Merr
dan daun jati cina (Cassia angustifolia Vahl) pada tikus betina galur Wistar
MEGA NOVITA R
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
daun jati cina (Cassia angustifolia Vahl) adalah dua contoh bahan alam yang
sudah diteliti memiliki khasiat sebagai zat antiobesitas, sehingga sampai saat ini
sedang diteliti formulasi dan pembuatan sediaan campuran daun sambung nyawa
dan daun jati cina sebagai alternatif antiobesitas. Penggunaan ekstrak sambung
nyawa sebagai antiobesitas harus diteliti lebih lanjut karena akan digunakan
dalam jangka panjang. Selain itu, ekstrak daun sambung nyawa juga harus lolos
uji toksisitas akut, subkronis dan kronis karena belum diketahui secara pasti ada
atau tidaknya senyawa yang terkandung dalam ekstrak daun sambung nyawa
Senyawa yang terkandung dalam daun sambung nyawa yang telah dilaporkan
asam klorogenat, asam kafeat, asam para kumarin, asam parahidroksi benzoat
(Suganda et al., 1988). Fraksi air ekstrak etanolik daun sambung nyawa memiliki
aktivitas enzim lipase yang berperan dalam absorbsi lipid pada tikus yang
1
uji toksisitas akut kombinasi ekstrak etanolik daun sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour).
Merr
dan daun jati cina (Cassia angustifolia Vahl) pada tikus betina galur Wistar
MEGA NOVITA R
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 2
Daun jati cina telah lama digunakan dalam pengobatan sebagai antigungi
dan antibakteri, konstipasi, demam, edema, dan penyakit kulit. Senyawa golongan
antrakinon pada kandungan daun jati cina seperti sennosida, aloe-emodin, rhein
laksatif, dimana di dalam tubuh mengalami reaksi hidrolisis enzimatis dan reduksi
oleh bakteri flora usus menjadi rheinantron (Sudarsono et al., 2002). Fraksi
antrakinon dan musilago dari ekstrak air daun jati cina dosis 2100 mg/kg BB
sudah memperlihatkan efek laksatif pada mencit putih jantan galur Balb/C
bekerja sebagai laksansia dan harus diteliti lebih lanjut penggunaannya untuk
mengkonsumsi dalam waktu lama. Daun jati cina juga diketahui dapat berfungsi
sebagai zat antiobesitas, berisi kombinasi ekstrak daun sambung nyawa dan
ekstrak daun jati cina. GamaSlim mengandung kombinasi ekstrak daun sambung
nyawa dan ekstrak daun jati cina dengan perbandingan 1:1 pada awal
dilakukan dengan perbandingan ekstrak 1:1 dan dimulai pada dosis 2000 mg/kg.
Pada penelitian ini akan dilakukan uji toksisitas akut yaitu uji ketoksikan tidak
khas yang dirancang untuk mengevaluasi keseluruhan atau efek toksik suatu
uji toksisitas akut kombinasi ekstrak etanolik daun sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour).
Merr
dan daun jati cina (Cassia angustifolia Vahl) pada tikus betina galur Wistar
MEGA NOVITA R
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 3
senyawa pada hewan uji (Donatus, 2001), sehingga dapat terlihat efek toksik
kombinasi ekstrak daun Sambung nyawa dan ekstrak daun jati cina sebagai
antiobesitas. Uji toksisitas akut pada kombinasi kedua ekstrak ini dilakukan
karena meskipun kedua ekstrak ini telah memiliki nilai LD50 masing-masing,
namun kedua ekstrak ini belum memiliki nilai LD50 secara kombinasi, dan
Uji toksisitas dilakukan sesuai dengan prosedur OECD 423 pada tikus
betina galur Wistar, sehingga akan didapat nilai LD50 dari senyawa yang diujikan
yaitu dosis yang dapat mematikan separuh atau lebih hewan uji, dan dapat
diambil organ untuk dilakukan uji histopatologi sehingga dapat diketahui aman
atau tidaknya campuran ekstrak daun sambung nyawa dan daun jati cina sebagai
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
1. Berapa besar potensi toksisitas akut oral (LD50 cut off) dari sediaan ekstrak
daun sambung nyawa dan ekstrak daun jati cina pada tikus betina Wistar?
