Anda di halaman 1dari 9

METABOLIT SEKUNDER PROSPEKTIF

DARI FAMILI SIMAROUBACEAE

Ari Widiyantoro

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura


Jl. A. Yani Pontianak
E-mail : ariyant2@yahoo.com

Abstrak
Famili Simaroubaceae merupakan kelompok keluarga tumbuhan yang mempunyai kandun-
gan senyawa utama quasinoid dan alkaloid. Famili Simaroubaceae tersebar di daerah tropis
Asia, Afrika dan Amerika. Di kawasan Asia, Famili Simaroubaceae banyak tersebar di Asia
Tenggara terutama Indonesia, Thailand, Vietnam dan Malaysia. Beberapa tumbuhan famili
tersebut mengandung senyawa metabolit sekunder yang menunjukkan prospek menjanjik-
an untuk dimanfaatkan dalam bidang kesehatan dan pertanian yaitu tumbuhan pasak bumi
(Eurycoma longifolia Jack), buah makasar (Brucea javanica L. Merr) dan pauh kijang
(Irvingia malayana Oliv. ex. A. Benn). Beberapa senyawa yang berhasil diisolasi dilakukan
uji antiinflamasi secara reduksi radang akibat pemberian karagenan, uji antioksidan secara
penghambatan reduksi NBT dan uji insektisidal secara uji antimakan pada objek daun.
Hasil penelitian menunjukkan senyawa eurycomasida dari fraksi etil asetat kulit batang pa-
sak bumi bersifat antiinflamasi dengan mereduksi radang sebesar 23,56±0,89% setelah jam
ke-10. Senyawa dehidrobrusatol dari fraksi etil asetat buah makasar menunjukkan aktivitas
antioksidan berupa reduksi penghambatan NBT tertinggi sebesar 87,65±1,09%. Senyawa
friedelin dari fraksi etil asetat kulit batang pauh kijang menunjukkan aktivitas insektisidal
bersifat antimakan terbesar dalam konsentrasi 2% dengan ratio antimakan 90,65±4,34.

Kata kunci: Famili Simarobaceae, metabolit sekunder, antioksidan, antiinflamasi, insek


tisidal

Abstract

Simaroubaceae family is a family group of plants that have a primary compound content
quasinoids and alkaloids. Family Simaroubaceae spread in tropical regions of Asia, Africa
and America. In Asia, family Simaroubaceae widely spread in Southeast Asia, especially
Indonesia, Thailand, Vietnam and Malaysia. Some of the families of plants contain second-
ary metabolites that show promising prospects for use in the fields of health and agriculture
that plants are pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack), fruit macassar (Brucea javanica
L. Merr) and pauh kijang (Irvingia malayana Oliv. Ex. A. Benn). Several compounds were
isolated to antiinflamatory test by reduction of inflammation after induced carrageenan,
antioxidants test by inhibition of NBT reduction and insecticidal test by antifeedant test on
leaf object. The results showed eurycomaside compound from ethyl acetate fraction of the
stem bark of Eurycoma longifolia Jack is antiinflammatory by reducing inflammation of
23.56±0.89% after the 10th hour. Dehydrobrusatol compound from ethyl acetate fraction
of Brucea javanica L. Merr showed antioxidant activity by inhibition of NBT reduction
of 87.65±1.09%. Friedelin compound from the ethyl acetate fraction of the stem bark of
Irvingia malayana Oliv ex. A. Benn showed insecticidal activity is antifeedant activity of
concentration of 2% with a ratio of 90.65±4.34.

