Anda di halaman 1dari 14

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BATANG DAN AKAR

TANAMAN KARI (Murraya koenigii L.) SECARA


SPEKTROFOTOMETRI DENGAN DPPH
1
M. Taswin, S.Si., Apt., M.M., M.Kes.,2Wiwin Indah Sari
Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

ABSTRAK

Radikal bebas memiliki peranan dalam terjadinya komplikasi Diabetes Melitus. Radikal Bebas
dapat dihambat dengan adanya aktivitas antioksidan. Salah satu tanaman yang memiliki aktivitas
antioksidan yaitu tanaman Kari. Telah dilakukan penelitian Uji Aktivitas Antioksidan Kulit Batang dan Akar
Tanaman Kari (Murraya koenigii L.) secara Spektrofotometri dengan DPPH. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif untuk menguji seberapa besar aktivitas antioksidan yang terdapat pada kulit batang dan
akar tanaman Kari tersebut dengan cara mengekstraksi sampel dengan metode maserasi menggunakan
pelarut metanol. Ekstrak metanol kedua sampel dibuat dengan berbagai konsentrasi untuk mengukur persen
peredaman pada menit ke-0, ke-5, dan ke-60. Setelah didapatkan persen peredaman, maka dihitung nilai
IC50 untuk menyatakan besar aktivitas antioksidan yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nilai IC50 Kulit Batang pada menit ke-0, ke-5, dan ke-60 adalah 0,067, 0,072, dan 0,053. Sedangkan nilai
IC50 pada Akar Tanaman Kari pada menit ke-0, ke-5, dan ke-60 adalah 0,084, 0,060, dan 0,027.
Berdasarkan nilai IC50 yang dihasilkan, ekstrak Akar Tanaman Kari memiliki aktivitas antioksidan yang
lebih besar dibandingkan dengan ekstrak Kulit Batang Tanaman Kari.

Kata kunci : Antioksidan, Kulit Batang dan Akar tanaman Kari, BHT, Ekstrak metanol, DPPH.