2. Apa saja gejala toksisitas akut yang timbul setelah pemberian per oral ekstrak
3. Bagaimana spektrum efek toksik dari senyawa uji pada organ-organ vital
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui potensi toksisitas akut oral (LD50 cut off) ekstrak daun jati cina
dan ekstrak daun sambung nyawa pada tikus putih betina galur Wistar.
kematian hewan uji pada pemejanan ekstrak daun jati cina dan ekstrak daun
sambung nyawa.
3. Mengetahui bagaimana spektrum efek toksik dari senyawa uji pada organ-
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat
2. Bagi akademisi
Mengetahui potensi ketoksikan dari kombinasi ekstrak daun jati cina dan
yang sama.
uji toksisitas akut kombinasi ekstrak etanolik daun sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour).
Merr
dan daun jati cina (Cassia angustifolia Vahl) pada tikus betina galur Wistar
MEGA NOVITA R
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 5
E. Tinjauan Pustaka
1. Jati Cina
Jati cina atau Cassia angustifolia Vahl merupakan tanaman yang tumbuh
subur di daerah tropis. Daun jati cina digunakan dalam pengobatan sejak dulu
Dalam dunia kedokteran, daun jati cina memiliki efek katarsis sehingga sangat
Ordo : Fabales
Genus : Cassia
(Anonim, 2012)
Daun jati cina merupakan tanaman asli Afrika berupa semak dengan tinggi
1,5 m. Daun berwarna hijau sampai hijau kekuningan, berbentuk lonjong, bagian
pangkal dan ujung meruncing, tangkai agak membesar. Bunga kelopak 5 dengan
mahkota berwarna kuning. Buah segar berbentuk elips, panjang 4-7 cm, lebar 2
uji toksisitas akut kombinasi ekstrak etanolik daun sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour).
Merr
dan daun jati cina (Cassia angustifolia Vahl) pada tikus betina galur Wistar
MEGA NOVITA R
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 6
cm dan mengandung 6-10 biji (Mun’in & Hanani, 2011). Daun jati cina memiliki
kandungan utama senosida A dan senosida B. Selain itu, daun jati cina juga
lama ini, dua naftalena glikosida juga telah diisolasi dari daun dan polong (Gupta,
2008). Flavonoid yang sudah diketahui dari tanaman ini adalah kaemferol,
kaempterin dan isorhamnetin. Jati cina juga mengandung beta sitosterol (0,33%)
(Singh et al, 1997). Daun jati cina sering dikenal sebagai zat pencahar. Jati cina
hidrolisis enzimatik dan reduksi oleh bakteri flora usus (Entamoeba coli) menjadi
rein antron. Rein antron merupakan suatu senyawa yang menginduksi sekresi air
digunakan dalam upaya penyembuhan konstipasi akut (Mun’in & Hanani, 2011).
diproduksi oleh bakteri di usus besar, sehingga membuat daun jati cina memiliki
Uji toksisitas terhadap ekstrak daun jati cina pada tikus dan kelinci tidak
maupun fetotoksik (Mengs et al, 1986). Penelitian lain terhadap ekstrak daun jati
cina dilakukan oleh Hietala et al (1987) dengan menggunakan fraksi berbeda dari
senna pada mencit, dan menunjukkan bahwa sennosida sebagai kandungan utama
dari jati cina memiliki nilai LD50 5000 mg/kg pada tikus dan mencit.
uji toksisitas akut kombinasi ekstrak etanolik daun sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour).
Merr
dan daun jati cina (Cassia angustifolia Vahl) pada tikus betina galur Wistar
MEGA NOVITA R
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 7
2. Sambung Nyawa
kanker kolon, hemorhoid, dan diabetes (Perry, 1980 cit. Hassan et al., 2010).
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Marga : Gynura
Tanaman sambung nyawa berbentuk perdu tegak bila masih muda dan
dapat merambat setelah cukup tua. Bila daunnya diremas akan mengeluarkan bau
aromatis. Batangnya segi empat beruas-ruas, panjang ruas dari pangkal sampai ke
ujung akan semakin pendek, ruas berwarna hijau dengan bercak ungu. Daun
sambung nyawa berupa daun tunggal bentuk elips memanjang atau bulat telur
terbalik tersebar, tepi daun bertoreh dan berambut halus. Tangkai daun panjang
½-3½ cm, helaian daun panjang 3 ½-12 ½ cm dan lebar 1-5 ½ cm. Helaian daun
bagian atas berwarna hijau dan bagian bawah berwarna hijau muda dan
uji toksisitas akut kombinasi ekstrak etanolik daun sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour).