Keywords: Family of Simaroubaceae, secondary metabolites, antioxidants, antiinflammatory,


insecticidal

14
Metabolit Sekunder Prospektif (Widiyantoro, A.)

PENDAHULUAN 1994; Fukamiya et al., 1992; Wang, 1992;


Famili Simaroubaceae mengandung Okuyama et al., 1990; Yu & Li, 1990; Wright
metabolit sekunder utama quasinoid dan et al., 1988; O’Neill et al., 1987; Gillin et al.,
alkaloid, sedangkan terpenoid dan steroid 1982).
ditemukan dalam kuantitas dan variasi Sementara tumbuhan pasak bumi
yang sedikit. Berbagai penelitian yang telah (Eurycoma longifolia Jack) berdasarkan
dilakukan menunjukkan bahwa quasinoid dan penelusuran literatur, kandungan senyawa
alkaloid tersebut mempunyai aktivitas biologik dalam akar, batang dan daun menunjukkan efek
yang prospektif. Penelitian ini menjelaskan farmakologi sebagai antimalaria, antitumor,
aktivitas biologik metabolit sekunder dalam antikanker, sitotoksik dan anti-HIV (Chan et
3 spesies famili Simaroubaceae yaitu buah al., 1992; Jiwajinda et al., 2002). Penelitian
makasar, pasak bumi dan pauh kijang. Ang et al., (1998; 2000) menunjukkan
Buah makasar (Brucea javanica L. Merr) selain memberikan efek meningkatkan daya
sebagai salah satu spesies dalam famili seksual, ekstrak akar dan batang pasak bumi
Simaroubaceae tersebar di Indonesia (Sulawesi, juga memberikan efek sitotoksik dengan
Kalimantan, dan Sumatera), Semenanjung ditemukannya senyawa eurikolakton A-C dan
Malaysia dan Indochina. Tanaman ini di novel quasinoid. Quasinoid ditemukan pula
Kalimantan Barat banyak ditemukan di pada spesies Eurycoma harmadiana, jadi
Taman Nasional Gulung Palung Ketapang dan secara taksonomi genus Eurycoma memang
Taman Nasional Betung Karihun Kapuas sumber senyawa quasinoid (Kanchanapoom
Hulu. Berdasarkan survei lapangan (oleh et al., 2001). Penelitian Kanchanapoom et
masyarakat pedalaman Kalimantan) bagian al., (2001) selain menemukan quasinoid
buah tanaman ini telah digunakan sebagai juga menemukan kanthin-6-on dan alkaloid
antimalaria dan antidemam sedangkan daunnya karbolin. Jiwajinda et al., (2002) berhasil
digunakan sebagai antimalaria, antidemam dan membuktikan bahwa quasinoid bersifat
anti-cacing. Beberapa penelitian menunjukkan antitumor dan antiparasitik. Chan et al., (1992)
bagian buah dan daun memang menunjukkan juga menemukan efek farmakologi quasinoid
aktivitas tersebut (Kitagawa et al., 1994, Alen et sebagai antimalaria dan menemukan sen-
al., 2000). Berdasarkan penelusuran literatur yawa 13b, 18-dehidroeurikomanol dan 14,
lainnya, kandungan senyawa dalam buah 15-b-dihidroklaineanon. Sementara Ang et
dan daun menunjukkan efek farmakologi al., (1995) menemukan tiga senyawa yang
sebagai antimikroba, antitumor, antikanker beraktivitas antimalaria terhadap Plasmodium
dan antituberculosis (Cuendet et al., 2004; falciparum yaitu senyawa eurikomanol,
Kim et al., 2004; Wang et al., 2003; Rahman eurikomanol-2-O-b-D-glukopiranosida dan
et al., 1997; Xuan et al., 1994; Lu et al., 13-b-18-dihidroeurikomanol. Ang & Cheang,
15
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 2, Oktober 2014