kanker (Raupp et al., 2011). Salah satu


A. PENDAHULUAN
tanaman yang memiliki aktivitas
Radikal bebas merupakan molekul
antioksidan adalah tanaman Kari.
yang tidak stabil karena kehilangan
Hasil penelitian menyatakan tanaman
elektronnya. Untuk menjadi stabil, radikal
Kari (Murraya koenigii L.) kaya akan
bebas akan menagmbil elektron atau sel
sumber Alkaloid Karbazol (Saini dan
lain dalam tubuh kita. Proses pengambilan
Reddy, 2013). Kulit batang tanaman Kari
elektron dari sel-sel tubuh kita
mengandung alkaloid katbazol seperti
menyebabkan kerusakan sel (Paramawati,
murrayacine,murrayazolodone,murrayazo
2010).
line,mahanimbine,girinimbine,koenioline,
Antioksidan merupakan senyawa yang
dan xynthehyletin (Kumar et al., 2013).
dapat menghambat reaksi oksidasi dengan
Pada akar tanaman Kari terisolasi
mengikat radikal bebas dan molekul yang
senyawa murrayanol, murrayagetin, dan
sangat reaktif. Akibatnya, kerusakan sel
marmesin-1-O-rutinosida. Senyawa ini
akan dihambat. Antioksidan hadir dalam
memiliki kandingan biokatif yang
buah-buahan dan sayur-sayuran yang
memiliki aktivitas antioksidan,
terkait dengan penurunan resiko penyakit
antimikroba, obat cacing, analgesik, anti-
kardiovaskuler dan berbagai macam jenis
inflammasi, anti-diare, hepatoprotektif,
1
Dosen Pembimbing
2
Mahasiswa
dan aktivitas antitumor (Gahlawat et Kulit Batang dan Akar tanaman Kari
al.,2014). (Murraya koenigii L.)?
Karena adanya kandungan alkaloid 4. Berapa besar aktivitas antioksidan yang
karbazol yang terdapat dalam Kulit dihasilkan pada ekstrak metanol Kulit
Batang dan Akar tanaman Kari, Batang dan Akar tanaman Kari
diharapkan hasil penelitian ini dapat (Murraya koenigii L.)?
dijadikan sebagai alternatif untuk
mengganti obat modern yang sekarang C. TUJUAN PENELITIAN
beredar di pasaran. Maka penulis telah 1. Tujuan Umum
melakukan pengujian aktivitas antioksidan Menguji aktivitas antioksidan pada
yang terdapat pada Kulit Batang dan Akar Kulit Batang dan Akar tanaman Kari
Tanaman Kari secara Spektrofotometri (Murraya koenigii L.) secara
dengan DPPH (1,1-difenil- spektrofotometri dengan DPPH.
2pikrilhidrazil).. 2. Tujuan Khusus
Metode DPPH merupakan metode yang a. Menentukan persentase peredaman
sederhana, cepat, dan mudah untuk yang terdapat pada Kulit Batang dan
skrinning aktivitas penangkap radikal Akar tanaman Kari (Murraya
beberapa senyawa, selain itu metode ini koenigii L.).
terbukti akurat dan praktis (Prakash et al., b. Membandingkan persentase
2001). peredaman antara Kulit Batang dan
Akar tanaman Kari (Murraya
B. RUMUSAN MASALAH koenigii L.).
1. Apakah ekstrak metanol Kulit Batang c. Menentukan niai IC50 yang
dan Akar tanaman Kari (Murraya dihasilkan pada Kulit Batanag dan
koenigii L.) memiliki ativitas Akar tanaman Kari (Murraya
antioksidan? koenigii L.).
2. Berapakah persentase peredaman yang
dihasilkan pada ekstrak metanol Kulit D. ALAT DAN BAHAN
Batang dan Akar Tanaman Kari 1. Alat
(Murraya keonigii L.) dengan metode Alat-alat yang digunakan yaitu pipet
DPPH? volume 1,0 ml (Pyrex),
3. Berapakah perbandingan persentase Spektrofotomoetri UV-Vis (Wagtech
peredaman antara ekstrak metanol Internasional 80360), botol maserasi,
