Anda di halaman 1dari 2

Nama : Kurnia Nim : H31115027

Judul : Isolasi metabolit sekunder dari batang kulit kayu Jawa (Lannea coromandelica).

Rangkuman :

Banyak jenis tumbuh tumbuhan yang digunakan sebagai obat-obatan yang dikenal dengan obat
tradisional sehingga penelitian tentang penggunaan tumbuh-tumbuhan berkhasiat dan mengetahui
senyawa kimia yang berfungsi sebagai obat sangat diperlukan. Salah satu tumbuhan yang sudah lama
digunakan masyarakat sinjai sebagai ramuan obat tradisional untuk penyembuhan adalah tumbuhan
kayu jawa (Lannea coromandelica (Houtt) Merr). Tumbuhan ini mudah ditemukan di Sulawesi Selatan,
merupakan tumbuhan liar yang digunakan sebagai tanaman pagar. L.coromandelica (Houtt) Merr.
merupakan tumbuhan yang termasuk dalam genus Lannea dari famili Anacardiaceae.

L. coromandelica (Houtt) Merr digunakan sebagai obat luka dengan cara menumbuk kulit kayunya
kemudian menempelkannya pada luka yang ada. Tumbuhan ini juga dapat digunakan sebagai obat
batuk, obat maag dan penambah nafsu makan dengan cara meminum air rebusan daunnya. Selain itu,
tumbuhan ini memiliki beberapa khasiat dan manfaat antara lain; membantu menyembuhkan keseleo,
memar, penyakit jantung, disentri, dan sariawan (Rao, V.S., Eintein, J.W., & Das, K., 2014). Dilaporkan
Majumder, R., et.al, (2013) bahwa ekstrak metanol kulit batang L. coromandelica (Houtt.) Merr juga
memiliki aktivitas anti diare dan antibakteri.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Joseph et.al, (2013) melaporkan bahwa hasil penapisan
fitokimia ekstrak kloroform kayu jawa yang mengandung senyawa kimia golongan alkaloid, tanin dan
steroid. Ekstrak etanol dan kombinasi air-alkohol kulit batang kayu jawa juga dilaporkan menunjukkan
potensi hepatoprotektif atau efek memulihkan/ mengobati karena adanya senyawa dihidroflavonol
pada kulit batangnya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayu, 2018. Toddalia asiatica merupakan tumbuhan perdu
yang tersebar di Afrika, Asia, Madagascar, dan Australia (Hu et al., 2015). Senyawa metabolit sekunder
yang ditemukan tumbuhan Toddalia asiatica L. adalah alkaloid. Ekstraksi senyawa alkaloid dari
tumbuhan Toddalia asiatica L, dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol pada suhu kamar.
Proses isolasi dilakukan melalui fraksinasi dan pemurnian menggunakan kromatografi kolom gravitasi,
dan kromatografi radial. Hasil isolasi yang didapatkan merupakan senyawa alkaloid turunan furokuinolin
yaitu skimmianin. Struktur senyawa alkaloid turunan furokuinolin yang diketahui melalui analisa hasil
spektroskopi UV, IR, 1D NMR (1H-NMR dan 13C-NMR), serta 2D NMR (HMBC dan HMQC) dan uji
aktivitas antikanker terhadap sel kanker murin leukemia P-388.

Berbeda halnya dengan penelitian dari Yuhernita, dkk, 2011.Mereka menguji metabolit sekunder
dari daun-daunan dimana Studi tentang uji kandungan metabolit sekunder dari ekstrak metanol daun
surian (Toona sureni (Bl.) Merr) telah dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT). Hasilnya
memperlihatkan bahwa ektrak metanol daun surian mengandung alkaloid, flavonoid, polifenol dan
terpenoid. Semua metabolit tersebut memiliki kemampuan untuk meredam 2,2-diphenyl-1-
picrylhydrazyl (DPPH). Untuk melihat kemampuan peredaman dari DPPH yang diukur secara
spektrophotometri dan memperlihatkan nilai IC50 (4,80 ppm) yang relatif lebih kecil dibandingkan
standar asam askorbat (IC50 = 9,23 ppm).

Sama halnya dengan Yuhernita, mahasiswa S2 kimia Salmiwanti, dkk, 2016. juga menguji
metabolit sekunder dari daun yang mana penelitian ini membuktikan bahwa senyawa bioaktif yang
terdapat di daun Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa kristal murni daun pegagan
lebih baik daripada rifampisin dalam mengambat pertumbuhan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Hal
ini diperkuat dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa senyawa alkaloid memiliki
aktivitas sebagai antibakteri serta dijelaskan dalam buku tentang pengobatan herbal pada penyakit
tuberkolosis.

Berbeda halnya dengan Feliana,dkk, 2018. Mengkaji metabolit sekunder yang diambil dari biji
Alpukat. Alpukat (Persea americana Mill.) merupakan tanaman yang dapat tumbuh subur di daerah
tropis seperti Indonesia. Biji alpukat memiliki efek hipoglikemik dan dapat digunakan untuk pengobatan
secara tradisional. Ekstrak etanol biji buah alpukat mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder,
yaitu alkaloid, triterpenoid, tanin, flavonoid, dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi golongan dan struktur senyawa flavonoid dalam biji alpukat.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Taofiqrahman, 2006. Dalam jurnalnya Isolation and
identification of Flavanoid from the rhizomes fingerroot of menghasilkan Proses isolasi senyawa
flavonoid dari rimpang tumbuhan Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlecht dapat dilakukan melalui
beberapa tahap yaitu proses ekstraksi dengan maserasi. Pemisahannya dilakukan dengan menggunakan
kromatografi vakum cair dan kromatografi kolom gravitasi yang kemudian dilanjutkan dengan proses
rekristalisasi dengan pelarut benzena sampai diperoleh senyawa hasil isolasi seberat 16 mg.

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Sillahi, dkk, 2018. Akan tetapi, menggunakan senyawa
Alkaloid yang mana hasil dari penelitiannya adalah Isolasi senyawa alkaloid rimpang lengkuas merah
yang memiliki struktur dasar isokuinolin berhasil dilakukan dengan menggunakan etanol. Demikian pula
pembuatan nanopartikel ekstrak etanol alkaloid (EEAlkNPs) juga berhasil dilakukan dengan baik. Sifat
antibakteri alkaloid dalam bentuk nanopartikelnya meskipun masih sebagai ekstrak etanol (EEAlkNPs)
lebih baik dibanding masih dalam bentuk dan ukuran molekul normalnya, baik terhadap bakteri E.coli
maupun S.aureus.

Sebelum Sillahi melakukan penelitian ini Untoro, dkk, 2016. Telah melakukan percobaan yang
sama dengan bahan alam dan senyawa yang sama yaitu senyawa alkaloid dari lengkuas merah
menghasilkan hasil yang berbeda yaitu Senyawa yang telah diisolasi dari rimpang lengkuas merah
(Alpinia purpurata) merupakan golongan alkaloid. Hasil analisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis,
FTIR dan LC-MS menunjukkan bahwa isolat alkaloid diduga mengandung senyawa piperin (C17H19NO3).

Anda mungkin juga menyukai