(1999) menemukan aktivitas anxiolitik pada dengan evaporator. Setelah pekat, ekstrak
senyawa bioaktif pasak bumi. selanjutnya ditimbang untuk mengetahui
Spesies pauh kijang (Irvingia malayana rendemennya.
Oliv. ex. A. Benn) juga mengandung metabolit Fraksi-fraksi hasil partisi (ekstraksi
sekunder yang potensial untuk kesehatan. cair-cair) kemudian dilakukan pemisahan
Penelitian yang telah dilakukan mengenai menggunakan teknik-teknik kromatografi.
aktivitas biologis ekstrak tumbuhan pauh Namun sebelumnya fraksi-fraksi tersebut
kijang terhadap sel HeLa menunjukkan bahwa dilakukan terlebih dahulu uji fitokimia dan
ekstrak kasar etanol 80% daun tumbuhan uji aktivitas biologik. Kemudian fraksi yang
pauh kijang mempunyai aktivitas sitotoksik menunjukkan aktivitas biologik terbaik dari
dengan IC50 11,7µg/mL sedang fraksi masing-masing sampel diprioritaskan untuk
metanol dengan IC50 14,8µg/mL terhadap dikerjakan terlebih dahulu. Fraksi dengan
sel HeLa. Sementara fraksi sikloheksana dan prioritas utama dilakukan pemisahan lebih
metilen klorida tidak menunjukkan aktivitas dahulu. Pemisahan dilakukan dengan teknik–
sitotoksik terhadap sel HeLa. Hasil penelitian teknik kromatografi. Sebelum melakukan
Widiyantoro et al., (2013) menunjukkan pemisahan dengan kromatografi terlebih
adanya aktivitas sitotoksik terhadap sel HeLa dahulu dilakukan pencarian eluen untuk
dalam berbagai ekstrak dan fraksi batang, mengetahui kondisi pemisahan yang tepat.
kulit batang, daun dan akar tumbuhan pauh Eluen yang tepat dapat berupa eluen tunggal
kijang. maupun eluen campuran berbagai pelarut
dengan perbandingan volume tertentu dan
METODE PENELITIAN tercampur sempurna atau menunjukkan satu
Penelitian yang dilakukan menggunakan fasa. Sejumlah ekstrak dilarutkan dalam
berbagai sampel tumbuhan Famili Simarou- pelarut yang sesuai kemudian dilakukan
baceae yang tumbuh di Kalimantan Barat. analisis dengan kromatografi lapis tipis
Sampel tumbuhan ini dilakukan determinasi silika gel F254 (tebal 0,2mm; ukuran 5x1cm;
di Pusat Penelitian Biologi, LIPI Cibinong. jarak elusi 4,5cm) sampai diperoleh pola
Serbuk dari berbagai sampel yang pemisahan yang baik untuk memilih eluen
digunakan dilakukan maserasi dengan yang akan digunakan dalam kromatografi
metanol teknis yang telah diredestilasi kolom. Setelah diperoleh eluen yang
pada suhu kamar selama 3x24 jam. Ekstrak sesuai lalu dilakukan pemisahan dengan
disaring dan filtratnya dikumpulkan, kromatografi kolom vakum menggunakan
kemudian residu dimaserasi kembali dengan fasa diam silika gel 60 (230-400 mesh) dan
cara menambahkan metanol yang baru. dielusi sesuai dengan eluen yang tepat pada
Filtrat dilakukan uji fitokimia dan dipekatkan pencarian eluen sebelumnya. Setiap eluat
16
Metabolit Sekunder Prospektif (Widiyantoro, A.)