pisau, timbangan kasar, anak c. Lalu disaring, biarkan beberapa jam,
timbangan, neraca analytic balance kemudian dienaptuangkan kewadah
(Santorius), corong (Pyrex), labu ukur lain.
(Pyrex), erlenmeyer (Pyrex), gelas ukur d. Ulangi 4 kali sampai sampel tersari
(Pyrex), dan alat destilasi vakum. sempurna, maserasi dianggap selesai
2. Bahan apabila cairan penyari telah
Bahan-bahan yang digunakan adalah berwarna bening.
Kulit Batang dan Akar tanaman Kari e. Ekstrak cair yang didapat diuapkan
(Murraya koenigii L.), pereaksi DPPH, pada suhu dan tekanan yang rendah
larutan metanol, dan BHT. sehingga didapat ekstrak ekntal.
f. Selanjutnya ekstrak kental yang
E. PROSEDUR KERJA didapat tadi, diencerkan dengan
1. Ekstraksi Metanol Kulit Batang dan pelarut, kemudian dilakukan
Akar Tanaman Kari pengenceran untuk mendapatkan
a. Sampel dibersihkan terlebih dahulu konsentrasi 0,04%, 0,02%, 0,01%,
dengan air yang mengalir lalu dan 0,008%.
dirajang dan dikering anginkan. g. Konsentrasi tersebut diuji dengan
Susut pengeringan (kandungan menggunakan spektrofotometri
lembap) dibatasi pada 3-5% oleh Wagtech Internasional 80360.
beberapa Farmakope (Voight, h. Lakukan prosedur yang sama untuk
1995). sampel yang lain.
b. Timbang 200 gr sampel, masukkan
kedalam botol maserasi, kemudian 2. Pembuatan Larutan Uji
tambahkan metanol sampai semua a. Pembuatan Larutan DPPH
sampel terendam, tutup biarkan Ditimbang DPPH kristal sebanyak
selama 3-5 hari ditempat yang 50 mg, lalu masukkan kedalam labu
terlindungi cahaya, Selama dalam takar 100 ml, tambahkan etanol
perendaman dilakukan pengadukan sampai batas hingga didapatkan
dan pengocokan. Pengocokan konsentrasi 0,05% dan konsentrasi
dilakukan selama 20 menit. 0,05% tersebut, diencerkan hingga
Pengocokan dilakukan sebanyak 3 didapat konsentrasi 0,004% dengan
kali sehari. menggunakan rumus sebagai
berikut:
V1.C1 = V2.C2 kedalam kuvet, ditambahkan larutan
DPPH ad 3 ml, dihomogenkan, dan
V1.0,05% = 100.0,004%
segera dibuat spektra sinar tampak
100 𝑥 0,004 0,4
V1 = =
0,05 0,05 (400-600 nm). Selanjutnya dicatat
V1 = 8 ml adsorbans yang terdapat pada kurva
Jadi, didapat 8 ml dari konsentrasi puncak.
0,05%, kemudian ditambahkan b. Pengukuran anti radikal bebas untuk
etanol hingga 100 ml untuk bahan uji dipipet 200𝜇𝑙 ekstrak
mendapatkan konsentrasi 0,004%. kedalam kuvet, ditambahkan larutan
b. Pembuatan Larutan BHT DPPH ad 3 ml, lalu segera dibuat
Ditimbang serbuk BHT 50 mg, lalu spektra sinar tampak. Selanjutnya,
masukkan kedalam labu takar 100 dicatat adsorbans pada menit ke-5
ml, tambahkan etanol sampai batas dan juga pada menit ke-60 setelah
sehingga didapatkan konsentrasi pereaksian.
0,05% tersebut. Dari konsentrasi c. Perhitungan kapasitas anti radikal
0,05% tersebut, diencerkan hingga bebas DPPH diukur dari peredaman
didapatkan konsentrasi 0,01%, warna ungu merah DPPH yaitu
dengan menggunakan rumus sebagai dengan puncak 517 nm (Amrun dan
berikut: Umayah, 2005).
V1.C1 = V2.C2 d. Perhitungan kapasitas anti radikal
V1.0,05% = 100.0,01% bebas sebagai % peredaman
100 𝑥 0,01 1
V1 = = adsorban pada puncak 517 nm
0,05 0,05

