Anda di halaman 1dari 5

UJI FITOKIMIA DAN PENENTUAN Inhibition Concentration 50% PADA

BEBERAPA TUMBUHAN OBAT DI PULAU TIDORE

Wiwin Abdullah1), Max Revolta J. Runtuwene1), dan Vanda Selvana Kamu1)


1)
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado
e-mail: wiwinabdullah@ymail.com; max_runtuwene@yahoo.com; vandakamu@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui senyawa aktif yang terkandung melalui pengujian
fitokimia dan aktivitas antioksidan pada tumbuhan obat di pulau Tidore. Uji aktivitas antioksidan
menggunakan metode DPPH dilanjutkan dengan perhitungan Inhibition Concentration 50%
(IC50). Hasil yang diperoleh adalah biji buah mojoi terkandung senyawa alkaloid dan saponin,
buah coro terkandung alkaloid, flavonoid, dan saponin, pada daun ofo terkandung alkaloid, tanin,
flavonoid, steroid, dan saponin dan pada rimpang kuso mafola terkandung alkaloid, tanin,
flavonoid, steroid, dan saponin. Nilai IC50 sebagai berikut biji rimpang kuso mafola 37,30 ppm,
buah coro 250,17 ppm, daun ofo 976,10 ppm dan buah mojoi 1001, 07 ppm.
Kata kunci :Tumbuhan obat, DPPH, antioksidan dan uji fitokimia.

PHYTOCHEMICALS TEST AND DETERMINATION Inhibition Concentration


50% ON SOME MEDICINAL PLANTS IN THE TIDORE ISLAND
ABSTRACT

This study was conducted to determine the active compounds contained in an assessment of
phytochemical and antioxidant activity in the medicinal plants of Tidore island. The test
antioxidant activity was used DPPH method. In the test results to the phytochemical , that mojoi
fruit seeds contained alkaloids and saponins, fruit coro (alkaloids, flavonoids, and saponins), ofo
leaves (alkaloids, tannins, flavonoids, steroids, and saponins) and ethanol extract of rhizome
kusomafola (alkaloids, tannins, flavonoids, steroids, and saponins. In calculation of IC 50 values
for rhizome kusomafola 37.30 ppm, 250.17 ppm coro fruit, 976.10 ppm ofo leaf extract, and fruit
seed extract mojoi 1001.07 ppm.

Keywords: Medicinal plants, DPPH, antioxidant and phytochemical test.

PENDAHULUAN antioksidan adalah kemampuannya


menangkap radikal bebas (Prakash, 2001).
Masyarakat dengan pola hidup yang
Antioksidan adalah zat yang dapat menunda,
semakin moderen tak terlepas dari ancaman
memperlambat dan mencegah terjadinya
dan tuntutan kesehatan, sehingga berbagai
proses oksidasi atau menetralisir radikal
penyakit dapat timbul dari pola hidup yang
bebas (Fajriah et al., 2007). Pada umumnya
kurang sehat. Bahaya penyakit yang timbul
antioksidan mengandung struktur inti yang
akibat pola hidup yang kurang sehat ini, salah
sama yaitu mengandung cincin benzena tidak
satunya disebabkan oleh radikal bebas.
jenuh disertai gugus hidroksi atau gugus
Adanya radikal bebas di dalam tubuh
amino (Ketaren, 1986).
manusia berperan dalam patologi dari
Di pulau Tidore provinsi Maluku
berbagai penyakit degeneratif.
utara terdapat tumbuhan obat yang menurut
Keanekaragaman hayati Indonesia sangat
masyarakat setempat digunakan untuk
berpotensi dalam penemuan senyawa baru
pengobatan penyakit kanker seperti daun ofo,
sebagai antioksidan. Senyawa antioksidan
biji buah mojoi, buah coro, dan rimpang
memiliki peran yang sangat penting dalam
kuso mafola.
kesehatan. Karakter utama senyawa
96 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 14 No. 2 Oktober 2014