yang keluar dilakukan analisis KLT untuk dilakukan dengan metode reduksi radang
mengetahui pola spot-spot dari senyawanya. yang diinduksi karagenan, uji antioksidan
Senyawa dengan pola noda sama dilakukan dilakukan dengan metode penghambatan
penggabungan menjadi fraksi tertentu. reduksi NBT dan uji insektisidal dengan
Fraksi yang diperoleh dengan pola noda metode ratio antimakan.
sama kemudian dilakukan pencarian eluen
yang tepat untuk pemisahan lanjutannya. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemisahan selanjutnya menggunakan kro- Aktivitas Antiinflamasi
matografi kolom gravitasi dengan fasa diam Penelusuran senyawa antiinflamasi
silika gel 60 (70-230 mesh) dengan elusi dilakukan pada fraksi etil asetat kulit batang
eluen yang tepat sampai diperoleh isolat yang pasak bumi. Fraksi etil asetat yang dilakukan
murni yang ditandai dengan adanya satu spot pemisahan dan pemurnian menghasilkan
dalam analisis KLT. 3 isolat murni yaitu isolat 1 (19,1mg), 2
Uji kemurnian terhadap isolat relatif (7,2 mg), 3 (3,5mg). Isolat 1 menunjukkan
murni (menunjukkan satu spot pada analisis suatu senyawa quassinoid setelah dilakukan
KLT) dilakukan dengan KLT satu dan dua identifikasi struktur berdasarkan spektrum
dimensi menggunakan beberapa macam yang diperoleh dan dibandingkan dengan
eluen. Uji kemurnian isolat dapat juga literatur (Bedir et al., 2003). Adapun data
dilakukan dengan pengukuran tetapan fisika isolat 1 adalah IR : v maks (cm-1) : 3310,
berupa titik leleh dan putaran optik. 2919, 1760, 1650, 1374, 1066, 980. Spektrum
Isolat relatif murni selanjutnya dianalisis NMR-1H (500 MHz)(δ ppm) :1,55 (s, Me-19)
dengan berbagai instrumen spektrometer 1,64 (d, J=7,3 Hz, Me-21); 1,70 (s, Me-18);
yaitu UV, IR, NMR-1H dan NMR-13C untuk 1,88 (s, Me-20); 2,56 (d, J=5,1 Hz, H-14);
menentukan struktur. Jika kuantitas isolat 2,66 (m, H-13); 3,82 (s,H-12); 4,80 (d, J=7,4
mencukupi maka akan dilakukan analisis Hz, H-1’) 5,41(s, H-11); 5,94 (d, J=10,5 Hz,
secara lengkap, namun jika kuantitas tidak H-3) dan 6,05 (d, J=10,5 Hz, H-2). Spektrum
mencukupi maka analisis NMR-1H dan NMR-13C menunjukkan adanya 25 sinyal
NMR-13C baik 1 dimensi maupun 2 dimensi dengan karakteristik 3 sinyal pada 125,9
lebih diutamakan. ppm (C-2), 135,5 ppm (C-3) dan 179,1 ppm
Uji aktivitas biologik yang dilakukan (C=O). Senyawa ini merupakan golongan
adalah antioksidan, antiinflamasi dan quassinoid yaitu eurycomaosida. Adapun
insektisidal. Uji aktivitas dilakukan secara reduksi radang akibat pemberian senyawa
berurutan dari ekstrak sampai isolat sehingga eurycomasida dapat terlihat dalam Gambar 1.
diharapkan pemanduan ini dapat menemukan Pada uji ini untuk ekstrak/fraksi
senyawa yang prospektif. Uji antiinflamasi dilakukan uji pada variasi dosis 250mg/kg
17
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 2, Oktober 2014

Persentase reduksi radang karena isolat 1

25
Persentase reduksi radng

20

15 A
(%)

10 B

0
0 1 2 3 4
Waktu pengujian (t ke-)