V1 = 20 ml menggunakan perhitungan sebagai

Jadi, didapat 20 ml dari konsentrasi berikut:

0,05%, kemudian ditambahkan % Peredaman DPPH =


𝑨𝒃𝒔 𝑫𝑷𝑷𝑯−𝑨𝒃𝒔 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍
etanol hingga 100 ml untuk 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑨𝒃𝒔 𝑫𝑷𝑷𝑯
mendapatkan konsentrasi 0,01%.
Nilai 0% berarti tidak mempunyai
3. Uji Aktivitas Antioksidan aktivitas anti radikal bebas,
Prosedur kerja uji aktivitas antioksidan sedangkan nilai 100%, berarti
adalah: peredaman total dan perlu
a. Disiapkan larutan DPPH 0,004%. dilanjutkan dengan pengenceran
Dipipet 200𝜇𝑙 pelarut (metanol) bahan uji. Untuk melihat batas
konsentrasi aktivitasnya. Sedangkan rendemen ekstrak kental
Selanjutnya dibuat kurva linear akar tanaman Kari yaitu 3,125%.
antara konsentrasi larutan uji dengan
% peredaman DPPH dan ditentukan
harga IC50 yakni konsentrasi larutan
uji yang memberikan peredaman
DPPH sebesar 50% (Amrun dan
Umayah, 2005). Harga IC50 2. Pengujian Aktivitas Antioksidan
umumnya untuk menyatakan Ekstrak Kulit Batang dan Akar
aktivitas antioksidan suatu bahan uji Tanaman Kari
dengan peredaman radikal bebas Penelitian ini bertujuan untuk
DPPH (Molyneux, 2004). mengetahui seberapa besar aktivitas
antioksidan pada ekstrak Kulit Batang
F. HASIL dan Akar Tanaman Kari dengan
1. Ekstraksi Kulit Batang dan Akar metode DPPH dan menetapkan nilai
Tanaman Kari IC50 pada masing-masing ekstrak.
Kulit Batang dan Akar Tanaman Kari
dimaserasi, hasil maserasi di destilasi a. Penentuan Panjang Gelombang
vakum untuk memperoleh ekstrak Maksimum Larutan DPPH 0,004%
kental. Dari hasil ekstraksi 200 gr dengan melihat dari panjang
sampel, diperoleh ekstrak kental Kulit gelombang 400-600 nm. Hasil
Batang tanaman Kari sebanyak 6,31 panjang gelombang maksimum
gram dan Akar tanaman Kari sebanyak dapat dilihat pada tabel 1.
6,25 gram. Rendemen ekstrak kental
kulit batang Kari yaitu 3,155%.
Tabel 1. Panjang Gelombang Maksimum DPPH 0,004%

Nm (𝝀) Absorbans Nm (𝝀) Absorbans


400 0,090 516 0,169
410 0,091 517 0,169
420 0,095 518 0,169
430 0,098 519 0,168
440 0,102 520 0,166
450 0,106 525 0,162
460 0,113 530 0,156
470 0,120 535 0,149
480 0,136 540 0,141
490 0,150 550 0,125
497 0,158 560 0,113
500 0,162 570 0,103
505 0,167 580 0,095
510 0,170 590 0,089
515 0,171 600 0,085

Pada tabel 1. Panjang Gelombang Maksimum pada DPPH 0,004% terjadi pada panjang
gelombang 515 nm dengan absorbans 0,171.
Grafik panjang gelombang maksimum DPPH 0,004% dapat dilihat pada grafik 1.

Grafik Absorbans Larutan DPPH


0.18
0.16
0.14
0.12
Absorbans

0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
400 420 440 460 480 497 505 515 517 519 530 540 560 580 600
Panjang Gelombang

Grafik 1. Panjang Gelombang Maksimum Larutan DPPH 0,004%


b. Pengukuran Aktivitas Antioksidan Kulit Batang dan Akar Tanaman Kari dengan
Metode DPPH

Hasil pengujian aktivitas antioksidan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan kontrol (+) larutan BHT 0,01%
A515 %
Larutan Rata-
Ekstrak T Pereda
Uji (%) (I) (II) (III) Rata
man
DPPH 0,172 0,171 0,171 0,171 -
0
BHT 0,159 0,157 0,159 0,158 7,60%
Kontrol 5 DPPH 0,171 0,172 0,173 0,172 -
(+) BHT 0,145 0,143 0,144 0,144 15,78%
DPPH 0,171 0,172 0,171 0,171 -
60
BHT 0,132 0,132 0,134 0,132 22,89%

Tabel 3. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Kulit Batang dan Akar Tanaman Kari.