Penelitian ini dilakukan untuk etanol 96%. Filtrat yang diperoleh


menganalisis senyawa fitokimia dan aktivitas dievaporasi sehingga diperoleh ekstrak pekat.
antioksidan pada ekstrak etanol daun ofo, biji
buah mojoi, buah coro dan rimpang kuso Uji Fitokimia
mafola yang biasa digunakan sebagai Uji fitokimia menggunakan metode
tumbuhan obat oleh masyarakat di pulau Harbone (1987).
Tidore.
Uji Aktivitas Antioksidan
BAHAN DAN METODE Uji Aktivitas Antioksidan
menggunakan Metode DPPH berdasarkan
Penelitian ini dilakukan di Burda dan Oleszek (2001).
Laboratorium Kimia Organik, Laboratorium Nilai DPPH yang dinyatakan sebagai persen
biokimia, Laboratorium Advance Fakultas inhibisi (% inhibisi) dihitung berdasarkan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam persamaan sebagai berikut:
Universitas Sam Ratulangi Manado pada % 𝐼𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖
bulan juni hingga oktober 2014. (𝐴𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 − 𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 )
= 𝑥 100%
𝐴𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
Bahan dan Alat Keterangan:
Bahan baku yang digunakan dalam Acontrol = Absorbansi DPPH
penilitian ini adalah biji buah mojoi, buah Asampel = Absorbansi DPPH + sampel
coro, rimpang kuso mafola dan daun tanaman
ofo yang diperoleh dari pulau Tidore Provinsi Selanjutnya ditentukan nilai Inhibition
Maluku Utara. Concentration 50% (IC50) yaitu konsentrasi
sampel yang dapat meredam radikal bebas
Bahan kimia yang digunakan dalam DPPH sebanyak 50% dengan menggunakan
penelitian ini adalah etanol 96%, larutan persamaan y=ax+b.
H2SO4 pekat, pereaksi mayer dan
Dragendorff, kloroform, ammonia, HCl
pekat, FeCl3 1%, serbuk Mg, asam asetat HASIL DAN PEMBAHASAN
anhidrida, 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH)
dan akuades. Rendemen
Rendemen tiap sampel yang
Peralatan utama yang digunakan dihasilkan, dipaparkan dalam tabel berikut:
dalam penelitian adalah spektrometer UV-Vis
Shimadzu Pharma 1800. Tabel 1. Hasil Rendemen Sampel
Persiapan Sampel Berat Ekstrak
Daun ofo yang telah dipetik, buah Sampel Rendemen
serbuk kental
coro dan biji buah mojoi yang telah dibelah Tanaman (%)
(g) (g)
dicuci, dikeringkan diudara terbuka, dipotong
kecil-kecil, kemudian dikeringanginkan Mojoi 80 8.65 10.81
selama 20 hari, sedangkan untuk sampel
Kuso
rimpang tanaman kuso mafola awalnya 80 5.52 6.90
mafola
dikupas dan bersihkan bagian sisik halus
yang menempel, dicuci, dan dipotong kecil- Daun
80 3.57 4.47
kecil, kemudian dikeringanginkan selama 20 Ofo
hari. Setelah kering kemudian sampel Buah
80 5.40 6.76
tumbuhan obat tersebut digiling dan diayak Coro
hingga halus dan hasil ayakan di simpan pada
wadah tertutup untuk dipakai pada perlakuan Dari hasil rendemen pada ekstrak
selanjutnya. etanol empat jenis tumbuhan obat diatas
diketahui memiliki rendemen yang kurang
Ekstraksi tinggi namun terdapat ekstrak biji buah mojoi
Ekstraksi sampel dilakukan dengan yang memiliki rendemen tinggi dari yang
cara maserasi selama 24 jam menggunakan lainnya, hal ini disebabkan salah satunya
karena faktor kehalusan bahan. Menurut
Abdullah, Runtuwene dan Kamu: Uji Fitokimia ............. 97