Gambar 1. Persentase Reduksi Radang setelah Pemberian Isolat 1 Hasil Pemisahan


dari Fraksi Etil Asetat (A= eurycomasida, B=indometasin) Kulit Batang Pasak Bumi

BB (B), 500mg/kg BB (C) dan 750mg/kg BB Aktivitas Antioksidan


(D), sedangkan pada isolat hanya dilakukan Uji fitokimia pada ekstrak kental metanol
pada dosis 10mg/kg BB (B pada grafik 1) buah makasar menunjukkan adanya alkaloid,
dengan senyawa pembanding indometasin polifenol, saponin, terpenoid, kuinon dan
dengan dosis 50mg/kg BB (A). Berdasarkan steroid. Fraksi-fraksi hasil partisi yaitu fraksi
grafik diketahui bahwa isolat 1 mempunyai n-heksan mengandung golongan senyawa
aktivitas antiinflamasi (mereduksi radang steroid; fraksi metilen klorida menunjukkan
akibat pemberian karagenan) paling poten- adanya golongan senyawa steroid, kuinon
sial dengan mereduksi radang sebesar dan terpenoid; fraksi etil asetat menunjukkan
23,56±0,89% setelah jam ke-10. Hal ini adanya golongan senyawa alkaloid dan
terkait dengan kandungan senyawa metabolit terpenoid dan fraksi metanol menunjukkan
sekunder yang terkandung di dalamnya. Pada adanya golongan alkaloid dan polifenol.
fraksi metanol terdapat golongan senyawa Keberadaan senyawa-senyawa tersebut me-
alkaloid dan saponin sedangkan pada fraksi nunjukkan distribusinya berdasarkan tingkat
etil asetat banyak terkandung terpenoid kepolarannya sehingga dapat diketahui
(quasinoid). Senyawa isolat 1 merupakan kuantitasnya senyawa-senyawa golongan
quasinoid hasil pemisahan yang diperoleh tertentu.
dari fraksi etil asetat (Widiyantoro et al., Aktivitas penghambatan reduksi
2013). NBT (Nitro Blue Tetrazolium) merupakan

18
Metabolit Sekunder Prospektif (Widiyantoro, A.)

aktivitas yang menunjukkan kemampuan aktivitas penghambatan yang tertinggi


antioksidan suatu senyawa terhadap radikal sebesar 85,56%±3,09 terhadap reduksi
superoksida yang mereduksi NBT menjadi NBT dibandingkan ekstrak/fraksi dari
formazan yang berwarna biru keunguan. buah Makasar lainnya namun masih di
Kemampuan meredam radikal superoksida bawah kontrol positifnya yaitu vitamin
dalam penelitian ini diukur melalui peru- C dan E. Hal ini menunjukkan dalam
bahan intensitas absorbansinya pada panjang fraksi etil asetat mengandung senyawa
gelombang 560nm. yang bersifat antioksidan yang mampu
Berdasarkan uji aktivitas penghambatan meredam radikal bebas yang dipicu oleh
reduksi NBT yang telah dilakukan terhadap keberadaan Propionibacterium acnes, di-
ekstrak metanol dan beberapa fraksi hasil mana berdasarkan uji fitokimia dalam fraksi
partisi menunjukkan fraksi etil asetat mem- etil asetat mengandung golongan senyawa
punyai kemampuan menghambat reduksi alkaloid dan terpenoid. Radikal bebas bersifat
NBT paling tinggi yaitu 85,56%±3,09, mereduksi NBT sedangkan antioksidan
sebagaimana terlihat pada Tabel 1. Sementara akan meredam radikal bebas sehingga
senyawa dehidrobrusatol hasil isolasi dari makin tinggi % penghambatan reduksi NBT
fraksi etil asetat tersebut menunjukkan berarti senyawa-senyawa yang terkandung
aktivitas lebih tinggi dibandingkan fraksi dalam fraksi etil asetat mempunyai sifat
induknya sebesar 87,65±1,09. antioksidan yang tinggi. Hasil menunjukkan
senyawa tersebut di antaranya yang
Tabel 1. Aktivitas Penghambatan Reduksi
NBT oleh Ekstrak/Fraksi Buah berhasil diisolasi adalah dehidrobrusatol.
Makasar Senyawa ini mempunyai titik leleh 158-
% Penghambatan 159oC. Spektra UV (CH3OH) menunjukkan
No. Sampel
Reduksi NBT
1 Vitamin C 89,85±2,67 absorbansi maksimum pada 257 nm, setelah
2 Vitamin E 90,15±3,14 penambahan alkali muncul absorbansi
3 Ekstrak metanol 67,50±2,54 maksimum di 340 nm dan 262 nm yang
4 Fraksi metanol 70,68±2,11 merupakan karakteristik dari quassinoid.
5 Fraksi etil asetat 85,56±3,09
Spektra IR (KBr) : 3440, 1740, 1640, 1110,
6 Fraksi metilen 56,50±1,90
klorida 1020 dan 1010 cm-1. Spektra NMR identik
7 Fraksi n-heksana 48,57±2,01 dengan dehidrobrusatol (Sakaki et al., 1985;
8 Isolat 87,65±1,09 Widiyantoro et al., 2009).
9 Kontrol negatif 16,50±1,89
Aktivitas Insektisidal
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui Dalam penelitian aktivitas insektisidal
bahwa fraksi etil asetat mempunyai dilakukan penelusuran senyawa insektisidal