Larutan A515 Rata- %


T
Ekstrak Uji (%) Rata Peredaman
(I) (II) (III)
DPPH 0,172 0,171 0,171 0,171 -
0,04% 0,134 0,121 0,109 0,121 29,23%
0 0,02% 0,160 0,150 0,146 0,152 11,11%
0,01% 0,162 0,160 0,163 0,161 5,84%
0,008% 0,161 0,168 0,164 0,164 4,09%
DPPH 0,171 0,172 0,173 0,172 -
Kulit 0,04% 0,078 0,076 0,071 0,075 56,39%
Batang 5 0,02% 0,119 0,123 0,116 0,119 30,81%
Kari 0,01% 0,133 0,139 0,148 0,140 18,60%
0.008% 0,145 0,145 0,142 0,144 16,27%
DPPH 0,171 0,172 0,171 0,171 -
0,04% 0,063 0,064 0,064 0,063 63,15%
60 0,02% 0,098 0,108 0,101 0,102 40,35%
0,01% 0,125 0,127 0,130 0,127 25,73%
0,008% 0,122 0,132 0,130 0,128 25,14%
DPPH 0,172 0,171 0,171 0,171 -
0,04% 0,136 0,132 0,134 0,134 21,63%
0 0,02% 0,166 0,162 0,147 0,158 7,60%
Akar
0,01% 0,168 0,168 0,168 0,168 1,75%
Kari
0,008% 0,170 0,169 0,170 0,169 1,16%
DPPH 0,171 0,172 0,173 0,172 -
5
0,04% 0,064 0,090 0,089 0,081 52,90%
0,02% 0,123 0,122 0,094 0,113 34,30%
0,01% 0,134 0,137 0,131 0,134 22,09%
0.008% 0,145 0,141 0,151 0,145 15,69%
DPPH 0,171 0,172 0,171 0,171 -
0,04% 0,051 0,075 0,068 0,064 62,57%
60 0,02% 0,064 0,103 0,091 0,086 49,70%
0,01% 0,115 0,116 0,112 0,114 33,33%
0,008% 0,128 0,131 0,129 0,129 12,93%

Hasil pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH dapat juga dilihat pada
grafik dibawah ini:

70
60

50
% Peredaman

40
Menit ke-0
30
Menit ke-5
20
Menit ke-60
10

0
0.008 0.01 0.02 0.04
Konsentrasi

Grafik 2. % Peredaman Ekstak Metanol Kulit Batang Kari pada Menit ke-0, ke-5, dan
ke-60
70

60

50
% Peredaman

40
Menit ke-0
30
Menit ke-5
20 Menit ke-60

10

0
0,008 0.01 0.02 0,04
Konsentrasi

Grafik 3. % Peredaman Ekstrak Metanol Akar Tanaman Kari pada Menit ke-0, ke-5, dan
ke-60.

