 μg/mL, nilai IC50 ekstrak kombinasi (1:2) sebesar 9,009 μg/mL, dan nilai IC50 ekstrak
kombinasi (2:1) sebesar 13,996 μg/mL. Hasil uji beda menunjukkan kombinasi ekstrak etanol
daun Sirsak dan daun Jambu Biji meningkatkan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun
Sirsak namun akan menurunkan aktivitas antioksidan ekstrak daun Jambu biji secara
signifikan pada kombinasi (2:1).
Kata kunci: ekstrak etanol daun Sirsak, ekstrak etanol daun jambu Biji, metode DPPH, IC50.
ekstrak tersebut dengan berbagai seri terlebih dahulu sebelum digunakan untuk
konsentrasi secara tunggal dibandingkan memekatkan maserat dari simplisia yang
dengan seri konsentrasi secara kombinasi ke- berbeda. Hitung rendemen setelah didapatkan
dua ekstrak terhadap DPPH (2,2-difenil-1- ekstrak etanol masing-masing simplisia dengan
pikrilhidrazil) secara spektrofotometri visibel. rumus sebagai berikut :
45
Inovasi Teknik Kimia, Vol. 2, No. 1, April 2017, Hal. 44 - 48 ISSN 2527-6140, e-ISSN 2541-5890
kurang dari 10%. Daun Sirsak dan daun Jambu dari simplisia tanpa adanya pengaruh pelarut
Biji diukur kadar air didapat 6,3% dan 5,9%. yang digunakan (Voight, 1994).
Kadar air lebih dari 10% akan menyebabkan
pertumbuhan mikroorganisme pada simplisia Uji Aktivitas Antioksidan
yang akan digunakan, karena air merupakan Penentuan panjang gelombang (λ)
media pertumbuhan bagi mikroorganisme dan maksimum dilakukan untuk mengukur
juga berperan sebagai media terjadinya reaksi absorbansi senyawa DPPH pada daerah visibel
enzimatis yang mampu menguraikan senyawa sehingga diperoleh serapan yang maksimum.
aktif dari simplisia (Depkes RI, 1995). Hasil Blanko yang digunakan yaitu etanol p.a
pengeringan didapat bobot simplisia kering bertujuan untuk faktor koreksi. DPPH dapat
daun Sirsak sebanyak 0,755 kg dan Daun diukur intensitas warnanya pada λ 515-520 nm
Jambu Biji sebanyak 0,910 kg. Simplisia kering (Molyneux, 2004). Panjang gelombang (λ)
tersebut diserbuk dan diayak didapat serbuk maksimum yang diperoleh pada penelitian ini
simplisia daun Sirsak sebanyak 0,870 kg dan yaitu 516,6 nm.
daun Jambu Biji 0,740 kg. Simplisia diserbuk Penentuan operating time perlu
dengan tujuan memperluas permukaan dilakukan untuk menentukan waktu
simplisia, sehingga akan mempermudah cairan sempurnanya reaksi yang ditunjukkan dengan
penyari untuk melarutkan zat aktif yang tidak adanya lagi penurunan absorbansi. Waktu
terkandung di dalam simplisia tersebut (Voight, pengukuran dihitung sejak dicampurkannya
1994). larutan DPPH dengan vitamin C (Molyneux,
2004). Absorbansi stabil dari larutan DPPH
Pembuatan Ekstrak dengan vitamin C pada penelitian ini terjadi
Pembuatan ekstrak etanol pada penelitian pada menit ke-10. Grafik penentuan Operating
ini dilakukan dengan metode maserasi. Metode time dapat dilihat pada gambar 1:
ini digunakan karena memiliki keuntungan
dapat menarik zat aktif yang tidak tahan panas,
mudah dilakukan, dan alat yang digunakan
sederhana. Penyari yang digunakan adalah
etanol 70% teknis. Pemilihan etanol sebagai
penyari karena pelarut etanol tidak beracun,
jamur dan kuman sulit tumbuh dalam etanol
20% keatas, mampu menarik zat aktif
flavonoid, antrakinon, glikosida, alkaloid basa,
kumarin, tanin, dan saponin. Etanol juga
memiliki beberapa keuntungan diantaranya
yaitu tidak beracun, bersifat netral, dapat Gambar 1. Hasil Penentuan Operating Time
bercampur dengan air, memiliki titik didih yang (OT)
rendah, dan menetralkan enzim-enzim yang
dapat merusak metabolit sekunder (Depkes, Pengujian aktivitas antioksidan secara
1986). Filtrat yang diperoleh kemudian spektrofotometri dengan DPPH memiliki
dipekatkan dengan menggunakan rotary beberapa kelebihan diantaranya yaitu cepat,
evaporator hingga diperoleh ekstrak kasar murah, mudah, sederhana, butuh sedikit sampel
(crude extract) berupa pasta. dan peka (Molyneux, 2004). Metode DPPH
Ekstrak kental Daun Sirsak yang adalah salah satu uji kuantitatif untuk
diperoleh sebanyak 58,6346 gram dengan mengetahui seberapa besar aktivitas kombinasi
rendemen sebesar 11,73% dan ekstrak kental ekstrak daun Sirsak dan ekstrak daun Jambu
Daun Jambu Biji sebanyak 76,3183 gram Biji sebagai antioksidan. Uji aktivitas
dengan rendemen 15,26%. Ekstrak disimpan antioksidan DPPH berdasarkan reaksi
dalam wadah yang bersih, kering dan terhindar penangkapan radikal DPPH oleh senyawa
dari cahaya untuk menjaga mutu dan antioksidan melalui mekanisme donasi atom
menghindari kerusakan. Pembuatan ekstrak hidrogen sehingga akan dihasilkan DPPH non
kental bertujuan untuk menghilangkan pelarut radikal dan menyebabkan terjadinya penurunan
sehingga diharapkan ekstrak yang didapat intensitas warna ungu dari DPPH (Windono
hanya berisi komponen zat aktif yang berasal dkk., 2004).
47
Inovasi Teknik Kimia, Vol. 2, No. 1, April 2017, Hal. 44 - 48 ISSN 2527-6140, e-ISSN 2541-5890