Sembiring et al. (2006), kehalusan bahan (B.C)=Buah coro


mempengaruhi rendemen ekstrak yang (B.M)-Biji Mojoi
dihasilkan. Semakin halus bahan yang Adanya alkaloid pada ekstrak
digunakan, maka akan semakin tinggi tumbuan obat dengan menggunakan pereaksi
rendemen yang dihasilkan, dimana mayer, pereaksi wagner dan pereaksi
permukaan dari sampel semakin luas dragendorf. Pereaksi mayer mengandung
sehingga memperbesar terjadinya kontak kalium iodida dan merkuri klorida.
antara partikel sampel dengan pelarut. Selain Sementara pereaksi wagner mengandung
itu, proses dan waktu perendaman. Semakin kalium iodida dan iod. Metabolisme reaksi
lama sampel direndam dengan pelarut, maka wagner ini terjadi jika ada asam, reaksi dapat
kontak pelarut dengan sampel akan semakin terjadi karena adisi ion hidrogen pada ikatan
baik sehingga komponen didalam sampel rangkap dua lalu membentuk karbokation.
dapat terekstrak dengan baik. Sedangkan pereaksi dragendorf mengandung
bismut nitrat dan merkuri klorida dalam asam
Uji Fitokimia nitrit berair (Seniwaty et al. 2009).
Hasil uji fitokimia dapat dilihat pada
tabel berikut. Pengujian tanin untuk ektrak
tumbuhan obat dapat menghasilkan
Tabel 2. Hasil Uji Fitokimia perubahan warna menjadi hijau kehitaman
Senyawa Ekstrak Hasil atau biru pada ekstrak dan hasil positif hanya
Rkm + pada ekstrak daun ofo dan ekstrak rimpang
D.Ofo + kuso mafola yang berwarna hijau.
Alkaloid B.Coro + Pada identifikasi flavonoid
B.Mojoi + menunjukkan hasil yang positif karena
warna larutan berubah menjadi warna kuning
Rkm atau merah ketika sampel ditambahkan
+
D.Ofo serbuk Mg dan HCl pekat, yang dalam hal ini
+
Tanin B.Coro menandakan keberadaan senyawa jenis
-
B.Mojoi flavonoid. Menurut Robinson (1995), warna
-
merah yang dihasilkan menandakan adanya
Rkm flavonoid akibat dari reduksi oleh asam
+
D.Ofo klorida pekat dan magnesium. Hasil positif
+
Flavonoid B.Coro ini ditunjukan pada ekstrak daun ofo, ekstrak
+
B.Mojoi rimpang kuso mafola dan buah coro.
-
Sedangkan untuk ekstrak biji buah mojoi
Rkm menunjukan hasil negatif ini disebabkan
-
D.Ofo karena tidak terjadi reaksi Mg dan HCl
+
Steroid B.Coro dengan flavonoid.
-
B.Mojoi
- Pada identifikasi steroid
Rkm - menunjukkan hasil positif untuk jenis ekstrak
D.Ofo - daun ofo dan rimpang kuso mafola. Hal ini di
Triterpenid B.Coro - buktikan dengan terjadinya perubahan warna
B.Mojoi - larutan menjadi warna hijau ketika di
tambahkan dengan CH3COOH glasial dan
Rkm + H2SO4 pekat yang menandakan adanya
D.Ofo + senyawa steroid. Sedangkan hasil negatif di
Saponin B.Coro + tunjukkan oleh identifikasi triterpenoid pada
B.Mojoi + keempat jenis ekstrak di karenakan tidak
Keterangan :(+) = terdapat dalam sampel terjadinya perubahan warna menjadi merah
(- ) = tidak terdapat dalam atau ungu.
sampel
(RKM)=Rimpang kuso Pada pengujian saponin dari empat
mafola ekstrak tumbuhan obat ini menunjukan hasil
(D.O)= Daun Ofo positif yang berarti mengandung senyawa
98 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 14 No. 2 Oktober 2014

saponin dengan terbentuknya busa yang stabil 2. Ekstrak etanol tumbuhan obat memiliki
namun pada ekstrak buah coro busa yang aktivitas antioksidan dengan nilai persen
terbentuk tidak stabil dan mulai hilang inhibisi tertinggi pada ekstrak rimpang
busanya ketika 2 menit kemudian. kuso mafola diikuti oleh ekstrak buah
coro, biji buah mojoi dan ekstrak daun
Uji aktivitas Antioksidan ofo.
Hasil perhitungan IC50 tiap sampel
dipaparkan pada tabel berikut. Saran
1. Perlu dilakukan pengujian aktivitas
Tabel 3. Nilai IC50 antioksidan pada komponen aktif dengan
Sampel IC50 (ppm) menggunakan pelarut lain pada beberapa
Rimpang kuso mafola 37, 30. tanaman obat ini.
Biji buah mojoi 1001,07 2. Dapat dilakukan pengujianGambar 28.
toksisitas
buah Coro 250.27 saponin pada
terhadap ekstrak beberapa tumbuhan
daun Ofo 976.09 obat ini. buah coro