Dari tabel diatas, untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara konsentrasi
ekstrak dan aktivitas peredaman radikal bebas DPPH maka data tersebut dianalisis dengan
menggunakan regresi linier melalui program SPSS 16,0 dengan taraf kepercayaan 95%.
Selanjutnya ditentukan juga nilai IC50 yang dihitung berdasarkan persamaan regresi linear
yang didapatkan dengan memplot konsentrasi larutan uji dengan % peredaman DPPH.
Adapun nilai IC50 dari masing-masing ekstrak pada menit ke-0, ke-5, dan ke-60 dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4. Nilai IC50 dari Ekstrak Metanol Kulit Batang dan Akar Tanaman Kari
Ekstrak Waktu Persamaan Grafik IC50 R
Kulit Batang 0 Y = 781,112x – 2,664 0,067 0,994
Tanaman 5 Y = 533,416x + 11,492 0,072 1,000
Kari 60 Y = 584,166x + 19,015 0,053 0,993
Akar 0 Y = 648,911x – 4,619 0,084 0,998
Tanaman 5 Y = 634,313x + 11,658 0,060 0,982
Kari 60 Y = 1324,207x + 13,560 0,027 0,889
G. PEMBAHASAN tersebut memiliki kandungan bioaktif
Pada penelitian ini menggunakan kulit yang memiliki aktivitas antioksidan,
batang dan akar tanaman Kari (Murraya antimikroba, obat cacing, analgesic, anti-
koenigii L.). Penelitian ini dilakukan inflamasi, anti-diare, hepatoprotektif, dan
untuk mengetahui seberapa besar aktivitas aktivitas antitumor (Gahlawat et al.,
antioksidan yang terdapat pada dua bagian 2014).
tanaman Kari tersebut dengan Metode ekstraksi yang digunakan
menggunakan DPPH (2,2-Diphenyh-1- untuk kedua sampel adalah maserasi,
picrylhydrazil). karena cara ini merupakan metode yang
Pengujian aktivitas antioksidan mudah dilakukan dan menggunakan alat
menggunakan metode DPPH merupakan yang sederhana, cukup dengan merendam
metode yang sederhana, cepat, dan mudah sampel dalam pelarut. Pelarut yang
untuk skrinning aktivitas penangkap digunakan adalah metanol, karena pelarut
radikal beberapa senyawa, selain itu ini dapat melarutkan hamper semua
metode ini terbukti akurat dan praktis senyawa organic yang terdapat dalam
(Prakash et al., 2001). DPPH adalah sampel, baik yang polar maupun non
radikal stabil yang akan menghasilkan polar. Metanol mudah menguap sehingga
warna ungu jika bereaksi dengan radikal mudah dibebaskan dari ekstrak dan
lainnya. Ketika DPPH bereaksi dengan zat metanol cenderung lebih
yang dapat mendonorkan atom hidrogen, murah.dibandingkan dengan pelarut
maka akan menimbulkan penurunan organik yang lain. Semua hasil maserasi
bentuk dengan kehilangan warna ungu masing-masing sampel diuapkan pada
(menjadi warna kuning pucat, sisa dari suhu dan tekanan rendah dengan destilasi
kelompok pycril yang masih ada) vakum sehingga diperoleh ekstrak kental.
(Molyneux, 2004). Zat pereduksi atau Sebelum dilakukan pengujian aktivitas
senyawa ini mampu menyebabkan antioksidan, terlebih dahulu dikur
hilangnya warna pada panjang gelombang absorbans maksimum larutan DPPH
515 nm dan hilangnya resonansi 0,004%. Dari Tabel 1, diketahui bahwa
paramagnetik elektron. Uji antioksidan pada panjang gelombang 515 nm, larutan
dengan DPPH lebih murah dan sederhana DPPH 0,004% menunjukkan absorbans
(Prioor et al. 2005). maksimum yaitu 0,171. Menurut Prior et
Kulit batang dan akar tanaman Kari al (2005), DPPH mampu menyebabkan
kaya akan alkaloid karbazol, Senyawa
hilangnya warna pada panjang gelombang dilihat pada tabel 2, diketahui bahwa %
515 nm. peredaman pada menit ke-0 adalah 7,60%,
Pada tabel 3 terlihat bahwa semakin pada menit ke-5 adalah 15,78%, dan pada
tinggi konsentrasi ekstrak, maka semakin menit ke-60 adalah 22,89%. Hal ini
rendah juga absorbans yang dihasilkan. menunjukkan bahwa waktu juga
Menurut Amrun dan Umayah (2005), mempengaruhi kenaikan % peredaman.
adanya penurunan absorbans Semakin panjang jangka waktu, maka
menunjukkan peningkatan kemampuan semakin tinggi aktivitas peredaman
peredaman radikal bebas DPPH, yang radikal bebasnya. Hal ini dikarenakan
artinya bahwa konsentrasi yang tinggi waktu yang lebih lama, memberi