19
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 2, Oktober 2014

dalam fraksi etil asetat kulit batang pauh 24); 0,98; 1,10; 1,24 (9H, s, CH3-25, CH3-
kijang. Fraksi etil asetat menunjukkan 26, CH3-28 ); 2,17 (1H, d, J= 6,7 Hz, H-4);
aktivitas antimakan paling tinggi maka dan 2,40 (1 H, dd, J=5,1 Hz, H-2). Spektrum
fraksi etil asetat dilanjutkan untuk pencarian ini bila dibandingkan dengan penelitian Cano
senyawa bioaktif antimakan. Sebanyak 2,5g et al., 2000, menunjukkan data yang hampir
fraksi etil asetat dilakukan pemisahan secara sama, sehingga diduga isolat B2.3 merupakan
kromatografi kolom vakum menggunakan senyawa friedelin.
silika gel 60 (230-400 mesh) dengan eluen Sementara uji aktivitas antimakan isolat
metilen klorida, metilen klorida : etil asetat B2.3. terhadap larva Epilachna varivestis
(3:1), metilen klorida : etil asetat (1:3) dan etil diperoleh aktivitas pada Tabel 2.
asetat dihasilkan 4 fraksi. Fraksi B sebanyak
100 mg dilanjutkan untuk kromatografi Tabel 2. Aktivitas Antimakan Isolat B2.3.
Kulit Batang Pauh Kijang terhadap
kolom gravitasi menggunakan silika gel 60 Larva Epilachna Varivestis
(70-230 mesh) dengan eluen metilen klorida : Rata-rata Aktivitas
Konsentrasi
No. Antimakan
etil asetat (5:1) dihasilkan 7 fraksi. Fraksi B2 Isolat
(Ratio Antimakan)
sebanyak 25 mg dilanjutkan pemisahannya 1 0,5% 56,83±3,18
menggunakan silika gel 60 (70-230 mesh) 2 1,0% 73,12±3,97
dengan eluen metilen klorida : etil asetat 3 1,5% 81,35±2,86
(3:1) dihasilkan 3 fraksi. Fraksi B2.3 (18mg) 4 2,0% 90,65±4,34
melalui uji KLT satu dan dua dimensi dengan
berbagai eluen menunjukkan noda tunggal. Penelitian menunjukkan aktivitas
Fraksi B2.3 selanjutnya dilakukan analisis antimakan pada konsentrasi 0,5% isolat
spektrometri dan uji aktivitas antimakan. B2.3. menunjukkan rata-rata rasio antimakan
Fraksi atau isolat B2.3 mempunyai terendah terhadap placebo sebesar 56,83±3,18.
titik leleh 243-247oC berupa kristal putih. Sementara pada konsentrasi 2% menunjukkan
Spektrum UV-vis dengan pelarut metanol rasio antimakan tertinggi sebesar 90,65±4,34
memberikan serapan maksimum pada terhadap placebo. Berdasarkan penelitian ini
panjang gelombang 230 nm dan 280 nm yang efek antimakan yang diberikan merupakan
menunjukkan adanya transisi elektronik efek tergantung kadar di mana semakin
π→π* dan n→σ* untuk kromofor -C=C- besar kadar maka semakin besar pula efek
dan C=O-. Spektrum IR (KBr) vmaks cm-1: antimakannya (Widiyantoro et al, 2008).
2910-2956 (C-H); 1708 (C=O); 1601–1508
(C=C); NMR-1H (CDCl3, 500 MHz) δ ppm: KESIMPULAN
0,69 (3H, s, CH3-27); 0,80 (3H, d, CH3-23); Berdasarkan hasil dan pembahasan
0,86 (3H, d, CH3-29); 0,91 (3H, d, CH3- dapat disimpulkan sebagai berikut: (1)
20
Metabolit Sekunder Prospektif (Widiyantoro, A.)