Berdasarkan dari perhitungan IC50


DAFTAR PUSTAKA
menunjukan bahwa ekstrak etanol biji buah
mojoi memiliki aktivitas antioksidan dengan
Burda, S., and W. Oleszek. 2001. Antioxidant
nilai IC50 sebesar 1001,07 ppm, ekstrak buah
and Antiradical Activities of
coro pada 250.27 ppm, ekstrak daun ofo
Flavonoids. J. Agric. Food Chem. 49:
976.09 ppm, dan ekstrak rimpang kuso
2774-2779.
mafola sebesar 37, 30 ppm. Semakin kecil
nilai IC50 berarti semakin tinggi aktivitas
Fajriah, S., A. Darmawan, A. Sundowo, dan
antioksidan. Secara spesifik, suatu senyawa
N.Artanti.2007. Isolasi Senyawa
dikatakan sebagai antioksidan yang sangat
Antioksidan dari Ekstrak Etil Asetat
kuat bila nilai IC50< 50 ppm, kuat bila nilai
Daun Benalu Dendrophthoe
IC50 bernilai 50-100 ppm, sedangkan bila
pentandra L. Miq yang Tumbuh pada
nilai IC50 bernilai 100-150 ppm, dan lemah
Inang Lobi-Lobi.Jurnal Kimia
bila nilai IC50 bernilai 151-200 ppm
Indonesia. 2: 17-20.
(Molyneux, 2004).

Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Ed


dengan menggunakan metode DPPH. ke-2. Padmawinata K, Soediro I,
Pengujian aktivitas dengan metode DPPH Terjemahan Pythochemical Methods.
merupakan metode yang sederhana, mudah ITB. Bandung.
dan hanya menggunakan sampel dalam
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi
jumlah yang sedikit dengan waktu yang
Minyak dan Lemak Pangan.
singkat. Hasil reaksi antara DPPH dengan
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
senyawa antioksidan dapat diketahui melalui
perubahan warna DPPH dari ungu pekat
Molyneux, P. 2004. The use of the stable free
menjadi kuning akibat terjadi resonansi
radikal diphenyl picrylhydrazyl
struktur DPPH.
(DPPH) for estimating antioxidant
Kesimpulan activity. Journal Science of
1. Ekstrak rimpang kuso mafola Technology. 2:211-219.
mengandung alkaloid, steroid,
triterpenoid, saponin dan flavonoid, Prakash, A. 2001. Antioxidant Activity.
daun ofo terkandung alkaloid, saponin, Medallion Laboratories: Analytical
flavonoid, steroid, dan tannin, buah coro Progress. 2:1-4.
terkandung senyawa flavonoid, saponin
dan alkaloid, serta buah biji mojoi Robinson, T. 1995. Kandungan Organik
terkandung senyawa alkaloid dan Tumbuhan Tinggi. ITB. Bandung.
saponin.
Abdullah, Runtuwene dan Kamu: Uji Fitokimia ............. 99

Sembiring, B. Br., Ma’mun dan Ginting, E. I.


2006. Pengaruh kehalusan Bahan dan
Lama Ekstraksi Terhadap Mutu
Ekstrak Temulawak (Curcuma
xanthorriza Roxb).Bul. Littro. 17: 53-
58.
Seniwaty, Raihanah, Ika K. Nugraheni, Dewi
Umaningrum. 2009. Skrining
Fitokimia dari Alang-alang (Imperata
Cylindrica L.Beauv) DAN Lidah Ular (
Hedyotis Cerymbosa L. Lamk). Sains
dan Terapan Kimia. 2: 124-133.

Anda mungkin juga menyukai