juga menunjukkan aktivitas antioksidan kesempatan pada antioksidan untuk
yang tinggi. Berdasarkan tabel 3 menstabilkan elektron pada proses kimia
konsentrasi ekstrak mempengaruhi % (reaksi reduksi-oksidasi) yang terjadi.
peredaman radikal bebas DPPH. Semakin Pada tabel 4, dapat dilihat nilai IC50
tinggi konsentrasi ekstrak, maka semakin dari ekstrak methanol kulit batang dan
besar % peredaman radikal bebas DPPH. akar tanaman Kari (Murraya koenigii L.).
Akan tetapi, pada tabel 3 penamabahan Penentuan nilai IC50 bertujuan untuk
konsentrasi ekstrak menjadi dua kalinya, mengetahui berapa besar konsentrasi
tidak menyebabkan % peredaman radikal ekstrak yang dapat memberikan
bebas DPPH yang dihasiilkan bertambah peredaman DPPH sebesar 50%. Nilai IC50
menjadi dua kalinya juga. Hal ini dihitung berdasarkan persamaan regresi
disebabkan karena ketidakstabilan linear yang didapatkan dengan cara
antioksidan yang terdapat di dalam memplot konsentrasi larutan uji dengan %
ekstrak. Ketidakstabilan antioksidan peredaman DPPH.
tersebut dikarenakan antioksidan sangat Dari tabel 4, terlihat bahwa nilai IC50
mudah teroksidasi oleh lingkungan luar, dari ekstrak kulit batang tanaman Kari
sehingga aktivitas peredaman radikal pada menit ke-0 lebih kecil dari akar Kari.
bebas DPPH menurun. Selain itu, Sedangkan, pada menit ke-5 dan ke-60,
kuantitas (jumlah) antioksidan yang nilai IC50 lebih besar dari akar tanaman
terdapat pada kulit batang maupun akar Kari. Pada ekstrak kulit batang tanaman
tanaman Kari berbeda-beda. Kari nilai IC50 di menit ke-0, ke-5, dan ke-
Pengujian aktivitas antioksidan dengan 60 adalah 0,067, 0,072, dan 0,053.
kontrol (+) larutan BHT 0,01% dapat Sedangkan pada akar tanaman Kari pada
menit ke-0, ke-5, dan ke-60 adalah 0,084, b. - Persentase peredaman yang
0,060, dan 0,027. dihasilkan ekstrak kulit batang
Nilai IC50 kulit batang tanaman Kari tanaman Kari pada konsentrasi
pada menit ke-0 lebih kecil dari akar 0,04% di menit ke-0, ke-5, dan
tanaman Kari, dikarenakan pada menit ke- ke-60 adalah 29,23%, 56,39%,
0 reaksi peredaman yang dihasilkan belum dan 63,15%. Sedangkan pada
stabil. Menurut Molyneux (2004), nilai ekstrak metanol akar tanaman
IC50 digunakan untuk menyatakan Kari pada konsentrasi 0,04% di
aktivitas antioksidan suatu bahan uji menit ke-0, ke-5, dan ke-60
dengan metode DPPH. Semakin kecil nilai adalah 21,63%, 52,90%, dan
IC50 semakin besar aktivitas 62,5%.
antioksidannya. Ini artinya bahwa ekstrak - Persentase peredaman ekstrak
metanol akar tanaman Kari memiliki Kulit batang Kari pada
aktivitas antioksidan yang lebih besar konsentrasi 0,02% di menit ke-0,
dibandingkan dengan ekstrak metanol ke-5, dan ke-60 adalah 11,11%,
kulit batang Kari. 30,81%, dan 40,35%. Sedangkan
Jadi, dari uraian diatas dapat pada ekstrak akar tanaman Kari
disimpulkan bahwa kulit batang dan akar dengan konsentrasi 0,02% di
tanaman Kari (Murraya koenigii L.) menit ke-0, ke-5, dan ke-60
memiliki aktivitas antioksidan dalam adalah 7,6%, 34,30%, dan 49,7%.
meredam radikal bebas DPPH. - Persentase peredaman ekstrak
kulit batang Kari dengan
H. KESIMPULAN DAN SARAN konsentrasi 0,01% di menit ke-0,
1. Kesimpulan ke-5, dan ke-60 adalah 5,84%,
Berdasarkan hasil penelitian Uji 18,60% , dan 25,73%. Sedangkan
Aktivitas Antioksidan kulit batang dan pada ekstrak akar tanaman Kari
akar tanaman Kari (Murraya koenigii dengan konsentrasi 0,01% di
L,) secara Spektrofotometri dengan menit ke-0, ke-5, dan ke-60
DPPH dapat ditarik kesimpulan yaitu: adalah 1,75%, 22,09%, dan
a. Ekstrak Metanol Kulit Batang dan 33,33%.
Akar Tanaman Kari (Murraya - Dan pada ekstrak kulit batang
koenigii L.) mempunyai Kari dengan konsentrasi 0,008%
kemampuan meredam radikal bebas. di menit ke-0, ke-5, dan ke-60
adalah 4,09%, 16,27%, dan “A Review”. International Research
Journal of Biological Sciences. 2 (9): 80-
25,14%. Sedangkan pada ekstrak 83.