Senyawa eurycomasida dari fraksi etil penoids from esenbeckia species (Ru-
asetat kulit batang pasak bumi menunjukkan taceae), Rev. Soc. Quím. Méx. Vol. 44,
Núm. 2.
aktivitas antiinflamasi terhadap kaki tikus
Spraque-Dewley terinduksi karagenan. (2) Chan, K.L., Iitaka, Y., Noguchi, H., Sugiyama,
H., Saito I., Sankawa, U. 1992.
Fraksi etil asetat buah makasar mempunyai
6-Alpha hydroxyeurycomalactones, a
aktivitas antioksidan menghambat reduksi quassinoids from eurycoma longifolia,
NBT (3) Senyawa friedelin dari fraksi etil Phytochemistry, 3, 4295-4298.
asetat kulit batang pauh kijang menunjukkan
Cuendet, M., Gills, J.J., Pezzuto, J.M. 2004.
aktivitas antimakan terhadap larva Epilachna Brusatol-induced HL-60 cell differenti-
varivestis. ation involves NF-Kappa B activation,
Cancer Letter, 206 (1), 43-50.

DAFTAR PUSTAKA Fukamiya, N., Okano, M., Miyamoto, M.,


Tagahara, K., Lee, K.H. 1992. Antitu-
Alen, Y., Nakajima, S., Nitoda, T., Baba, N., mor agents, 127, bruceoside, a new cy-
Kanzaki, H., Kawazu, K. 2000. Two totoxic quassinoid glucoside and related
antinematodal phenolics from knema compounds from brucea javanica, J.
hookeriana, a sumatran rainforest plant. Nat. Prod., 55 (4), 468-475.
Journal of Biosciences, 55 (3-4): 300-3.
Gillin, F.D., Reiner, D.S., Suffness, M. 1982.
Ang, H.H. and Cheang, H.S. 1999. Studies Bruceantin, a potent amoebicide from
on the anxyolitic activity of eurycoma a plant, brucea antidysenterica, Antimi-
longifolia Jack Root in Mice, Jpn. J. crobial Agent and Chemotherapy, 342-
Pharmacol., 79, 497-500. 345.

Ang, H.H. and Sim, M.K. 1998. Eurycoma Jiwajinda, S., Santisopasri, V., Murakami, A.
longifolia increases sexual motivation in 2002. In vitro antitumour promoting and
sexually naive male rats, Arch. Pharm. antiparasitic activities of the quassinoids
Res., 21 (6), 779-781. from eurycoma longifolia, a medicinal
plant in Southeast Asia, J. Ethnophar-
Ang, H.H., Chan, K.L., Mak, J.W. 1995. In macol., 82, 55-58 .
vitro antimalaria activity of quassi-noids
from Eurycoma Longifolia Jack against Kanchanapoom, T., Kasai R., Chumsri, P.,
Malaysian Chloroquine-Resistant Plas- Hiraga, Y., Yamasaki, K. 2001. Chantin-
modium Falciparum Isolates, Planta 6-one and beta-carbolin alkaloids from
Med., 61 (2), 177-178. eurycoma harmandiana, Phytochemis-
try, 56, 383-386.
Ang, H.H., Hitotsuyanagi, Y., Takeya, K.
2000. Eurycolactones A-C, novel Kim, I.H., Takashima, S., Hitotsuyanagi,
quassinoids from eurycoma longifolia, Y., Hasuda, T., Takeya, K. 2004. New
Tetrahedron Lett., 41, 6849-6853. quassinoids, javanicolides C and D and
javanicolides B-F, from seeds of brucea
Cano, A., Bucio, J.L., Espinoza, M., and javanica, J. Nat. Prod., 67 (5), 863-868.
Cancino, A.R. 2000. Sesqui- and tri- ter-