Merr
dan daun jati cina (Cassia angustifolia Vahl) pada tikus betina galur Wistar
MEGA NOVITA R
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 8
nyawa menyirip dan menonjol pada permukaan daun bagian bawah. Pada tiap
pangkal ruas terdapat tunas kecil berwarna hijau kekuningan. Tumbuhan ini
kuning oranye coklat kemerahan dengan panjang 1-1 ½ cm dan berbau tidak
enak. Tiap tangkai daun dan helai daunnya mempunyai banyak sel kelenjar
minyak (Perry, 1980; Van Steenis, 1975; Backer & Van den Brink, 1965).
jenuh, triterpen, polifenol dan minyak atsiri (Pramono & Sudarto, 1985). Hasil
benzoat (Suganda et al., 1988). Sedangkan hasil analisis kualitatif dengan metode
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dalam fraksi polar etanol daun tanaman
glukosida. Dari ekstrak etanol 95% diisolasi golongan senyawa flavonoid yang
diduga sebagai 3’, 4’, 7’-trihidroksiflavon dan kuersetin yang tersubstitusi pada
uji toksisitas akut kombinasi ekstrak etanolik daun sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour).
Merr
dan daun jati cina (Cassia angustifolia Vahl) pada tikus betina galur Wistar
MEGA NOVITA R
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 9
gugus hidroksil posisi 4’; serta asam fenolat yang diduga sebagai asam
klorogenat, asam kafeat, asam vanilat, asam p-kumarat dan asam p-hidroksi
benzoat baik dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk glikosida dan ester
sebagai obat kanker kandungan, payudara dan kanker darah dengan memakan 3
lembar daun segar sehari selama 7 hari. Pengobatan tersebut dapat diperpanjang
selama 1-3 bulan tergantung dari keadaan penyakit (Meiyanto, 1996). Tumbuhan
(Wijayakusuma, 1992). Manfaat lain dari bagian daun tanaman ini dilaporkan
oleh Dalimartha (1999) dapat untuk mengatasi batu ginjal, radang mata, sakit
Penelitian uji toksisitas akut ekstrak metanolik daun sambung nyawa telah
dilakukan oleh Rosidah et al. (2009) pada tikus jantan dan betina, dan dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat efek toksik dan kematian yang
timbul dari pemejanan ekstrak metanolik daun sambung nyawa hingga dosis 5000
uji toksisitas akut kombinasi ekstrak etanolik daun sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour).
Merr
dan daun jati cina (Cassia angustifolia Vahl) pada tikus betina galur Wistar
MEGA NOVITA R
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 10
metanolik daun sambung nyawa memiliki nilai LD50 lebih dari 5000 mg/kg.
antara zat toksik tersebut dengan makromolekul seluler (biasanya berupa DNA
Toksikologi diartikan sebagai studi tentang xenobiotika, ilmu tentang racun, dan
toksikologi diartikan sebagai ilmu yang berkaitan dengan racun atau sesuatu yang
menimbulkan efek berbahaya jika dipaparkan kepada makhluk hidup baik secara
Uji toksisitas merupakan salah satu bagian dari uji praklinik yang
dilakukan pada hewan uji. Hewan uji yang biasa digunakan adalah galur tertentu
dari mencit, tikus, kelinci, marmut, hamster atau anjing (Sukandar, 2004).
Penelitian toksisitas suatu senyawa yang dilakukan pada hewan uji merupakan
sumber data utama bagi evaluasi toksisitas. Hal ini dikarenakan penelitian
toksisitas menjelaskan berbagai efek akibat pemejanan zat toksik pada peringkat
Uji toksisitas terbagi menjadi dua yaitu akut dan kronis berdasarkan jenis
sebagai batas kurun waktu pemejanan terhadap makhluk hidup. Akut berarti
dilakukan pemejanan dengan dosis tertentu yang cukup tinggi dalam waktu
singkat, sedangkan kronis berarti pemejanan berulang dosis kecil dalam waktu
tertentu yang cukup lama (Donatus, 2001). Ketoksikan yang muncul dapat
berbeda pada uji toksisitas akut dan kronis dikarenakan terdapat perbedaan lama
pemejanan, dosis dan zat yang dipejankan tersebut dapat memberikan efek
Mekanisme efek toksik sendiri dapat dibagi menjadi tiga. Mekanisme efek
toksik yaitu mekanisme aksi berdasar sifat dan tempat kejadian, berdasar
antaraksi antara racun dan tempat aksinya, dan berdasarkan penumpukan racun
a. Mekanisme aksi berdasarkan sifat dan tempat kejadian dapat dibagi menjadi
adalah luka sel yang diawali oleh aksi racun pada tempat aksinya di dalam
ekstrasel terjadi secara tidak langsung. Racun beraksi di luar lingkungan sel.
sasaran molekuler yang terlibat dalam induksi efek toksik antara lain yaitu
sisi aktif enzim atau reseptor pada molekul. Mekanisme aksi ini dibagi
tubuh. Senyawa yang sangat lipofil di dalam tubuh akan disimpan dalam
uji toksisitas akut kombinasi ekstrak etanolik daun sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour).