akar tanaman Kari dengan Molyneux, P., 2004. The Use of The Stable Free
Radical Diphenylpicrylhydrazil (DPPH)
konsentrasi 0,008% di menit ke- for Estimating Antioxidant Activity.
0, ke-5, dan ke-60 adalah 1,16%, Songklanakarin J. Sci. Technol. 26 (2):
211-219.
15,69%, dan 12,93%.
Paramawati, R., 2010. Dahsyatnya Buah Manggis
c. Persentase peredaman ekstrak kulit untuk Menumpas Penyakit. PT. Agro
Medica Pustaka. Jakarta Selatan,
batang Kari pada konsentrasi 0,04% Indonesia. Hal. 50.
di menit ke-60 adalah 63,15%. Prakash, A., Rigelhof, F., Miller, E., 2001.
Sedangkan ekstrak akar tanaman Antioxidant Activity. Medallion
Laboratories Analytical Progress.
Kari pada konsentrasi dan di menit Minnesota. 1-3.

yang sama adalah 62,57%. Prior, R.L., Wu, X., Schaich, K., 2005.
Standardized Methods for The
d. Dari nilai IC50 yang didapatkan, Determination of Antioxidant Capacity
and Phenolic in Foods and Dietary
menunjukkan bahwa Akar Tanaman Supplements. Journal of Agricultural and
Kari memiliki aktivitas antioksidan Food Chemistry. 53 (10): 4290-4302.

yang lebih besar dibandingkan Raupp, D.S., Rodrigues, E., Rockenbach, I.I.,
Carbonar, A., 2011. Effect of Processing
dengan ekstrak metanol Kulit on Antioxidant Potential and Total
Phenolic Content in Beet (beta vulgaris
Batang Kari. L.). Ciens Tecnol Altment. 31 (3): 688-
693.

2. Saran Sainny, S.C., dan Reddy, G.B.S., 2013. Murraya


koenigii. IOSR Journal of Pharmacy and
Dari hasil penelitian ini, disarankan Biological Sciences. 7 (6): 15-18.

untuk dilakukan pengujian aktivitas Umayah dan Amrun, 2007. Uji Aktvitas
Antioksidan Ekstrak Buah Naga
antioksidan dengan berbagai macam (Hylocereus undatus (Haw.) Britt. &
Rose). Jurnal ILMU DASAR. 8 (1): 83-
metode sehingga didapatkan hasil 90.
dengan ketepatan yang baik.
Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi
Farmasi Edisi V. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta, Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Winarsih, Heri., 2007. Antioksidan Alami dan
Radikal Bebas: “Potensi dan Aplikasinya
Gahlawat, D.K., Jakhar, S., Dahiya, P., 2014. dalam Kesehatan”. Kanisius. Yogyakarta,
Murraya koenigii (L.) Spreng: “ An Indonesia.
Ethnobotanical, Phytochemical and
Pharmacological Review”. Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry. 3
(3): 109-119.

Kumar, S.R., Loveleena, D., Godwin, S., 2013.


Medicinal Property of Murraya koenigii:

Anda mungkin juga menyukai