21
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 2, Oktober 2014

Kitagawa, I., Mahmud, t., Simanjuntak, Wang, F., Cao, Y., Liu, H.Y., Fu, Z.D., Han,
P., Hori, K., Uji, T., dan Shibuya, H. R. 2003. Experimental studies on the
1994. Indonesian medicinal plants VIII. apoptosis of HL-60 cells induced by
Chemical structures of three new triter- brucea javanica oil emulsion, Zhongguo
penoids, bruccajavanin A, dihydrobuc- Zhong Yao Za Zhi, 28 (8), 759-762.
cajavanin A, and bruccajavanin B, and
a new alkaloid glycoside, bruccacanthi- Wang, Z.Q. 1992. Combined therapy of brain
noside from the stem of brucea javanica metastasis in lung cancer, Zhongguo
(Simaroubacae). Chem. Pharm. Bull., Zhong Xi Yi Jie He Za Zhi, 12 (10), 609-
42 (7): 1416-1421. 610, 581.

Lu, J.B., Shu, S.Y., Cai, J.Q. 1994. Experi- Widiyantoro, A. 2008. Isolasi dan karakteri-
mental study on effect of brucea javan- sasi senyawa antimakan dari fraksi etil
ica oil emulsion on rabbit intracranial asetat kulit batang pauh kijang (irvingia
pressure, Zhongguo Zhong Xi Yi Jie He malayana oliv. ex. A. benn), J. Agripura,
Za Zhi, 14 (10), 610-611. 4 (2).

Okuyama, E., Gao, L.H.,Yamasaki, M. 1990. Widiyantoro, A. 2009. Kemampuan ekstrak


Studies on pharmacologically active buah makasar (brucea javanica l. merr)
principles from indonesian crude drugs, sebagai penghambat bakteri propioni-
III, toxic components from brucea ja- bacterium acnes induser mediator infla-
vanica L. Merr, Yakugaku Zasshi, 110 masi, J. Entropi, 4 (4).
(11), 834-838.
Widiyantoro, A., Usman, T., Meiyanto, E.,
O’Neill, M.J., Bray, D.H., Boardman, P., Matsjeh, S. 2013. Cytotoxic activity of
Chan, K.L., Phillipson, J.D. 1987. Plants crude extract and fractions from irvingia
as sources of antimalaria drugs, part 4: malayana, IOSR J. Pharm, 3 (4), 5-8.
activity of brucea javanica fruits against
chloroquine-resistant plasmodium falci- Wright, C.W., O’Neill, M.J., Philipson, J.D.,
parum in vitro and against plasmodium Warhurst, D.C. 1988. Use of microdilu-
berghei in vivo, J. Nat. Prod., 50 (1), 41- tion to asses in vitro antiamoebic activi-
48. ties of brucea javanica fruits, simarouba
amara stem and a number of quassi-
Rahman, S., Fukamiya, N., Okano, M., noids, Antimicrob Agent Chemother. 32
Tagahara, K.,Lee, K.H. 1997. Antituber- (11), 1725-1729.
culosis activity of quassinoids, Chem.
Pharm. Bull., 45 (9), 1527-1529 Xuan, Y.B., Yasuda, S., Shimada, K.,
Nagai, S., Ishihama, H. 1994. Growth
Sakaki, T., Yoshimura, S., Ishibashi, M., inhibition of the emulsion from brucea
Tsuyuki, T., Takahashi, T., Honda, T., javanica cultured human carcinoma
and Nakanishi, T. 1985. Structures cells, Gan To Kagaku Ryoho, 21 (14),
of new quassinoids glycosides, ya- 2421-2425.
danziosides A,B,C,D,E,G,H and new
quassinoids, dehydrobrusatol and dehy- Yu, Y.N. & Li, X. 1990. Studies on the
drobruceantinol from brucea javanica Chemical Constituents of Brucea
L. Merr, Bull. Chem.Soc.Jpn, 58, 2680- javanica L. Merr., Yao Xue Xue Bao, 25
2686. (5), 382-386.
22

Anda mungkin juga menyukai