Merr
dan daun jati cina (Cassia angustifolia Vahl) pada tikus betina galur Wistar
MEGA NOVITA R
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 12
gudang penyimpanan lemak dan dalam penyimpanan yang bersifat tak aktif,
meningkat kadarnya. Bila kadar tersebut melebihi KTM nya, maka akan
fungsional, dan struktural. Namun tidak berarti bahwa wujud efek toksik bisa
sepenuhnya terpisah ke dalam tiga wujud tersebut. Sedangkan untuk sifat efek
toksik menurut Loomis (1978), secara umum terdapat dua jenis sifat efek toksik
a. Jika kadar berupa zat beracun pada tempat aksi atau reseptornya telah habis,
maka reseptor atau tempat aksi tersebut akan kembali ke keadaan semula,
a. Kerusakan permanen.
c. Pemejanan dosis kecil dalam jangka panjang akan menimbulakn efek yang
sama efektif dengan yang ditimbulkan oleh pemejanan dosis besar dalam
dengan bagian tubuh tertentu. Efek sistemik terjadi hanya setelah toksikan
Efek toksik disebut berpulih (reversible) ketika efek itu dapat hilang dengan
Efek segera adalah efek yang timbul segera setelah satu kali pemejanan. Efek
pada morfologi jaringan. Berbagai efek jenis ini, misalnya nekrosis dan
perubahan berpulih pada fungsi organ sasaran, misalnya organ hati dan
ginjal. Efek biokimiawi pada toksisitas rutin, diartikan sebagai efek toksik
Menurut Donatus (2001), uji toksikologi dapat dibagi menjadi dua, yaitu
uji ketoksikan khas dan uji ketoksikan tak khas. Uji toksisitas khas adalah uji
toksisitas yang bertujuan untuk mengevaluasi secara rinci efek yang khas dari
suatu zat beracun pada berbagai macam hewan uji. Beberapa hal yang termasuk
dalam uji toksisitas khas antara lain uji potensiasi, uji karsinogenesis, uji
Uji ketoksikan tak khas adalah uji yang dimaksudkan untuk mengevaluasi
secara keseluruhan atau spektrum efek toksik sesuatu senyawa pada aneka ragam
jenis hewan uji. Yang termasuk uji ketoksikan tak khas antara lain:
a. Uji toksisitas akut, yaitu uji ketoksikan yang dirancang untuk mengetahui
nilai LD50 dan dosis maksimal yang masih dapat ditoleransi oleh senyawa uji,
b. Uji ketoksikan subkronis atau subakut, yaitu uji ketoksikan suatu senyawa
yang diberikan dengan dosis berulang pada hewan uji tertentu. Umumnya
rodent dan nirrodent selama 6 bulan atau lebih. Perbedaannya hanya terletak
pada lamanya pemberian atau pemejanan takaran dosis senyawa uji, masa
pengamatan dan pemeriksaan, serta tujuannya. Uji ini diperlukan jika obat
nantinya akan digunakan dalam waktu yang cukup panjang (Priyanto, 2009).
uji toksisitas akut kombinasi ekstrak etanolik daun sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour).
Merr
dan daun jati cina (Cassia angustifolia Vahl) pada tikus betina galur Wistar
MEGA NOVITA R
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 15
senyawa uji pada hewan uji (sekurang–kurangnya dua jenis hewan uji rodent dan
nirrodent, baik jantan maupun betina). Senyawa uji diberikan melalui jalur yang
akan digunakan oleh manusia atau jalur yang memungkinkan manusia terpejani
Hodgson dan Levy (2000) menyatakan bahwa dalam uji toksisitas akut,
efek toksik segera tetapi dapat juga menghasilkan efek toksik tertunda. Data
kuantitatif yang diperoleh dari uji toksisitas akut adalah LD50 atau dosis senyawa
uji yang dapat menimbulkan kematian setengah atau lebih dari jumlah hewan uji,
sedangkan data kualitatifnya berupa penampakan klinis dan morfologi efek toksik
senyawa uji.
menentukan LD50 yaitu dengan metode grafik Lithfield dan Wilcoxon, metode
persen respon. Ketiga metode tersebut menekankan pada adanya kematian hewan
uji sebagai end point dalam menentukan LD50 (Barile, 2008). Selain metode
konvensional, terdapat metode uji ketoksikan akut OECD guideline for testing of
chemicals. Terdapat tiga metode uji ketoksikan akut OECD guideline for testing
of chemicals, yaitu OECD 420, OECD 423, dan OECD 425. Masing-masing
uji toksisitas akut kombinasi ekstrak etanolik daun sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour).
Merr
dan daun jati cina (Cassia angustifolia Vahl) pada tikus betina galur Wistar
MEGA NOVITA R
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 16
LD50.
dengan menggunakan satu ekor hewan sebelum pemejanan lima ekor hewan
yang dipejani dengan dosis 5, 50, 300, atau 2000 mg/kg BB (dengan dosis
Acute toxic class method menggunakan dosis yang berurutan pada tiga ekor
hewan dengan jenis kelamin yang sama pada dosis 5, 50, 300, atau 2000
mg/kg BB (dengan 5000 mg/kg BB juga sebagai opsi). Dosis awal dipilih
agar dapat menghasilkan mortalitas pada kelompok dosis yang terdiri dari
pada dosis yang lebih tinggi atau rendah hingga tercapai tujuan studi.
uji dengan tingkat dosis yang diperkirakan tepat dibawah dosis yang
kemudian dengan dosis yang ditingkatkan atau diturunkan sekian kali dosis
Metode yang digunakan untuk uji toksisitas akut oral yaitu OECD 423.
Metode atau prosedur uji toksisitas akut pada OECD adalah prosedur yang
dilakukan secara bertahap dengan menggunakan tiga hewan uji pada setiap step.
Bergantung pada tingkat kematian dan kesakitan dari hewan uji, dua sampai
empat step mungkin diperlukan dalam menentukan toksisitas akut suatu senyawa.
Metode ini akan dapat mengklasifikasikan dan menentukan LD50 cut off, yaitu
rentang dosis senyawa uji yang dapat memberikan kematian pada setengah atau
Prinsip dasar dari uji ini adalah prosedur bertahap dengan menggunakan
jumlah hewan uji minimal pada stepnya. Senyawa uji akan dipejankan secara oral
pada dosis tertentu pada satu kelompok hewan uji. Ada atau tidaknya kematian
pada hewan uji pada satu dosis atau satu step tertentu akan menentukan langkah
selanjutnya. Metode ini pada prinsipnya tidak memberikan hasil yang benar–
rentang dosis atau exposure dimana dapat menimbulkan kematian hewan uji
dalam jumlah banyak. Metode ini akan memberikan determinasi LD50 apabila ada
setidaknya dua harga dosis yang menghasilkan kematian lebih dari 0% dan
LD50. Pada pedoman pengujian senyawa kimia OECD 423, menetapkan nilai
LD50 mengikuti kategori GHS (Globally Harmonized System) yang tertera pada
Tabel 1. Kategori GHS (Globally Harmonized System) untuk toksisitas akut (OECD, 2001)
Jumlah Dosis Jumlah Kriteria GHS (mg/kg BB) LD50 cut-off (mg/kg BB)
hewan uji (mg/kg Hewan
tiap langkah BB)
3 5 2-3* Kategori I (>0-5) 5
3 50 2-3* Kategori II (>25-50) 25-50
3 300 2-3* Kategori III (>50-300) 200-300
3 2000 2-3* Kategori IV 500 (jika 3*)
(>300-2000) 1.000 (Jika 2*)
2.000
3 2000 0-1* Kategori V 2.500 (jika 1*)
(>2.000-5.000) 5.000 (jika 0*)
(tidak terklasifikasikan)
3 5000 0* Kategori V 5.000 (jika 0*)
(tidak terklasifikasikan) (tidak terklasifikasikan)
Kategori LD50
Luar biasa toksik 1 mg/kg atau kurang
Sangat toksik 1 – 50 mg/kg
Cukup toksik 50 – 500 mg/kg
Sedikit toksik 0,5 - 5 g/kg
Praktis tidak toksik 5 – 15 g/kg
Relatif kurang berbahaya >15 g/kg
4. Histopatologi organ
pengamatan smikroskopik. Jaringan berasal dari biopsi atau eksisi bedah yang
uji toksisitas akut kombinasi ekstrak etanolik daun sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour).
Merr
dan daun jati cina (Cassia angustifolia Vahl) pada tikus betina galur Wistar
MEGA NOVITA R
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 19
hewan uji setelah pemberian sediaan uji antara lain hati, ginjal, pankreas, jantung,
luka sel, dan kematian sel. Macam-macam luka sel atau perubahan yang dapat
(tidak fatal). Perubahan jenis ini masih dapat pulih (reversible). Meskipun
(nekrosis). Luka pada sel dan kematian sel merupakan kerusakan yang
penimbunan lebih banyak air dan metabolit dalam vakuol yang terbentuk di
b. Infiltrasi
air, lemak, dan aneka ragam jenis inklusi. Penumpukan bahan padat di
menjadi tahap awal proses menuju kematian sel (nekrosis). Perbedaan antara
lemak dalam sel, sedangkan infiltrasi muncul diawali dengan gangguan yang
c. Radang
Radang adalah proses reaksi tubuh lokal (di tempat pengaruh zat
darah. Proses ini berfungsi sebagai mekanisme pertahanan aktif tubuh dengan
membatasi kerusakan yang terjadi akibat suatu zat, netralisasi dan isolasi
pengaruh zat tersebut baik yang eksogen maupun endogen (Atmodjo, 1990).
Inflamasi yang terjadi dapat disebabkan karena kondisi stress, infeksi bakteri,
virus, parasit, dan bisa sebagai akibat langsung dari efek suatu xenobiotik
d. Edema
dan rongga-rongga tubuh yang dapat disebabkan oleh suatu agen penginfeksi
membengkak, lunak, warna pucat, dan pada bidang sayatan keluar cairan.
Jika ditekan oleh jari maka akan berpindah ke jaringan sekitar. Gambaran
mikroskopis cairan edema akan hilang saat pembuatan preparat, serta akan
terlihat sisa protein yang tampak sebagai masa homogen eosinophilik, dan
terlihat sedikit eritrosit, leukosit, atau fibrin di sekitar masa tersebut (Smith &
Jones, 1961).
pecah, baik ke luar tubuh maupun ke dalam jaringan tubuh. Pada gambaran
sebagai titik merah pada permukaan organ. Keadaan ini juga mungkin terjadi
pada hewan yang dibunuh secara fisik misalnya dengan dislokasi leher
f. Kongesti
kongesti berupa kapiler darah tampak melebar penuh terisi eritrosit (Smith &
Jones, 1961).
uji toksisitas akut kombinasi ekstrak etanolik daun sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour).
Merr
dan daun jati cina (Cassia angustifolia Vahl) pada tikus betina galur Wistar
MEGA NOVITA R
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 22
kimiawi dan fiksasi potongan beku. Metode kimiawi dilakukan dengan merendam
jaringan pada larutan etanol untuk mengeluarkan cairan dari jaringan, kemudian
direndam dengan toluene lalu direndam dengan parafin. Blok parafin kemudian
diiris tipis dengan pisau mikrotom kemudian hasil irisan diletakkan dalam gelas
khusus cryostat dengan pisau mikrotom. Hasil irisan diletakkan pada gelas obyek
eosin. Hematoksilin berfungsi untuk memberikan warna biru pada bagian nukleus
sel dan eosin berfungsi untuk memberikan warna merah muda pada bagian
F. Landasan Teori
yang menghasilkan 50% kematian dari sekelompok hewan uji. Pada penelitian
sebelumnya, uji toksisitas akut ekstrak metanol daun sambung nyawa tidak
menimbulkan efek dan gejala toksik hingga dosis 5000 mg/kg. Selain itu, uji
toksisitas akut ekstrak etanolik daun jati cina memiliki toksisitas yang sangat
Uji toksisitas akut kombinasi ekstrak daun jati cina dan ekstrak daun
tersebut. Selain itu, akan dilakukan pengamatan terhadap gejala toksik dan
perubahan patologi organ hewan uji sehingga membuktikan bahwa kedua ekstrak
G. Hipotesis
Pemberian kombinasi ekstrak daun jati cina dan ekstrak daun sambung
nyawa diduga tidak menimbulkan kematian dan efek toksik yang berarti pada
tikus betina galur Wistar hingga dosis 5000 mg/kg, sehingga ketoksikan akut